Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyakterimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 26 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Manusia Seutuhnya................................................................................3
B. Tujuan Untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya..........................................................................8
C. Pendidikan Seumur Hidup............................................................................................................9
D. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup............................................................................................11
E. Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup....................................................................14
F. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup Pada Program-Program pendidikan.............15
G. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup..................................................................................19
H. Pendidikan Seumur Hidup Dalam Berbagai Perspektif.......................................................22
I. Strategi Pendidikan Seumur Hidup...........................................................................................24
J. Arah Pendidikan Seumur Hidup................................................................................................25
BAB III.....................................................................................................................................................26
KESIMPULAN........................................................................................................................................26
PILIHLAH JAWABAN INI DENGAN BENAR DAN TEPAT!!........................................................27
KUNCI JAWABAN.................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................30

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan
demikian akan meninggikan manusia dan kehidupan manusia yang lain, manusia akan dianggap
berharga memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.

Menurut konsep lifelong education, pendidikan tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan, di dalam keluarga, suku bangsa,
melalui agama, mesjid, gereja,sekolah formal, organisasi-organisasi kerja, organisasi pemuda
dan organisasi masyarakat pada umumnya, membaca buku, mendengarkan radio, menonon
televisi, dan sebagainya.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir
sampai kita meninggal dunia. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat
benar adanya didalam kehidupan kita.

Pendidikan sangat memerlukan penanganan secara terarah dan terpadu di semua pihak
guna membangun manusia seutuhnya serta mencapai tujuan Pendidikan Nasional
Indonesia.Pendidikan harus selaluh diupayakan untuk meningkatkan kemampuan setiap individu.
Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah melalui lembaga pendidikan liuar
sekolah.Dimana dalam undung – undang pendidikan nomor 20 tahun 2003 Negara RI yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Nasional yang tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman.

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan suatu bangsa.
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Maka dari
itu perlu adanya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas demi mutu dan kualitas
pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan seperti pelatihan dan peningkatan kompetensi guru,
penambahan buku dan media pembelajaran, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan,
peningkatan kualitas manajemen sekolah dan serta pengubahan kurikulum pendidikan.

Tujuan dari pada hal tersebut adalah untuk membawa pengaruh positif terhadap dunia
pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan nilai mencakup keseluruhan aspek sebagai
1
pengajaran atau bimbingan peserta didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan

2
keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat. Pentingnya pendidikan nilai pada
jenjang pendidikan menengah sesuai dengan Undangundang Republik Indonesia No 20 Tahun
2003 Bab V Pasal 15 ayat 1: “Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan
meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya
dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
pendidikan tinggi”.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya,


yakni seluruh aspek pembawaan nya seoptimal mungkin.

2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia


bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Manusia Seutuhnya
Pendidikan adalah usaha, tindakan dan proses humanisasi manusia sejak lahir dengan
mewujudkanberbagai potensinya sehingga mampu menjadi dewasa secara rohani jasmani, fisik
dan psikis. Dalam Pasal 1 Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dijelaskan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara”. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk memanusiakan
manusia atau untuk membantu seseorang menemukan jati dirinya sebagai manusia. Menurut
John Dewey (1897: 77-80), pendidikan adalah sebuah proses kehidupan, dan bukan sekedar
persiapan untuk hidup di masa mendatang. Karena itu tujuan pendidikan adalah untuk membantu
pertumbuhan batin manusia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan
menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan. Lebih lanjut Dewey
menegaskan bahwa pendidikan mencakupi sisi psikologis dan sosiologis seorang manusia.

Driyarkara (2006: 269) berpendapat bahwa manusia adalah persona yang memiliki
kepribadian sebagai identitas diri yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia memiliki
dirinya sendiri atau bersemayam di dalam dirinya sendiri. Bagi manusia pendidikan seharusnya
merupakan sebuah proses penemuan dan pengembangan personanya. Dengan demikian
pendidikan berfungsi untuk membuat perubahan dalam diri manusia sendiri (eksistensial) dan
perubahan di dalam masyarakat dan budayanya.

Pendidikan manusia seutuhnya berkomitmen untuk mengembangkan keseluruhan diri


seseorang yang mencakupi aspek intelektual, spiritual, etika moral, fisik dan sebagainya.
Pendidikan membantu seseorang mengembangkan dirinya menjadi orang yang beriman,
berkarakter, bermoral dan memiliki ketrampilan sesuai tuntutan pasar kerja (Undang-undang
SISDIKNAS 2003). Karena itu pendidikan yang benar menuntut adanya proses pendidikan nilai,
pendidikan karakter dan pendidikan kompetensi. Pendidikan nilai meliputi tindakan mendidik

4
yang berlangsung mulai dengan penyadaran nilai sampai pada perwujudan prilaku yang bernilai
(UNESCO, 1994). Pendidikan karakter mencakupi tiga unsur penting, yaitu mengetahui
kebaikan (kowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan
(doing the good) (Lickonia, 1992: 12-22). Selanjutnya pendidikan kompetensi mengacu dan
mengarahkan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja dan masyarakat (Depdiknas, 2003: 8).

Sejalan dengan tuntutan revolusi industri 4.0, yang dicirikan dengan dissruptive
innovation, pendidikan selain mengembangkan literasi digital dan literasi data, sebaiknya
mengembangkan dan menumbuhkan ketrampilan kognitif (cognitive skill), ketrampilan
interpersonal (interpersonal skill), dan ketrampilan intrapersonal (intrapersonal skill).
Ketrampilan kognitif mencakupi kemampuan untuk memecahkan masalah, mengembangkan
kreativitas, dan berpikir kritis. Ketrampilan interpersonal terdiri dari ketrampilan berkomunikasi,
bekerja sama dalam tim, dan kepemimpinan. Selanjutnya ketrampilan intra-personal adalah
kemampuan untuk beradaptasi, mengambil inisiatif, disiplin, etis, dan tekun. Dengan ketiga
ketrampilan tersebut, peserta didik mampu menemukan dan menggambarkan identitas dirinya,
arah hidupnya, dan filosofi hidupnya sendiri. Dalam konteks kemajuan teknologi digital,
manusia tetap menjadi tuan dan bukan hamba teknologi.

Carl R. Rogers (1980) sebagai psikolog humanistik pernah mengemukakan ide tentang
pendidikan manusia seutuhnya (whole person learning) pada tahun 1980. Dalam karyanya
“Freedom to learn and Freedom to learn for the 80’s” dia menekankan pentingnya pendidikan
yang lebih manusiawi dan lebih personal. Menurutnya pendidikan personal mengandaikan
adanya proses aktualisasi diri seseorang. Setiap orang memiliki kemampuan belajar secara
alamiah. Karena itu guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif, memperjelas
tujuan belajar siswa, mendorong siswa, menyediakan berbagai sumber dan menanggapi
pertanyaan dan masalah siswa. Rogers mengutamakan pendidikan tanpa tekanan dan
mengutamakan inisiatif pribadi dan kesediaan untuk berubah.

Pendidikan manusia seutuhnya tidak sekadar sebuah proses transfer of knowledge tetapi
terutama merupakan proses pembentukan kesadaran diri seseorang. Pendidikan tersebut
menumbuhkan kesadaran manusia untuk mengenal, mengerti dan memahami realitas kehidupan
yang ada di sekitarnya. Menurut Paulo Freire (2007: xvii), ada tiga jenis kesadaran yang harus

5
dibangun dan dibentuk dalam pendidikan. Pertama, kesadaran magis (magic consciousness) yaitu
kesadaran yang tidak mampu melihat dan menganalisis keterkaitan faktor yang satu dengan
faktor yang lain. Kedua, kesadaran naif (naival consciousness) yaitu kesadaran yang tidak
mampu mempertanyakan sistem dan struktur yang ada tetapi sebaliknya menganalisis persoalan
masyarakat berdasarkan kelemahan masyarakat sendiri. Ketiga, kesadaran kritis (critical
conscioussness) yaitu kesadaran yang mampu mengkritisi sistem dan struktur (yang tidak adil)
serta tidak mengkambinghitamkan korban (blame the victims). Pendidikan demikian
menyadarkan seseorang akan lingkungan dan peristiwa dehumanisasi karena eksploitasi kelas,
dominasi gender, hegemoni budaya, politisasi, dan sebagainya.

Dalam era globalisasi sekarang ini, pendidikan bermutu dipandang sebagai kegiatan
pembekalan pada manusia untuk menyongsong perubahan dan perkembangan. Peradaban dunia
saat ini, secara keseluruhan berada dalam tatanan global yang ditopang oleh perkembangan
teknologi komonikasi, transformasi dan informasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi membawa pengaruh yang positif, karena dapat dengan mudah menyelesaikan berbagai
permasalahan, namun sekaligus juga membawa pengaruh yang negatif, karena dapat
menciptakan kesenjangan yang tajam dalam kehidupan masyarakat sampai pada pranata sosial.

Manusia Seutuhnya atau Manusia utuh berarti adalah sosok manusia yang tidak parsial,
fragmental. Apalagi split personality. Utuh artinya adalah lengkap, meliputi semua hal yang ada
pada diri manusia. Manusia menuntut terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, akal, fisik dan
psikisnya. Berdasarkan pikiran demikian dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini secara
mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:

1. Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang.


2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang
menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.

Selain hal tersebut, manusia juga memerlukan pemenuhan kebutuhan spiritual,


berkomunikasi atau berdialog dengan Dzat Yang Maha Kuasa. Lebih dari itu, manusia juga
memerlukan keindahan dan estetika. Manusia juga memerlukan penguasaan ketrampilan tertentu
agar mereka bisa berkarya, baik untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.
Semua kebutuhan itu harus dapat dipenuhi secara seimbang. Tidak boleh sebagian saja dipenuhi

6
dengan meninggalkan kebutuhan yang lain. Orang tidak cukup hanya sekedar cerdas dan
terampil, tetrapi dangkal spiritualitasnya. Begitu pula sebaliknya, tidak cukup seseorang
memiliki kedalaman spiritual, tetapi tidak memiliki kecerdasan dan ketrampilan. Tegasnya,
istilah manusia utuh adalah manusia yang dapat mengembangkan berbagai potensi posisitf yang
ada pada dirinya itu.

Jika pemahaman terhadap manusia seutuhnya seperti itu, maka pendidikan seharusnya
mengembangkan berbagai aspek itu. Pendidikan tidak tepat jika hanya mengembangkan satu
aspek, tetapi melupakan aspek-aspek lainnya. Pendidikan agama adalah sangat penting, tetapi
tidak boleh terlalu mengesampingkan intelektualitasnya. Sebaliknya juga tidak tepat pendidikan
hanya mengedepankan pengembangan kecerdasan dan ketrampilan, dengan mengabaikan
pengembangan spiritual.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia ditangani oleh dua kementerian, yaitu


kementerian pendidikan dan kebudayaan dan kementerian agama. Selain itu,masih ada
kementerian lain yang juga menyelenggarakan pendidikan, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.
Itulah sebabnya di negeri ini disebut telah terjadi dualisme penyelenggaraan pendidikan. Yaitu
terdapat sekolah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
madrasah serta pondok pesantren yang berada di bawah Kementerian Agama. Di sekolah umum,
sekalipun diajarkan agama.jumlah jam pelajaran yang disediakan tidak terlalu banyak. Demikian
pula sebaliknya, di pondok pesantren lebih mengutamakan pendidikan agama, dan dalam banyak
kasus tidak memberikan pengetahuan umum. Sedangkan di madrasah selama ini sudah dilakukan
perbaikan kurikulum dengan memberikan pengetahuan umum dan agama secara seimbang, atau
sama banyak jumlahnya. Namun begitu, terkait pendidikan agama, selama ini belum ditemukan
metodologi yang dirasa memuaskan. Agama masih diajarkan dan belum sepenuhnya dididikkan
yang sebenarnya. Sebetulnya, terbatasnya waktu yang disediakan untuk pendidikan agama di
sekolah tidak mengapa, asalkan kekurangan itu dapat ditambal oleh lingkungan keluarga dan
juga oleh masyarakat.

Menyoal dunia pendidikan, khususnya pendidikan yang membangun jati diri manusia
seutuhnya, kiranya tidak akan berhenti. Berbagai kegiatan ilmiah sepertiseminar, diskusi,
lokakarya dan semiloka terus dilakukan guna mencari sebuah model pendidikan yang dianggap

7
dapat membebaskan manusia dari sikap ketergantungan terhadap benda, pendidikan yang dapat
membebaskan manusia dari pendewaan terhadap dunia, dan atau model pendidikan yang dapat
mencetak manusia yang utuh, yakni manusia yang manusiawi, manusia memiliki nilai-nilai
kemanusiaan.

Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan tujuan yang hedak dicapai
dalam konsep Value Education atau General Education yakni: manusia yang memiliki wawasan
menyeluruh tentang segala aspek kehidupan, serta memiliki kepribadian yang utuh. Istilah
menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi yang memerlukan isi dan bentuk yang
disesuaikan dengan konteks sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa lain
pendidikan yang dapat melahirkan: pribadi yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar,
dan layak hidup sebagai manusia.

Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan suri tauadan bersama antar
keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah sebagai wakil pemerintah. Patut diingat bahwa
pembentukan jati diri manusia utuh berada pada tataran afeksi, dan pembelajarannya dunia afeksi
hanya akan berhasil apabila dilakukan melalui metode pelakonan, pembiasaan, dan taudalan.

Prinsip pendidikan menusia seutuhnya berlangsung seumur hidup didasarkan atas


berbagai landasan yang meliputi :
1. Dasar – Dasar Psikofisis Merupakan dasar-dasar kejiwaan dan kejasmanian manusia.
Realitas psikofisis manusia merupakan kesatuan antara potensi-potensi dan kesadaran
rohaniah baik dari segi pikis, rasa, karsa, cipta, dan budi nurani.
2. Dasar - Dasar Filosofis Filosofis hekekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan
integralsegi-segi (potensi-potensi): (esensial): Manusia sebagai makhluk pribadi
(individualbeing),Manusia sebagai makhluk social (sosialbeing), Menusia sebagai
makhluk susila (moralbeing).
3. Dasar – Dasar Sosial Budaya Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan tuhan namun
manusia terbina pula oleh tata nilai sosio-budaya sendiri.Inilah segi-segi buhaya bangsa
dan sosio psikologis manusia yang wajar diperhatikan oleh pendidikan.
Dasar-dasar segi sosial budaya bangsa mecakup: Tata nilai warisan bud sepertiaya bangsa
seperti nilai keutuhan, musyawarah, gotong royong dan tenggang rasa yang dijadikan sebagai
filsafat hidup rakyat. Nilai-nilai filsafat, Negara yakni pancasila Nilai-nilai budaya nasional, adat

8
istiadat dan lain-lain. Tata kelembagaan dalam hidup kemasyarakatan dan kenegaraan baik
bersifat formal maupun non formal.

B. Tujuan Untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya


Dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
Adapun aspek pembawaan (potensi manusia) meliputi:

a. Potensi jasmani, yaitu fisiologis dan pancaindra


b. Potensi rohaniah, yaitu psikologis dan budi nurani

Dengan mengembangkan potensi-potensi tersebut dengan sikap positif akan mencapai


kesinambungan Pada dasarnya, pendidikan di semua intuisi dan tingkat pendidikan mempunyai
muara tujuan yang sama, yaitu ingin mengantarkan masyarakat menjadi manusia paripurna yang
mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya.

Dalam system pendidikan Indonesia, tujuan pendidikan tersebut secara eksplisit dapat
dilihat pada UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan UU tersebut. Pendidikan manusia seutuhnya
bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan
mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian yaitu emosional, intelektual,
sosial, moral, dan religius. Berbagai upaya dalam aspek kognitif, sikap dan nilai- nilai serta
ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional
menurut Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 No.20 Tahun 2003:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab”.

Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) menyatakan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya.

9
Secara umum tujuan pendidikan di Indonesia sudah mencangkup tiga ranah
perkembnagan manusia, yaitu perkembangan afektif, psikomotor, dan kognitif. Tiga ranah ini
harus dikembangkan secra optimal dan integrative. Berimbnag artinya ketiga ranah tersebut
dikembnagkan dengan intensitas yang sama, proporsional dan tidak berat sebelah. Optimal
maksudnya dikembangkan secara maksimal sesuai dengan potensinya. Integrative artinya
pengembangan ketiga ranah tersebut dilakukan secara terpadu.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan cita-cita


mencerdaskan kehidupan bangsa serta sejalan dengan visi pendidikan nasional, Kemendiknas
mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan
Kamil/Insan Paripurna). Yang dimaksud dengan Insan Indonesia cerdas adalah Insan yang cerdas
komperhensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas social, cerdas intelektual, dan
Cerdas kinetis.

