Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PERMASALAHAN PENDIDIKAN

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Bistari, M.Pd

Disusun oleh:

KELOMPOK 6:

Amanda : F1221231015
Tria Regita : F1221231025
Hildegardis Yuli : F1221231027
Yohanes Agiti : F1221231030
Yohanes Kevin : F1221231001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul
permasalahan pendidkan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan bapak Dr. Bistari, M.Pd. dalam Mata Kuliah Pengantar Pendidikan.
Selain itu, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasikan permasalah Pendidikan yang ada di Indonesia. Melalui
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan dapat
menginspirasikan kita dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan
Pendidikan yang ada di Indonesia sekarang.

Kami sadar betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari bantuan
banyak pihak, termasuk bapak Dr. Bistari, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Nilai dan Moral. Beliau telah membimbing kelompok 6 dari mulai
penggarapan sampai rampungnya makalah.

Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya
saran dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap
semoga makalah bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

Pontianak, 01 September 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................1(i)

KATA PENGANTAR..........................................................................................2(ii)

DAFTAR ISI......................................................................................................3(iii)

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A.Latar Belakang..............................................................................................4

B.Rumusan Masalah.........................................................................................5

C.Tujuan Penulisan...........................................................................................5

D.Manfaat Penulisan.........................................................................................5

E. Definisi Operasional.....................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN PERMASALAHAN.......................................................7

A.Permasalahan Pendidikan di Indonesia.........................................................7

B.Kualitas Pendidikan di Indonesia..................................................................9

C.Solusi Pendidikan di Indonesia...................................................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A.Kesimpulan.................................................................................................15

B.Saran............................................................................................................16

Daftar Pustaka........................................................................................................17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata kuliah Pengantar Pendidikan adalah aspek yang berhubungan
dengan dunia Pendidikan, dan diharapkan dapat memberikan pengantar
kepada para mahasiswa yang mempelajari mata kuliah pengantar
Pendidikan agar dapat memahami Pendidikan dan memberikan gambaran
umum tentang dunia Pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara” (UU No 20 tahun 2003
Pendidikan di indoneisa semakin hari makin rendah. Berdasarkan
Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di
Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan
untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara
berkembang, Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada
pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia. Dalam makalah ini
penulis akan mendiskripsikan mengenai permasalahan Pendidikan, kualitas
Pendidikan dan solusi Pendidikan. Dimana hal ini penting berkaitan dengan
keadaan Pendidikan di Indonesia saat ini.
Harapan kami melalui penulisan makalah ini daiharapkan dapat
memberikan inspirasi kepada pembaca dalam mengembangkan kualitas
Pendidikan di indonesia dan dapan memberikan dampak positif dalam
mengatasi permasalahan Pendidikan di Indonesia saat ini
Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam
mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya. penulis tertarik
untuk menganalisis dan membuat kajian lebih dalam tentang permasalahan
Pendidikan di Indonesia saat ini

1
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat dilihat begitu kompleksnya
permasalahan dalam pendidikan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu
Penulis membagi beberapa kajian dalam penulisan makalah dengan:
1. Bagaimana deskripsi tentang Permasalahan Pendidikan di Indonesia
2. Bagaimana deskripsi tentang Kualitas pendidikan di Indonesia,
3. Bagaimana deskripsi tentang Solusi Pendidikan di Indonesia.

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan paparan pada rumusan masalah, maka tujuan penulisan
dapat di rincikan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan tentang permasalahan Pendidikan di Indonesia
2. Untuk mendeskripsikan tentang kualitas Pendidikan di Indonesia
3. Untuk mendeskripsikan tentang solusi Pendidikan di Indonesia

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan paparan pada tujuan penulisan, maka manfaat penulisan
dapat di rincikan sebagai berikut:
1. Manfaat dari makalah ini untuk prodi yaitu untuk mengembangkan
kualitas calon pendidik dan diharapkan memperbaiki permasalahan
Pendidikan di Indonesia yaitu lewat calon pendidik.
2. Untuk mahasiswa, Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan
manfaat berupa penambahan pengetahuan serta wawasan penulis
kepada pembaca tentang keadaan pendidikan sekarang ini sehingga kita
dapat mencari solusinya secara bersama agar pendidikan di masa yang
akan dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang
diberikan.

