MAHASISWA
BIDANG KEGIATAN :
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan oleh :
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR BOGOR
2018
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik produksi karet alam Indonesia....................................................3
Gambar 2. Rancangan desain BertaMax..................................................................5
Gambar 3. Bertamax tampak samping...................................................................18
Gambar 4. Bertamax tampak depan.......................................................................18
Gambar 5. Bertamax tampak atas..........................................................................18
Gambar 6. Pengatur kedalaman penyadapan.........................................................18
Gambar 7. Pisau sadap...........................................................................................18
Gambar 8. Ketebalan penyadapan..........................................................................18
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beberapa sektor
pertanian, antara lain sektor tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan,
dan kehutanan. Salah satu sektor yang potensial ialah dari sektor perkebunan
seperti karet.
Tabel 1. Ekspor lima komoditi perkebunan Indonesia (ton)
Jenis 2004 2005 2006 2007 2008
tanaman
Kelapa 8.662.000 10.376.000 12.101.000 11.875.000 14.291.000
sawit
Karet 1.874.261 2.024.593 2.286.897 2.407.972 2.283.154
Kelapa 1.874.261 2.024.593 2.286.897 2.407.972 1.080.068
Kopi 344.077 445.829 4.135 4.135 468.749
Teh 98.572 102.389 95.338 83.658 96.209
Jumlah 4.199.833 4.607.780 4.685.368 4.915.612 3.942.471
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009.
Berdasarkan data ekspor lima komoditi perkebunan Indonesia pada tabel 1,
karet menjadi komoditi terbesar kedua dalam menyumbang devisa negara setelah
kelapa sawit. Meskipun menjadi penyumbang devisa negara kedua terbesar,
produktivitas karet di Indonesia belum maksimal. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik tahun 2009, rata-rata produktivitas karet selama 5 tahun dari tahun 2004
hingga 2008 hanya mencapai 74% dari total luas areal tanam di Indonesia. Salah
satu penyebab rendahnya produktivitas karet ialah teknik penyadapan yang
kurang benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyadapan karet,
antara lain kedalaman, ketebalan, dan waktu penyadapan. Menurut Ritonga
(2016), penyadapan merupakan salah satu kegiatan penting pada budidaya karet.
Penyadapan yang salah akan mengakibatkan tanaman karet yang diusahakan masa
produksinya menjadi pendek, sedangkan penyadapan yang sesuai dengan aturan
penyadapan membuat umur produksi karet dapat mencapai 25 hingga 30 tahun.
Teknik penyadapan karet yang tidak mudah menyebabkan adanya penggolongan
kelas sadap karet. Menurut Ismail dan Supijatno (2016), penentuan kelas
penyadap dilakukan setiap bulan sekali oleh tap control. Adapun hal yang
memengaruhi kelas sadap ialah segi keterampilan menyadap antara kelas
penyadap B dan kelas penyadap C. Kelas penyadap B memiliki kesalahan dalam
proses menyadap lebih kecil dengan rata-rata produksi lateks 21.56 liter/hari
dibandingkan kelas penyadap C dengan rata-rata produksi lateks 14.00 liter/hari.
Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan penyadap dalam mengetahui
kedalaman dan ketebalan sadapan mempengaruhi lateks yang diperoleh. Proses
penyadapan karet di Indonesia yang masih dilakukan secara konvensional menjadi
kendala. Oleh karena itu, kami mengusung judul “BertaMax : Rubber Tapping
1
2
1.3 Manfaat
1. Tersedianya alat sadap karet yang dapat mengatasi kesulitan penyadap dalam
menentukan kedalaman dan ketebalan sadapan karet.
2. Meminimalisir terjadinya penyadapan kulit karet yang berlebihan yang dapat
mengurangi produktifitas lateks dari pohon karet.
3. Meningkatkan optimasi kerja penyadapan karet.
4. Meningkatkan keterampilan petani karet dalam melakukan proses
penyadapan.
1.4 Luaran
Luaran dari proposal ini adalah laporan kemajuan, laporan akhir, publikasi
artikel ilmiah dan prototipe BertaMax. Inovasi alat sadap karet yang dapat
mempermudah menentukan kedalaman dan ketebalan sadapan, pengefisiensi
waktu pengerjaan.
2
3
3
4
4
5
adalah pisau sadap dapat diasah, berat 120-190 g, ketajaman bertahan 2-3 kali
pemakain, genggaman tangan sesuai dengan penyadap, bentuk sudut paritan dan
pengikat antara tangkai besi dan gagang harus kuat. Sudut mata pisau yang
membentuk alur atau paritan sadap sekitar 45-50 derajat untuk tanaman baru buka
sadap dan 60 derajat untuk tanaman muda. Persyaratan lain desain pisau sadap
yang ideal antara lain panjang tangkai sesuai dengan tinggi panel sadap dan tinggi
postur tubuh penyadap, serta tebal gagang besi minimal 2 mm agar tidak terjadi
getaan atau fibrasi pada saat menyadap.
5
6
dipasang 2 sekrup yang dilengkapi dengan per. 1 sekrup dengan per dipasang
berkaitan dengan besi penahan dan 1 lainnya dipasang berkaitan dengan pisau
sadap. Per ini berfungsi agar ketika menyadap pengatur kedalaman bisa sedikit
fleksibel.
Pada pengatur tebal sadap terdapat Grid pada bagian bawahnya yang jarak
antar grid nya sebesar 1 mm, grid ini berfungsi agar pengguna bisa menentukan
tebal sadap dan mengetahui tebalnya sadapan yang dihasilkan. 2 baut dan sekrup
yang digunakan untuk memasang keduanya dapat dilonggarkan dan
dikencangkan. Semua bagian pada bertamax dapat dibongkar dan pasang kembali
kecuali bagian Pisau sadap dan Besi penahan dengan Handle, hal ini bertujuan
untuk memudahkan perawatan dan pembersihan alat. Selain itu, hal ini juga
memudahkan bilamana pengguna yang sudah berpengalaman menyadap ingin
menggunakan pisau sadap tanpa pengatur kedalaman dan tebal sadap.
3.3 Permesinan dan Bahan Alat
Mesin yang digunakan adalah motor listrik dengan kecepatan yang
dihasilkan lebih kurang 14.400 strokes per menit (SPM). Motor listrik yang
digunakan adalah wahl electromagnetic moto. Mesin tersebut menghasilkan
energi gerak dari energi listrik. Energi gerak tersebut akan menggerakan mata
pisau secara bolak-balik dengan arah horizontal. Penampang alat dan mata pisau
didesain sedemikian rupa agar pabrikasi alat sesuai dengan mesin yang
digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai body alat adalah dari bahan stainless
steel dan bahan tambahan dari komposit fiberglass dengan kriteria kuat, tahan
terhadap tarikan dan tekanan yang diberikan, tidak mudah berkarat dan dapat
melindungi mesin yang ada didalamnya. Berikut desain tata letak mesin pada
bertamax.
3.4 Pengujian Alat
Pengujian dilakukan untuk mengetahui efisiensi kerja alat dan optimalisasi
produksi lateks yang dihasilkan melalui kinerja BertaMax. Pengujian dilakukan
melalui analisis data, diantaranya kapasitas penyadapan karet, konsumsi kulit, dan
kapasitas volume lateks.
Kapasitas penyadapan karet diperoleh dengan formulasi sebagai berikut:
𝐵𝑃𝑇
KP =
𝑡
Keterangan :
KP = Kapasitas Penyadapan (pohon / jam)
BPT = Banyak Pohon Tersadap
t = Waktu (jam)
Kapasitas volume lateks diperoleh dengan formulasi sebagai berikut:
KV = RV x BPT
Keterangan :
KV = Kapasitas volume lateks (pohon / ml)
6
7
7
8
pembimbin
g
3. Identifikasi
Permasalah
an
4. Merumuska
n ide awal
rancangan
fungsional
dan
struktural
5. Menyempu
rnakan ide
rancangan
6. Pembuatan
alat
7. Pengujian
alat I
8. Evaluasi
alat I
9. Pengujian
alat II
10. Evaluasi
alat II
11. Pengolahan
data
12. Implementa
si alat
13. Dokumenta
si
14. Pembuatan
laporan
perkemban
gan dan
presentasi
monev
15. Monev
16. Pengolahan
data dan
laporan
akhir
8
9
DAFTAR PUSTAKA
Agung SW. 2018. Disain pisau sadap manual untuk mengoptimalkan produksi
tanaman karet (Hevea brasiliensis). Jurnal Penelitian Karet. 35(2) : 179-
188.
[Balit Getas] Balai Penelitian Getas. 2010. Evaluasi dan Rekomendasi Sistem Eksploitasi
Kebun Karet PT Perkebunan Nusantara XII. Balai Penelitian Getas.
Ritonga AI. 2016. Teknik penyadapan tradisional pada tanaman karet di Tapanuli
Selatan. Jurnal Nasional Ecopedon. 3(1): 17-20.
Robianto dan Supijatno. 2017. Sistem penyadapan karet (hevea brasiliensis muell.
Arg.) Di tulung gelam estate, Sumatera Selatan. Buletin Agrohorti. 5(2):
274-282.
Siregar THS, Suhendry I. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Susanto H, Haif. 2007. Rancang bangun alat bantu sadap karet dengan pengatur
kedalaman, ketebalan dan kemiringan sudut sadap. Seminar Nasional Sains
dan Teknologi. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1-2
November 2017.
Wicaksono MS, Ahmad H, Siswoyo S. 2017. Modifikasi alat penyadap karet
(lateks) semi mekanis. Pertanian: 4(1): 1-4.
.
9
10
LAMPIRAN
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18