Kelompok 11
Disusun oleh :
1
KATAPENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Dialah yang telah
menganugerahkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dan Rahmat bagi seluruh
alam. Sholawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukan kita ke jalan yang benar.
Kami bersyukur mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dalam
Mata Kuliah isu-isu pendidikan dasar. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengampu kami Drs. Aceng Jaelani.M.Agdan teman-teman semua yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar untuk mengembangkan
kemampuan. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak agar bisa menjadi bekal dalam pembuatan makalah kami dikemudian hari dengan lebih
baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.
Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman.
Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya.
Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara ASEAN pun kualitas
SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena
pendidikan di Indonesia belum dapat berfungsi secara maksimal.
Hal ini disebabkan karena perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas
siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan
aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita
kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata
alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang masalah yang terjadi dalam dunia
pendidikan dalam bentuk makalah yang berjudul “Masalah Pendidikaan di Indonesia dan
Solusinya”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Bagaimana system pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja permasalah pokok pendidikan di Indonesia?
4. Apa saja permasalah actual pendidikan di Indonesia?
5. Bagaimana solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan
2. Untuk mengetahui system pendidiakn di Indonesia
3. Untuk mengetahui masalah pokok pendidikan di Indonesia
4. Untuk mengetahui masalah actual pendidikan di Indonesia
4
5. Untuk mengetahui solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai
taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi atau asal asul kata. Kata
pendidikan dalam bahasa Inggris disebut education yang berasal dari bahas latin yaitu
'educatum' yang tersusun atas dua kata yaitu 'E' dan "Duco". Kata E berarti sebuah
perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit menjadi banyak, sementara 'Duco' berarti
perkembangan atau sedang berkembang. Hal ini secara etimologi, pengertian pendidikan
adalah menjadi berkembang atau bergerak dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain,
pendidikan berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri (inner abilities) dan
kekuatan individu. Kata Education sering juga dihubungkan dengan 'Educere' (Latin) yang
berarti dorongan (propulsion) dari dalam keluar. Artinya untuk memberikan pendidikan
melalui perubahan yang diusahakan melalui latihan ataupun praktik. Oleh karena itu definisi
pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap seseorang untuk menjadi lebih
baik.
Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003,
adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya
secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam
bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar
Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat
imbuhan berupa awalan ‘pe’ dan akhiran ’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan
mendidik. Maka definisi pendidikan menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap
seseorang atau sekelokmpok orang dalam usahanya mendewasakan manusia lewat pelatihan
dan pengajaran.
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
1. Ki Hadjar Dewantara
5
Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun
segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Plato
pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup (life-long) yang dimulai dari
seseorang lahir hingga kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam
mewujudkan warga negara yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan
mematuhi yang benar. Plato pun menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan
ilmu pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting, membina tingkah laku
dan sikap yang benar. Pendidikan yang sejati (true education), akan memiliki kecenderung
terbesar dalam membentuk manusia yang beradab dan memanusiakan manusia dalam
hubungan mereka bermasyarakat dan mereka yang berada dalam perlindungannya.
3. Comenius
pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses dimana individu mengembangkan
kualitasnya terhadap agama, ilmu pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu
mengklaim dirinya sebagai manusia.
4. Martinus Jan Langeveld
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara
mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia
dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
5. Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri
secara etis yang sesuai dengan hati nurani
6
b. Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka.
Menurut sistem pendidikan ini, peserta didik di tuntut untuk dapat bersaing dengan teman,
berfikir kreatif dan inovatif
7
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan di tanah
air kita yaitu :
a. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Dari kedua masalah pokok tersebut, maka permasalahan pokok yang pertama yaitu
mengenai masalah pemerataan pendidikan dan masalah pokok yang ke kedua menyangkut
masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan.
Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat masalah pokok pendidikan yang
dirasa perlu untuk diprioritaskan penanggulangannya. Empat masalah pokok tersebut yaitu:
8
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Sehingga
menyebabkan kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak
menjangkau daerah-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk
Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan
sebagaimana yang diharapkan.
9
tidak mengikuti proses dengan baik maka hal hasil tidak akan tercipta keluaran yang
berumutu secara pribadi masing-masing. Sehingga proses suatu pendidikan sangat
menentukan mutu pendidikan.
Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan diusahan penanggulangannya di
Indonesia adalah masalah pemerataan mutu pendidikan teruama antara daerah perkotaan dan
daerah pedesaan. Pemerataan ini sangat penting adanya agar peningkatan mutu pendidikan
dirasakan oleh semua siswa di berbagai pelosok tanah air sehingga nantinya memberi dampak
posiif terhadap munculnya banyak keluaran yang professional di tanah air ini.
10
guru bidang studi tertentu berlebihan namun kekurangan guru untuk suatu bidang studi.
