Anda di halaman 1dari 14

1

LAPORAN MINI RISET

Pemanfaatan Abu Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Filler


Dalam Pembuatan Batu Bata Dengan Bantuan Mesin Smart Rock

DOSEN PENGAMPU : Prof.Drs.Motlan, M.Sc , Ph.D

Dr. Nurdin Siregar , M.S

MATA KULIAH : FISIKA MATERIAL

OLEH

NAMA :

NABILA SYAFA FATTIYA ( 4183240007 )

RAGIL NICHOLAS SITANGGANG (4181240006)

RIO ANDIKA ( 4183240004 )

SITI RAHMAH ( 4182240002 )

Kelas : FISIKA NON DIK 2018

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena

dengan rahmat-Nya sehingga Laporan Mini Riset ini dapat terselesaikan tepat

pada waktunya.

Maksud dari penyusunan Laporan Mini Riset ini adalah sebagai salah

satu point penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam

proses belajar mengajar mata kuliah Fisika material serta dengan harapan untuk

memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan

aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.

Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Fisika Material yaitu

Bapak Dr. Nurdin Siregar M.S atas bimbingannya, sehingga penyusun bisa

menyelesaikan tugas Fisika Material ini.

Penulis menyadari bahwa tugas Laporan Mini Riset ini tidak luput dari

kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan Laporan Mini Riset ini.

Akhir kata, penulis berharap agar Laporan Penelitian Mini Riset ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat luas terutama mahasiswa yang ingin menjadikan

tugas ini sebagai referensi.

Medan. November 2020

Kelompok 3
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Pnelitian........................................................................................2
1.4. Iuran yang diharapkan...............................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1. Landasan Teori..........................................................................................4
2.2. Permasalahan yang dihadapi.....................................................................7
2.3. Solusi yang ditawarkan.............................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................9
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...............................................................9
3.2. Tahap Pelaksanaan....................................................................................9
3.3. Survey Lapangan.......................................................................................9
3.4. Desain Penelitian.....................................................................................10
3.5. Pengumpulan Alat dan Bahan.................................................................10
3.6. Uji Coba Penelitian.................................................................................11
3.7. Monitoring dan Evaluasi Data.................................................................11
BAB IV PENUTUP...............................................................................................20
4.1. Kesimpulan..............................................................................................20
4.2 Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
4

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Sidodadi terletak di Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten


Asahan merupakan desa dengan mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai
pengrajin batu bata. Batu bata adalah material yang digunakan sebagai
pembuatan dinding untuk menyokong beban yang ada di atasnya, terbuat dari
tanah liat, dengan atau tanpa campuran bahan–bahan lain, melalui tahapan
pencampuran bahan, pencetakkan, pengeringan dan pembakaran sampai terjadi
perubahan warna (Rahman, 2016).
Permintaan konsumen terhadap batu bata yang terus meningkat dari tahun ke
tahun membuat masyarakat harus memproduksi batu bata dalam jumlah yang
lebih besar. Berdasarkan hasil wawancara Salah satu anggota kelompok dengan
mitra pengrajin batu bata yaitu bapak Sarmin bahwa tanah yang digunakan untuk
memproduksi batu bata terdiri dari tanah merah dan tanah galong dimana bahan
baku tanah bukan milik sendiri melainkan tanah yang dibeli dari agen tanah liat
(Gambar 1.1 A). Harga tanah galong yang mahal dari pada tanah merah
membuat mitra menggunakan campuran batu bata yang di dominasi oleh tanah
merah di banding dengan tanah galong sehingga produksi batu bata mitra tidak
mencapai kualitas maksimal, yaitu hampir sebanyak 10% batu bata yang
dihasilkan dari proses pembakaran mengalami kerusakan, sehingga diperlukan
adanya bahan campuran yang mampu meningkatkan kualitas batu bata dengan
modal yang masih terjangkau oleh mitra. Produksi batu bata yang terus
meningkat dengan jumlah hasil pembakaran banyak yang rusak ditambah sewa
penggunaan mesin cetak batu bata yang mahal menjadikan mitra memperoleh
keuntungan yang sangat minim.
Desa Sidodadi merupakan salah satu desa yang banyak di kelilingi oleh
tanaman kelapa sawit (Gambar 1.1. B), sehingga banyak terdapat limbah kelapa
sawit yang mudah ditemukan seperti pelepah kelapa sawit, dan tandan kosong
kelapa sawit. Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah serat yang
tertinggal setelah memisahkan buah dari tandan buah segar yang telah disterilkan
dengan penguapan pada 294 kPa selama 1 jam (Rahmasita, 2017).

(Gambar 1.1 B. Tanaman


(Gambar 1.1 A. Produksi Batu Kelapa Sawit)
Bata Mitra)
(Dokumen Pribadi, 2019)
Tandan kosong kelapa sawit dimanfaatkan oleh mitra dalam proses
pembakaran batu bata dikarenakan harga tandan kosong kelapa sawit yang lebih
murah dibanding dengan harga kayu bakar. Tandan kosong kelapa sawit yang
dibutuhkan mitra selama satu kali proses pembakaran batu bata yaitu sebanyak 2
bak motor ukuran 2 m × 3 m dan menghasilkan abu tandan kosong kelapa sawit
sebanyak 8 karung ukuran 50 kg yang tidak dimanfaatkan oleh mitra.
Ketermanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sisa pembakaran dapat menjadi
filler batu bata karena mengandung unsur Silika yang mampu mengikat campuran
batu bata dan menurunkan porositas batu bata saat proses pembakaran (Zahrina,
2007).
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra, dengan mahal nya harga
bahan baku tanah liat yang mempengaruhi kualitas batu bata dan sewa mesin
cetak yang tinggi, maka kami memberikan solusi dengan memanfaatkan abu
tandan kosong kelapa sawit dari hasil pembakaran sebagai filler batu bata dan
merancang mesin cetak batu bata untuk meningkatkan kualitas dan produksi batu
bata secara otomatis sehingga mampu meningkatkan pendapatan mitra.
1.2. Rumusan Masalah
1. Mitra belum mengetahui manfaat abu tandan kosong kelapa sawit sebagai
filler batu bata.
2. Dibutuhkannya rancangan mesin batu bata otomatis dalam meningkatkan
produktivitas sehingga meningkatkan in come mitra.
1.3. Tujuan
1. Mitra mampu memanfaatkan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai filler
dalam pembuatan batu bata.
2. Menghasilkan mesin batu bata otomatis untuk meningkatkan produksi batu
bata dan menambah in come mitra.
1.4. Luaran Yang Diharapkan
1. Batu bata berkualitas dengan filler abu tandan kosong kelapa sawit
2. Mesin cetak batu bata otomatis yang dapat meningkatkan produksi batu
bata
3. Buku panduan membuat batu bata dengan filler abu tandan kosong kelapa
sawit
4. Buku panduan cara merawat mesin cetak batu bata
5. Karya ilmiah berisi penggunaan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai
filler batu bata.
1.5. Manfaat
Manfaat yang dihasilkan secara berkelanjutan mitra mampu mengatasi
banyak nya kerusakan batu bata hasil pembakaran dengan menggunakan filler abu
tandan kosong kelapa sawit sehingga diperoleh bata bata berkualitas serta
meningkatkan produksi batu bata dengan rancangan mesin berteknologi yang
dapat menambah in come mitra.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori
Desa Sidodadi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Kisaran Barat. Kisaran Barat memiliki luas wilayah sebesar 31,81 Ha, dengan
jumlah penduduk sebanyak 8.250 jiwa. Wilayah Kisaran yang cukup luas dan di
dukung dengan kondisi tanah yang subur sehingga masyarakat memanfaatkan
tanah tesebut untuk bercocok tanam, salah satu tanaman yang di budidayakan
masyarakat adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang
banyak menghasilkan limbah, baik limbah cair maupun padat, salah satu limbah
padat kelapa sawit yang banyak terbuang di daerah Kisaran yaitu tandan kosong
kelapa sawit.
Mayoritas masyarakat desa Sidodadi bekerja sebagai pengrajin batu bata.
Secara umum batu bata terbuat dari tanah liat, karena tanah liat memiliki sifat
elastis sehingga mudah dibentuk, mampu mengikat air dan mengandung silika
yang berperan penting untuk menentukan kekuatan batu bata dan dapat
mengurangi elastisitas tanah liat pada saat proses pembakaran. Tanah liat
memiliki ukuran mikroskopis yang berasal dari pelapukan unsur kimia batuan,
memiliki sifat keras saat kering dan lunak saat basah (Das, 1995). Bahan baku
tanah liat yang digunakan oleh masyarakat desa Sidodadi dalam produksi batu
bata adalah tanah galong dan tanah merah.
Para pengrajin batu bata di wilayah Sidodadi umumnya mampu
memproduksi batu bata, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Salah satu
pengrajin batu bata di desa Sidodadi yaitu Bapak Sarmin, sekaligus sebagai mitra .
Mitra melakukan proses pembakaran sebanyak 1 kali dalam satu bulan, dengan
memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit sebagai pengganti kayu bakar. Namun,
abu hasil pembakaran tandan kosong kelapa sawit belum dimanfaatkan oleh mitra.

2.1.1. Tanah Merah


Tanah merah merupakan tanah rendah unsur hara yang mengandung
mineral liat utama berupa kaolinit, dan mineral liat tambahan gibsit, goethite dan
hematit dengan mineral pasir opac dan kuarsa (Gambar 2.1.A). Tanah merah
disebut dengan tanah earthenware, tanah merah memiliki sifat yang sangat plastis,
rapuh dan sulit dibakar bila tidak dicampur bahan lain (Uehera, 1981). Batu bata
yang diproduksi dari tanah merah bisa dibakar dengan suhu rendah antara 600 0 -
9000C dan mudah rusak, hal ini dikarenakan mineral pasir yang terdapat pada
tanah merah terlalu banyak dibanding dengan mineral liatnya (Koniherawati,dkk.
2019).
2.1.2. Tanah Galong
Tanah galong (Gambar 2.1.B) merupakan jenis tanah liat yang memiliki
plastisitas rendah. Tanah galong berwarna putih keabu–abuan, sehingga batu bata
yang dihasilkan memiliki warna yang pucat. Batu bata yang diproduksi dengan
tanah galong memiliki kualitas yang lebih tinggi dari tanah merah sehingga tidak
mudah mengalami kerusakan, namun ketersediaan tanah galong yang terbatas di
wilayah Kisaran khususnya desa Sidodadi membuat harga tanah galong menjadi
lebih tinggi sehingga masyarakat lebih dominan menggunakan tanah merah.

2.1.3. Tandan Kosong Kelapa Sawit


Tandan kosong kelapa sawit merupakan salah satu limbah padat kelapa
sawit yang banyak terdapat di desa Sidodadi (Gambar 2.1.C). Ketersediaan tandan
kosong kelapa sawit dimanfaatkan oleh pengrajin batu bata khususnya bapak
Sarmin sebagai bahan bakar batu bata untuk mengurangi biaya pembelian kayu
bakar. Proses pembakaran tandan kosong kelapa sawit, menghasilkan kadar abu
terbang yang rendah berkisar 2,41% (Ridayani,dkk, 2017). Abu tandan kosong
kelapa sawit yang dihasilkan mitra dalam satu kali pembakaran yaitu sebanyak 8
karung ukuran 50 Kg. Menurut Saragih,dkk (2018) abu tandan kosong kelapa
sawit memiliki kandungan FeO2 0,2%; Na2O 0,34%; MnO 0,56%; P2O 1,95%;
Al2O3 13,87%; CaO 18,20%; dan SiO2 58,60%.

Gambar 2.1.A Tanah Gambar 2.1.B Tanah Gambar 2.1.C Tandan


Galong Merah Kosong Kelapa Sawit
(Dokumen Pribadi, 2019)
2.2.Permasalahan Yang di Hadapi Mitra
Hasil survey dan wawancara dengan mitra di daerah Sidodadi, menyatakan
bahan baku batu bata yang mitra gunakan dalam proses produksi adalah tanah
galong dan tanah merah. Bahan baku yang mitra gunakan bukan milik mitra
sendiri, melainkan mitra membeli bahan baku batu bata dari agen tanah liat. Mitra
mengalami beberapa permasalahan dalam memproduksi batu bata, seperti harga
tanah galong yang lebih mahal dari harga tanah merah dan harga sewa mesin
cetak batu bata yang relatif mahal. Mahal nya harga tanah galong menyebabkan
mitra menggunakan tanah merah sebagai campuran yang lebih banyak dari pada
tanah galong sehingga batu bata yang diproduksi hampir 10% mengalami
kerusakan (Gambar, 2.2.A).
Batu bata yang mengalami kerusak setelah proses pembakaran tidak bisa
diolah mitra sehingga pendapatan mitra pun berkurang, sementara biaya produksi
batu bata semakin meningkat ditambah dengan biaya sewa mesin cetak batu bata
yang relatif mahal (Gambar, 2.2.B).
(Gambar 2.2.A. Batu Bata Rusak) Gambar 2.2.B. Mesin Cetak Batu
Bata
(Dokumen Pribadi, 2019)
Menurut Alam (2016), diperlukan adanya keterampilan tenaga kerja,
bahan baku yang berkualitas, dan penggunaan mesin batu bata yang tepat, serta
terdapat faktor dominan yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan
pengrajin batu bata dalam memproduksi batu bata adalah mesin cetak, sehingga
pengrajin batu bata perlu memperhatikan harga sewa mesin cetak.

2.3.Solusi Yang di Tawarkan


Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra mengenai harga tanah
galong yang lebih mahal dari harga tanah merah serta menurunnya kualitas batu
bata dan harga sewa mesin cetak batu bata yang relatif mahal, maka dari Mini
riset ini ditemukan solusi dengan menggunakan abu tandan kosong kelapa sawit
sebagai filler batu bata dalam mengurangi penggunaan tanah galong untuk
meningkatkan kualitas batu bata, serta membuat teknologi mesin batu bata
otomatis agar mitra tidak menyewa mesin batu bata dan memudahkan mitra dalam
proses produksi sehingga produktivitas batu bata mitra semakin meningkat
(Gambar 2.3).
Ketersediaan tandan kosong kelapa sawit di desa Sidodadi dimanfaatkan
mitra sebagai bahan bakar batu bata dan menghasilkan abu tandan kosong kelapa
sawit yang dapat menjadi solusi permasalahan mitra. Tim Penelitian ini
memanfaatkan abu tandan kosong kelapa sawit karena kandungan silika yang
terdapat pada abu tandan kosong kelapa sawit tergolong tinggi yaitu sekitar
58,60%. Silika abu tandan kosong kelapa sawit bisa dimanfaatkan oleh mitra
untuk menurunkan elastisitas tanah liat sehingga saat pembakaran porositas batu
bata akan semakin menurun. Penurunan porositas batu bata akan berpengaruh
terhadap besarnya nilai kuat tekan batu bata dan meningkatkan kualitas batu bata
berdasarkan SNI (Abdurrohmansyah, 2015). Menurut Hidayati (2018), limbah
organik yang memiliki kandungan silika tinggi sekitar 50% jika dicampur dengan
tanah liat dapat mengurangi porositas batu bata saat proses pembakaran dan
memperkuat batu bata dengan perbandingan 1 : 2 atau sebanyak 30% limbah
organik yang bisa dijadikan sebagai filler batu bata.
Gambar 2.3. Rancangan Mesin Smart Rock
Peningkatan kualitas batu bata yang dihasilkan didukung oleh mesin cetak
batu bata untuk membantu mitra mengurangi biaya produksi batu bata serta dapat
memproduksi batu bata setiap hari. Mesin batu bata yang di desain menggunakan
mesin listrik, sehingga lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan mesin
batu bata yang menggunakan bensin. Mesin cetak batu bata yang dirancang terdiri
dari mesin penggerak, corong pemasukkan tanah liat, screw conveyor, alat
pemotong batu bata, dan corong pengeluaran batu bata (Muhammad, 2017).
Mesin penggerak yang digunakan berupa mesin listrik 2 Hp, yang berfungsi untuk
menggerakkan screw conveyor.
Mekanisme kerja dari mesin cetak batu bata menggunakan tenaga listrik
yang disalurkan ke mesin cetak batu bata dengan menggunakan mesin listrik.
Mesin listrik akan dihubungkan dengan 2 buah gearbox untuk menggerakkan
screw conveyor dan pemotong batu bata otomatis pada mesin cetak batu bata.
Bahan baku batu bata berupa tanah galong, tanah merah, dan abu tandan kosong
kelapa sawit yang telah dicampurkan kemudian dimasukkan ke dalam corong
penampung lalu diaduk oleh screw conveyor dan didorong sampai keluar dari
corong pencetakkan (Yunas, 2018). Proses pengadukan bahan baku batu bata
sampai keluar dari corong pencetakkan bertujuan supaya bahan baku tercampur
rata dan batu bata menjadi padat. Pencampuran bahan baku dan kepadatan batu
bata yang dihasilkan sangat berpengaruh terhadap kualitas batu bata setelah
melalui proses pembakaran. Pada corong pencetakkan batu bata terdapat pelumas
agar batu bata yang dihasilkan memiliki tekstur permukaan yang halus dan tidak
bersisik. Adonan yang telah keluar dari pencetakkan kemudian berjalan di atas
conveyor dan dipotong secara otomatis dengan menggunakan benang sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi pelaksanaan Penelitian Mini Riset ini di desa Sidodadi Kecamatan
Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan. Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 10
Desember 2020 sampai dengan selesai.

3.2. Tahap Pelaksanaan


Pelaksanaan PKM-T dilakukan mengikuti Diagram Alir Pelaksanaan
(Gambar 3.1)
Pendampingan Mitra
Start Uji Coba
Monitoring dan Evaluasi
Survey Pembuatan Alat
Lapangan Finish
Pengumpulan
Alat dan Bahan
Pendesaianan
Alat

Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan

3.3. Survey Lapangan


Survey lapangan merupakan langkah awal yang dilakukan kelompok
Penelitian sebelum membuat kegiatan. Survey lapangan dilakukan mengikuti
Diagram Alir Survey Lapangan (Gambar 3.2).
Start Wawancara Terkait Pengkajian dan
Permasalahan Mitra Pengumpulan Materi

Pemecahan Masalah Finish


Yang Dihadapi Mitra

Gambar 3.2. Diagram Alir Survey Lapangan

3.4.Desain Penelitian
Setelah Kelompok Penelitian melakukan survey lapangan, selanjutnya
mendesain mesin Smart Rock yang mampu meratakan campuran abu tandan
kosong kelapa sawit dengan tanah merah dan tanah galong. Mesin Smart Rock
didesain menggunakan mesin listrik karena lebih ramah lingkungan (Gambar 3.3).
Mesin listrik dihubungkan dengan gearbox untuk memutar screw conveyor dan
pemotong otomatis. Pada ujung pencetakkan terdapat pemotong batu bata otomatis.
Gambar 3.3. Tampak Depan dan Tampak Belakang Mesin Smart Rock
3.5. Pengumpulan Alat dan Bahan
Pendataan alat dan bahan sesuai kebutuhan serta pemilihan komponen alat
dan bahan yang berkualitas dengan harga terjangkau, mampu meningkatkan mutu
dari produksi batu bata, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
penghasilan mitra sesuai dengan kualitas barang yang disesuaikan dengan alokasi
dana yang tersedia.

3.6. Uji Coba Penelitian


Uji coba dilakukan untuk memastikan kinerja mesin Smart Rock yang
telah dibuat dapat berfungsi dan bermanfaat untuk mitra dalam memproduksi batu
bata dengan filler abu tandan kosong kelapa sawit yang lebih efesien dan
berkualitas. Pengujian alat akan dilakukan di Laboratorium Teknik Universitas
Negeri Medan.

3.7.Monitoring dan Evaluasi Data


Tahap monitoring dilakukan pada mitra pembuat batu bata di desa
Sidodadi, Kecamatan Kisaran Barat. Tahap monitoring dilakukan untuk melihat
peningkatan kualitas batu bata mitra dengan penggunaan abu tandan kelapa sawit
sebagai filler batu bata dan memantau kerja mesin Smart Rock dalam
memproduksi batu bata dengan abu tandan kosong.
Tahap evaluasi data ini dilakukan untuk melihat hasil produksi baik dari
kualitas maupun kuantitas batu bata sesuai SNI. Mesin rancangan Smart Rock, di
pantau baik dari segi kestabilan, kecepatan dalam memproduksi batu bata dan
kapasitas mesin untuk menghasilkan batu bata serta mampu meningkatkan
kualitas batu bata mitra penelitian Apabila batu bata yang dihasilkan belum
mencapai kualitas maksimal dan mesin Smart Rock tidak bekerja sesuai dengan
yang diharapkan, maka Kelompok penelitian akan mencari perbandingan
komposisi bahan baku batu bata dengan kualitas maksimal serta melakukan
perbaikan terhadap mesin Smart Rock sampai mitra bisa menggunakan mesin
Smart Rock untuk memproduksi batu bata dengan abu tandan kelapa sawit sebagai
filler batu ba
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra, dengan mahal nya harga
bahan baku tanah liat yang mempengaruhi kualitas batu bata dan sewa
mesin cetak yang tinggi, maka kami memberikan solusi dengan
memanfaatkan abu tandan kosong kelapa sawit dari hasil pembakaran
sebagai filler batu bata dan merancang mesin cetak batu bata untuk
meningkatkan kualitas dan produksi batu bata secara otomatis sehingga
mampu meningkatkan pendapatan mitra dan juga diharapkan Mesin
rancangan Smart Rock, di pantau baik dari segi kestabilan, kecepatan
dalam memproduksi batu bata dan kapasitas mesin untuk menghasilkan
batu bata serta mampu meningkatkan kualitas batu bata mitra penelitian

4.2 Saran
Saran atau harapan reviewer sangat kami butuhkan dan Mini Riset ini
direkomendasikan untuk siapa saja yang berkerja terkait dengan batu bata
dan kami juga mengharapkan pembaca mempunyai ide-ide kreatif, untuk
mengembangkan mini riset ini. Demikian Laporan Project ini kami buat
jika ada kesalahan kata mohon dimaafkan. Akhir kata Kami mengucapkan
Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohmansyah, Idharmahadi A, dan Hadi A. (2015). Studi Kuat Tekan Batu


Bata Menggunakan Bahan Additive (Abu Sekam Padi, Abu Ampas Tebu
dan Flu Ash) Berdasarkan Spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
JRSDD. 3 (3):541-522.
Alam, H.N. (2016). Pengaruh Faktor – Faktor Produksi Terhadap Tingkat
Profitabilitas Pengrajin Batu Bata Di Talang Jambe Kota Palembang.
Jurnal Muqtashid. 1 (1):66-80
Das, B.M. (1995). Mekanika Tanah I. Erlangga: Jakarta.
Hidayati, R.N. (2018). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan
Campuran Terhadap Sifat Mekanik Batu Bata di Desa Gunung Cupu,
Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Koniherawati dan Centaury H. (2019). Re-Aktualisasi Kendil Hitam. Jurnal
Seni Kriya. 8 (1):12-25.
Muhammad, A.K. Muhammad A. dan A.M Anzarih. (2017). Peningkatan
Kapasitas Produksi Pengrajin Batu Bata Melalui Perbaikan Alat Pencetak
Batu Bata. Prosiding Seminar Nasional Teknologi IV. 9 November 2017.
Samarinda, Indonesia.124 – 127.
Rahmasita, M.E. Moh Farid. dan Hosta A. (2017). Analisa Morfologi Serat
Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai bahan Penguat Komposit Absorpsi
Suara. Jurnal Teknik ITS. 6 (2):584-588.
Rahman,W. (2016). Studi Pelaksanaan Pengolahan Batu Bata di Dusun
Kurawan Desa Tanggo Rejo Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu
Selstan. Jurnal Georafflesia. 1 (2):93 – 102.
Ridayani, D. Mariana B.M. dan Asifa A. (2017). Analisis Porositas dan Susut
Bakar Keramik Berpori berbasis Clay dan Serat Tandan Kosong Kelapa
Sawit. Jurnal Prisma Fisika. 5 (2):51-54.
Saragih M.T dan E.M. Ginting. (2018). Analisis Sifat Mekanik Kompon Karet
Dengan Bahan Pengisi Abu Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal
Einstein. 6 (3):11-16
Uehera, G. dan G.P Gilman. (1981). The Mineralogy, Chemistry, and Physics of
Tropical Soils With Variable Charge Clays. Westerview Press/Boulder :
Colorado.
Yunas, Y.R. (2018). Rancang Bangun Die Mesin Pres Batu Bata Tipe Rongga.
Tesis. Universitas Muhammadiyah Malang.
Zahrina, I. (2007). Pemanfaatan Abu Sabut Kelapa dan Cangkang Sawit sebagai
Sumber Silika Pada Sintesis ZSM – 5 Dari Zeolit Alam. Jurnal Sains dan
Teknologi. 6 (2):31 – 34.

Anda mungkin juga menyukai