Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN

SOLUSINYA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
(Dosen Pengampu : Sutarto, M.Pd)

 
DI SUSUN OLEH:

1. Dhimas Ricky Santoso (2283207019)


2. Ivan Fadhila Maulana (2283207020)
3. Muhammad Ikhsan Ardiansyah (2283207021)

Program Studi Pendidikan Informatika


STKIP PGRI Pacitan
TahunAkademik 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Pengantar
Pendidikan yang berjudul “Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
turut serta memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pacitan, 25 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………I

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….II

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..…………III

BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
B.       RUMUSAN MASALAH..................................................................................................2
C.      TUJUAN PENULISAN...................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN.........................................................................................3
B.     SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA.........................................................................5
C.      MASALAH POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA...................................................6
D.      PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DI INDONESIA.................................11
E.       SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA................................................14
BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
A.    KESIMPULAN..................................................................................................................18
B.     SARAN.............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.


Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan
zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
 Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika dibandingkan
dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara ASEAN pun kualitas SDM bangsa
Indonesia masuk dalam peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di
Indonesia belum dapat berfungsi secara maksimal.
Hal ini disebabkan karena perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa
masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU
pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin
terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan
baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang masalah yang terjadi dalam dunia
pendidikan dalam bentuk makalah yang berjudul “Masalah Pendidikaan di Indonesia dan
Solusinya”

1
B.       RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari pendidikan?


2.      Bagaimana system pendidikan di Indonesia?
3.      Apa saja permasalah pokok pendidikan di Indonesia?
4.      Apa saja permasalah actual pendidikan di Indonesia?
5.      Bagaimana solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia?

C.      TUJUAN PENULISAN

1.      Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan


2.      Untuk mengetahui system pendidiakn di Indonesia
3.      Untuk mengetahui masalah pokok pendidikan di Indonesia
4.      Untuk mengetahui masalah actual pendidikan di Indonesia
5.      Untuk mengetahui solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai
taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi atau asal asul kata. Kata pendidikan
dalam bahasa Inggris disebut education yang berasal dari bahas latin yaitu 'educatum' yang
tersusun atas dua kata yaitu 'E' dan "Duco". Kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke
luar atau dari sedikit menjadi banyak, sementara 'Duco' berarti perkembangan atau sedang
berkembang. Hal ini secara etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau
bergerak dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses mengembangkan
kemampuan diri sendiri (inner abilities) dan kekuatan individu. Kata Education sering juga
dihubungkan dengan 'Educere' (Latin) yang berarti dorongan (propulsion) dari dalam keluar.1
Artinya untuk memberikan pendidikan melalui perubahan yang diusahakan melalui latihan
ataupun praktik. Oleh karena itu definisi pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan
terhadap seseorang untuk menjadi lebih baik.
Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003,
adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya
secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menjelaskan bahwa pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan
‘pe’ dan akhiran ’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka definisi
pendidikan menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap seseorang atau sekelompok
orang dalam usahanya mendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran.2

1
 "Definisi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan - Prodi PGSD." 6 Jun. 2018,
https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-lulusan/2-uncategorised/12-pendidikan. Diakses pada 28
Nov. 2022.
2
“Definisi Pendidikan Menurut UU No.20 th 20003-Disdikpora”6 Nov, 2014.
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-th-2003-
79. Diakses pada 28 Nov, 2022

3
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli

1.      Ki Hadjar Dewantara


Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun segala
kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat
mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2.      Plato
pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup (life-long) yang dimulai dari seseorang
lahir hingga kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga
negara yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar.
Plato pun menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan ilmu pengetahuan dan
kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting, membina tingkah laku dan sikap yang benar.
Pendidikan yang sejati (true education), akan memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk
manusia yang beradab dan memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan
mereka yang berada dalam perlindungannya.3
3.    Comenius
pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses dimana individu mengembangkan
kualitasnya  terhadap agama, ilmu pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu
mengklaim dirinya sebagai manusia.
4.      Martinus Jan Langeveld
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri
supaya dapat bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa
dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
5.      Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri
secara etis yang sesuai dengan hati nurani4

3
 "Pengertian Pendidikan - Teknologi Pendidikan - WordPress.com." 12 Mei. 2016,
https://cecepkustandi.wordpress.com/2016/05/12/pengertian-pendidikan/. Diakses pada 28 Nov. 2022.
4
"Pengertian Pendidikan menurut para pakar pendidikan - 9wiki.NET." http://9wiki.net/pengertian-
pendidikan/. Diakses pada 28 Nov. 2022

4
B.     SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Indonesia sekarang menganut sistem pendidikan nasional. Namun, sistem pendidikan nasional
masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ada beberapa sistem di Indonesia yang
telah dilaksanakan, di antaranya:

  Sistem Pendidikan Indonesia yang berorientasi pada nilai.


Sistem pendidikan ini telah diterapkan sejak sekolah dasar. Disini peserta didik diberi pengajaran
kejujuran, tenggang rasa, kedisiplinan, dsb. Nilai ini disampaikan melalui pelajaran Pkn, bahkan
nilai ini juga disampaikan di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

  Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka.


Menurut sistem pendidikan ini, peserta didik di tuntut untuk dapat bersaing dengan teman,
berfikir kreatif dan inovatif

  Sistem pendidikan beragam.


Di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, daerah, budaya, dll. Serta pendidikan Indonesia
yang terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.

  Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu.


Di dalam KBM, waktu di atur sedemikian rupa agar peserta didik tidak merasa terbebani dengan
materi pelajaran yang disampaikan karena waktunya terlalu singkat atau sebaliknya.

  Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.


Dalam sistem ini, bangsa Indonesia harus menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini.
Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia sering mengalami perubahan / pergantian dari waktu ke
waktu, hingga sekarang Indonesia menggunakan kurikulum K-135

5
 "SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA." 26 Apr. 2016,
https://agusnurhabib01.wordpress.com/2016/04/26/sistem-pendidikan-di-indonesia/. Diakses pada 28
Nov. 2022.

5
C.      MASALAH POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA

Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan social budaya
dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-
apa jika tidak singkron dengan pembanguan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan
sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem tersebut di mana sistem
pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahakn
intern sistem kondisi pendidikan itu menjadi sanggat kompleks, artinya suatu permasalahan
intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem
pendidikan itu sendiri.6
Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat di lepaskan dari kondisi
sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut
berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar sistem persekolahan yang berkaitan
dengan mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sanggat
kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan di tanah air
kita yaitu :
a.    Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
b.   Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.7
Dari kedua masalah pokok tersebut, maka permasalahan pokok yang pertama yaitu
mengenai masalah pemerataan pendidikan dan masalah pokok yang ke kedua menyangkut
masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan.

6
 "PENDIDIKAN UMUM - EDI SUDRAJAT."
https://mahasiswa.ung.ac.id/831413104/home/categories/2319/pendidikan-umum?page=5. Diakses pada
28 Nov. 2022.
7
"Permasalahan Pokok Pendidikan Dan Penanggulangannya - Belajar." 23 Mei. 2013,
http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/permasalahan-pokok-pendidikan-dan.html. Diakses pada 28
Nov. 2022.

6
Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat masalah pokok pendidikan yang dirasa
perlu untuk diprioritaskan penanggulangannya. Empat masalah pokok tersebut yaitu8:

1.      Masalah pemerataan pendidikan


Dalam rangka memajukan bangsa dan kebudayaan nasional serta melaksanakan fungsi
dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas demi pembangunan, maka perlu
ditekankan bahwa pendidikan di  Indonesia harus mampu menerapkan pelaksanaan pendidikan
yang merata. Adapun yang dimaksud pelaksanaan pendidikan yang merata adalah  pelaksanaan
program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh
warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan atau biasa disebut perluasan
kesempatan belajar. Pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting yaitu equality dan
equity. Equality atau persamaan mengandung arti persamaan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan, sedangkan equity bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan
yang sama diantara berbagai kelompok dalam masyarakat. Sehingga dalam hal ini masalah
pemerataan pendidikan dikatakan  timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak
usia sekolah yang tidak dapat mengenyam pendidikan atau dapat dikatakan tidak dapat
ditampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia.
Sejak awal perhatian terhadap pemerataan pendidikan telah mulai digancarkan secara
yuridis.  Bagi anak-anak usia sekolah, mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan
terutama SD merupakan hal yang sangat penting. Diharapkan mereka dapat memperoleh bekal
dasar seperti kemampuan membaca, menulis dan berhitung sehingga mampu mengikuti
perkembangan bangsa.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil. Hal ini
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Sehingga
menyebabkan kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau
daerah-daerah terpencil. 9Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang
8
"4 Masalah Pokok dalam Pendidikan Nasional." https://www.matrapendidikan.com/2014/07/masalah-
pokok-dalam-pendidikan-nasional.html. Diakses pada 28 Nov. 2022.
9
Pemerataan Pendidikan Sebagai Percikan Awal Kesuksesan ...." 13 Mei. 2022,
https://www.kompasiana.com/misbakhul0123/627df9598d947a27e97d6f62/pemerataan-pendidikan-

7
dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan.

2.      Masalah Mutu Pendidikan


Mutu diartikan sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Pendidikan yang
bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Dalam dunia pendidikan,
mutu pendidikan menjadi sorotan karena sangat berperan besar dalam menentukan kualitas
sumber daya manusia yang telah tercetak melalui pendidikan. Sejalan dengan proses pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga
dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan,
proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan
pendidikan.
Mutu pendidikan menjadi suatu permasalahan apabila hasil dari pendidikan tersebut
belum mampu mencapai taraf yang diharapkan yaitu menghasilkan keluaran berupa tenaga
profesional yang berguna bagi bangsanya.10 Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan
oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan system
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja. Penilaian dilakukan oleh
lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan system tes unjuk kerja.
Jika tujuan dari pendidikan nasional dijadikan sebagai kriteria kelulusan suatu mutu
pendidikan, maka keluaran dari suatu system pendidikan menjadikan pribadi yang bertaqwa,
mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang yang social dan bertanggung jawab, warga
Negara yang cinta pada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan social. Dengan demikian
keluaran tersebut diharapkan mampu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya dan juga lingkungan
Terkadang orang-orang melakukan penilaian salah terhadap mutu pendidikan. Banyak yang
berpendapat bahwa mutu pendidikan dapa dinilai melalui hasil akhir belajar siswa, misalkan saja
nilai UN (Ujian Nasional). Sesungguhnya mutu pendidikan yang baik hanya akan didapatkan
oleh seseorang setelah melalui proses belajar yang baik pula. Memahami dan mengikuti dengan
sebagai-percikan-awal-kesuksesan-belajar?page=2&page_images=1. Diakses pada 28 Nov. 2022.
10
"Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya." 21 Okt. 2020,
https://www.mandandi.com/2018/10/permasalahan-pokok-pendidikan-dan.html. Diakses pada 28 Nov.
2022.

8
baik proses belajar sehingga diharapkan dapat menunjukkan hasil belajar yang bermutu.
Meskipun hasil tes akhir terlihat memuaskan dari segi nilai, namun jika tidak mengikuti proses
dengan baik maka hal hasil tidak akan tercipta keluaran yang berumutu secara pribadi masing-
masing. Sehingga proses suatu pendidikan sangat menentukan mutu pendidikan.
Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan diusahan penanggulangannya di
Indonesia adalah masalah pemerataan mutu pendidikan teruama antara daerah perkotaan dan
daerah pedesaan. Pemerataan ini sangat penting adanya agar peningkatan mutu pendidikan
dirasakan oleh semua siswa di berbagai pelosok tanah air sehingga nantinya memberi dampak
posiif terhadap munculnya banyak keluaran yang professional di tanah air ini.

3.      Masalah Efesiensi Pendidikan


Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.11 Jika penggunaannya
hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti
rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a.    Bagaimana tenaga pendidikan difungsikan
b.    Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c.    Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d.   Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga12
Jika penggunaannya tepat sasaran maka dapat dikatakan efisiensinya tinggi. Namun jika
terjadi yang sebaliknya maka dikatakan pendidikan memiliki efisiensi rendah.
Jika dikaitkan dengan permasalahan nyata di masyarakat, maka masalah efisiensi
pendidikan yang pelu memperoleh sorotan yaitu prihal pengangkatan, penempatan dan
pengembangan tenaga.