C. Pendidikan Seumur Hidup


Pendidikan seumur hidup adalah suatu konsep, suatu idea. Pendidikan seumur hidup,
yang disebut dengan Life Long Education adalah pendidikan yang menekankan bahwa proses
pendidikan berlangsung terus menerus sejak seseorang dilahirkan hingga meningal dunia, baik
dilaksanakan di jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.Gagasan pokok dalam
konsep ini ialah bahwaa Pendidikan tidak hanya berlangsung selama seorang belajar di
Lembaga- Lembaga Pendidikan formal, bahwa seorang masih dapat memperoleh Pendidikan
kalau ia mau setelah ia selesai menjalani Pendidikan formal. Ditekankan pula dalam konsep ini,
bahwa Pendidikan dalam arti kata sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung terus sepanjang
kehidupan seseorang.

Hidup (life) mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya,
yaitu (1) individu, (2) masyarakat, dan (3) lingkungan fisik. Perjalanan manusia seumur hidup
(lifelong) mengandung perkembangan dan perubahan yang mencakup tiga komponen, yaitu (1)
tahap-tahap perkembangan individu (masa balita, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa
remaja, dan masa dewasa), (2) peranan-peranan sosial yang umum dan unik dalam
kehidupan, yang

10
berbeda-beda di setiap lingkungan hidup, dan (3) aspek-aspek perkembangan kepribadian (fisik,
mental, sosial, dan emosional).

Pendapat ini menunjukan, pendidikan bukan hanya didapat dari bangku sekolah atau
pendidikan formal, namun juga dapat diperoleh dari pendidikan informal dan non formal.
Pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam
kehidupan manusia. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep pendidikan yang
menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar dalam keseleuruhan kehidupan
manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinyu dan tidak terbatas oleh
waktu, dan tempat sepanjang perjalanan hidup manusia sejak lahir hingga meninggal dunia baik
secara formal maupun non formal. Proses pendidikan seumur hidup tidak hanya dilakukan leh
seseorang yang sedang belajar pada pendidikan formal, manun bagi semua lapisan masyarakat.

Perjalanan manusia seumur hidup (lifelong) mengandung perkembangan dan perubahan


yang mencakup tiga komponen, yaitu

a. Tahap-tahap perkembangan individu Masa balita, masa kanakkanak, masa sekolah,


masa remaja, dan masa dewasa
b. Peranan-peranan sosial yang umum dan unik dalam kehidupan Yang bebeda- beda
di setiap lingkungan hidup. Aspek-aspek perkembangan kepribadian Fisik, sosial, sosial
dan emosional.

Konsep pendidikan seumur hidup sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan para tokoh
pendidikan dan Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, jauh sebelum orang-orang barat
mempopolerkannya. Umat Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup dengan
tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.

Ungkapan ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak
lahir sampai manusia mengakhiri hidup. Selain itu Islam juga mengajarkan untuk mempelajari
tidak hanya ayat qauliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-kejadian di sekitar
manusia. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat benar adanya di dalam
kehidupan.

Lahirnya manusia yang beriman dan berpengetahuan merupakan salah satu langkah
pokok yang dapat menumbuhkan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat.12 Manusia

11
sebagai

12
makhluk ciptaan Tuhan membawa misi suci, secara horisontal manusia sebagai khalifah yang
bertugas sebagai tauladan bagi sesama dan sebagai menata seluruh kehidupan alam semesta,
secara vertikal manusia sebagai hamba yang harus beribadah dan mengabdi kepada Tuhannya.13
Pendapat di atas menerangkan bahwa Pendidikan sebagai semua pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan (dalam keluarga/sekolah dan atau masyarakat) dan
berlangsung sepanjang hidup. Melalui pendidikan ada ranah dalam diri manusia yang akan
dikembangkan pada anak didik yaitu ranah afeksi (rasa dan karsa) atau yang lazim disebut
perasaan dan kemauan. Ranah kognisi yaitu cipta otak (pikiran) dan ranah psikomotor yaitu
keterampilan. Pendidikan yang berlangsung terus menerus keseimbangan hidup antara jasmani
dan rohani, kemudian akan melahirkan manusia yang beriman dan berpengetahuan sehingga
dapat menjalankan misi penciptaannya sebagai khalifah yang dapat mengelola alam dengan
penuh pengabdian kepada penciptanya.

D. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup


Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian
manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal
mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya
supaya berkembang secara wajar. Potensi-potensi itu tercakup dalam potensi jasmani dan rohani.
Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup
dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

Tujuan pendidikan menurut UU No 4 tahun 1950 adalah pendidikan dan pengajaran bisa
membentuk manusia yang susila, cakap dan warga negara yang demokratis, serta tanggung
jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Tujuan selanjutnya budi pekerti akhlak,
yang penting dan utama dalam pendidikan, mempunyai ilmu pengetahuan, mencari penghidupan,
dan mencapai hidup yang sempurna. Tujuan umum barangkali dapat digambarkan sebagaimana
tujuan terpisah dari masa sekarang sebagai hasil perhatian yang dituju, merupakan tujuan akhir
yang final. Para ahli pendidikan cenderung berhenti pada tujuan–tujuan yang dapat tercapai
secara terpenggal-penggal dalam suatu langkah tertentu.

Didalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiek, Langeveld mengutarakan


macam- macam pendidikan sebagai berikut :

13
1. Tujuan Umum

Adalah tujuan sempurna, tujuan akhir, tujuan bulat. Tujuan umum adalah tujuan didalam
pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan
oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak
didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan
umum itu.

2. Tujuan-tujuan Tak Sempurna

Ialah tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang hendak
dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup
tertentu. Tujuan tak sempurna ini bergantung kepada tujuan umum dan tidak dapat terlepas dari
tujuan umum tersebut. Memisahkan tujuan tak lengkap menjadi tujuan sendiri sehingga
merupakan tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan, menjadi berat sebelah, dan berarti tidak
mengakui kepribadian manusia sebulat-bulatnya. Ingatlah pendidikan hendaknya harmonis.

