Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya sehingga makalah berjudul “Masalah Pendidikan di sekolah dasar” ini dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan selalu kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta umat yang senantiasa mengikuti
dan melaksanakan ajarannya.

Makalah ini membahas tentang Pendidikan dan Solusinya. Selama pelaksanaan penyusunan
makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas
bantuan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Maka dari itu, dengan rendahan hati kami ucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:

1. Bapak Dosen Pengampu mata kuliah Seminar masalah ke Sd-an.

2. Rekan-rekan kelompok yang membantu menyelesaikan makalah ini.

“Tiada gading yang tak retak”, demikian kata pepatah. Oleh karena itu, tegur sapa yang bersifat
membangun sangat dinantikan demi perbaikan penyusunan makalah yang akan datang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca.

Tomohon

Fransiska T. Baranoy
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3

A. .......................................................................................................... 3

B. .......................................................................................................... 4

C. .......................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP....................................................................................... 17

A. Kesimpulan......................................................................................... 17

B. Saran................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap
langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman
selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara lain bahkan sesama anggota negara ASEAN pun kualitas SDM bangsa Indonesia
masuk dalam peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum
dapat berfungsi secara maksimal.

Hal ini disebabkan karena perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini
tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah,
pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau.
Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan
ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional,
propinsi, maupun kota dan kabupaten.

Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan
dalam bentuk makalah yang berjudul “Masalah Pendidikan di sekolah dasar ”

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pendidikan?

2. Apa saja permasalah pokok pendidikan di sekolah dasar?

3. Bagaimana solusi terhadap masalah pendidikan di sekolah dasar?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan

2. Untuk mengetahui masalah pokok pendidikan di sekolah dasar

3. Untuk mengetahui solusi terhadap masalah pendidikan di sekolah dasar


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi atau asal asul kata. Kata pendidikan dalam
bahasa Inggris disebut education yang berasal dari bahas latin yaitu 'educatum' yang tersusun
atas dua kata yaitu 'E' dan "Duco". Kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau
dari sedikit menjadi banyak, sementara 'Duco' berarti perkembangan atau sedang berkembang.
Hal ini secara etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau bergerak dari
dalam keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses mengembangkan kemampuan
diri sendiri (inner abilities) dan kekuatan individu. Kata Education sering juga dihubungkan
dengan 'Educere' (Latin) yang berarti dorongan (propulsion) dari dalam keluar. Artinya untuk
memberikan pendidikan melalui perubahan yang diusahakan melalui latihan ataupun praktik.
Oleh karena itu definisi pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap seseorang
untuk menjadi lebih baik.

Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya
memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa
pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan ‘pe’ dan akhiran ’an’
yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka definisi pendidikan menurut bahasa
yakni perubahan tata laku dan sikap seseorang atau sekelokmpok orang dalam usahanya
mendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran.

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli

1. Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun segala
kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat
mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

2. Plato

pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup (life-long) yang dimulai dari seseorang
lahir hingga kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga
negara yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar.
Plato pun menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan ilmu pengetahuan dan
kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting, membina tingkah laku dan sikap yang benar.
Pendidikan yang sejati (true education), akan memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk
manusia yang beradab dan memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan
mereka yang berada dalam perlindungannya.

3. Comenius

pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses dimana individu mengembangkan
kualitasnya terhadap agama, ilmu pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu
mengklaim dirinya sebagai manusia.

4. Martinus Jan Langeveld

Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri
supaya dapat bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa
dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.

5. Gunning dan Kohnstamm

Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri
secara etis yang sesuai dengan hati nurani

B. Masalah-masalah Pokok Pendidikan

Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan social budaya dan
masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa
jika tidak singkron dengan pembanguan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan
sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem tersebut di mana sistem
pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahakn
intern sistem kondisi pendidikan itu menjadi sanggat kompleks, artinya suatu permasalahan
intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem
pendidikan itu sendiri.

Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat di lepaskan dari kondisi sosial
budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal,
serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar sistem persekolahan yang berkaitan dengan
mutu hasil belajar tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sanggat


kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita
yaitu :

a. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan

b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.

Dari kedua masalah pokok tersebut, maka permasalahan pokok yang pertama yaitu mengenai
masalah pemerataan pendidikan dan masalah pokok yang ke kedua menyangkut masalah mutu,
efisiensi dan relevansi pendidikan.

C. Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan

Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat masalah pokok pendidikan yang dirasa perlu
untuk diprioritaskan penanggulangannya. Empat masalah pokok tersebut yaitu:

1. Masalah pemerataan pendidikan

Dalam rangka memajukan bangsa dan kebudayaan nasional serta melaksanakan fungsi dalam
mencetak sumber daya manusia yang berkualitas demi pembangunan, maka perlu ditekankan
bahwa pendidikan di Indonesia harus mampu menerapkan pelaksanaan pendidikan yang merata.
Adapun yang dimaksud pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program
pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara
Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar.
Pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting yaitu equality dan equity. Equality atau
persamaan mengandung arti persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan
equity bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama diantara
berbagai kelompok dalam masyarakat. Sehingga dalam hal ini masalah pemerataan pendidikan
dikatakan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak
dapat mengenyam pendidikan atau dapat dikatakan tidak dapat ditampung di dalam sistem atau
lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.

Sejak awal perhatian terhadap pemerataan pendidikan telah mulai digancarkan secara yuridis.
Bagi anak-anak usia sekolah, mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan terutama
SD merupakan hal yang sangat penting. Diharapkan mereka dapat memperoleh bekal dasar
seperti kemampuan membaca, menulis dan berhitung sehingga mampu mengikuti perkembangan
bangsa.

Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara


pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil. Hal ini
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Sehingga
menyebabkan kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau
daerah-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang
dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan.

2. Masalah Mutu Pendidikan

Mutu diartikan sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Pendidikan yang bermutu yaitu
pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Dalam dunia pendidikan, mutu pendidikan
menjadi sorotan karena sangat berperan besar dalam menentukan kualitas sumber daya manusia
yang telah tercetak melalui pendidikan. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan.
Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru,
sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.

Mutu pendidikan menjadi suatu permasalahan apabila hasil dari pendidikan tersebut belum
mampu mencapai taraf yang diharapkan yaitu menghasilkan keluaran berupa tenaga profesional
yang berguna bagi bangsanya. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga
penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan system sertifikasi. Selanjutnya
jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja. Penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai
konsumen tenaga dengan system tes unjuk kerja.

Jika tujuan dari pendidikan nasional dijadikan sebagai kriteria kelulusan suatu mutu pendidikan,
maka keluaran dari suatu system pendidikan menjadikan pribadi yang bertaqwa, mandiri dan
berkarya, anggota masyarakat yang yang social dan bertanggung jawab, warga Negara yang cinta
pada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan social. Dengan demikian keluaran tersebut
diharapkan mampu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya dan juga lingkungan

Terkadang orang-orang melakukan penilaian salah terhadap mutu pendidikan. Banyak yang
berpendapat bahwa mutu pendidikan dapa dinilai melalui hasil akhir belajar siswa, misalkan saja
nilai UN (Ujian Nasional). Sesungguhnya mutu pendidikan yang baik hanya akan didapatkan
oleh seseorang setelah melalui proses belajar yang baik pula. Memahami dan mengikuti dengan
baik proses belajar sehingga diharapkan dapat menunjukkan hasil belajar yang bermutu.
Meskipun hasil tes akhir terlihat memuaskan dari segi nilai, namun jika tidak mengikuti proses
dengan baik maka hal hasil tidak akan tercipta keluaran yang berumutu secara pribadi masing-
masing. Sehingga proses suatu pendidikan sangat menentukan mutu pendidikan.

Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan diusahan penanggulangannya di Indonesia
adalah masalah pemerataan mutu pendidikan teruama antara daerah perkotaan dan daerah
pedesaan. Pemerataan ini sangat penting adanya agar peningkatan mutu pendidikan dirasakan
oleh semua siswa di berbagai pelosok tanah air sehingga nantinya memberi dampak posiif
terhadap munculnya banyak keluaran yang professional di tanah air ini.

3. Masalah Efesiensi Pendidikan

Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan menggunakan


sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat
sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :

a. Bagaimana tenaga pendidikan difungsikan

b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan

c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan

d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga

Jika penggunaannya tepat sasaran maka dapat dikatakan efisiensinya tinggi. Namun jika terjadi
yang sebaliknya maka dikatakan pendidikan memiliki efisiensi rendah.

Jika dikaitkan dengan permasalahan nyata di masyarakat, maka masalah efisiensi pendidikan
yang pelu memperoleh sorotan yaitu prihal pengangkatan, penempatan dan pengembangan
tenaga.

Pengangkatan yang dimaksud disini adalah pengangkatan tenaga kependidikan untuk memenuhi
kebutuhan dilapangan. Namun masalah yang terjadi dalam pengangkatan ini adalah kesenjangan
antara tenaga yang berlomba-lomba untuk mendapakan pengangkatan dengan quota
pengangkatan yang sangat terbatas. Kebutuhan lapangan tidak mampu menampung semua
tenaga kependidikan yang ada sehingga hal ini berarti keberadaan tenaga tersebut tidak dapat
segera difungsikan.

Begitu pula dengan masalah penempatan, di Indonesia masalah penempatan guru masih saja
terjadi dalam lingkungan pendidikan. Seringkali ditemukan bahwa seorang guru mengajar suatu
bidang studi yang tidak sesuai dengan lulusannya. Hal ini juga dikarenakan oleh masalah jatah
pengangkatan yang kurang efisien sehingga ada sekolah dengan jumlah guru bidang studi
tertentu berlebihan namun kekurangan guru untuk suatu bidang studi. Sehingga kebberadaan
guru yang berlebihan akan dialokasikan oleh sekolah untuk mengajarkan bidang studi yang
gurunya kurang meskipun diluar kewenangan guru tersebut. Misalkan saja guru IPA harus
mengajarkan budi pekerti atau agama. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kurangnya efisiensi
dalam pemanfaatan atau memfungsikan tenaga kependidikan.

Jika ditinjau dari masalah pengembangan tenaga kependidikan maka kaitannya adalah
penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Sebagai salah satu
contohnya yaitu kesiapan tenaga kependidikan dalam menyambut kurikulum baru. Meskipun ada
suatu pembekalan namun para tenaga kependidikan seringkali beranggapan bahwa perubahan
kurikulum terlalu cepat dan tidak dibarengi oleh kesiapan dari tenaga pendidik. Kesiapan ini
kurang dikarenakan pengembangannya dilapangan juga sangat lambat yaitu berupa penggalakan
penyuluhan, latihan, lokakarya serta penyebaran buku panduan baru yang kurang cepat dalam
pelaksanaannya. Sehingga masih ada istilah keterlambatan. Keputusan untuk memberlakukan
kurikulum ini pun menjadi perbincangan pro dan kontra sehingga memerlukan waktu lama untuk
menyepakatinya. Sehingga hal ini dianggap bahwa proses pendidikan kurang efektif dan efisien.

Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana sering juga terjadi dalam dunia
pendidikan. Kurangnya perencanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana dapat menjadi satu
factor penyebabnya. Sebagai salah satu contoh yaitu adanya pengadaan sarana pembelajaran
tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan dan keterampilan dari pemakai.

4. Masalah Relevasi Pendidikan

Sesuai dengan tujuan dari pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Oleh karena itu sistem pendidikan harus dapat menghasilkan luaran yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan. Jika hal itu tidak dapat teratasi maka telah mencakup masalah
relevansi pendidikan.

Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan
keperluan pembangunan nasional. Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang
dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi
yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap
secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya.
Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu,
yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.

Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh sebab itu,
perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan
nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan
kebutuhan nyata dalam pembangunan nasional kedepannya yang telah terencana, serta
memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di
wilayah-wilayah lingkungan tertentu.

Luaran pendidikan dalam hal ini diharapkan dapat mengisi beraneka ragam sektor pembangunan
seperti produksi, sektor jasa dan lain-lain baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika
sistem pendidikan mampu memmenuhi segala tuntutan pembangunan nasional tersebut maka
relevansi pendidikan dianggap tinggi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau kemajuan yang lebih baik. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS
no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam
bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.

Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional,beberapa sistem pendidikan


Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem Pendidikan yang berorientasi
pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem pendidikan beragam, Sistem pendidikan yang
efisien dalam pengelolaan waktu, Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.

Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia yaitu
mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat menikmati kesempatan
pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah
pokok pendidikan yang diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah
pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan dan masalah
relevansi pendidikan.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah semua pihak harus
bekerjasama dalam upaya penanggulangan permasalahan pokok pendidikan. Untuk
meminimalisir dampak negaif yang disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka harus
ada perencanaan yang baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan kualitas pendidik dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan. Serta penyediaan sarana dan prasarana yang lebih efektif
dan efisien.

Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan memahami berbagai
macam permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga dapat merumuskannya serta
mencari alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon Pendidik yang peka
terhadap berbagai permasalahan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai