Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi surya adalah sangat luar biasa karena tidak bersifat polutif, tak dapat habis, dapat
dipercaya dan tidak membeli. Kekurangannya adalah sangat halus dan tidak konstan. Arus energi
surya yang rendah mengakibatkan dipakainya sistem dan kolektor yang luas permukaanya besar
untuk mengumpul dan mengkonsentrasikan energi tersebut.
Umumnya yang digunakanlah adalah plat datar(panel surya, sell surya, pemanas air, dan
sebaginya yang memanfaatkan energi surya tersebut. Misalnya pada panel surya,e nergi radiasi
surya dapat dirubah menjadi arus listrik searah debgan mempergunakan lapisan-lapisan tipis dari
silikon (Si) muri atau bahan semikonduktor lainnya. Untuk pemakaian sebagai semikonduktor,
silikon harus dimurnikan hingga suatu tingkat pemurnian yang tinggi sekali.
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik.
Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan sumber cahaya terkuat
yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat
diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk
menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang
berlawanan.
Ada dua tipe dasar dari panel surya, dan sangat penting untuk memahami perbedaan
antara kedua karena mereka menghasilkan berbagai jenis energi. Ada juga keuntungan yang
berbeda dan kerugian untuk keduanya.
Jumlah penggunaan panel surya di porsi pemroduksian listrik dunia sangat kecil, tertahan
oleh biaya tinggi per wattnya dibandingkan dengan bahan bakar fosil - dapat lebih tinggi sepuluh
kali lipat, tergantung keadaan. Sekarang ini biaya panel listrik surya membuatnya tidak praktis
untuk penggunaan sehari-hari di mana tenaga listrik kabel telah tersedia. Bila biaya energi naik
dalam jangka tertentu, atau bila penerobosan produksi terjadi yang mengurangi ongkos produksi
panel surya, ini sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

1.2.Tujuan
1. Untuk memproduksi energi cahaya dari energi surya
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari modul surya
3. Untuk mengetahui aplikasi dari penggunaan modul surya
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB II

DASAR TEORI

Sel surya atau fotovoltaik dapat berupa alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat
secara langsung mengubah energi surya menjadi bentuk tenaga listrik secara efisien. Efek
fotovoltaik ini ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1839, dimana Becquerel mendeteksi adanya
tegangan foto ketika sinar matahari mengenai elektroda pada larutan elektrolit. Alat ini
digunakan secara individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada kamera maupun digabung seri
maupun paralel untuk memperoleh suatu harga tegangan listrik yang dikehendaki sebagai pusat
penghasil tenaga listrik. Bahan dasar silicon.
Bahan ini terbuat dari silikon berkristal tunggal. Bahan ini sampai saat ini masih
menduduki tampat paling atas dari urutan biaya pembuatan bila dibandingkan energi listrik yang
diproduksi oleh pesawat konvensional.
Prinsip kerja sel surya silikon adalah berdasarkan konsep semikonduktor p-n junction. Sel
terdiri dari lapisan semikonduktor doping-n dan doping-p yang membentuk p-n junction, lapisan
antirefleksi, dan substrat logam sebagai tempat mengalirnya arus dari lapisan tipe-n (elektron dan
tipe-p (hole). Semikonduktor tipe-n didapat dengan mendoping silikon dengan unsur dari
golongan V sehingga terdapat kelebihan elektron valensi dibanding atom sekitar.
Pada sisi lain semikonduktor tipe-p didapat dengan doping oleh golongan III sehingga
elektron valensinya defisit satu dibanding atom sekitar. Ketika dua tipe material tersebut
mengalami kontak maka kelebihan elektron dari tipe-n berdifusi pada tipe-p. Sehingga area
doping-n akan bermuatan positif sedangkan area doping-p akan bermuatan negatif. Medan
elektrik yang terjadi pada keduanya mendorong elektron kembali ke daerah-n dan hole ke daerah-
p. Pada proses ini telah terbentuk p-n junction. Dengan menambahkan kontak logam pada area p
dan n maka telah terbentuk dioda.
Ketika junction disinari, photon yang mempunyai energi sama atau lebih besar dari lebar
pita energi material tersebut akan menyebabkan eksitasi elektron dari pita valensi ke pita
konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hold ini dapat bergerak
dalam material sehingga manghasilkan pasangan elektron-hole. Apabila ditempatkan hambatan
pada terminal sel surya, maka elektron dari area-n akan kembali ke area-p sehingga menyebabkan
perbedaan potensial dan arus akan mengalir.
Sel surya atau sel photovoltaic merupakan suatu alat yang dapat mangubah energi radiasi
matahari secara langsung menjadi energi listrik. Pada dasarnya sel tersebut berjenis diode yang
tersusun atas P-N junction. Sel surya photovoltaic yang dibuat dari bahan semi konduktor yang
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