3. Tujuan–tujuan Sementara

Merupakan tempat–tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan


umum, seperti anak-anak dilatih untuk belajar kebersihan, belajar bicara. Tujuan sementara ini
merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum. Untuk mencapai tujuan-
tujuan sementara itu didalam praktek harus mengingat dan memperhatikan jalannya
perkembangan pada anak. Untuk ini maka perlulah psikologi perkembangan.

4. Tujuan-tujuan Perantara

Tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara. Contohnya metode mengajar dan
membaca.

5. Tujuan Insidental

Tujuan ini hanya sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat terlepas pada jalan
yang menuju kepada tujuan umum. Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada
orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan
mereka yang sangat dibutuhkan didalam hidup, yaitu:

a. Pendidikan Seumur Hidup kepada Orang Dewasa


14
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan
seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup
sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan
latihan keterampilan bagi pekerja. Ini berarti tidak ada istilah terlambat atau terlalu dini
untuk belajar dan tidak ada konsep bahwa terlalu tua untuk menuntut ilmu. Besar bagi
pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban
hidup yang lebih ringan.

Belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral atau
merupakan totalitas kehidupan. Jadi, manusia belajar atau mendidik ini, bukanlah sebagai
persiapan (bekal) bagi kehidupan (yang akan datang dalam masyarakat), melainkan pendidikan
adalah kehidupan itu sendiri. Prinsip pendidikan demikian, memberikan makna bahwa
pendidikan adalah tanggung jawab manusia sebagai subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih
yang sudah dewasa supaya meningkat terus menerus yakni mandiri secara sosial, ekonomis,
psikologis dan etis, sifat dan derajat inilah yang dimaksud dengan kedewasaan atau kematangan.

b. Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh
perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa
artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak,
memberi peluang.

Pengetahuan dan kemampuan anak memberi peluang yang besar bagi pembangunan
pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih
ringan.

Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian belajar
yang kuat.

Di sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi kehidupannya
dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Anak harus dididik untuk
menjadi orang yang dapat menurut pimpinan dan dapat memberikan atau menjadi seorang yang
ahli dalam suatu teknik, perindustrian, dan lain-lain. Pendeknya, Pendidikan hendaklah

15
mempersiapkan anak untuk hidup di dalam masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih
mengutamakan masyarakatnya dari pada anak itu sendiri sebagai individu.

16
Tentu pandangan ini pun berat sebelah. Kemungkinan akan menimbulkan bahaya
kolektivitisme, yaitu suatu pendapat yang tidak menghargai ’’penentuan diri sendiri atas
tanggung jawab sendiri’’ pada seseorang yang berarti pula individualitas dikesampingkan.
Pendidikan itu harus dapat maju bersama-sama. Pendidikan individual jangan di abaikan, jadi
pendidikan harus berdasarkan kepada pribadi, kepada individualitas anak pendidikan
kemasyarakatan pun harus ditanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia itu tidak hidup
sendiri di dunia ini. Tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh adanya larangan-
larangan, peraturan- peraturan, undang-undang dan sebagainya.

Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan
bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus
sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu
beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah,
perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup
atau Llife Long Education.

E. Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup


Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para
pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu
asas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang
dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar
secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam
pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan
seumur hidup baru mulai dimasyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR
NO.IV/MPR/1973jo.TAP NO.IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip
pembangunan nasional.

Adapun konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup ada 4, yaitu:

1. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide
formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pengalaman pendidikan

17
2. Konsep belajar seumur hidup

Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan
yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang
membaantu belajar

3. Konsep pelajar seumur hidup

Pelajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka
sebagai pelajar seumur hidup. Melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi
problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh tingkat usia dan menerima
tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru

4. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Kurikulum, dalam hubungan ini didesain atas dasar pendidikan seumur hidup betul-betul
telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur
hidup.

F. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup Pada Program-Program


pendidikan
Seperti dikemukakan oleh W.P. Guruge, penerapan asas pendidikan seumurhidup pada isi
program dalam masyarakat mengandung kemungkinan yang luas danvariatif. Secara garis besar
dikelompokkan dalam enam kategori, yaitu :

1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional

Program ini menekankan pada masalah buta huruf yang masih banyak terjadi dinegara-
negara berkembang. Karena dengan „melek‟ huruf fungsional pengetahuanbaru dapat
diperoleh melalui bacaan. Maka realisasi baca tulis fungsional harus memuat dua hal,
yaitu:

a. Pemberian kecakapan 3M (membaca-menulis-menghitung) yang fungsional bagi


anak didik.
b. Penyediaan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk
mengembangkankecakapan itu.
2. Pendidikan Vokasional
18
Program pendidikan yang bersifat remedial untuk menjadikan tenaga kerjaproduktif
adalah penting, namun yang tak kalah penting adalah pendidikan vokasional. Karena
kemajuan teknologi dan luasnya industrialisasi menuntut pendidikan vokasionalsecara
terus- menerus.

3. Pendidikan Profesioanal

Realisasi dari pendidikan seumur hidup adalah terciptanya built-in mechanism


yangmemungkinkan golongan profesional selalu mengikuti perubahan dan
kemajuandalam metode, perlengkapan, teknologi, dan sikap profesionalnya.

4. Pendidikan ke Arah Perubahan danPembangunan

Memasuki era millenium ketiga seperti sekarang ini kemajuan sains dan teknologiyang
semakin pesat mengandung konsekuensi program pendidikan yang terus-menerusbagi
anggota masyarakat dari berbagai golongan usia.

5. Pendidikan Kewarganegaran dan KedewasaanPolitik

Pada negara demokrasi apalagi seperti Indonesia di alam Reformasi saat inimenuntut
setiap warga negara, para pemimpin untuk lebih dewasa dalam berpolitik.Maka program
pendidikan seumur hidup merupakan bagian penting dari itu semua.

6. Pendidikan Kultural dan Pengisisan Waktu Luang

Pemahaman dan penghargaan terhadap nilai budaya sendiri dapat memperkayawawasan


seseorang. Sehingga pemberian pendidikan kultural dan pengisian waktu luang secara
kultural dan konstruktif adalah bagian penting dari pendidikan seumur hidup.

Konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari
dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.

1. Dasar Teoritis/ Religious

Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan
pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh
Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John
Dewey,

19
pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang
hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.

2. Dasar Yuridis

Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan


negara yaitu melalui :

a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN


menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka
Panjang).
2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga),
sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
b. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan


manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan”.

c. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989,

Penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang
berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar
sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada
ayat (4), yaitu : “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan”.

Selain itu, konsep pendidikan seumur hidup juga berimplikasi pada sasaran pendidikan,
yang terbagi dalam 6 kategori, yaitu para buruh dan tani, golongan remaja yang terganggu

20
pendidikan sekolahnya, pekerja berketerampilan, golongan teknisian dan profesional, pemimpin
dalam masyarakat, dan anggota masyarakat yang sudah tua.

Implikasai di sini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan. Maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up suatu
kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Implikaasi pendidikan
seumur hidup pada program pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W.P.
Guruge dalam bukunya Toward Better Educatinal Management, dapat dikelompokan menjadi
bebarapa kategori berikut:

1). Pendidikan Baca Tulis Fungsional

Baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu: Memberikan kecakapan membaca, menulis,
menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang
diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.

2). Pendidikan Vokasional

Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas
usia sekolah, atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka apprentice
ship training, merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup.

3). Pendidikan Profesional

Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah
tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai
kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap
profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi
profesional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.

4). Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan

Diakui bahwa era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan iptek telah memengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara
memasak yang serba menggunakan mekanik dan elektronik, sampai dengan cara menerobos
angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menuntut pendidikan yang berlangsung
secara continue (life long education).

21
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu
mengikuti perubahan social dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas
pendidikan seumur hidup.

5). Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik

Di samping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dalam kondisi
sekarang di mana pola pikir masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun
pemimpin pemerintahan di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan
kedewasaan politik bagi setiap warga negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat continue
dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.

6). Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang

Orang-orang terpelajar diharapkan mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama,


sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni, dan music bangsanya sendiri. Pengetahuan tersebut
dapat memperkaya hidupnya, terutama segi pengalaman yang memungkinkannya untuk mengisi
waktu senggangnya dengan menyenangkan. Oleh karena itu, pendidikan cultural dan pengisian
waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian penting dari life long education.

Sementara itu implikasi konsep life long education ini pada sasaran pendidikan, juga
diklasifikasikan dalam enam kategori, yaitu:

a. Para buruh dan petani.


b. Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya.
c. Para pekerja yang berketerampilan.
d. Golongan teknisi dan professional.
e. Para pemimpin dalam masyarakat.
f. Golongan masyarakat yang sudah tua

G. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup


Pentingnya pendidikan seumur hidup juga tak lepas dari kehidupan kita mulai dari
keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Dalam tumbuh berkembangnya seorang
anak yang sejak lahir sudah dikodratkan untuk belajar akan pendidikan, yaitu didalam keluarga.
Keluarga adalah sarana pendidikan pertama kita untuk tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan,
22
bagaimana seorang ibu mengarjarkan kita untuk bisa berbicara mulai ketika kita balita dan
mengajarkan kita berjalan mulai dari merangkak sampai kita bisa berdiri tegak dan bisa berlari
kencang, itulah sebuah pengorbanan seorang ibu tak terkecuali dengan ayah yang selalu
mengajarkan kita agar berwatak dan berkepribadian yang baik. Sarana pendidikan pertama yaitu
keluarga sangatlah penting untuk membentuk kepribadian kita sejak lahir dan tumbuh
berkembang menjadi individu yang baik dan berkualitas, dan tanpa kasih sayang pendidikan dari
sebuah keluarga kita bukan apa-apa kita tidak mengerti bagaimana cara berbicara, berjalan,
berpakaian, makan, minum dan lainnya untuk menjalani hidup di dunia ini.

Pendidikan di dalam keluarga sangatlah penting dan menjadi dasar dari pendidikan yang
lainnya, tanpa pendidikan keluarga pendidikan yang lain tidak bisa berjalan dengan baik.
Keluarga adalah pondasi pertama dalam pendidikan, orang tua sebagai penanggung jawab
pertama dalam pendidikan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan yang bersifat
informal dan menjadi dasar dari pendidikan anak, mulai dari biologis anak,emosional anak,
sosial anak, pengembangan karakter anak dan masih banyak lagi. Anak sangat tergantung kepada
orang lain agar membimbingnya dengan pendidikan yaitu orang tua, kehidupan seorang anak
masih kecil sangat benar-benar tergantung pada orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua lah
yang wajib memberi pendidikan kepada anaknya dan paling utama dimana hubungan orang tua
dengan anaknya bersifat alami dan kodrati sebelum melanjutkan pendidikan yang
selanjutnya yaitu pendidikan sekolah.Pendidikan sekolah merupakan lembaga pendidikan yang
bersifat formal mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD),Taman Kanak-kanak(TK),
Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertaman(SMP), Sekolah Menengah Akhir(SMA), dan
sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan didalam sekolah juga sangat berperan penting dalam
pendidikan seumur hidup terutama dibidang ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan
karakter juga beperan dalam pendidikan sekolah sama halnya dengan pendidikan dalam keluarga
namun pendidikan sekolah lebih kearah ilmu pengetahuan. Pada masyarakat modern yang
semakin maju anak harus punya persiapan khusus untuk mencapai masa kedewasaan yang baik
yaitu dengan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan sarana yang memang dirancang
untuk melaksanakan pendidikan, alternatif untuk tempat latihan pendidikan manusia untuk
dimasa depan. Sekolah sebagai pusat pendidikan masyarakat maju untuk memanfaatkan secara
optimal ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak ada didalam pendidikan keluarga.

23
Pendidikan sekolah sangat berguna untuk masyarakat kedepannya dari segi ilmu
pengetahuan dan keterampilannya untuk masyarakat yang lebih berpengetahuan dan
berketerampilan yang baik. Guru adalah tenaga pendidik yang digunakan dalam lembaga
pendidikan sekolah, guru sangat berperan penting dalam menentukan cara proses belajar kepada
siswa dalam pendidikan sekolah, gurulah yang menentukan kualitas pendidikan siswanya.
Lembaga pendidikan sekolah sudah berikan sejak kecil yaitu tingkat anak mulai dari PAUD, TK,
dan SD. Selanjutnya ditingkat remaja yaitu SMP dan SMA, dan juga ditingkat dewasa yaitu
Perguruan Tinggi. Banyaknya lembaga pendidikan sekolah semata-mata hanya untuk
meningkatkan kualitas masyarakatnya dimasa yang akan datang. Sekolah membantu
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, memperoleh kemampuan dalam menulis,
membaca, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lainnya yang bersifat mengembangkan
kecerdaskan manusia, memperoleh pendidikan etika, sikap, kepribadian yang baik.

Pendidikan memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, alternatif dalam


menghadapi struktur sosial yang cenderung selalu berubah. Ada beberapa hal yang diperlukan
dalam pendidikan yaitu:

1. Pertimbangan ekonomi

Pendidikan seumur hidup dapat memberikan banyak manfaat secara ekonomi, baik dalam
meningkatkan produktivitas pekerja dan keuntungan, maupun meningkatkan kualitas hidup serta
melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan dan eksplorasi.

2. Keadilan

Pendidikan seumur hidup dalam konteks keadlian dapat memperkecil peranan sekolah
sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan.

3. Faktor peranan keluarga

Selama ini, keluarga adalah inti dari sumber pendidikan. Dengan adanya pendidikan
seumur hidup, tugas-tugas yang selama ini menjadi tanggungjawab keluarga dapat menjadi lebih
ringan sebab sistem pendidikan yang semakin diperluas sehingga dapat menjangkau anak-anak
dan orang dewasa sekaligus.

24
4. Faktor perubahan peranan sosial

Dari segi peranan sosial, pendidikan seumur hidup dapat mempermudah individu untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan hubungan yang terjadi dengan orang lain.

5. Perubahan teknologi

Kemajuan teknologi dari waktu ke waktu menyebabkan kerenggangan dan keterasingan


manusia dengan sesamanya. Hal ini dapat dikurangi dengan adanya pendidikan seumur hidup.

6. Factor vokasional

Pendidikan vokasional atau kejuruan diciptakan agar setiap individu dapat menjadi
seorang tenaga kerja yang handal, terampil dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa
depan.

H. Pendidikan Seumur Hidup Dalam Berbagai Perspektif


Adapun Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif sebagai berikut :

1. Tinjauan Ideologis

Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang
mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya semua manusia
dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan
dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).

2. Tinjauan Ekonomis

Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk:

a. Meningkatkan produktivitasnya.
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya.
c. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan.
d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga
peranan pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
3. Tinjauan Sosiologis

Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyak orang tua
yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu,
25
anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah, dan atau tidak
bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup kepada orang tua akan
merupakan solusi dari masalah tersebut.

4. Tinjauan Filosofis

Negara-negara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya menyadari pentingnya hak


memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan sebagainya. Oleh karena itu,
pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Hal ini menjadi tugas
pendidikan seumur hidup.

5. Tinjauan Teknologis

Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang,
tidak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya, seperti apa yang terjadi di negara-negara maju.

6. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis

Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap
berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga
makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi
diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah.

Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan
bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus
sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu
beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah,
perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau
lifelong education.

Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan
pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus
memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang
hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan

26
sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam
upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan
tujuan-tujuan lainnya.

Konseptualisasi pendidikan seumur hidup yang merupakan alat untuk mengembangkan


individu-individu akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan


personal sepanjang hidup, dalam istilah yang lebih luas yaitu development. Konseptualisasi
pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan
belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

I. Strategi Pendidikan Seumur Hidup


Dalam pendidikan seumur hidup, ada 4 macam konsep kunci yang dikenal, antara

lain: a). Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Pendidikan seumur hidup adalah sebuah ide formal untuk pengorganisasian dan
penstrukturan pengalaman hidup dengan menerapkan sebuah sistem pendidikan yang meliputi
seluruh rentang usia.

b). Konsep belajar seumur hidup

Istilah belajar ini merupakan kegiatan meskipun tidak ada organisasi sekolah.

c). Metode belajar seumur hidup

Keberadaan sistem pendidikan berfungsi untuk membantu orang-orang dalam belajar


beradaptasi dengan lingkungan mereka sepanjang hayat.

d). Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Konsep pendidikan seumur hidup membutuhkan sebuah kurikulum yang praktis sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai dan prinsip pendidikan seumur hidup dapat diimplementasikan.

27
J. Arah Pendidikan Seumur Hidup
Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak
dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di
dalam hidupnya.

a. pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan


seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan hidup
mereka sepanjang masa.

Di antara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan
latihan keterampilan bagi pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan
persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan. Program kegiatan, pembiayaan
dan administrasi penyelenggaaran, ada sebagian kecil yang ditangani mesyarakat sendiri, akan
tetapi di sebagian besar negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti
lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek tertentu.

Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya diserahkan pada


masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang sederhana sampai keadaan yang
dapat memenuhi persyaratan.

a. pendidikan seumur hidup bagi anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh
perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa
nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak,
memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa, dan pada gilirannya masa
dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.

Proses pendidikannya menekankan pada metodologi mengajar oleh karena pada dasarnya pada
diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian yang kuat.

Sementara itu program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis,
keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa

28
untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada
masa yang akan datang.

BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan tujuan yang hedak dicapai
dalam konsep Value Education atau General Education yakni: manusia yang memiliki
wawasan menyeluruh tentang segala aspek kehidupan, serta memiliki kepribadian yang
utuh
2. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep Pendidikan yang
menerangkan keseluruhan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam
kehidupan manusia. Proses Pendidikan seumur hidup berlangsung secara continue,
tidak terbatas oleh waktu, dan tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi
semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.
3. Konsep pendidkan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan olehpara
pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Asas pendidikan seumur hidup itu
menjerumuskan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan
hinggameninggal dunia. Proses pendidikan ini mencangkup bentuk-bentuk belajar
secara informal maupun formal, baik yang berlangsung dalam keluarga, sekolah,
pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
4. Konsep Pendidikan seumur hidup memandang Pendidikan sebagai satu system yang
menyeluruh yang di dalamnya terkandung prinsip-prinsip pengorganisasian untuk
pengembangan Pendidikan.

29
PILIHLAH JAWABAN INI DENGAN BENAR DAN TEPAT!!
1. Kelahiran manusia mengandung segala kemungkinan, dan ditandai
dengan segala kekurangan. Hal ini disebabkan karena perkembangan
manusia ....

A. Bersifat tertutup

B. Berbeda dengan hewan

C. Bersifat terbuka

D. Memiliki kodrat dengan sebutan animal educandum

2. Yang tidak termasuk ragam pendidikan sepanjang hayat...

A. Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri

B. Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerja

C. Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan pokok


dalam kehidupannya

D. Pendidikan untuk kegiatan

3. Masyarakat yang berpendidikan akan menumbuhkan bibit unggul yang dapat


mendorong perkembangan suatu daerah. Perkembangan daerah ini akan membawa
kemaslahatan bagi daerah tersebut. Ilustrasi ini merupakan hubungan antara….
A. Pendidikan dan pembangunan
B. Pendidikan dan moral
C. Pendidikan dan kesuksesan
D. Pendidikan dan sosial
4. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu manusia agar mampu
hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya. Hal ini karena pendidikan bersifat
....
A. Humanisasi
30
B. Individualitas

31
C. Sosialitas
D. Potensialitas
5. Pada dasarnya upaya pembaharuan pendidikan tertuju pada peningkatan mutu
proses dan produk sistem pendidikan nasional. Proses dan produk tersebut
terutama tertuju/tersangkut dalam bidang ....
A.Peningkatan pemerataan kesempatan belajar
B. Pembebasan biaya pendidikan pada pendidikan dasar
C. Cara mengatasi kendala terhadap pelaksanaan inovasi pendidikan
D.Pendemokrasian pendidikan di Indonesia
6. pendidikan adalah sebuah proses kehidupan, dan bukan sekedar persiapan untuk
hidup di masa mendatang. Karena itu tujuan pendidikan adalah untuk membantu
pertumbuhan batin manusia, merupakan pengertian pendidikan menurut....
A. Driyarkara
B. Lickonia
C. John Dewey
D. Paolo Freire
7. Di bawah ini yang bukan usaha meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia adalah…
A. pelatihan dan peningkatan kompetensi guru
B. penambahan buku dan media pembelajaran
C. peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
D. menaikkan biaya pendidikan
8. pada pasal berapa fungsi dari pendidikan nasional dirumuskan dalam Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)….
A. pasal 3
B. pasal 1
C. pasal 13

32
D. pasal 2

9. Yang bukan termaksud macam-macam Pendidikan dalam buku Beknopte Theoretische


Peadagogiek adalah…..
A. Tujuan umum
B. Tujuan-tujuan sementara
C. Tujuan insidental
D. Tujuan intelektual
10. Pada pasal berapa Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) menyatakan bahwa
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya…
A. Pasal 1 ayat 1
B. Pasal 1 ayat 2
C. Pasal 2 ayat 1
D. Pasal 3 ayat 2

33
KUNCI JAWABAN
1. C
2. D
3. A
4. A
5. A
6. C
7. D
8. A
9. D
10. A

34
DAFTAR PUSTAKA
Bukhori, Mochtar, 1994. Pendidikan dalam Pembangunan, Yogyakarta: PT Tiara WacanaYogya.

Hasbullah, 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ihsan, Fuad, 2008. Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta; Rineka Cipta.

Mudyahardjo, Redja, 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hasbullah, 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hakim, A. (2020). TEORI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN PENDIDIKAN UNTUK


SEMUA. Pendidikan Kreatif, 1(2).

Lon, Y. (2019). Membangun Manusia Seutuhnya: Perspektif Agama, Kebudayaan dan


Pendidikan.

Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Wiharti, U., & Soleha, N. M. (2019). Pentingnya pendidikan bagi
manusia. Jurnal Buana Pengabdian, 1(1), 66-72.

http://ki-stainsamarinda.blogspot.co.id/2012/08/konsep-pendidikan-seumur-hidup.html

http://aditcobacoba.blogspot.co.id/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://longlifeeducation-sukses.blogspot.com/2011/04/empat-konsep-kunci-dalam-
pendidikan.html?m=1

https://www.duniapelajar.com/2009/10/31/konsep-pendidikan-seumur-hidup/

35

Anda mungkin juga menyukai