2
E. Definisi Operasional
Agar pemahaman tentang istilah yang digunakan dalam penulisan ini,
memiliki pengertian yang sesuai, maka penulis merincikan beberapa istilah
tulisan.
1. Permasalahan pendidikan di Indonesia adalah segalam macam bentuk
masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di Indonesia.
Adapun masalah yang rumit yang terdapat dalam dunia pendidikan
formal seperti pemerataan pendidikan, mutu dan relevansi pendidikan,
dan efisisensi pendidikan.
2. Kualitas Pendidikan sendiri merupakan suatu keadaan, kondisi,
penampilan, atau kinerja yang ditunjukkan oleh setiap komponen
satuan pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
mengadakan interaksi dengan lingkungannya, dan memuaskan peserta
didik/pengguna/masyarakat.
3. Soslusi permasalahan Pendidikan adalah segala hal-hal dan upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah Pendidikan
agar kualitas Pendidikan di Indonesia dapat berkembang seperti negara-
negara maju didunia

BAB II
PEMBAHASAN PERMASALAHAN

A. Permasalahan Pendidikan di Indonesia


Indonesia adalah negara kepulauan berbentuk Republik dengan jumlah
Penduduk mencapai 275,36 juta jiwa. Saat ini pendidikan di indonesia di
atur dalam UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga jalur utama, yaitu Formal,Non
formal, dan Informal.

3
Dalam suatu sistem tentunya akan selalu saja ada kelebihan serta
kekurangan, tetapi kinerja pada sistem akan menghasilkan kualitasnya
seperti apa, jika dijalankan dengan baik tentunya akan banyak sekali hal
positif dan hasil yang baik.
Pendidikan di Indonesia masih belum bisa dikatakan maksimal dalam
hal perancangan sistemnya, pasalnya masih banyak masalah yang terjadi
pada Sistem Pendidikan di Indonesia. Hal tersebut di akibatkan beberapa
Faktor yang menunjang baik buruknya kualitas Pendidikan di Indonesia,
karena Faktor tersebut masih belum bisa berjalan maksimal maka
pendidikan di Indonesia masih terbilang salam kualitas rendah.
Bagi orang-orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan
menyadari bahwa dunia pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami
“sakit”. Dunia pendidikan yang “sakit” ini disebabkan karena pendidikan
yang seharusnya membuat manusia menjadi manusia, tetapi dalam
kenyataannya seringkali tidak begitu. Seringkali pendidikan tidak
memanusiakan manusia. Kepribadian manusia cenderung direduksi oleh
sistem pendidikan yang ada.
Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia,
menghasilkan “manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikan
yang diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang.
Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan, kurang seimbang antara
belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif).
Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah
disintegrasi. Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika orang sedang
belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai
macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan, meragukan,
menyukai, semangat dan sebagainya. Hal yang sering disinyalir ialah
pendidikan seringkali dipraktekkan sebagai sederetan instruksi dari guru
kepada murid. Apalagi dengan istilah yang sekarang sering digembar-
gemborkan sebagai “pendidikan yang menciptakan manusia siap pakai. Dan
“siap pakai” di sini berarti menghasilkan tenaga-tenaga yang dibutuhkan
dalam pengembangan dan persaingan bidang industri dan teknologi.

4
Memperhatikan secara kritis hal tersebut, akan nampak bahwa dalam hal ini
manusia dipandang sama seperti bahan atau komponen pendukung industri.
Itu berarti, lembaga pendidikan diharapkan mampu menjadi lembaga
produksi sebagai penghasil bahan atau komponen dengan kualitas tertentu
yang dituntut pasar. Kenyataan ini nampaknya justru disambut dengan
antusias oleh banyak lembaga pendidikan.
Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke
bawah) atau kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh
pendidik dari Amerika Latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistem
pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta didik (murid)
dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi
mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi
pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang
diisi. Otak murid dipandang sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan
dari guru ditransfer kedalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan,
pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya menampung apa
saja yang disampaikan guru. Jadi hubungannya adalah guru sebagai subyek
dan murid sebagai obyek. Model pendidikan ini tidak membebaskan karena
sangat menindas para murid. Freire mengatakan bahwa dalam pendidikan
gaya bank pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh
mereka yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada mereka yang
dianggap tidak mempunyai pengetahuan apa-apa.
Yang ketiga, dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang
dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan
bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai objek (yang
adalah wujud dari dehumanisasi) merupakan fenomena yang justru bertolak
belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia tercerabut dari
akar-akar budayanya (seperti di dunia Timur/Asia). Bukankah kita telah
sama-sama melihat bagaimana kaum muda zaman ini begitu gandrung
dengan hal-hal yang berbau Barat? Oleh karena itu strategi pendidikan di
Indonesia harus terlebur dalam “strategi kebudayaan Asia”, sebab Asia kini
telah berkembang sebagai salah satu kawasan penentu yang strategis dalam

5
bidang ekonomi, sosial, budaya bahkan politik internasional. Bukan
bermaksud anti-Barat kalau hal ini penulis kemukakan. Melainkan justru
hendak mengajak kita semua untuk melihat kenyataan ini sebagai sebuah
tantangan bagi dunia pendidikan kita. Mampukah kita menjadikan lembaga
pendidikan sebagai sarana interaksi kultural untuk membentuk manusia
yang sadar akan tradisi dan kebudayaan serta keberadaan masyarakatnya
sekaligus juga mampu menerima dan menghargai keberadaan tradisi,
budaya dan situasi masyarakat lain? Dalam hal ini, makna pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara menjadi sangat relevan untuk direnungkan.

B. Kualitas Pendidikan di Indonesia


Kualitas pendidikan Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Hal itu
melihat dari pemeringkatan dari word population review 2021 yang
menempatkan negeri ini pada peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk
dalam pemeringkatan pendidikan dunia. Kita masih kalah ketimbang negara
serumpun Asia Tenggara, yaitu Singapura di posisi 21, Malaysia 38, dan
Thailand 46. Dari sisi regulasi dan pendanaan, Indonesia telah
mengalokasikan 20% dana APBN/APBD untuk sektor pendidikan. Angka
itu tentu sangat besar sesuai dengan amanah UU Sistem Pendidikan
Nasional.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di
Indonesia yaitu :
– Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen
Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang
berada di garis depan.Dalam hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait
sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.
– Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya.Dimana, masyarakat
merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan
yaitu sebagai objek dari pendidikan.
faktor-faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia
semakin terpuruk. Faktor-faktor tersebut yaitu :
1. Bahan belajar mengajar yang masih minim

6
Bahan ajar yang digunakan bagi para pengajar masih belum bisa
dikatakan optimal, karena masih belum merata pembagian bahan ajar ke
seluruh pelosok Negeri. Masih banyak pulau pulau tertinggal yang jauh dari
sentuhan Pemerintah, akibatnya banyak anak yang tidak dapat mengenyam
pendidikan yang layak.

2. Sarana dan prasana yang kurang memadai


Lagi lagi membahas mengenai negara kepulauan yang masyarakatnya
tersebar ke seluruh pelosok negeri, pembagian sarana dan prasana yang
tidak merata, lagi lagi sarana dan prasana yang layak hanya berpusat di kota
kota besar, beda sekali dengan pulau kecil atau dusun dusun tertinggal. Tak
usah jauh dengan peralatan teknologi yang tentu belum tersalurkan, area ajar
mengajar saja seperti bangunan sekolah, meja dan bangku masih banyak
yang jauh dari kata layak.