diproses sedemikian rupa, yang dapat menghasilkan listrik arus searah (DC). Dalam
penggunaannya, sel-sel surya itu dihubungkan satu sama lain, sejajar atau seri, tergantung dari
penggunaannya, guna menghasilkan daya dengan kombinasi tegangan dan arus yang
dikehendaki. Pada umumnya solar module tidak membutuhkan pemeliharan yang rutin seperti
genset. Genset umumnya diharuskan untuk dihidupkan satu kali seminggu, pemeriksaan oli,
pemeriksaan batere, dll. Pemeliharaan solar module, dibersihkan berkala untuk tidak mengurangi
penyerapan intensitas matahari. Mengatur letak dari solar module supaya mendapatkan sinar
matahari langsung dan tidak terhalangi objek (pohon, jemuran, bangunan, dll).
(Junial Heri, 2008)
Penggunaan masyarakat dari energi yang banyak dan beragam, dan sementara beberapa sumber
yang serbaguna, tidak ada satu pun yang dapat melayani semua kebutuhan. Energi surya adalah
serbaguna dan unik cocok untuk beberapa fungsi. Earl Cook terinspirasi untuk menulis "ada
kehidupan di bumi oleh kasih karunia radiasi matahari" karena peran unik dari energi surya
dalam fotosintesis. Awan terbentuk, hujan turun, dan sungai terus mengisi dan kosong semua
karena radiasi matahari memberikan energi untuk menguapkan air dari permukaan bumi. Angin
berkembang karena permukaan bumi dipanaskan merata oleh radiasi matahari.
Kurang terkesan besarnya tetapi penting untuk banyak yang hangat, pantai bermandikan
matahari dengan manusia terentang bronzing tubuh mereka dengan radiasi ultraviolet dari
matahari. Jika kekuatan radiasi matahari siklus hujan, menciptakan angin dan pantai yang hangat,
akan terlihat bahwa bangunan bisa menghangatkan, air dipanaskan, dan listrik yang dihasilkan
dengan energi dari matahari. Memang, semua tugas ini amd lebih mungkin dengan energi surya.
Tetapi energi matahari tidak akan sepenuhnya menggantikan sumber energi konvensional dalam
melaksanakan tugas.
Seorang siswa tahu benar bahwa ada variasi yang luas dalam uang kuliah universitas, dan
bahwa ia harus memilih sekolah yang sesuai dengan sumber daya keuangan nya dan kepentingan.
Lebih sering daripada tidak, siswa mampu memberikan hanya sebagian kecil dari biaya dan dia
terlihat untuk beasiswa, pinjaman, pekerjaan, dan sebagainya untuk sumber daya tambahan. Ini
adalah sama dengan pemilik rumah mencari unit pemanas rumah tangga. Ada variasi yang luas
dari jenis, dan pemilik rumah harus memilih satu yang cocok sumber daya mereka dan
persyaratan. Pemilik rumah bijaksana meminimalkan kebutuhan energi dan kemudian memilih
unit pemanas. Jika pilihannya adalah matahari, unit umumnya akan memberikan hanya sebagian
kecil dari persyaratan dan pemilik rumah melihat ke sumber energi tambahan seperti bahan bakar
minyak, gas alam, dan listrik.
Terlepas dari lintang di belahan bumi utara, ketersediaan energi surya terkecil di musim
dingin dan terbesar di musim panas . Sebaliknya, membangun kebutuhan pemanasan yang
terbesar di musim dingin dan terkecil di musim panas. Pencocokan persyaratan pemanasan
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

dengan unit pemanas ini sangat penting dalam pertimbangan energi surya. Ketika kerugian panas
ke bagian luar bangunan diimbangi dengan keuntungan panas dari unit pemanas, suhu tetap
konstan. Sebuah termostat dirancang untuk mengubah unit pemanas pada saat suhu turun di
bawah suhu yang dipilih dan untuk menghidupkan unit pemanas off saat suhu melebihi suhu
yang dipilih. Semakin besar kerugian panas, semakin besar harus menjadi keuntungan panas
untuk mempertahankan suhu yang dipilih. Jika unit pemanas memiliki kapasitas terbatas dan
biaya operasi yang rendah, pemilik rumah mungkin khawatir tentang kehilangan panas. Tetapi
jika unit pemanas memiliki kapasitas terbatas, pemilik rumah harus mengurangi kehilangan panas
sehingga unit pemanas dapat memenuhi tuntutan. Seperti yang akan kita lihat, energi disediakan
oleh unit pemanas matahari terbatas di sebagian besar daerah di mana gedung pemanasan
diperlukan dan pemilik rumah harus membuat rumah sebagai energi seefisien mungkin.
(Priest, Joseph. 1984)
Matahari memancarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Radiasi tersebut hanya
sekitar 50% yang dapat diserap oleh bumi. Menurut pengukuran radiasi surya oleh Badan
Angkasa Luar Amerika Serikat NASA (National Aeronautics and Space Administration) melalui
misi ruang angkasa tahun 1971 diperoleh data tentang besaran konstanta matahari yang harganya
sama dengan 13,53 watt/m2. Dari besaran tersebut 7,85% atau 105,8 Watt/m2 dipancarkan
melalui sinar ultraviolet, 47,33% atau 640,4 Watt/m2 dipancarkan oleh sinar yang dapat dilihat
oleh manusia (visible light) dan 44,85% atau 606,8 Watt/m2 dipancarkan oleh sinar inframerah.
Pada dasarnya energi radiasi yang dipancarkan oleh sinar matahari mempunyai besaran
yang tetap (konstan), tetapi karena peredaran bumi mengelilingi matahari dalam bentuk elips
maka besaran konstanta matahari bervariasi antara 1308 watt/m2. Dengan berpedoman pada luas
penampang bumi yang menghadap matahari dan yang berputar sepanjang tahun maka energi
yang dapat diserap oleh bumi besarnya adalah 751 x 1015 kW-jam.
Problem utama dalam pemanfaatan energi surya adalah faktor siang dan malam yang
selalu bergantian datangnya sehingga kontinuitas perolehan energi surya selalu terputus pada
malam hari. Meskipun demikian manusia dapat memanfaatkan baik secara langsung maupun tak
langsung dengan bantuan aneka pesawat pengubah energy, yang mengubah energy surya menjadi
tenaga listrik, tenaga mekanis dan pemanas air pada saat matahari sedang bercahaya.
Sampai saat ini energy surya dimanfaatkan baik dengan teknologi sederhana maupun
canggih. Konversi energy surya dibedakan menjadi:
1. Sumber tenaga listrik dari energy surya
2. Tenaga uap dan energy surya
3. System pemanas air/udara melalui tenaga surya
Edmund Becquerel dalam tahun 1839 pernah menulis bahwa suatu tegangan listrik dapat
dihasilkan bila suatu berkas cahaya diarahkan pada electrode-elektrode suatu larutan elektrolit.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

W.G.A. dan R.E. Day dalam tahun1877 melanjutkan penelitian yang telah dirintis oleh Becquerel
tentang pengaruh cahaya yang dapat menghasilkan tegangan listrik melalui benda padat.
Kemudian Schottky, Lange, dan Grondahl menyusul membuat percobaan serta
mengembangkan sel-sel fotovoltaik (photovoltaic) melalui bahan selenium dan oksida cuprous,
dan berhasil menciptakan suatu alat pengukur fotoelektrik. Pada tahun 1954 sekelompok ahli
mengadakan peneltian lanjutan dan mencoba memcahkan problem dari pengaruh fotovoltaik
sebagai satu-satunya alternative yang paling dimungkinkan untuk menyuplai tenaga listrik secara
langsung melalui radiasi surya. Pembangkit listrik energy surya dalam pelaksanaannya dibagi
atas 4 metode, antar lain:
1. Dengan sistem fotovoltaik (photovoltaic)
2. Dengan sistem konversi fotoelektrokemis
3. Dengan sistem penerima termal surya terdistribusi, dan
4. Dengan sistem penerima termal surya secara sentral
Sel surya dapat berupa alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat secara
langsung mengubah energi surya menjadi bentuk tenaga listrik secara efisien. Alat ini digunakan
secar individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada kamera maupun digabung seri maupun
parallel untuk memperoleh suatu harga tegangan listrik yang dikehendaki sebagai pusat penghasil
tenaga listrik.
Hampir semua sel surya dibuat dari bahan silikin berkristal tunggal. Bahan ini sampai saat
ini masih menduduki tempat paling atas dari urutan biaya pembuatan bila disbanding energi
listrik yang diproduksi oleh pesawat konvensional. Hal ini disebabkan oleh harag silicon murni
yang masih sangat mahal. Meskipun berbahan dasar pasir silikat (SiO2), tetapi untuk
membuatnya diperlukan biaya produksi yang tinggi.
Para ahli telah melakukan penelitian secara intensif untuk menekan ongkos produksi sel
silicon agar dapat bersaing dengan pembangkit tenaga listrik konvensional. Dapat disebutkan di
sini bahwa untuk membuat pembangkit tenaga listrik dengan sel surya pada perhitungan tahun
1970 adalah $15.000,-/kW-jam terpasang dan yang menggunakan tenaga nuklir adalah $ 150,-
/kW-jam terpasang. Prinsip pengonversian dari tenaga surya menjadi tenaga listrik melalui sel
surya yang melalui tahapan proses:
1. Absorpsi cahaya dalam semikonduktor
2. Membangkitkan serta memisahkan muatan positif dan negative bebas ke daerah-daerah
lain dari sel surya, untuk membangkitkan tegangan dalam sel surya, dan
3. Memindahkan muatan-muatan yang terpisah tersebut ke terminal-terminal listrik dalam
bentuk aliran tenaga listrik
Alat ini digunakan untuk kontrol instrument elektronik pada sataelit komunikasi pertama
(Early Bird), dengan kekuatan terpasang sebesar 75 watt. Roket Vanguard I yang diluncurkan
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

tahun 1958 membawa satelit generator photovoltaic sebagi pendukung daya listrik utama,
sedangkan satelit Intensalt IV menggunakan generator fotovoltaik berkekuatan 600 Watt. Skylab
yang menggunakan 312.000 sel surya dapat menghasilkan tenaga listrik untuk daerah-daerah
terpencil, dapat digunakan untuk menyuplai listrik untuk keperluan rumah tangga, industry,
pertanian, dan irigasi.
Telah disebutkan diatas bahwa efisiensi maksimum yang dapat dicapai secara teoritis dari
generator photovoltaic adalah 25% sedang dalam pelaksanaannya bahkan berkurang hingga 15%
saja. Hal tersebut disebabkan beberapa factor, antara lain:
1. Adanya kerugian pantulan pada permukaan sel surya yang tidak dapat dihindari
2. Daya penyerapan yang kurang sempurna
3. Ikatan pada pasangan lubang electron yang kurang sempurna
4. Timbulnya tahanan dalam secara seri yang menyebabkan tambahan lengkung
degradasi.
5. Suatu faktor tegangan
Berbeda dengan generator fotovoltaik yang menggunakan elemen silicon, pada system ini
konversi fotoelektrokemis energy surya diubah melalui elektrolisis air di mana melalui alat
converter tersebut ditumbuhkan tenaga listrik yang berupa gas hydrogen sebagai bahan bakar.
(Astu Pudjanarsa, 2008)
Sel fotovoltaik surya adalah semikonduktor di mana radiasi surya dari pita gelombang tertentu
langsung diubah menjadi listrik. Material yang paling sering digunakan adalah silikon kristal.
Apabila lapisan tipis silikon dari jenis-p dan jenisnya digabungkan, akan diperoleh sel
sambungan p-n (p-n junction cell), dengan muatan listrik statik pada sambungan tersebut. Silikon
jenis -p kaya muatan positif; silikon jenis-n memiliki kelebihan elektron.
Foton (bingkisan energi cahaya) yang mengenai sel akan membebaskan pembawa
minoritas (minority carriers) dalam wilayah p (elektron), yang dipaksa melintasi sambungan oleh
medan listrik statik. Apabila suatu tahanan beban dihubungkan melintang pada sel tersebut, maka
akan mengalir arus listrik dalam sirkuit luar yang disebut arus fotolistrik. Sel-sel fotovoltaik
mendapatkan penggunaanrrya yang sangat menarik di daerah jauh dari jaringan listrik.
Penggunaan yang sangat menarik dari sistem fotovoltaik adalah pemompaan air di daerah
perpencil.
Baterai fotovoltaik dikopel dengan motor-motor DC (arus searah) bertegangan rendah
yang menggerakkan pompa-pompa sentrifugal. Mengingat tingginya harga sel-sel tersebut maka
system fotovoltaik harus dioperasikan pada titik daya maksimumnya. pada siang hari, karena
masukan surya dan karena itu keluaran baterai berubah-ubah secara terusmenerus, maka titik
operasi baterai akan mengikuti tempat kedudukan dari titiktitik daya maksimum. Dapat dilihat
bahwa garis tempat kedudukan tersebut agak, curam, yaitu dv/dl kecil.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Jadi pada waktu mulai di pagi hari, keluaran baterai tersebut rendah sehingga diperlukan
sebuah motor yang memiliki karakteristik momen putar start yang baik, misalnya motor dengan
magnet permanen. untuk motor DC dengan magnet perrnanen. dapat ditunjukkan bahwa
kemiringan tegangan terminal versus arus angker, dv/dl, berbanding terbalik dengan kemiringan
kurva momen putar-kecepatan. Maka untuk daya maksimum, kemiringan kurva momen-putar
kecepatan untuk motor, dan untuk beban, haruslah besar untuk memperoleh harga dv/dl yang
kecil. Kurva karakteristik beban yang diinginkan sangat.mudah diperoleh dengan sebuah pompa
sentrifugal yang bekerja pada tinggi angkat statik yang rendah.
Meskipun energi surya dapat menghasilkan temperatur yang cukup tinggi untuk masak,
namun masih banyak hambatan ekonomi, sosial, dan teknik yang harus diatasi sebelum kompor
surya dapat diterima di negara-negara berkembang. Kayu bakar yang umumnya gratis, seringkali
langka tetapi sulit sekali mengumpulkannya, sedangkan komponen kompor masak seperti
misalnya kaca merupakan barang impor yang seringkali mahal harganya.
Dan juga ada kebutuhan untuk masak dalam rurnah setelah matahari terbenam atau pada
waktu hujan. Sebagai contoh hambatan sosial dan teknik untuk menerima kompor surya di
daeratr pedesaan, adalah seperti yang digambarkan berikut ini. Di Niger, millet bukan hanya
makanan pokok, bahkan untuk kebanyakan penduduknya sering merupakan makanan satu-
satunya yang tersedia. Untuk membuat, bola-bola dari adonan yang terbuat dari tepung millet
halus, air, potas, dan buinbu-bumbu lain dimasukkan kedalam minyak goreng panas yang
seringkali berasap tebal3. Pengaruh dari uap minyak yang mengembun terhadap transmitansi
kaca dalam kompor surya akan segera nampak.
Di permukaan bumi air diuapkan melalui penyerapan radiasi surya. Uap air itu diangkut
oleh arus udara sehingga campuran menjadi dingin sampai mencapai temperature embun dan uap
air itu mengembun. Distilator surya tipe-atap (roof-type solar still) yang dianalisis di bawah ini
merupakan tiruan proses alamiah dalam ukuran kecil. Didaerah-daerah terpencil dengan tingkat
radiasi surya yang tinggi, dimana hanya tersedia air payau atau air asin, distilator tipe-atap dapat
menjadi sumber potensial bagi penyediaan air minum untuk konsumsi manusia maupun binatang.
Sebenamya, di Las Salinas, Chili, telah dibangun pabrik distilasi seluas 5000 m2 yang dimusim
panas menghasilkan lebih dari 20.000 liter air segar per hari selama lebih 30 tahun.
(Ted. J Jansen, 1995)
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi langsung
cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk
memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun
selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan
energi panasnya melalui sistem solar thermal. Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan
dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika
disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt,
dan arus short-circuit dalam skala milliampere per cm2.
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya
sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya
terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi
penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau
seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan
untuk aplikasi tertentu.
Sesuai dengan perkembangan sains & teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun
berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan
empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula. Dalam tulisan ini
akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya berbasis material silikon yang mencakup cara
kerja sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat
juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak
terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti
aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik,
substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya.
Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana
terdapat elektron sebagai penyusun dasar.
Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan
semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya.
Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan
atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh
atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom
fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan
hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-
p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-
p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n. Akibat dari aliran elektron dan
hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n
junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif,
yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik.g.
(https://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-surya)
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi


1. Modul Surya ( 2 buah )
Fungsi : sebagai sumber energi listrik yang di konversi dari energi cahaya
2. Kabel Penghubung (2 merah dan 2 hitam)
Fungsi : untuk menghubungkan modul surya ke perekam data
3. Lampu 120 watt ( 2 buah )
Fungsi : sebagai sumber cahaya
4. USB perekam data
Fungsi : untuk membaca besaran data pengukuran dari modul surya
5. Kabel USB
Fungsi : sebagai penghubung atau pemindah informasi dari perekam data ke komputer
6. Komputer yang telah terinstall Clean Energy Trainer
Fungsi : mengolah data yang di dapat dari perekam data
7. Adaptor
Fungsi : sebagai power supply untuk merubah tegangan AC menjadi DC
8. Penggaris
Fungsi : untuk mengatur jarak antara lampu dengan modul surya
9. Kacamata Hitam
Fungsi: untuk melindungi mata dari radiasi
10. Cok Sambung
Fungsi : sebagai alat yang menghubungkan atau mengalirkan arus PLN dengan peralatan
11. Charger Laptop
Fungsi : untuk mengisi daya batre pada laptop

3.2 Bahan
-

3.3 Prosedur percobaan


1. Disiapkan semua peralatan
2. Dihubungkan panel surya dengan panel surya lain dengan menggunakan kabel
penghubung.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

3. Dihubungkan panel surya yang telah terhubung ke USB Perekam Data


4. Dihubungkan USB Perekam Data ke PLN dengan menggunakan adaptor
5. Dihubungkan USB Perekam Data ke komputer menggunakan kabel USB
6. Diatur jarak antara lampu dengan panel surya sejauh 50 cm
7. Dihidupkan aplikasi Clean Energy Trainer dan pilih tab modul surya
8. Dipilih modus operasi untuk automatic mode
9. Dihidupkan lampu
10. Diklik start pada aplikasi
11. Dicatat hasil tegangan dan arus yang diperoleh
12. Diulangi percobaan dengan jarak 65 cm dan 80 cm
13. Disimpan peralatan ke tempat semula.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Data Percobaan

4.1.1 Jarak 50 cm
No Voltage (mV) Current (mA)
1 329 0
2 318 11
3 290 39
4 258 70
5 230 100
6 208 111
7 212 120
8 207 125
9 181 129
10 186 135
11 171 140
12 166 146
13 147 149
14 137 160
15 96 170

4.1.2 Jarak 65 cm
No Voltage (mV) Current (mA)
1 714 0
2 709 9
3 696 41
4 667 70
5 650 100
6 637 111
7 627 120
8 627 125
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

9 626 131
10 618 135
11 620 142
12 616 147
13 617 149
14 599 159
15 594 171

4.1.3 Jarak 80 cm
No Voltage (mV) Current (mA)
1 443 0
2 436 11
3 414 41
4 383 70
5 353 100
6 353 109
7 341 120
8 336 125
9 323 129
10 329 136
11 313 142
12 305 146
13 309 149
14 290 160
15 258 170

Medan, 17 November 2015


Asisten Praktikan,

(Eman Juliskar Harefa) (Dini Rizqi Dwi)


LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.2. Analisa Data


1. Menentukan Hambatan (R)
a. Untuk jarak 50 cm
V 329 mV
1. 𝑅= = = ∞
I 0 mA
V 318 mV
2. 𝑅= = = 28,90 Ω
I 11 mA
V 290 mV
3. 𝑅= = = 7,43 Ω
I 39 mA
V 258 mV
4. 𝑅= = = 3,68 Ω
I 70 mA
V 230 mV
5. 𝑅= = 100 mA = 2,30 Ω
I
V 208 mV
6. 𝑅= = 111 mA = 1,87 Ω
I
V 212 mV
7. 𝑅= = 120 mA = 1,76 Ω
I
V 207 mV
8. 𝑅= = 125 mA = 1,65 Ω
I
V 181 mV
9. 𝑅= = 129 mA = 1,40 Ω
I
V 186 mV
10. 𝑅 = = 135 mA = 1,37 Ω
I
V 171 mV
11. 𝑅 = = 140 mA = 1,22 Ω
I
V 166 mV
12. 𝑅 = = 146 mA = 1,14 Ω
I
V 147 mV
13. 𝑅 = = 149 mA = 0,98 Ω
I
V 137 mV
14. 𝑅 = = 160 mA = 0,86 Ω
I
V 96 mV
15. 𝑅 = = 170 mA = 0,56 Ω
I

b. Untuk jarak 65cm


V 714 mV
1. 𝑅= = = ∞
I 0 mA
V 709 mV
2. 𝑅= = = 78,78 Ω
I 9 mA
V 696 mV
3. 𝑅= = = 16,97 Ω
I 41 mA
V 667 mV
4. 𝑅= = = 9,53 Ω
I 70 mA
V 650 mV
5. 𝑅= = 100 mA = 6,50 Ω
I
V 637 mV
6. 𝑅= = 111 mA = 5,74 Ω
I
V 627 mV
7. 𝑅= = 120 mA = 5,22 Ω
I
V 627 mV
8. 𝑅= = 125 mA = 5,02 Ω
I
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

V 626 mV
9. 𝑅= = 131 mA = 4,78 Ω
I
V 618 mV
10. 𝑅 = = 135 mA = 4,58 Ω
I
V 620 mV
11. 𝑅 = = 142 mA = 4,36 Ω
I
V 616 mV
12. 𝑅 = = 147 mA = 4,19 Ω
I
V 617 mV
13. 𝑅 = = 149 mA = 4,14 Ω
I
V 599 mV
14. 𝑅 = = 159 mA = 3,77 Ω
I
V 594 mV
15. 𝑅 = = 171 mA = 3,47 Ω
I

c. Untuk jarak 80 cm
V 443 mV
1. 𝑅= = = ∞
I 0 mA
V 436 mV
2. 𝑅= = = 39,64 Ω
I 11 mA
V 414 mV
3. 𝑅= = = 10,09 Ω
I 41 mA
V 383 mV
4. 𝑅= = = 5,47 Ω
I 70 mA
V 353 mV
5. 𝑅= = 100 mA = 3,53 Ω
I
V 353 mV
6. 𝑅= = 109 mA = 3,24 Ω
I
V 341 mV
7. 𝑅= = 120 mA = 2,84 Ω
I
V 336 mV
8. 𝑅= = 125 mA = 2,69 Ω
I
V 323 mV
9. 𝑅= = 129 mA = 2,50 Ω
I
V 329 mV
10. 𝑅 = = 136 mA = 2,42 Ω
I
V 313 mV
11. 𝑅 = = = 2,20 Ω
I 142 mA
V 305 mV
12. 𝑅 = I
= 146 mA = 2,09 Ω
V 309 mV
13. 𝑅 = = 149 mA = 2,07 Ω
I
V 290 mV
14. 𝑅 = = 160 mA = 1,81 Ω
I
V 258 mV
15. 𝑅 = = 170 mA = 1,52 Ω
I

2. Menentukan Daya (P)


a. Untuk jarak 50 cm
1. P = V × I = 329 mV × 0 mA = 0 mW = 0 W
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

2. P = V × I = 318 mV × 11 mA = 3498 mW = 3,498 W


3. P = V × I = 290 mV × 39 mA = 11310 mW = 11,310 W
4. P = V × I = 258 mV × 70 mA = 18060 mW = 18,060 W
5. P = V × I = 230 mV × 100 mA = 23000 mW = 23,000 W
6. P = V × I = 208 mV × 111 mA = 23088 mW = 23,088 W
7. P = V × I = 212 mV × 120 mA = 25440 mW = 25,440 W
8. P = V × I = 207 mV × 125 mA = 25875 mW = 25,875 W
9. P = V × I = 181 mV × 129 mA = 23349 mW = 23,349 W
10. P = V × I = 186 mV × 135 mA = 25110 mW = 25,110 W
11. P = V × I = 171 mV × 140 mA = 23940 mW = 23,940 W
12. P = V × I = 166 mV × 146 mA = 24236 mW = 24,236 W
13. P = V × I = 147 mV × 149 mA = 21903 mW = 21,903 W
14. P = V × I = 137 mV × 160 mA = 21920 mW = 21,920 W
15. P = V × I = 96 mV × 170 mA = 16320 mW = 16,320 W

b. Untuk jarak 65 cm
1. P = V × I = 714 mV × 0 mA = 0 mW = 0 W
2. P = V × I = 709 mV × 9 mA = 6381 mW = 6,381 W
3. P = V × I = 696 mV × 41 mA = 28536 mW = 28,536 W
4. P = V × I = 667 mV × 70 mA = 46690 mW = 46,690 W
5. P = V × I = 650 mV × 100 mA = 65000 mW = 65,000 W
6. P = V × I = 637 mV × 111 mA = 70707 mW = 70,707 W
7. P = V × I = 627 mV × 120 mA = 75240 mW = 75,240 W
8. P = V × I = 627 mV × 125 mA = 78375 mW = 78,375 W
9. P = V × I = 626 mV × 131 mA = 82006 mW = 82,006 W
10. P = V × I = 618 mV × 135 mA = 83430 mW = 83,430 W
11. P = V × I = 620 mV × 142 mA = 88040 mW = 88,040 W
12. P = V × I = 616 mV × 147 mA = 90552 mW = 90,552 W
13. P = V × I = 617 mV × 149 mA = 91933 mW = 91,933 W
14. P = V × I = 599 mV × 159 mA = 95241 mW = 95,241 W
15. P = V × I = 594 mV × 171 mA = 101574 mW = 101,574 W

c. Untuk jarak 80 cm
1. P = V × I = 443 mV × 0 mA = 0 mW = 0 W
2. P = V × I = 436 mV × 11 mA = 4774 mW = 4,774 W
3. P = V × I = 414 mV × 41 mA = 16974 mW = 16,974 W
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4. P = V × I = 383 mV × 70 mA = 26810 mW = 26,810 W


5. P = V × I = 353 mV × 100 mA = 35300 mW = 35,300 W
6. P = V × I = 353 mV × 109 mA = 38477 mW = 38,477 W
7. P = V × I = 341 mV × 120 mA = 40920 mW = 40,920 W
8. P = V × I = 336 mV × 125 mA = 42000 mW = 42,000 W
9. P = V × I = 323 mV × 129 mA = 41667 mW = 41,667 W
10. P = V × I = 329 mV × 136 mA = 44744 mW = 44,744 W
11. P = V × I = 313 mV × 142 mA = 44446 mW = 44,446 W
12. P = V × I = 305 mV × 146 mA = 44530 mW = 44,530 W
13. P = V × I = 309 mV × 149 mA = 46041 mW = 46,041 W
14. P = V × I = 290 mV × 160 mA = 46400 mW = 46,400 W
15. P = V × I = 258 mV × 170 mA = 43860 mW = 43,860 W

3. Menggambarkan Kurva Karakteristik


a. Untuk jarak 50 cm

KURVA KARAKTERISTIK
V - Vs - I
350

300

250
Voltage (mV)

200

150

100

50

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Current (mA)

𝑦 −𝑦 329 - 96 233
Slope = 𝑥2−𝑥1 = | 170 - 0 | = |170| = 1,37
1 2
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

b. Untuk jarak 65 cm

KURVA KARAKTERISTIK
V - Vs - I
800

700

600

500
Voltage (mV)

400

300

200

100

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Current (mA)

𝑦2 −𝑦1 594 -714 120


Slope = =| |=| | = 0,7
𝑥1 −𝑥2 171 - 0 171

c. Untuk jarak 80 cm

KURVA KARAKTERISTIK
V - Vs - I
500
450
400
350
Voltage (mV)

300
250
200
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Current (mA)

𝑦 −𝑦 258−443 185
Slope = 𝑥2−𝑥1 = | | = |170| = 1,09
1 2 170 - 0
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.3. Gambar Percobaan

SUMBER
PLN

0 10 20 30 40 50 60 70 80
LAP
TOP
PENGGARIS
RY UL
A
SU OD
M

KACAMATA
EL
EK A
M KAB UNG
PER A HUB

LA
N G
DAT PE

M
PU
KAB
EL U
SB

R
PTO
ADA
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan memproduksi energi cahaya dari energi surya yang pada praktikum ini
menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti panas surya. Cahaya lampu menumbuk
modul surya yang kemudian diserap oleh material semikonduktor seperti silicon. Elektron
(muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga mengalir melalui material
semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Muatan positif yang disebut hole (lubang)
mengalir dengan arah yang berlawanan dengan electron pada modul surya silicon. Modul
surya mengubah energi surya (lampu) menjadi sumber daya listrik DC.

2. Prinsip kerja dari clean energy trainer solar modul yaitu menggunakan lampu sebagai
sumber panas. Cahaya yang dihasilkan oleh lampu akan menyinari modul surya yang
berada dengan jarak tertentu. Panas dari cahaya lampu ini akan diserap oleh material
semikonduktor pada modul surya dan mengubahnya menjadi energi listrik yang kemudian
direkam pada USB perekam data. Kabel USB yang menghubungkan komputer dengan
USB perekam data akan mengirimkan data energi listrik ke komputer yang telah terinstal
Clean Energy Trainer, maka kita dapat melihat besar tegangan dan arus listrik pada
komputer. Semakin lama penyinaran maka besar daya listrik yang dihasilkan akan
semakin besar.

3. Aplikasi dari penggunaan solar modul, antara lain :


 Tenaga surya untuk penerangan di rumah.
 Tenaga surya untuk penerangan lampu jalan (PJU)
 Tenaga surya untuk penerangan lampu taman
 Tenaga surya sebagai sumber listrik untuk kamera CCTV.
 Tenaga surya sebagai sumber listrik untuk instalasi wireless (WIFI), radio pemancar.
 Tenaga surya untuk perangkat signal kereta api, kapal.
 Tenaga surya untuk rumah walet, irigasi, pompa air.
 Tenaga surya sebagai portable power supply
 Tenaga surya sebagai pemanas untuk menggerakkan turbin sebagai pembangkit listrik
tenaga surya.
 Tenaga surya sebagai sumber tenaga untuk perangkat satelit.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengukur jarak panel surya dengan
lampu.
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam pembacaan data pada komputer.
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih menguasai prosedur percobaan sebelum melakukan
percobaan
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

DAFTAR PUSTAKA

Heri, J. 2008. “Pengujian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Solar Cell Kapasitas 50 Wp”.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Halaman : 48 – 50
Jansen, T. 1995. “Teknologi Rekayasa Surya”. Edisi Pertama. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Halaman : 175 - 17
Priest, J. 1984. “Energy Principles Problems Alternatives”. Second Edition. USA: Addison
Wesley Publishing Company, Inc.
Pages : 211 – 214
Pudjanarsa, A. 2008. “Mesin Konversi Energi”. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andy
Halaman : 270 -276
http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-surya/
Diakses pada : Minggu, 15 November 2015
Pukul : 20.00 WIB

Medan, 17 November 2015


Asisten, Praktikan,

(Eman Juliskar Harefa) (Dini Rizqi Dwi)

Anda mungkin juga menyukai