Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MANAJEMEN ENERGI & KONSERVASI

TENAGA SURYA

DISUSUN OLEH :
Natanael Adonai T. (5213420036)
Imelda Aprillya Azzahra (5213420084)
Alifa Zahira Prasetya (5213421084)
A. Regina krisbudi P (5213421105)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021/2022
A. Definisi

Di Indonesia pemakaian energi fosil, seperti BBM dan batubara masih pada rating teratas
sebagai sumber energy primer pada pembangkit listrik.

Energy surya yang merupakan salah satu sumber terbarukan yang dapat dijadikan salah
satu alternatif yang secara fleksibel digunakan untuk penyediaan listrik rumah tinggal di
Indonesia (Abdul Jaleel & R, 2012).

Umumnya pemanfaatan energi surya untuk rumah tinggal di Indonesia digunakan pada
daerah terisolir dari jaringan listrik (off grid) dengan sistem SHS (Solar Home System).
Sistem SHS menggunakan baterai sebagai penyimpan energi listrik ketika daya
dibangkikan SHS melebihi daya dibutuhkan beban. Baterai merupakan komponen yang
termahal dalam sistem SHS. Untuk penggunaan pada daerah yang sudah tersedia jaringan
listrik (On Grid), SHS tidak dapat berkembang penggunaannya karena harga energi
listriknya jauh lebih mahal dari harga energi listrik PLN.

B. Mekanisme Produksi

Sel surya adalah perangkat elektronik yang menangkap sinar matahari dan mengubahnya
langsung ke listrik. Sel surya sering digabungkan untuk membuat unit yang lebih besar
yang disebut modul surya, yang digabungkan menjadi unit yang lebih besar yang disebut
panel surya sel di panel surya dirancang untuk menghasilkan listrik; tetapi jika sel baterai
menghasilkan listrik dari bahan kimia, sel panel surya menghasilkan daya dengan
menangkap sinar matahari. Mereka kadang-kadang disebut sel fotovoltaik (PV) karena
mereka menggunakan sinar matahari ("foto" berasal dari kata Yunani untuk cahaya) untuk
menghasilkan listrik (kata "volta" mengacu pada perintis listrik Italia Alessandro Volta,
1745–1827).

Panel surya bekerja dengan membiarkan foton, atau partikel cahaya, menjatuhkan elektron
bebas dari atom, menghasilkan aliran listrik. Cara kerja panel surya sebenarnya terdiri dari
banyak unit yang lebih kecil yang disebut sel fotovoltaik. (Fotovoltaik berarti mereka
mengubah sinar matahari menjadi listrik.) Banyak sel yang dihubungkan bersama
membentuk panel surya.

Setiap sel fotovoltaik pada dasarnya adalah sandwich yang terdiri dari dua irisan bahan
semi konduktor, biasanya silikon -bahan yang sama yang digunakan dalam
mikroelektronika. Untuk bekerja, sel fotovoltaik perlu membentuk medan listrik. Mirip
dengan medan magnet, yang terjadi karena kutub yang berlawanan, medan listrik terjadi
ketika muatan berlawanan dipisahkan. Untuk mendapatkan bidang ini, produsen
"membius" silikon dengan bahan lain, memberikan muatan listrik positif atau negatif pada
setiap irisan sandwich.
Secara khusus, mereka menyemai fosfor ke lapisan atas silikon, yang menambahkan
elektron ekstra, dengan muatan negatif, ke lapisan itu. Sementara itu, lapisan bawah
mendapat takaran boron, yang menghasilkan elektron lebih sedikit, atau muatan positif.

Ini semua menambah medan listrik di persimpangan antara lapisan silikon. Kemudian,
ketika foton sinar matahari menjatuhkan elektron bebas, medan listrik akan mendorong
elektron tersebut keluar dari sambungan silikon.

Beberapa komponen sel lainnya mengubah elektron ini menjadi daya yang dapat
digunakan. Pelat konduktif logam di sisi sel mengumpulkan elektron dan mentransfernya
ke kabel. Pada titik itu, elektron dapat mengalir seperti sumber listrik lainnya.

C. Contoh Produk Tenaga Surya

Energi surya biasanya merujuk pada penggunaan radiasi surya untuk suatu kebutuhan
praktis. Tapi, semua energi terbarukan, kecuali geothermal serta pasang surut, berasal dari
matahari.

Teknologi surya dikategorikan menjadi teknologi pasif dan teknologi aktif, tergantung
pada proses konversi, penyerapan, dan penyaluran cahaya matahari. Teknologi aktif
meliputi penggunaan panel fotovoltaik, pompa, dan kipas untuk mengubah energi surya ke
bentuk yang berguna. Teknologi pasif meliputi pemilihan bahan konstruksi yang memiliki
sifat termal yang bagus, perancangan ruangan dengan sirkulasi udara secara alami serta
menghadapkan bangunan ke matahari. Teknologi aktif meningkatkan persediaan listrik
yang disebut sebagai teknologi sisi penawaran, sedangkan teknologi pasif mengurangi
kebutuhan sumber daya alam lain dan disebut sebagai teknologi sisi permintaan (Manai,
2015). Dibawah ini merupakan beberapa contoh produk tenaga surya:

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap


Sistem ini merupakan sistem yang paling umum digunakan untuk memanfaatkan energi
surya. Energi listrik dihasilkan oleh rangkaian sistem panel surya yang diletakkan di atap-
atap rumah atau bangunan lainnya. Lalu energi listrik ini diproses sedemikian rupa
sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyalakan alat-alat listrik di rumah.

Lampu/ Rambu Lalu Lintas Tenaga Surya

Di banyak wilayah di Indonesia seperti Bengkulu dan Magelang sudah mulai menggunakan
lampu lalu lintas yang menggunakan tenaga surya. Menggunakan sistem tenaga surya
memungkinkan lampu lalu lintas dapat bekerja secara terus-menerus tanpa kekhawatiran
adanya pemadaman listrik mendadak.

Pompa Air Tenaga Surya (PATS)

Sistem PATS banyak digunakan di daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan listrik
PLN namun tingkat sinar mataharinya berlimpah. Dengan sistem ini, pompa air dapat
bekerja dan memompa air layaknya pompa air pada umumnya melainkan dengan sumber
listrik yang ramah lingkungan.
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS)

Sistem PJU TS ini diterapkan lebih dulu daripada lampu lalu lintas. Penggunaan PJU TS
ini sangat efektif dan efisien karena bisa menjangkau daerah yang sangat jauh walaupun
infrastrukturnya sangat terbatas. PJU TS ini tidak membutuhkan pembangunan jaringan
listrik PLN dulu sehingga sangat efektif untuk daerah terpencil.

Mobil Tenaga Surya

Mobil listrik mungkin sudah sering kita dengar, tetapi sekarang sudah ada mobil listrik
tenaga surya. Lightyear, sebuah perusahaan startup di Belanda telah berhasil membuat
prototype mobil listrik tenaga surya. Mobil prototype ini diberi nama One, dilengkapi
dengan panel surya di bagian atap dan kapnya. One diklaim dapat menempuh jarak 50-70
km dalam sehari dengan daya total panel surya 700 kWh.
Contoh lain yang lebih sederhana yaitu panel surya dari pisau silet seperti yang telah dibuat
dibawah ini:

D. Alat dan Bahan


1. Pisau silet
2. Alumunium foil
3. Lembaran PVC (14x9 cm)
4. Baterai bekas
5. Double tip
6. Kabel serabut kecil
7. Lampu bohlam kecil
8. Penggaris

E. Cara membuat panel surya dengan pisau silet

1. Tempel sisi kanan dan kiri serta bawah lembaran pvc dengan double tip.
2. Tempel dengan alumunium foil yang sudah digunting pada lembaran yang sudah di
double tip.
3. Ukur lembaran untuk ditempeli pisau silet dengan ukuran sekitar 3cm dengan
penggaris.
4. Potong baterai bekas jadi 10 bagian dan tempeli masing-masing dengan pisau silet.
5. Beri double tip pada lembaran pvc untuk menempelkan pisau silet.
6. Tempel pisau silet pada lembaran pvc sampai pinggir pisau silet menempel pada
alumunium foil.
7. Ujung 2 kabel ditempel pada alumunium foil bagian bawah dan sisi ujung sebaliknya
direkatkan pada lampu bohlam kecil.
8. Lampu bohlam akan menyala.

F. Mekanisme kerja
Alat panel surya yang sudah jadi dipanaskan terlebih dahulu agar dapat menyerap panas,
jadi silet menyerap panas dan dialirkan ke baterai, barulah lampu bohlam akan menyala,
jika lampu masih belum menyala maka panas yang terserap masih belum maksimal.
Sederhananya, ketika sel surya menyerap panas, maka akan ada pergerakan antara elektron
di sisi positif dan negatif. Adanya pergerakan ini menciptakan arus listrik sehingga dapat
digunakan sebagai energi bagi alat-alat elektronik.

G. Evaluasi
Pengukuran dan pembandingan alat yang telah dibuat dengan contoh yang dilihat di
youtube sedikit ada kendala, alat yang telah dibuat sangat sesuai dengan contoh yang
dilihat di youtube. Namun saat dilakukan percobaan, lampu bohlam tidak mau menyala.
Kendala yang terdapat pada alat yang telah dibuat yaitu saat menyerap panas, panas yang
diserap harus benar-benar baik dan tidak ada kendala, tetapi karena kondisi cuaca yang
terus menerus tidak stabil, jadi saat proses penjemuran panas yang diserap alat juga tidak
stabil. Sehingga lampu tidak bisa menyala. Namun pernah dilakukan percobaan saat cuaca
panas, alat dijemur selama beberapa menit hingga pisau silet panas, maka lampu akan
menyala walaupun sekejap.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jaleel, J., & R, O. A. (2012). Simulation on Maximum Power Point Tracking of the
Photovoltaic Module using LabVIEW. International Journal of Advanced Research in
Electrical, Electronics and Instrumentation Engineering, 1(3), 16–17. www.ijareeie.com
Manai, S. (2015). Membuat Sendiri Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Berikut adalah video project UAS Manajemen Konservasi dan Energi


https://youtu.be/g5Yn74_KFa4

Anda mungkin juga menyukai