11
 "Masalah Efisiensi Pendidikan - Pendidikan Demokrasi." 18 Des. 2016,
http://pendidikandemokrasibyfirdaus.blogspot.com/2016/12/masalah-efisiensi-pendidikan.html. Diakses
pada 28 Nov. 2022.
12
"Masalah efisiensi pendidikan - PELAJAR BELAJAR." 14 Des. 2016,
http://ajizulhakim2285160057.blogspot.com/2016/12/masalah-efisiensi-pendidikan.html. Diakses pada 28
Nov. 2022.

9
Pengangkatan yang dimaksud disini adalah pengangkatan tenaga kependidikan untuk
memenuhi kebutuhan dilapangan. Namun masalah yang terjadi dalam pengangkatan ini adalah
kesenjangan antara tenaga yang berlomba-lomba untuk mendapakan pengangkatan dengan quota
pengangkatan yang sangat terbatas. Kebutuhan lapangan tidak mampu menampung semua
tenaga kependidikan yang ada sehingga hal ini berarti keberadaan tenaga tersebut tidak dapat
segera difungsikan.
Begitu pula dengan masalah penempatan, di Indonesia masalah penempatan guru masih
saja terjadi dalam lingkungan pendidikan. Seringkali ditemukan bahwa seorang guru mengajar
suatu bidang studi yang tidak sesuai dengan lulusannya. Hal ini juga dikarenakan oleh masalah
jatah pengangkatan  yang kurang efisien sehingga ada sekolah dengan jumlah guru bidang studi
tertentu berlebihan namun kekurangan guru untuk suatu bidang studi. Sehingga kebberadaan
guru yang berlebihan akan dialokasikan oleh sekolah untuk mengajarkan bidang studi yang
gurunya kurang meskipun diluar kewenangan guru tersebut. Misalkan saja guru IPA harus
mengajarkan budi pekerti atau agama. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kurangnya efisiensi
dalam pemanfaatan atau memfungsikan tenaga kependidikan.
Jika ditinjau dari masalah pengembangan tenaga kependidikan maka kaitannya adalah
penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Sebagai salah satu
contohnya yaitu kesiapan tenaga kependidikan dalam menyambut kurikulum baru. Meskipun ada
suatu pembekalan namun para tenaga kependidikan seringkali beranggapan bahwa perubahan
kurikulum terlalu cepat dan tidak dibarengi oleh kesiapan dari tenaga pendidik. Kesiapan ini
kurang dikarenakan pengembangannya dilapangan juga sangat lambat yaitu berupa penggalakan
penyuluhan, latihan, lokakarya serta penyebaran buku panduan baru yang kurang cepat dalam
pelaksanaannya. Sehingga masih ada istilah keterlambatan. Keputusan untuk memberlakukan
kurikulum ini pun menjadi perbincangan pro dan kontra sehingga memerlukan waktu lama untuk
menyepakatinya. Sehingga hal ini dianggap bahwa proses pendidikan kurang efektif dan efisien.
Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana sering juga terjadi dalam dunia
pendidikan. Kurangnya perencanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana dapat menjadi satu
factor penyebabnya. Sebagai salah satu contoh yaitu adanya pengadaan sarana pembelajaran
tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan dan keterampilan dari pemakai.

4.      Masalah Relevasi Pendidikan

10
Sesuai dengan tujuan dari pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Oleh karena itu sistem pendidikan harus dapat menghasilkan luaran yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan. Jika hal itu tidak dapat teratasi maka telah mencakup masalah
relevansi pendidikan.
Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan
dengan keperluan pembangunan nasional. Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan
yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau
indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang
tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di
atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan
tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk
bekerja.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh
sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan
pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan
berdasarkan kebutuhan nyata dalam pembangunan nasional kedepannya yang telah terencana,
serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di
wilayah-wilayah lingkungan tertentu.
Luaran pendidikan dalam hal ini diharapkan dapat mengisi beraneka ragam sektor
pembangunan seperti produksi, sektor jasa dan lain-lain baik dari segi jumlah maupun dari segi
kualitas. Jika sistem pendidikan mampu memmenuhi segala tuntutan pembangunan nasional
tersebut maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.13

D.      PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DI INDONESIA

Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan


hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan yang pada saat ini kita hadapi perlu
ditanggulangi secepatnya.14 Permasalahan aktual pendidikan meliputi masalah-masalah keutuhan

"Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan - 123dok." https://123dok.com/article/jenis-jenis-


13

permasalahan-pokok-pendidikan.z3d5l59m. Diakses pada 28 Nov. 2022.

11
pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan
teknologi pendidikan.
Masalah aktual dibagi menjadi dua, yaitu mengenai konsep dan mengenai
pelaksanaannya. Misalnya, munculnya kurikulum baru merupakan masalah konsep. Maksudnya,
apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis dan secara psikologis ataukah tidak. Jika
tidak, timbulah masalah pelaksanaan atau masalah operasional.

Berikut masalah aktual pendidikan yang ada di Indonesia :

1.      Masalah keutuhan pencapaian sasaran


Pada Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional bab II
pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Kemudian dipertegas lagi di dalam GBHN butir 2a dan b tentang arah dan
tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud dengan manusia utuh adalah manusia yang sehat
jasmani dan rohani, manusia yang memiliki hubungan vertikal (dengan Tuhan), horizontal
(dengan lingkungan dan masyarakat), dan konsentris (dengan diri sendiri); yang berimbang
antara duniawi dan ukhrawi. Tetapi di dalam pelaksanaanya pendidikan afektif belum ditangani
semestinya. Kecenderungan mengarah kepada pengutamaan pengembangan aspek kognitif.
Untuk itu banyak hambatan yang perlu dihadapi untuk mencapai sasaran secara utuh. Adapun
hambatan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut:
 Beban kurikulum sudah terlalu sarat
 Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap menjadi bagian dari
kurikulum tersembunyi yang keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan
pengalaman guru.
 Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu, sehingga memerlukan ketekunan dan
kesabaran pendidik.
 Penilai hasil pendidikan afektif tidak mudah.

2.      Masalah Kurikulum


Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami Indonesia.
Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran dan pendidikan

14
 "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA - Catatan kampus." 26 Feb. 2017,
http://achiepa.blogspot.com/2017/02/masalah-pendidikan-di-indonesia.html. Diakses pada 28 Nov. 2022

12
Indonesia.15 Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya. Sumber
masalahnya ialah bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke
lapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat
untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka ingin lanjut).

Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum:


a.      Kurikulum pendidikan Indonesia terlalu kompleks
Jika dibandingkan dengan kurikulum pendidikan di negara maju, kurikulum yang
dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa akan
terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Sehingga siswa harus berusaha keras
untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Kedua hal tersebut akan
mengakibatkan ketidakpahaman siswa terhadap keseluruhan materi yang diajarkan.
Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dengan hanya memahami sepintas
tentang materi tersebut. Selain berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat dampaknya.
Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru
akan terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai
dengan peran guru.
b.      Seringnya berganti nama
Kurikulum pendidikan di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun,
perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep
kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum pendidikan
Indonesia
Pengubahan nama kurikulum pendidikan tentulah memerlukan dana yang cukup
banyak. Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, alangkah baiknya jika dana tersebut
digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi untuk kemajuan pendidikan.

c.       Kurangnya sumber prinsip pengembangan

15
 "Permasalahan Pengembangan Kurikulum di Sekolah."
https://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/permasalahan-pengembangan-kurikulum-di-sekolah.html.
Diakses pada 28 Nov. 2022.

13
Pengembangan kurikulum pendidikan tentu saja berdasarkan sumber prinsip, untuk
menunjukan dari mana asal mula lahirnya suatu prinsip pengembangan kurikulum. Sumber
prinsip pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah data empiris (pengalaman yang
terdokumentasi dan terbukti efektif), data eksperimen (temuan hasil penelitian), cerita/legenda
yang hidup di masayaraksat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense).
Namun dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas.
Terdapat banyak data yang bukan diperoleh dari hasil penelitian juga terbukti efektif untuk
memecahkan masalah-masalah yang komploks, diantaranya adat kebiasaan yang hidup di
masyarakat (folklore of curiculum). Ada juga hasil pemikiran umum atau akal sehat (common
sense).

3.      Masalah Peranan Guru


Sejalan dengan pengembangan IPTEK yang pesat dan realisasinya dipandu oleh
kurikulum yang selalu disempurnakan, maka guru sebagai suatu komponen sistem pendidikan
juga harus berubah. Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin seorang diri melayaninya.
Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu oleh sejumlah petugas lainnya seperti
konselor (guru BP), pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
Seorang guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer),
menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
(koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (komunikator),
menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitator), dan memberikan
dorongan belajar (stimulator).

4.      Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun


UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk
mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan Pasal 13 menyatakan
tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal 2
menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun, terdiri atas program
pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, Pasal 3 memuat tujuan
pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota
umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

14
Ketetapan-ketetapan tersebut merupakan realisasi GBHN 1993 tentang arah pendidikan
nasional butir 26 antara lain mengatakan perlunya peningkatan kualitas serta pemerataan
pendidikan, terutama peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan dassar yaitu 9 tahun, kita sudah
mengalami langkah maju dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya yang menetapkan wajib
belajar hanya 6 tahun. Secara konseptual dan acuan yang diberikan oleh ketetapan-ketetapan
resmi tersebut sudah sejalan dengan kebutuhan pembangunan.
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, antara lain :
      Realisasi pendidikan dasar yang diatur dengan PP No. 28 Tahun 1989 masih harus dicarikan
titik temunya dengan PP No. 65 Tahun 1951 yang mengatur sekolah dasar sebagai bagian
dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum dicabut.
      Kurikulum yang belum siap
      Pada masa transisi para pelaksana pendidikan dilapangan perlu disiapkan melalui bimbingan-
bimbingan, penyuluhan, penataran, dan lain-lain16.

E.       SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

1.      Solusi Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia


a.      Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan Indonesia adalah
dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh pemerintah untuk memperbaiki
sarana dan prasana sekolah yang ada di daerah, membiayai guru yang berkualitas, membangun
atau menciptakan sumber daya manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh
golongan masyarakat dapat menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat
membantu kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia.
Demi mewujudkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi
pembangunan, maka pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan
pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu cara
konvensional dan cara inovatif.

16
"Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun - Pendidikan Demokrasi." 18 Des. 2016,
http://pendidikandemokrasibyfirdaus.blogspot.com/2016/12/masalah-pendidikan-dasar-9-tahun.html.
Diakses pada 28 Nov. 2022.

15
Cara konvensional antara lain:
a)  Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b)  Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)

Cara inovatif antara lain:


1.   Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts system
(Instructionar Management by parent, community and, teacher). sistem tersebut dirintis di solo
dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2.      SD kecil pada daerah terpencil.
3.      Sistem Guru Kunjung.
4.      SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School Approach),
5.      Kejar Paket A dan B.
6.      Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.

b.      Solusi Masalah Mutu Pendidikan


Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki
kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada
perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya
tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan
pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-
hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
  Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
  Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
  Penyempurnaaan kurikulum
  Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
  Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
  Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
  Kegiatan pengendalian mutu.

16
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika
pendidikan:
 Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga Negara yang butuh
pendidikan dapat ditampung daalm suatu satuan pendidikan.
 Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan, pemprosesan pendidikan dapat
mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
  Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan
tujuan yang ditulis dalam rancangan.
  Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendiidkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan pembangunan.

2.      Solusi Masalah Aktual Pendidikan di Indonesia


Menurut Tirta rahardja pada (2010:249) beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk
menanggulangi masalah-masalah actual pendidikan, antara lain sebagai berikut:
a.     Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya
secara incidental, pendekatan keterempilan proses yang sudah disebarluaskan konsepnya
perlu ditinjaklanjuti dengan penyebaran buku penduannya kepada sekolah-sekolah. Dalam
hubungan ini pelaksanaan pendidikan kesenian perlu diperhatikan khusus sehingga tidak
menjadi pelajran yang dikesamingkan.
b.   Pelaksanaan KO dan ekstrakulikurel dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya
diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan, untuk itu perlu dikaitkan
dengan pemberian intensif bagi guru.
c.     Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar keperguruan tinggi dengan
yang akan terjun ke masyarakat, merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya tidak
semua siswa secara potensial mampu belajar diperguruan tinggi. Oleh karena itu perlu
disusun rancangan yang mantap untuk itu. Misalnya antara lain sekolah menengah kejuruan
tingkat atas diperbanyak dengan berbagai jenisnya. Disegi lain pendirian perguruan tinggi
swasta dibatasi dan akreditasi terhadap PTS diperketat.
d.      Pendidikan tenaga kependidiakn (pejabat dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian khusus,
oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama lahirnya sumber
daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan. PKG (pusat kegiatan guru),MGBS

17
(musyawara guru bidang studi) dan MGMP ( musyawara guru mata pelajaran) perlu
ditumbuhkembangkan terus sebagai model pengembangan kemampuan guru (self sustaining
competencies). Pendayagunaan dumber belajar yang beraneka ragam perlu ditingkatkan,
upaya ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah, guru dan teknisi sumber belajar.
e.     Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan gerakan wajib
belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat untuk menemukan faktor
penunjang utamanya,faktor penghambatnya.

Kepada masyarakat luar perlu diberikan informasi yang sifatnya memperjalas dan persuasive
tentang makna dari pendidikan dasar. Realisasi dari pelaksanaan pendidikan dasar ini dilakukan
secara bertahap.

18
BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai
taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang
SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan,
keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak
mulia.
Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional, beberapa sistem
pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem Pendidikan yang
berorientasi pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem pendidikan beragam, Sistem
pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu, Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan
perubahan zaman.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia
yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat menikmati kesempatan
pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah
pokok pendidikan yang diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah
pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan dan masalah
relevansi pendidikan.
Beberapa contoh permasalahan aktual pendidikan di Indonesia yang berkaitan dengan
permasalahan pokok pendidikan dan dapat dibahas dalam makalah ini diantaranya meliputi
masalah keutuhan pencapaian sasaran, masalah kurikulum, masalah pendidikan dasar 9 tahun
dan masalah peranan guru.

19
B.     SARAN

    Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah semua pihak harus
bekerjasama dalam upaya penanggulangan permasalahan pokok pendidikan. Untuk
meminimalisir dampak negaif yang disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka harus
ada perencanaan yang baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan kualitas pendidik
dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Serta penyediaan sarana dan prasarana yang lebih
efektif dan efisien
    Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan memahami
berbagai macam permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga dapat
merumuskannya serta mencari alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon
Pendidik yang peka terhadap berbagai permasalahan pendidikan

20
DAFTAR PUSTAKA

Liem, Jay. Pengertian Pendidikan Menurut Para Pakar Pendidikan. Diambil dari:

http://9wiki.net/pengertian-pendidikan/

Anonym. 2015. Pengertian Pendidikan: Pendapat Ahli tentang Pendidikan. Diambil dari:

http://www.apapengertianahli.com/2015/01/pengertian-pendidikan-pendapat-ahli-
pendidikan.html

Akram, gio.2013.Permasalahan Pokok Pendidikan Dan Penanggulangannya. Diambil dari :

http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/permasalahan-pokok-pendidikan-dan.html

Dewa, Apriantika. 2014. Makalah Pengantar Pendidikan Permasalahan Pendidikan. Diambil


dari :

http://suksesseluruhtest.blogspot.com/2014/07/makalah-pengantar-pendidikan.html

Filandu Pandu K. 2013. Sistem Pendidikan dan Problematika Pendidikan di Indonesia. Diambil
dari:

http://sistempendidikannegarakita.blogspot.com/

Abraham. 2012. Problematika Pendidikan Di Indonesia. Diambil dari:

https://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-indonesia/

Heryana Embrienk Yayan.2011. Permasalahan Actual Pendidikan dan Penanggulangannya di


Indonesia. Diambil dari:

https://www.scribd.com/doc/47441887/Permasalahan-Aktual-Pendidikan-Dan-
Penanggulangannya-Di-Indonesia

Sudrajat,Edi. 2015. Masalah Pokok Pendidikan dan Cara Menanggulanginya. Diambil dari:

http://edhay76.blogspot.com/2015/03/masalah-pokok-pendidikan-dan-cara.html

21

Anda mungkin juga menyukai