Sehingga kebberadaan guru yang berlebihan akan dialokasikan oleh sekolah untuk
mengajarkan bidang studi yang gurunya kurang meskipun diluar kewenangan guru tersebut.
Misalkan saja guru IPA harus mengajarkan budi pekerti atau agama. Hal ini tentu
menunjukkan bahwa kurangnya efisiensi dalam pemanfaatan atau memfungsikan tenaga
kependidikan.
Jika ditinjau dari masalah pengembangan tenaga kependidikan maka kaitannya adalah
penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Sebagai salah satu
contohnya yaitu kesiapan tenaga kependidikan dalam menyambut kurikulum baru. Meskipun
ada suatu pembekalan namun para tenaga kependidikan seringkali beranggapan bahwa
perubahan kurikulum terlalu cepat dan tidak dibarengi oleh kesiapan dari tenaga pendidik.
Kesiapan ini kurang dikarenakan pengembangannya dilapangan juga sangat lambat yaitu
berupa penggalakan penyuluhan, latihan, lokakarya serta penyebaran buku panduan baru
yang kurang cepat dalam pelaksanaannya. Sehingga masih ada istilah keterlambatan.
Keputusan untuk memberlakukan kurikulum ini pun menjadi perbincangan pro dan kontra
sehingga memerlukan waktu lama untuk menyepakatinya. Sehingga hal ini dianggap bahwa
proses pendidikan kurang efektif dan efisien.
Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana sering juga terjadi dalam
dunia pendidikan. Kurangnya perencanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana dapat
menjadi satu factor penyebabnya. Sebagai salah satu contoh yaitu adanya pengadaan sarana
pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan dan keterampilan dari
pemakai.
11
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang
tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan
di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan
pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan
tidak siap untuk bekerja.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh
sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan
pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan
berdasarkan kebutuhan nyata dalam pembangunan nasional kedepannya yang telah terencana,
serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan
di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.
Luaran pendidikan dalam hal ini diharapkan dapat mengisi beraneka ragam sektor
pembangunan seperti produksi, sektor jasa dan lain-lain baik dari segi jumlah maupun dari
segi kualitas. Jika sistem pendidikan mampu memmenuhi segala tuntutan pembangunan
nasional tersebut maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
12
horizontal (dengan lingkungan dan masyarakat), dan konsentris (dengan diri sendiri); yang
berimbang antara duniawi dan ukhrawi. Tetapi di dalam pelaksanaanya pendidikan afektif
belum ditangani semestinya. Kecenderungan mengarah kepada pengutamaan pengembangan
aspek kognitif. Untuk itu banyak hambatan yang perlu dihadapi untuk mencapai sasaran
secara utuh. Adapun hambatan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut:
a. Beban kurikulum sudah terlalu sarat
b. Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap menjadi
bagian dari kurikulum tersembunyi yang keterlaksanaannya sangat tergantung kepada
kemahiran dan pengalaman guru.
c. Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu, sehingga memerlukan
ketekunan dan kesabaran pendidik.
d. Penilai hasil pendidikan afektif tidak mudah.
2. Masalah Kurikulum
Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami Indonesia.
Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran dan pendidikan
Indonesia. Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya.
Sumber masalahnya ialah bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik untuk
terjun ke lapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar
yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka ingin lanjut).
Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum:
a. Kurikulum pendidikan Indonesia terlalu kompleks
Jika dibandingkan dengan kurikulum pendidikan di negara maju, kurikulum yang
dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa
akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Sehingga siswa harus
berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Kedua hal
tersebut akan mengakibatkan ketidakpahaman siswa terhadap keseluruhan materi yang
diajarkan.
Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dengan hanya memahami sepintas
tentang materi tersebut. Selain berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat dampaknya.
Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran.
Guru akan terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak
sesuai dengan peran guru.
13
b. Seringnya berganti nama
Kurikulum pendidikan di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun,
perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep
kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum pendidikan
Indonesia
Pengubahan nama kurikulum pendidikan tentulah memerlukan dana yang cukup
banyak. Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, alangkah baiknya jika dana tersebut
digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi untuk kemajuan pendidikan.
c. Kurangnya sumber prinsip pengembangan
Pengembangan kurikulum pendidikan tentu saja berdasarkan sumber prinsip, untuk
menunjukan dari mana asal mula lahirnya suatu prinsip pengembangan kurikulum. Sumber
prinsip pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah data empiris (pengalaman yang
terdokumentasi dan terbukti efektif), data eksperimen (temuan hasil penelitian),
cerita/legenda yang hidup di masayaraksat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common
sense).
Namun dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat
terbatas. Terdapat banyak data yang bukan diperoleh dari hasil penelitian juga terbukti efektif
untuk memecahkan masalah-masalah yang komploks, diantaranya adat kebiasaan yang hidup
di masyarakat (folklore of curiculum). Ada juga hasil pemikiran umum atau akal sehat
(common sense).
3. Masalah Peranan Guru
Sejalan dengan pengembangan IPTEK yang pesat dan realisasinya dipandu oleh
kurikulum yang selalu disempurnakan, maka guru sebagai suatu komponen sistem
pendidikan juga harus berubah. Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin seorang diri
melayaninya. Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu oleh sejumlah petugas
lainnya seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
Seorang guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer),
menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
(koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (komunikator),
menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitator), dan memberikan
dorongan belajar (stimulator).
14
UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk
mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan Pasal 13 menyatakan
tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar,
Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun, terdiri atas
program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, Pasal 3 memuat
tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan
anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
Ketetapan-ketetapan tersebut merupakan realisasi GBHN 1993 tentang arah
pendidikan nasional butir 26 antara lain mengatakan perlunya peningkatan kualitas serta
pemerataan pendidikan, terutama peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan dassar yaitu 9 tahun, kita
sudah mengalami langkah maju dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya yang
menetapkan wajib belajar hanya 6 tahun. Secara konseptual dan acuan yang diberikan oleh
ketetapan-ketetapan resmi tersebut sudah sejalan dengan kebutuhan pembangunan.
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, antara lain :
a. Realisasi pendidikan dasar yang diatur dengan PP No. 28 Tahun 1989 masih harus
dicarikan titik temunya dengan PP No. 65 Tahun 1951 yang mengatur sekolah dasar sebagai
bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum dicabut.
b. Kurikulum yang belum siap
c. Pada masa transisi para pelaksana pendidikan dilapangan perlu disiapkan melalui
bimbingan-bimbingan, penyuluhan, penataran, dan lain-lain.
15
mudahnya birokrasi sangat membantu kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok
negeri Indonesia.
Demi mewujudkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi
pembangunan, maka pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan
pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu cara
konvensional dan cara inovatif.
Cara konvensional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
Cara inovatif antara lain:
1. Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts system
(Instructionar Management by parent, community and, teacher). sistem tersebut dirintis di
solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2. SD kecil pada daerah terpencil.
3. Sistem Guru Kunjung.
4. SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School Approach),
5. Kejar Paket A dan B.
6. Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
16
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi
jika pendidikan:
a. Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga Negara yang
butuh pendidikan dapat ditampung daalm suatu satuan pendidikan.
b. Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan, pemprosesan pendidikan
dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
c. Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan sesuai dengan
rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
d. Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendiidkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
17
beraneka ragam perlu ditingkatkan, upaya ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah,
guru dan teknisi sumber belajar.
e. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan gerakan
wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat untuk
menemukan faktor penunjang utamanya,faktor penghambatnya.
Kepada masyarakat luar perlu diberikan informasi yang sifatnya memperjalas dan persuasive
tentang makna dari pendidikan dasar. Realisasi dari pelaksanaan pendidikan dasar ini
dilakukan secara bertahap.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai
taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang
SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik
dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian
serta akhlak mulia.
Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional, beberapa sistem
pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem Pendidikan yang
berorientasi pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem pendidikan beragam, Sistem
pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu, Sistem pendidikan yang disesuaikan
dengan perubahan zaman.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di
Indonesia yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat
menikmati kesempatan pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan
bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah pokok pendidikan yang diprioritaskan
penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu
pendidikan, masalah efisiensi pendidikan dan masalah relevansi pendidikan.
Beberapa contoh permasalahan aktual pendidikan di Indonesia yang berkaitan dengan
permasalahan pokok pendidikan dan dapat dibahas dalam makalah ini diantaranya meliputi
masalah keutuhan pencapaian sasaran, masalah kurikulum, masalah pendidikan dasar 9 tahun
dan masalah peranan guru.
B. SARAN
19
a. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah semua pihak
harus bekerjasama dalam upaya penanggulangan permasalahan pokok pendidikan. Untuk
meminimalisir dampak negaif yang disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka
harus ada perencanaan yang baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan kualitas
pendidik dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Serta penyediaan sarana dan
prasarana yang lebih efektif dan efisien
b. Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan memahami
berbagai macam permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga dapat
merumuskannya serta mencari alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus
Calon Pendidik yang peka terhadap berbagai permasalahan pendidikan
20
DAFTAR PUSTAKA
Liem, Jay. Pengertian Pendidikan Menurut Para Pakar Pendidikan. Diambil dari:
http://9wiki.net/pengertian-pendidikan/
Anonym. 2015. Pengertian Pendidikan: Pendapat Ahli tentang Pendidikan. Diambil dari:
http://www.apapengertianahli.com/2015/01/pengertian-pendidikan-pendapat-ahli-
pendidikan.html
Sudrajat,Edi. 2015. Masalah Pokok Pendidikan dan Cara Menanggulanginya. Diambil dari:
http://edhay76.blogspot.com/2015/03/masalah-pokok-pendidikan-dan-cara.html
21
22