3. Profesionalitas Guru yang kurang


Kita semua mungkin pernah menjumpai beberapa Guru yang kurang
profesional dalam mengajar di masa-masa kita bersekolah, banyak Guru
yang kurang bertanggung jawab pada profesinya, ditambah banyak jam-jam
kosong ata Guru yang sengaja tidak masuk kelas, atau dengan Guru yang
mengajar membawa masalah kehidupannya ke sekolah sehingga kegiatan
ajar mengajar menjadi terganggu, sudah seharusnya hal itu tidak perlu
terjadi. Tetapi karena profesionalitas yang kurang, akhirnya peserta didik
hanya harus terima 'seadanya' dalam kegiatan pembelajaran.

4. Rendahnya Kesejahteraan Guru


Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat
rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah,
terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada
yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi
tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa
ponsel, dan sebagainya.

7
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan
dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan
kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan
mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji
pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau
tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya.
Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas
rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi
masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah
kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9
Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten
tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan
amanat UU Guru dan Dosen.

5. Rendahnya Prestasi Siswa


Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas
guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak
memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa
Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in
Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia
hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika
dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini
prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai
negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for
Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi
tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui
laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam
laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177
negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi
Indonesia berada jauh di bawahnya. Dalam skala internasional, menurut
Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional Association

8
for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan
bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat
terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong),
74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari
materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal
berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena
mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Selain itu, hasil studi The Third International Mathematic and Science
Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara
38 negara peserta, prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan
ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika. Dalam dunia pendidikan tinggi
menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvai di asia pasifik
ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati
peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75.

6. Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran menjadi salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, karena kurikulum ini dijadikan
sebagai acuan untuk mengajar. Dewasa ini banyak beredar di media sosial,
tentang seorang murid yang mengeluhkan kurikulum pembelajaran
Indonesia "ganti menteri,ganti kurikulum" singkatnya begitu. Ya, memang
kita tidak dapat menutup mata dan telinga pada hal tersebut, pasalnya
kurikulum yang di ganti-ganti tidak efektif bagi siswa, beberapa siswa
mungkin bisa mengikuti hal tersebut dengan baik, tetapi sebagian besar
mengeluhkan hal itu. Pasalnya baru saja kita mengerti kurikulum lama yang
di ganti, siswa harus mulai beradaptasi lagi dengan kurikulum yang baru.
Dan masih banyak lagi hal yang harus di perbaiki dalam sistem Kurikulum
Pendidikan di Indonesia.

7. Dana pemerintah
Tidak jarang kita mendengar anak yang putus sekolah karena
keterbatasan ekonomi, tak jarang pula kita mendengar bantuan dana

9
pemerintah yang salah penerimaanya. Maka inilah salahsatu yang akan
menjadi alasan kemunduran pendidikan di Indonesia, anak bangsa yang
seharusnya mengenyam pendidikan dengan kualitas terbaik harus
mengurungkan niatnya karena keterbatasan ekonomi. Selain itu juga,
terlahir dari habit para Petinggi yang merangkap menjadi pejabat dan
penjahat, yang tidak segan mengambil hak milik oranglain, atau dengan lain
disalah gunakan dengan cara korupsi, masih marak sekali oknum yang tidak
bertanggung jawab pada pendistribusian khusus untuk pendidikan terutama
dari sarana dan prasana sekolah. Terutama ialah anggaran yang diberikan
kepada setiap sekolah di Indonesia, yang nilainya masih kalah jauh dengan
negara lain untuk urusan pendidikan. Itulah yang menjadi sebab-sebab
kemunduran pendidikan di Indonesia, semoga kita sebagai penerus bangsa
kedepannya dapat merubah sistem yang kurang baik terutama pada masalah
pendidikan di Indonesia

C. Solusi Pendidikan di Indonesia


Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti Bahan belajar mengajar
yang masih minim, rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah
dijelaskan diatas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:
– Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui
sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan.
Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks
sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip
antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan
publik, termasuk pendanaan pendidikan.
– Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya
praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas
guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga

10
diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan
untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya,
diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran,
meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan
sebagainya.
UNICEF bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia berupaya
meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan berkualitas untuk anak
dan remaja yang paling terpinggirkan yang berusia 3-18 tahun, termasuk
anak dan remaja dengan disabilitas dan mereka yang berada dalam situasi
kemanusiaan.
Mengurangi tingginya jumlah anak yang tidak bersekolah (ATS) tetap
menjadi prioritas utama bagi Indonesia untuk mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan 4 yang inklusif dan berkeadilan pada tahun
2030.
Dukungan UNICEF berfokus pada pembuatan bukti, advokasi kebijakan
dan penguatan sistem untuk akses yang adil terhadap pendidikan,
peningkatan hasil pembelajaran, dan pengembangan keterampilan bagi
remaja.
dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di
Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan
generasi-generasi baru yang berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan
bermartabat.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata kuliah Pengantar Pendidikan adalah aspek yang berhubungan
dengan dunia Pendidikan, dan diharapkan dapat memberikan pengantar
kepada para mahasiswa yang mempelajari mata kuliah pengantar
Pendidikan agar dapat memahami Pendidikan dan memberikan gambaran
umum tentang dunia Pendidikan.
Pendidikan di indoneisa semakin hari makin rendah. Berdasarkan
Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di
Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan
untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara
berkembang, Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada
pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia.
Permasalahan pendidikan di Indonesia adalah segalam macam bentuk
masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di Indonesia.
Adapun masalah yang rumit yang terdapat dalam dunia pendidikan formal
seperti pemerataan pendidikan, mutu dan relevansi pendidikan, dan
efisisensi pendidikan.
Kualitas Pendidikan sendiri merupakan suatu keadaan, kondisi,
penampilan, atau kinerja yang ditunjukkan oleh setiap komponen satuan
pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mengadakan
interaksi dengan lingkungannya, dan memuaskan peserta
didik/pengguna/masyarakat.
Soslusi permasalahan Pendidikan adalah segala hal-hal dan upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah Pendidikan agar

12
kualitas Pendidikan di Indonesia dapat berkembang seperti negara-negara
maju didunia
Banyak sekali factor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia. Factor-faktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya
kualitas guru, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan,
rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya
relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan
kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah
mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di
Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga
manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap
untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap
zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan
mesyarakat untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia.

B. Saran
Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah
sebagai berikut
 Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis
kompetensi,serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
Dan teknologi, sertakebutuhan masyarakat pada saat ini.
 Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu
pendidikan. Halini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru
dalam pelaksanaan pembelajaran
 Kami menyadari bahwasannya dalam pemnyusunan makalah ini jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritikan dan saran lah yang kami
nantikan

13
Daftar Pustaka

System and Application Management Open Knowledge: Log in to the site


System and Application Management Open Knowledge: Log in to the
site (2023). Available at: https://lms.syam-ok.unm.ac.id/enrol/index.php?
id=71#:~:text=Mata%20Kuliah%20Pengantar%20Pendidikan
%20adalah,gambaran%20umum%20tentang%20dunia%20pendidikan.
(diakses: 2 September 2023.18:27 di Pontianak).
Masalah Pendidikan di Indonesia (2022). Available at:
https://www.kompasiana.com/mayaamelia7019/630b0c4ee099ec177744e1
32/masalah-pendidikan-di-indonesia?page=1&page_images=1 (diakses:
2 September 2023.20:47 di Pontianak).
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia. (2008).( diakses 2 September
2023. Pukul 22:13 di Pontianak), dari
https://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-
indonesia/
"Masalah Pendidikan di Indonesia", (diakses 2 september 2023. Pukul 22:35 di
Pontianak)
https://www.kompasiana.com/mayaamelia7019/630b0c4ee099ec177744e132/
masalah-pendidikan-di-indonesia?page=all Kreator: Maya Amelia

14
Presentasi 1
No Nama NIM (24 Agustus ’22)
Klpk Individu
1. Amanda F1221231015
2. Tria Regita F1221231025
3. Hildegardis Yuli F1221231027
4. Yohanes Agiti F1221231030
5 Yohanes Kevin F1221231001

15
16
17
18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai