Anda di halaman 1dari 27

0000

Mujahadah An-Nafs
1. Pengertian
Mujahadah an nafs sering disebut juga dengan kontrol diri, yaitu
perjuangan sungguh-sungguh atau jihad melawan ego atau nafsu
pribadi. Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan
untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan
bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi
positif, kontrol diri pun merupakan salah satu potensi yang dapat
dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses
dalam kehidupan.
Jika kita menilik secara hakiki, nafsu diri atau disebut sebagai
hawa nafsu merupakan poros kejahatan. Karena, nafsu diri
memiliki kecenderungan untuk mencari berbagai kesenangan.
Inilah kenapa Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa jihad
melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh.
Surah Al Anfal Ayat 27 tentang Mujahadah An Nafs

3. Kandungan Surah Al Anfal Ayat 72


Kandungan Surah Al Anfal ayat 72 dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Allah memberikan derajat tertinggi dan mulia disisi Allah bagi
orang yang berhijrah bersama Nabi Muhammad SAW. Nabi
yang rela berkorban dan meninggalkan nafsu duniawi dan
memilih berjuang di jalan Allah.
b. Hendaknya umat islam turut berjuang di jalan Allah, bersedia
menanggung segala resiko dan duka perjuangan dan siap
berkorban dengan harta dan jiwa.
c. Umat Islam hendaknya bertindak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan ALLAH SWT. Karena Allah
selalu melihat dan mengetahui apa yang dilakukan hamba-
Nya.
4. Arti Kata-Kata Surah Al Anfal Ayat 72
5. Penerapan Ilmu Tajwid Dalam Surah Al Anfal Ayat 72
6. Manfaat dan Hikmah Mujahadah An Nafs (Kontrol Diri)
Mujahadah An Nafs sangat penting dalam kehidupan kita. Hal ini
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kontrol diri berperan penting dalam hubungan seseorang
dengan orang lain (interaksi sosial). Hal ini dikarenakan kita
senantiasa hdup dalam kelompok/masyarakat dan tidak bisa
hidup sendirian, seluruh kebutuhan hidup kita pun terpenuhi
dari bantuan orang lain, begitu juga kebutuhan psikologis dan
dan sosial kita. Oleh karena itu kita harus kerjasama dengan
orang lain.
b. Kontrol diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita
(nilai diri)
c. Kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.
Dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan diri
sebaik-baiknya, maka kita akan dapat menjadi pribadi yang
efektif. Kemampuan mengendalikan diri menjadi sangat berarti
untuk meminimalkan perilaku buruk yang selama ini banyak kita
jumpai dalam kehidupan di masyarakat juga dalam tatanan
kenegaraan.
7. Ciri-ciri Mujahadah An Nafs (Kontrol Diri)
Ciri-ciri seseorang yang mempunyai kontrol diri antara lain :
a. Kemampuan untuk mengontrol perilaku yang ditandai dengan
kemampuan mengahadapi situasi yang tidak diinginkan.
b. Kemampuan menunda kepuasan dengan segera mengatur
perilaku.
c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa dengan mengantisipasi
keadaan melalui pertimbangan secara objektif.
d. Kemampuan menafsirkan peristiwa dengan melakukan
penilaian dan penafsiran suatu keadaan dengan cara
memperhatikan segi-segi positifnya.
e. Kemampuan mengontrol keputusan.
Orang yang rendah kemampuan mengontrol diri cenderung akan
reaktif dan terus tidak stabil.
8. Prinsip-prinsip dalam Muhajahad An Nafs
a. Prinsip Kemoralan
Agama islam mengajarkan moral yang baik bagi setiap umatnya,
misalnya tidak mencuri, tidak membunuh dan lainnya.
b. Prinsip Kesadaran
Prinsip ini mengajarkan kepada kita agar senantiasa sadar
saat suatu bentuk pikiran yang negatif muncul.
c. Prinsip Perenungan
Dengan melakukan perenungan, maka kita akan cenderung
mampu mengendalikan diri.
d. Prinsip Kesabaran
Perlu adanya kesadaran akan kondisi emosi yang kita miliki.
e. Prinsip Pengalihan Perhatian
Manakala kita menyibukkan diri dengan aktifitas yang positif.
9. Contoh Perilaku Mujahadah An Nafs dalam Kehidupan
Sehari-hari
Contoh perilaku Mujahadah An Nafs adalah sebagai berikut :
a. Mampu mengendalikan hawa nafsu saat melihat hal-hal yang
disenangi.
b. Menolong orang lain meskipun dalam keadaan sulit.
c. Menguasai diri kita.
d. Saat ada dorongan hati untuk berniat negatif, maka segera
ingat Allah.
e. Bersabar saat menghadapi masalah dan berpikir untuk
melakukan respon yang bijaksana dan bertanggung jawab.
10. Hadis tentang Anjuran Mujahadah An Nafs
“Mulailah (berbuat baik) kepada dirimu sendiri, makan beri
nafkahlah dirimu lebih dahulu. Bila masih ada yang akan engkau
nafkahkan berikanlah kepada keluargamu. Bila masih ada lagi
sesudah memberi keluargamu, berikanlah kepada karib
kerabatmu. Dan bila masih ada lagi sesudah memberi karib
kerabatmu, maka bertindaklah seperti itu, yakni utamakanlah
yang lebih erat hubungannya dengan orang yang akan di beri
nafkah itu, dan demikianlah seterusnya.” (H.R An Nasa’i dari
Jabir)

B. Ukhuwah
1. Pengertian
Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih
sayang, cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap
setiap orang, dimana keterpautan jiwa di tautkan oleh ikatan
akidah Islam, iman dan taqwa. Ukhuwah ini sangat identik
dengan kerukunan yang dimiliki umat islam
2. Surah Al Hujurat ayat 10 tentang Ukhuwah
3. Kandungan Surah Al Hujurat ayat 10
a. Hendaknya umat Islam menciptakan rasa persaudaraan dan
perdamaian di muka bumi ini.
b. Hendaknya umat Islam membina persatuan dan
persaudaraan antar sesama manusia
c. Hendaknya umat Islam mendamaikan suadaranya yang
berselisih dan mencari jalan keluar yang paling bijak.
d. Umat islam harus senantiasa bertakwa kepada Allah.
4. Ukhuwah untuk Menjaga Kerukunan dan Persatuan
Kata kerukunan berasal dari rukun, yang berarti damai, tidak
bertengkar. Adapun maksud perlunya persatuan dan kerukunan
adalah karena manusia diciptakan sebagai makhluk individu
sekaligus sebagai makhluk sosial.
5. Manfaat dan Hikmah Ukhuwah
a. Akan mendapatkan rasa manis dan lezatnya iman,
sebagaimana sabda Rasulullah: “ Tiga perkara yang
barangsiapa mendapatinya, dia akan merasakan manisnya
iman, yaitu dia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi
daripada kecintaan kepada selain keduanya, dia
mencintai saudaranya dan dia tidaklah mencintainya
melainkan karena Allah, dia membenci untuk kembali kepada
kekufuran sebagaimana dia membenci untuk dilemparkan ke
dalam An Nar.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
b. Allah akan melindungi dari kengerian pada hari kiamat kelak
c. Mencintai karena Allah akan mendatangkan iman yang akan
mengantarnya ke surga
d. Ukhuwah akan melahirkan akhlak yang sempurna
e. Ukhuwah akan memperkokoh kekuatan kaum muslimin.
6. Contoh Perilaku Ukhuwah dalam Kehidupan
a. Menegakkan sholat berjamaah di masjid
b. Menebarkan salam
c. Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit
saudaranya
d. Saling memaafkan
e. Menajuhi perbuatan maksiat
f. Saling mendoakan dengan kebaikan
7. Hadis Tentang Anjuran Menjaga Ukhuwah

C. Husnuzhan
1. Pengertian
Kata Husnuzhan berarti berprasangka baik atau sering disebut
juga positive thinking. Lawan kata husnuzhan adalah su’uzhan,
artinya berprasangka buruk. Dalam penerapannya husnuzhan
ada tiga, yaitu husnuzhan kepada Allah SWT, husnuzhan kepada
diri sendiri, dan husnuzhan kepada sesama manusia.
a. Husnuzhan kepada Allah SWT
Husnuzhan kepada Allah SWT tidak sebatas ucapan lisan saja,
namun benar-benar direflesikan dalam bentuk tindakan nyata,
antara lain sebagai berikut :
1) Mencintai Allah SWT.
Dibuktikan dengan sikap senang mendengar panggilan-
Nya, senang menjalankan perintah-Nya.
2) Taat kepada Allah SWT
Dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya.
3) Selalu mohon ampunan-Nya
Dilakukan agar kita menyadari bahwa kita penuh dengan
dosa, agar kita senantiasa selalu berdoa kepada-Nya.
b. Husnuzhan kepada diri sendiri
Husnuzhan kepada diri sendiri erat kaitannya dengan sifat
percaya diri. Kita yakin bahwa diri kita sanggup mengerjakan
banyak hal.
c. Husnuzhan kepada sesama manusia
Maksudnya kita berbaik sangka terhadap apapun yang
dilakukan orang lain atas dasar ketidaktahuan atau kepastian.
2. Surah Al Hujurat Ayat 12 Tentang Husnuzhan

3. Kandungan Surah Al Hujurat Ayat 12


a. Hendaknya umat Islam tidak mempunyai dugaan buruk
terhadap orang lain dan mempergunjingkannya.
b. Hendaknya tidak memberikan tuduhan tentang adanya suatu
yang perlu diwaspadai
c. Hendaknya umat Islam tidak mencari-cari kesalahan orang
lain
4. Manfaat dan Hikmah Husnuzhan
a. Tumbuh rasa cinta kepada Allah SWT
b. Tercipta ketenangan dan kedamaian dalam hati
c. Terjalin ukhuwah (persaudaraan)
d. Terhindar dari fitnah
e. Terhindar dari rasa iri dan dengki
f. Memperoleh pahala dari Allah SWT.
5. Contoh perilaku Husnuzzhan
a. Selalu memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan
negara
b. Suka memberikan pembinaan yang baik kepada sesama
c. Gemar memberikan pertolongan kepada sesama
d. Selalu menjauhkan diri dari perilaku egois
e. Meyakini bahwa Allah benar benar Maha Esa
f. Umat muslim wajib bertaqwa kepada Allah
g. Beribadah dan berdoa kepada Allah
h. Bertawakal kepada Allah
i. Menerima dengan ikhlas semua keputusan dari Allah Swt.
6. Hadist tentang Anjuran Bersikap Husnuzzhan
“Janganlah kalian berprasangka (curiga) , karena sesungguhnya
prasangka itu pembicaaran yang paling dusta. Janganlah kalian
saling mencari cari berita atau mendengarkan aib orang,
janganlah kalian mencari cari keburukan orang, janganlah kalian
saling menipu, janganlah kalian saling mendengki, janganlah
kalian saling membenci, janganlah kalian memboikot, dan jadilah
kalian hamba hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari)
111

pengertian mujahadah an-nafs

mujahadah an-nafs adalah perjuangan yang sungguh" untuk melawan ego , atau

hawa nafsu lawwamah atau dengan kata lain mengendalikan diri , tidak

mengikuti kemauan nafsu yang bertentangan dengan syara'.

dalil tentang mujahadah an-nafs terdapat dalam surat al-anfal ayat 72, yang

bunyinya :

‫ضهنمم أنموُلإنيِاَنء بنمع ض‬


ۚ‫ض‬ ‫صنروُا نأوُ للنئإ ن‬
‫ك بنمع ن‬ ‫إإنن النإذيِنن آنمننوُا نوُنهاَنجنروُا نوُنجاَهنندوُا بإأ نممنوُالإإهمم نوُأنمنفنإسإهمم إفيِ نسإبيِإل ن‬
‫اإ نوُالنإذيِنن آنوُموُا نوُنن ن‬

‫نوُالنإذيِنن آنمننوُا نوُلنمم يِننهاَإجنروُا نماَ لننكمم إممن نوُنليِنتإإهمم إممن نشميِضء نحتنلى يِننهاَإجنروُا ۚ نوُإإإن امستنمن ن‬
‫صنروُنكمم إفيِ الدديِإن فننعلنميِنكنم‬

‫صيِقر‬ ‫ق ۗ نوُ ن‬
‫ان بإنماَ تنمعنمنلوُنن بن إ‬ ‫صنر إإنل نعلنلى قنموُضم بنميِنننكمم نوُبنميِننهنمم إميِنثاَ ق‬
‫النن م‬

artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad

dengan harta dan jiwanya pada jalan allah dan orang-orang yang memberikan

tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu

satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang orang yang beriman,

tetapi belum berhijrah maka tidak ada kewajiban sedikitpun bagimu melindungi

mereka, sampai mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta

pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib

memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian

antara kamu dengan mereka. Dan allah maha melihat apa yang kamu kerjakan."

pengertian husnuzan

husnuzan adalah berprasangka baik , berpikiran positif terhadap sesuatu .

husnuzan banyak macamnya , husnuzan terhadap Allah , husnuzan terhadap sesama

manusia

dalil yang menyatakan tentang husnuzan terdapat dalam surat al-hujurat ayat 12 ,

yang artinya Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah

mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang

sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

pengertian ukhuwah

ukhuwah adalah persaudaraan , baik persaudaraan karena hubungan darah maupun

persaudaraan karena seaqidah

dalil yang menyatakan perintah untuk ukhuwah terdapat dalam surat al1-imron ayat

103 , yang artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,

dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu

ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan

hatimu, lalu karena nikmat Allah, menjadilah kamu orang yang bersaudara; dan

kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu

daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar

kamu mendapat petunjuk.

2222

dalil tentang mujahadah an-nafs :

1) dalil yg bersumber dari al-qur'an

‫ضهنمم أنموُلإنيِاَنء بنمع ض‬


‫ض‬ ‫صنروُا نأوُلنئإ ن‬
‫ك بنمع ن‬ ‫إإنن النإذيِنن آننمننوُا نوُنهاَنجنروُا نوُنجاَهنندوُا بإأ نممنوُالإإهمم نوُأنمنفنإسإهمم إفيِ نسإبيِإل ن‬
‫اإ نوُالنإذيِنن آننوُموُا نوُنن ن‬

‫نوُالنإذيِنن آننمننوُا نوُلنمم يِننهاَإجنروُا نماَ لننكمم إممن نوُنليِنتإإهمم إممن نشميِضء نحنتى يِننهاَإجنروُا نوُإإإن امستنمن ن‬
‫صنروُنكمم إفيِ الدديِإن فننعلنميِنكنم النن م‬
‫صنر‬

‫صيِقر‬ ‫ق نوُ ن‬
‫ان بإنماَ تنمعنمنلوُنن بن إ‬ ‫إإنل نعنلى قنموُضم بنميِنننكمم نوُبنميِننهنمم إميِنثاَ ق‬

surat al-anfal ayat 72

artinya : Sesungguuhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad

dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan
tempat kediaman dan pertolongan (kepada muhajirin), mereka itu satu sama lain

saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum

berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka,

sampai mereka berhijrah. (tetapi) jika mereka meminta pertolongan kecuali

terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan

Allah SWT Maha Melihat apa yang kamu kerjakan

2) dalil yang bersumber dari al-hadits

‫ب‬ ‫ك ننمفنسهن إعمنند املنغ ن‬


‫ض إ‬ ‫ إإنننماَ النشإديِند النإذىِ يِنمملإ ن‬، ‫صنرنعإة‬
‫س النشإديِند إباَل ص‬
‫ لنميِ ن‬: ‫قاَل رسوُل ا صلى ا عليِه وُسلم‬

hadits tersebut riwayat buchori , muslim dan ahmad

artinya : Rasulullah SAW bersabda : Bukanlah orang kuat itu yang (biasa menang)

saat bertarung/bergulat, tetapi orang kuat itu adalah yang (mampu)

mengendalikan nafsunya ketika marah

makna yg terkandung dari hadits tersebut adalah :

1) Pengertian kuat dalam islam bukan yang selalu menang saat bertarung, berkelahi

atau bergulat

2) Pentingnya kontrol atau mawas diri ketika meniti kehidupan.

3) Kemenangan dan keberhasilan hanya dapat diraih oleh orang-orang yang mampu

mengendalikan dirinya, meredam hawa nafsunya saat marah, dan selalu

meningkatkan kesabaran saat ditimpa musibah, masalah, dan duka nestapa.

333
1. Pengendalian Diri (Mujahadah an-Nafs)

Pengendalian diri atau kontrol diri (Mujāhadah an-Nafs) adalah menahan


diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan juga orang
lain, seperti sifat serakah atau tamak.

Dalam literatur Islam, pengendalian diri dikenal dengan istilah as-saum,


atau puasa. Puasa adalah salah satu sarana mengendalikan diri. Hal
tersebut berdasarkan hadis Rasulullah saw.

yang artinya: “Wahai golongan pemuda! Barangsiapa dari antaramu


mampu menikah, hendaklah dia nikah, kerana yang demikian itu amat
menundukkan pemandangan dan amat memelihara kehormatan, tetapi
barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah dia puasa, kerana (puasa)
itu menahan nafsu baginya.” (H.R. Bukhari)

Jadi, jelaslah bahwa pengendalian diri diperlukan oleh setiap manusia


agar dirinya terjaga dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt. Dapatkah
kamu memberikan contoh perilaku yang menunjukkan sikap
pengendalian diri?

2. Prasangka Baik (Husnuzzan)

Prasangka baik atau Husnuzzan berasal dari kata Arab


yaitu Husnu yang
artinya baik, dan Zan yang artinya prasangka. Jadi prasangka baik
atau positive thinking dalam terminologi Islam dikenal dengan
istilah Husnuzzan.

Secara istilah Husnuzzan adalah sikap orang yang selalu berpikir positif
terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain. Lawan dari sifat ini
adalah buruk sangka (su’uzzan), yaitu menyangka orang lain melakukan
hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.
Dalam ilmu akhlak, Husnuzzan dikelompokkan ke dalam tiga bagian,
yaitu Husnuzzan kepada Allah Swt. Husnuzzan kepada diri sendiri,
dan Husnuzzan kepada orang lain.

Prasangka baik adalah sifat sangat penting dimiliki oleh setiap orang
yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat yang harus
dijauhi dan dihindari. Mengapa demikian?

3. Persaudaraan (ukhuwwah)

Persaudaraan (ukhuwwah) dalam Islam dimaksudkan bukan sebatas


hubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud
dengan persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat
oleh tali aqidah (sesama muslim) dan persaudaraan karena fungsi
kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah Swt.).

Kedua persaudaraan tersebut sangat jelas dicontohkan oleh Rasulullah


saw., yaitu mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum
Anshar, serta menjalin hubungan persaudaraan dengan suku-suku lain
yang tidak seiman dan melakukan kerja sama dengan mereka

B. Ayat-Ayat al-Qur’ān tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik,


dan Persaudaraan

1. Q.S. al-Anfal(8):72

a. Lafal Ayat dan Artinya

‫إإنن النإذيِنن آنمننوُا نوُنهاَنجنروُا نوُنجاَهنندوُا بإأ نممنوُالإإهمم نوُأنمنفنإسإهمم إفيِ نسإبيِإل‬
‫ضهنمم أنموُلإنيِاَنء بنمع ض‬
‫ض نوُالنإذيِنن‬ ‫ك بنمع ن‬ ‫صنروُا نأوُلنئإ ن‬
‫اإ نوُالنإذيِنن آنوُموُا نوُنن ن‬
‫ن‬
‫آنمننوُا نوُلنمم يِننهاَإجنروُا نماَ لننكمم إممن نوُليِنتإإهمم إممن نشميِضء نحنتى يِننهاَإجنروُا‬
‫صنر إإل نعنلى قنموُضم بنميِنننكمم‬
‫صنروُنكمم إفيِ الدديِإن فننعلنميِنكنم النن م‬‫نوُإإإن امستنمن ن‬
‫ان بإنماَ تنمعنمنلوُنن بن إ‬
‫صيِقر‬ ‫ق نوُ ن‬
‫نوُبنميِننهنمم إميِنثاَ ق‬
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang
yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada
orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi.

Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka


tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum
mereka berhijrah.

(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam


(urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan
kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan
mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Hukum tajwid Qs. Al-Anfal ayat 72

c. Kandungan Ayat
Berbagai bentuk serangan, intimidasi, dan kekejaman yang dilakukan
oleh orang-orang musyrik Mekah telah menyebabkan Nabi Muhammad
saw. Dan kaum muslimin berhijrah meninggalkan rumah dan kampung
halaman mereka di Mekah menuju Madinah.

Di dalam sejarah Islam, mereka yang berhijrah disebut sebagai


kaum Muhajirin. Adapun warga Madinah yang telah beriman kepada
Nabi Muhammad saw. dan menerima kedatangan
kaum Muhajirin disebut kaum Anshar.

Peristiwa bersejarah itu bukanlah sekadar perpindahan yang bersifat


geografis, yaitu perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lain
yang baru.

Jika hal itu merupakan perpindahan atau pergerakan sekelompok


masyarakat yang bersifat geografis dan bernilai biasa-biasa saja,
tentunya tidak perlu sejauh itu mereka menempuh perjalanan sangat
berat ke Madinah.

Juga peristiwa itu bukanlah perpindahan manusia yang didasarkan pada


motif ekonomi atau kepentingan politik tertentu. Jika ada motif ekonomi,
mengapa kaum Muhajirin malah meninggalkan berbagai harta kekayaan
mereka di Mekah dan tidak memboyongnya ke Madinah?

Mengapa mereka malah mengorbankan harta dan jiwa sebagaimana


dilukiskan pada ayat di atas? Jika ada motif politik, pertanyaannya
adalah apakah Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. Memang semata-
mata demi memperoleh kue kekuasaan di Mekah atau Madinah.

Hijrah merupakan peristiwa dahsyat dalam sejarah agama dan


kemanusiaan. Dari sudut keagamaan, hijrah merupakan peristiwa
keagamaan karena berkaitan erat dengan perjuangan Nabi Muhammad
saw. dan sahabat-sahabat beliau dalam memperjuangkan tegaknya
Islam di Mekah.

Adapun dari sudut kemanusiaan, peristiwa hijrah merupakan


implementasi dari ajaran agama Islam mengenai pentingnya
menghormati, menjaga, dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

Firman Allah Swt. pada ayat di atas yang melukiskan bahwa


kaum Muhajirin dan Anśar saling lindung-melindungi satu sama lainnya,
sungguh mengagumkan.

Itulah wujud dari persaudaraan. persaudaraan (ukhuwwah) akan


menjadi salah satu sendi bagi munculnya peradaban baru dalam sebuah
masyarakat baru yang disebut masyarakat Madani.

2. Q.S. al-Hujurat(49):12

a. Lafal Ayat dan Artinya

‫ض الظندن إإمثقم‬ ‫نيِاَ أنصيِنهاَ النإذيِنن آنمننوُا امجتننإنبوُا نكإثيِررا إمنن الظندن إإنن بنمع ن‬
‫ب أننحندنكمم أنمن يِنأمنكنل‬ ‫ضاَ أنيِنإح ص‬
‫ضنكمم بنمع ر‬
‫ب بنمع ن‬ ‫نوُل تننجنسنسوُا نوُل يِنمغتن م‬
‫ب نرإحيِقم‬ ‫ان إإنن ن‬
‫ان تننوُا ق‬ ‫لنمحنم أنإخيِإه نمميِرتاَ فننكإرمهتننموُهن نوُاتننقوُا ن‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari


prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah
kamu mencaricari, kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain.

Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya


yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Hukum Tajwid surat Al-Huurat(49): ayat 12

3. Q.S. al-Hujurat(49):10

a. Lafal Ayat dan Artinya

‫صلإنحوُا بنميِنن أننخنوُميِنكمم نوُاتننقوُا ن‬


‫ان لننعلننكمم‬ ‫إإنننماَ املنممؤإمننوُنن إإمخنوُةق فنأ ن م‬
‫تنمرنحنموُنن‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

Hukum Tawid Qs. Al-Hujurat (49): 10

c. Kandungan Ayat

Pada ayat di atas Allah Swt. menegaskan dua hal pokok. Pertama,
bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Kedua, jika
terdapat perselisihan antarsaudara, kita diperintahkan oleh Allah Swt.
untuk melakukan islah (upaya perbaikan atau perdamaian).

Apa indikasi dari suatu persaudaraan? Rasulullah saw. bersabda, “Demi


Allah yang menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tidak dianggap
beriman kecuali jika dia menyayangi saudaranya sesama mukmin sama
seperti dia menyayangi dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)

Selain itu Rasulullah saw. juga menegaskan, “Seorang muslim adalah


orang yang lidah dan tangannya tidak menyakiti muslim lain, dan orang
yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan
Allah.” (H.R. Bukhari)

C. Hadis tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan


Persaudaraan

1. Hadis tentang Pengendalian Diri


Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Hadist Tentang Pengndalian diri (Mujahadah an Nafs)

“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian,


tetapi orang yang perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya
ketika marah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Hadis tentang Prasangka Baik


Rasulullah saw. bersabda:

Hadist tentang Prasangka baik (khusnuzzan)


“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya
prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari)

3. Hadis tentang Persaudaraan


Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir ra. Bahwa Rasulullah saw.
Bersabda:

Hadist tntang persaudaraan (ukhuwah)

Artinya : “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai,


saling mengasihi, dan saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila
satu organ tubuh merasa sakit, akan menjalar kepada semua organ
tubuh, yaitu tidak dapat tidur dan merasa demam.” (H.R. Muslim)

Perilaku Mulia

Perilaku Mulia yang mencerminkan sikap pengendalian


diri, Husnuzzan, dan persaudaraan, baik di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat sekitar, hingga masyarakat dunia!

Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)

1. Bersabar dengan tidak membalas terhadap ejekan atau cemoohan


teman yang tidak suka terhadap kamu.
2. Memaafkan kesalahan teman dan orang lain yang berbuat “aniaya”
kepada kita.

3. Ikhlas terhadap segala bentuk cobaan dan musibah yang menimpa,


dengan terus berupaya memperbaiki diri dan lingkungan.

4. Menjauhi sifat dengki atau iri hati kepada orang lain dengan tidak
membalas kedengkian mereka kepada kita.

5. Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt. kepada kita,
dan tidak merusak nikmat tersebut; seperti menjaga lingkungan agar
selalu bersih, menjaga tubuh dengan merawatnya, berolahraga,
mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, dan sebagainya.

Prasangka Baik (Husnuzzan)

1. Memberikan apresiasi atas prestasi yang dicapai oleh teman atau


orang lain dalam bentuk ucapan atau pemberian hadiah.

2. Menerima dan menghargai pendapat teman/orang lain meskipun


pendapat tersebut berlawanan dengan keinginan kita.

3. Memberi sumbangan sesuai kemampuan kepada peminta-minta yang


datang ke rumah kita.

4. Turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial baik ketika di lingkungan


rumah, sekolah, ataupun masyarakat.

5. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada kita dengan penuh


tanggung jawab.

Persaudaraan (Ukhuwwah)
1. Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang
sakit atau terkena musibah.

2. Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar


dan kembali bersatu.

3. Bergaul dengan orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa,


budaya, dan agama yang dianutnya.

4. Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan


yang dapat merugikan orang lain.

5. Menghargai perbedaan sukur, bangsa, agama, dan budaya


teman/orang lain.

Rangkuman

1. Pengendalian diri (mujāhadah an-nafs) adalah perilaku upaya untuk


tetap berada dalam setiap kebaikan dan terhindar dari sifat-sifat yang
dapat membinasakan dirinya, orang lain, maupun lingkungan.

2. Berbaik sangka (Husnuzzan) adalah sifat di mana orang lain


dipandang sebagai sesuatu yang baik dan harus diperlakukan dengan
baik, kecuali jika diketahui dengan fakta bahwa orang tersebut harus
diwaspadai dan diperingati.

3. Dalam Q.S. al-Anfāl/8:72 dijelaskan bahwa perintah berhijrah setelah


hijrahnya Rasulullah saw. dan kaum muslimin ke Kota Madinah dan Kota
Mekah adalah berhijrah dari keburukan menuju kepada kebaikan,
berjihad dari kemelaratan menuju kepada kesejahteraan, berhijrah dari
kebodohan menuju gilang gemilang, dan sebagainya.
4. Dalam Q.S. al-Hujurāt/49:10 kita diperintahkan oleh Allah Swt. agar
senantiasa menjaga dan menciptakan perdamaian, memberikan nasihat
kebaikan, dan mendamaikan perselisihan saudara dengan saudara yang
lain.

5. Dalam Q.S. al-Hujurat/49:12 dijelaskan perintah agar berprasangka


baik (Husnuzzan) kepada setiap orang, kita pun diperintahkan
menghindari dan menjauhkan diri dari berburuk sangka kepada sesama
saudara kita, karena berburuk sangka akan merusak keimanan dan
merusak persaudaraan.

Demikan Memahami Makna Pengendalian Diri (Mujjahadah an-Nafs,


Prasangka Baik (husnuzzan), dan Persaudaraan (ukhuwah)
444

Hadis huznuzan

Husnudzon merupakan salah satu sikap terpuji yang berarti berprasangka buruk.

Orang yang beriman hendaknya senantiasa bersikap husnudzon baik kepada

sesama manusia maupun kepada Sang Pencipta. Beberapa dalil hadits yang

mengenai sikap husnudzon diantaranya :

‫نل يِننموُتننن أننحندنكمم إإنل نوُهننوُ يِنمحإسنن الظننن إباَنلإ نعنز نوُنجنل‬

Artinya : "Janganlah salah satu diantara kalian mati, kecuali berprasangka baik

terhadap Allah." ( HR : Muslim )

‫ث يِننقوُنل » لن يِننموُتننن أننحندنكمم إإلن‬ ‫نعمن أنإبى نسمفنيِاَنن نعمن نجاَبإضر نقاَنل نسإممع ن‬
‫ت الننبإ ن‬
‫ قنمبنل نوُنفاَتإإه بإثنلن ض‬-‫صلى ا عليِه وُسلم‬- ‫ى‬

‫» نوُهننوُ يِنمحإسنن إباَنلإ الظننن‬.

Artinya : “ Janganlah seorang diantara kalian meninggal kecuali dia telah berbaik

sangka kepada Allah “ ( H.R. Muslim )


‫ان نعلنميِإه نوُنسلننم‬ ‫اإ أنمخبننرنناَ نممعنمقر نعمن هننماَإم مبإن نمننبدضه نعمن أنإبيِ هننرميِنرةن نعمن الننبإديِ ن‬
‫صنلى ن‬ ‫نحندثننناَ بإمشنر مبنن نمنحنمضد أنمخبننرنناَ نعمبند ن‬

‫ب املنحإديِ إ‬
‫ث نوُنل تننحنسنسوُا نوُنل تننجنسنسوُا نوُنل تننحاَنسندوُا نوُنل تنندابننروُا نوُنل تننباَنغ ن‬
‫ضوُا‬ ‫نقاَنل إإنيِاَنكمم نوُالظننن فنإ إنن الظننن أنمكنذ ن‬
‫نوُنكوُننوُا إعنباَند ن‬
َ‫اإ إإمخنوُارنا‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Muhammad] telah

mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar]

dari [Hammam bin Munabbih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam beliau bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk

adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah

suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling

membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." ( H.R :

Bukhari No 5604)

555

Pendahuluan

1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 1 Bab 1 Menjaga

Kedamaian dengan Mawas Diri, Berprasangka Baik, dan Persaudaraan Manusia

diciptakan sebagai mahluk sosial. Setiap saat dan setiap waktu kita sebagai

manusia berinteraksi dengan manusia lain, baik secara langsung, ataupun tidak

langsung seperti lewat SMS, telepon, situs jejaring sosial seperti facebook dan

twitter, bahkan lewat tayangan video dan televisi. Interaksi sosial seseorang

dengan individu lain menjadi sangat penting. Hal ini menjadi suatu alasan yang

menyebabkan emosi seseorang juga mengalami perubahan. Bisa jadi interaksi

dengan orang lain berdampak pada kebahagiaan atau sebaliknya malah

menjadi kesal dan marah. Berbagai aktivitas yang di lakukan manusia

cenderung membuat labilnya tingkat emosi seseorang. Allah SWT

mencipciptakan akal pada diri kita. Allah SWT juga memberikan nurani, dan
hawa nafsu kepada kita. Akal mengajak kita berfikir rasional, nurani mengajak

kita untuk melakukan perbuatan baik, seedangkan hawa nafsu selalu mengajak

manusia melakukan perbuatan buruk dan melanggar hukum Allah SWT. Oleh

karena itu kita harus mengendalikan hawa nafsu melalui kekuatan nurani dan

akal. Jika hawa nafsu tidak dikendalikan maka diri kitalah yang akan

dikendalikan. Lalu apa yang akan terjadi jika diri kita dikendalikan oleh hawa

nafsu? Kita akan hidup sengsara dan jauh dari rahmat Allah SWT. Wahai

pemuda muslim yang cerdas, tahukah kalian bahwa semenjak dilahirkan di

dunia manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.

Interaksi sosial diantara sesama manusia akan berjalan baik dan harmonis jika

dilandasi nilai-nilai Islam. Diantaranya dengan selalu berprasangka baik kepada

orang lain, saling membantu dan menjaga hubungan persaudaraan. Banyak

konflik terjadi ditengah-tengah masyarakat karena dipicu oleh sikap saling

curiga. Apakah kalian pernah memiliki sifat saling curiga? Sikap ini hanya akan

membuat hidup kita tidak tenang, mudah marah dan tersinggung. Pada

dasarnya setiap orang ingin dihormati dan perlakukan secara baik. Oleh karena

itu kita harus berprasangka baik dan menjaga keharmonisan hubungan dengan

orang lain. Amatilah kutipan berita atau peristiwa berikut, lalu tulislah pesan-

pesan moral atau komentar kritis yang mengarah kepada tema menjaga

kedamaian dengan dengan mawas diri, berprasangka baik, dan persaudaraan !

666

Ayat husnuzan

Contoh ayat di dalam Al-Quran Yang Menjelaskan Tentang Husnuzan Kepada Allah
Salah satu ayat yang menunjukkan dasar sikap husnuzan kepada Allah Swt. adalah Surah Ali Imran [3]
ayat 190–191 artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan bergantinya siang dan malam
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang berzikir
kepada Allah pada saat berdiri, duduk, atau berbaring dan memikirkan apa yang ada dalam penciptaan
langit dan bumi itu. (hingga mereka berkata) Ya Rabbku, tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia.
Mahasuci Engkau dan jagalah kami dari api neraka.
Pada ayat di atas, Allah menyatakan bahwa penciptaan langit dan bergantinya siang dan malam
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Dengan ayat ini kita diajak oleh Allah Swt. untuk menjadi
pribadi yang husnuzan kepada Allah dengan mengucapkan subhanallah. Kunci dalam memahami ayat ini
adalah hubungan antara kehidupan sehari-hari yang disebut Allah Swt. sebagai penciptaan langit dan bumi
serta bergantinya siang dan malam dengan kesadaran akan keindahan Allah Swt.
Hadis huznuzan
Hal ini dalam sebuah hadis qudsi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
Allah berfirman sebagai berikut.

Artinya: ”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia
akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan
keburukan.” (H.R.Tabrani dan Ibnu Hibban)
777

Kesimpulan

Mujahadah an-nafs adalah pengendalian diri,dimana seseorang harus berusaha

untuk pandai mengendalikan dirinya untuk melawan ego atau nafsu pribadinya.

kalo husnuzan adalah kita berbaik sangka kepada orang lain,tidak langsung

memandang negatifnya,kita ambil sisi positifnya. Ukhuwah artinya

persaudaraan..

BAB III
PENUTUP

Mujahadah artinya kesungguhan: merupakan yang sangat penting dalam unsur yang di percayai
sebagai kekuatan dan mencapai cita-cita.untukk mencapai kesuksesan orang harus disiplin melaksanakan
tugas yang sedang dilasanakannya.sejak awal ia harus brusaha untuk beremujahadah mencapai keseluruhan
tujuan.kalau kesungguhan ini dilakukannya maka akn ditemukan hasilnya diantaranya adalah musyahabah

Demikian juga barang siapa yang tidak bersungguh-sunguh melawan hawa napsunya yang selalu
mernggang dirinya dan mengajak berbuat maksiat dan mentang kebaikan,maka tidak mungkin ia akan
mendapat cahayatarikat yang dicaarinya.

Abu Qasim Al-Qusairy rahimatalla Ta’ala mengatakan barang siapa yang tidak beermujahadah sejak
awal,ia tidak akan mendapat keharuman sedikitpun dari cahaya tarikat,dikatakan dari apa yang pernah di
dengarnya dari Syeh Abu Ali Ad Daqaq: barang siapa dari sejak awal tidak mempuunyai pendirian yang
kuat,akhirnya ia tidak mempunyai majelis musyawarah: sebagian Ulamak mengatakan hanya dengan
ketekunan dan kesungguhan serta disiplin yang teratur, akan mencapai tujuan yang tinggi.

Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut aturan syara’ memerangi nafsu amarah dan
memberi beban kepadanya adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli hakikat
adalah untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’ (agama). Sebagian
Ulama mengatakan . Mujahadah adalah tidak menuruti kehendak nafsu dan ada lagi yang mengatakan.
Mujahadah adalah menahan nafsu dari kesenangannya.
Lengkapnya

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mujahadah an-Nafs
Mujahadah an-Nafs berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas dua kata, yakni mujahadah yang artinya
kesungguhan dalam mengendalikan sesuatu dan an-Nafs yang artinya diri pribadi. Jadi, mujahadah
an-Nafs adalah kesungguhan dalam mengendalikan diri pribadi atau sikap kontrol diri.
Sikap kontrol diri atau mujahadah an-Nafs adalah satu sikap yang diajarkan Islam agar manusia
mampu menjadi pribadi yang tidak selalu mengedepankan hawa nafsu dan emosinya dalam menjalani
kehidupan. Akan tetapi, mampu mengendalikan emosi dan hawa nafsunya dengan selalu
mengedepankan kejernihan hati dan pikiran serta perilaku mulia yang dapat meninggikan derajatnya
di hadapan Allah swt.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan
setelah mati”
(H.R. Tarmidzi: 2383)
Diantara tanda kecintaan seorang hamba kepada Allah swt., yaitu dia yang mengutamakan perkara
yang disukai-Nya daripada mengutamakan kehendak nafsu pribadinya. Orang-orang yang sanggup
melawan hawa nafsu adalah mereka yang beriman kepada Allah swt. dan hari akhir, inilah kekuatan
yang ada dalam diri umat Islam.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Dan saya juga mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Mujahid adalah orang yang berjihad terhadap
jiwanya”
(H.R. Ahmad)
Perang melawan hawa nafsu merupakan jihad akbar, yang nilainya lebih utama dibanding jihad
memerangi orang-orang kafir, yang sering disebut jihad kecil (al jihad al asghar) oleh Rasulullah saw.
Baca Juga : Makalah Zakat,Infaq,Sadaqah Dan Hibah
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Nabi Muhammad saw. Bersabda: Telah kembalilah kita dari sebuah perlawanan yang kecil (perang
Badar dengan orang Kaum Kafir Quraisy waktu itu), menuju peperangan yang agung, bertanyalah
para sahabat: Ya Rasulullah, apa yang engkau maksudkan peperangan yang besar? Rasul menjawab:
Perang melawan hawa nafsu”
Perilaku yang Mencerminkan Sikap Mujahadah an-Nafs
a. Berpikir positif
Selalu berpikir positif dalam segala hal, tidak pernah mempunyai prasangka buruk terhadap apa pun
dan siapa pun, tidak memiliki perasaan untuk merendahkan, atau bahkan menghina siapa pun yang
ditemuinya. Ketika seseorang memiliki perilaku berpikir positif, dia akan selalu mempertimbangkan
setiap ucapan dan perilakunya untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwasanya Nabi Muhammad saw. Bersabda, “Demi Zat
(Allah) yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah beriman seorang hamba dengan
sempurna sehingga dia mencintai tetangganya atau saudaranya seperti halnya mereka mencintai
dirinya sendiri”
(H.R. Muslim: 65)
b. Bekerja keras, tuntas, dan ikhlas
c. Optimis dalam segala hal
Sikap optimis artinya keyakinan yang kuat bahwa kesungguhan dan kerja keras yang kita lakukan
akan mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari Allah swt. dengan berbagai macam kemudahan.
Allah swt. berfirman :
‫ان لننمنع املنممحإسإنيِنن‬
‫نوُالنإذيِنن نجاَهنندوُا إفيِنناَ لنننمهإديِنننهنمم نسبنلننناَ ۚ نوُإإنن ن‬

Artinya :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. Al-
Ankabut (29): 69)
d. Bersyukur ketika mendapat keberhasilan
e. Bersabar ketika mendapat kegagalan
Seseorang yang memiliki sikap kontrol diri akan bersabar dan menganggap bahwa setiap kegagalan
dalam usahanya adalah ujian baginya untuk meningkatkan usaha dan doanya lebih maksimal lagi di
kemudian hari.
Allah swt. berfirman :
‫اإ إإنل املقنموُنم املنكاَفإنروُنن‬ ‫ح ن‬ ‫س إممن نرموُ إ‬‫اإ ِهَّلل إإننهن نل يِنميِأ ن ن‬ ‫ف نوُأنإخيِإه نوُنل تنميِأ ننسوُا إممن نرموُ إ‬
‫ح ن‬ ‫يِ امذهننبوُا فنتننحنسنسوُا إممن نيِوُنس ن‬
‫نيِاَ بننإ ن‬
Artinya :
“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-
orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf (12): 87)
Hikmah atau Manfaat dari Sikap Mujahadah an-Nafs
a. Menambah ketentraman hati dan pikiran
Seseorang yang memiliki sikap kontrol diri, hatinya akan merasa tenteram dan nyaman, tidak pernah
berburuk sangka terhadap siapa pun yang ditemuinya, tidak mengucapkan sesuatu yang dapat
merugikan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya dalam tubuh (manusia) itu terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu
baik maka baik pula seluruh tubuhya, akan tetapi apabila rusak segumpal daging itu maka rusak
pulalah seluruh tubuhnya, ingatlah segumpal daging itu adalah hati.”
(H.R. Bukhari: 50 dan Muslim: 2996)
b. Mendapatkan hasil yang memuaskan
Seseorang yang dapat mengontrol dirinya dari sifat malas dan menunda pekerjaan menggantinya
dengan kerja keras, tuntas, dan ikhlas tentu akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Allah swt. berfirman :
‫لمننساَإن إإنل نماَ نسنعلى‬ ‫س لإ م إ‬‫نوُأنمن لنميِ ن‬
Artinya :
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” (Q.S. An-Najm (53): 39)
c. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi
d. Menambah ketawakalan kepada Allah swt. dalam menyerahkan semua urusan
Dapat Melakukan Mujahadah an Nafs hanya karena hidayah Allah
Mujahadah al-nafs merupakan perbuatan yang berat. Meskipun berat Allah menjanjikan jalan keluar
bagi orang beriman yang bersungguh-sungguh berjuang mengendalikan nafsunya. Sebagaimana
firman Allah : : “Orang-orang yang berjihad di jalan Kami, pasti akan kami tunjukkan kepadanya
jalan-jalan Kami…” (QS al-Ankabut: 69).
Imam Ibn al-Qayyim berkata: “Allah menggantungkan hidayah dengan laku jihad. Maka orang yang
paling sempurna hidayah (yang diperoleh)-nya adalah dia yang paling besar laku jihadnya. Jihad yang
paling fardu adalah jihad melawan nafsu, melawan syahwat, melawan syetan, melawan rayuan
duniawi. Siapa yang bersungguh-sungguh dalam jihad melawan keempat hal tersebut, Allah akan
menunjukkan padanya jalan ridha-Nya, yang akan mengantarkannya ke pintu surga-Nya. Sebaliknya,
siapa yang meninggalkan jihad, maka ia akan sepi dari hidayah…”
Di ayat lain, Allah menjelaskan bahwa membebaskan nafsu merupakan karunia Allah, sebagaimana
frimannya: “Dan aku tidak membebaskan nafs-ku, karena sesungguhnya nafs itu selalu sangat
menyuruh kepada keburukan, kecuali nafs yang dirahmati Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf/12: 53).
Kalimat yang bergaris bawah menunjukkan bahwa kita tidak akan sanggup mengendalikan diri,
kecuali mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah
Akibat mengikuti nafsu
Para pelaku tindak kriminal di sekitar kita, seperti para koruptor, pemakai narkoba, pembunuh,
misalnya, adalah orang-orang yang gagal dalam laku mujahadah diri. Sebaliknya, mereka justru
menuruti segala keinginan dan syahwat diri, sehingga mereka tertawan dan diperbudak olehnya.
Mereka tidak pernah menyadari tentang buah kejahatan yang akan datang menjelang, cepat atau
lambat. Yang mereka pikirkan adalah bayangan semu tentang kenikmatan sesaat dan instan. Na’udzu
billah, semoga kita dihindarkan cara pandang sedemikian.
Hikmah mujahadah an nafs
Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari mujahadah an-nafs, yaitu:
a) Dapat meminimalisasi akibat negatif dari perbuatan yang dilakukan, karena dipertimbangkan
dengan matang.
b) Berusaha berbuat yang baik dan terbaik, sebaik perbuatan itu akan dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah
c) Tidak cepat bereaksi terhadap berbagai permasalahan yang timbul.
Cara Mujahadah an nafs
Ada empat cara melakukan mujahadah an-nafs dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1) Bersabar atau menyisihkan waktu yang lebih lama untuk mengambil keputusan dari perbuatan
yang akan dilakukan.
Ketika seseorang atau umat Islam dihadapkan kepada banyak tantangan dan kesulitan atau berposisi
minoritas, hendaklah bersabar. Sikap sabar akan membuka pikiran jernih yang menjadi pembuka ide-
ide brilian yang mengambil keputusan.
2) Memikirkan akibat dari perbuatan yang kita lakukan.
Berpikir tentang akibat perbuatan yang akan dilakukan dapat meminimalisasi hal-hal negatif dan
penyesalan yang akan ditimbulkan dari perbuatan tersebut. Bukankah setiap perbuatan sebenarnya
akan kembali kepada pelakunya sendiri? Allah Swt berfirman: “Jika kamu berbuat baik, maka kamu
berbuat baik kepada dirimu sendiri. Jika kamu berlaku jahat, maka kamu berbuat jahat pada dirimu
sendiri.” (QS Al-Isra: 7). Sebagian ulama salaf menafsirkan ayat ini dengan berkata: “Sesungguhnya
amal kebaikan melahirkan cahaya di dalam kalbu, kesehatan pada badan, kecerahan pada wajah,
keluasan pada rizki, serta kecintaan dari segala makhluk. Sedangkan kejahatan, sebaliknya,
menciptakan kegelapan di hati, keringkihan di badan, kesuraman di wajah, kesempitan pada rizki,
serta kebencian dari hati segala makhluk.”
3) Berdzikir kepada Allah
Berdzikir merupakan cara untuk menyadarkan diri bahwa segala perbuatan kita dilihat dan dicatat
oleh Allah untuk dipertanggungjawabkan di akhirat. Dengan berdzikir iman akan bertambah,
membentengi godaan setan dan menjadi penyelamat dari neraka. Sebagaimana sabda Nabi saw:
‫صنن إمنن النشميِ ن‬
‫طاَإن نوُنحإرنز إمنن الندميِنراإن‬ ‫إذمكنر اإ إعملنم اليِنماَإن نوُبننرائإإه إمنن الندنفاَ إ‬
‫ق نوُنح إ‬
“Dzikirullah itu (dapat membuka) pengetahuan tentang keimanan, pembebasan dari kemuafikan,
benteng dari syetan, dan penyelamat dari neraka.” (Miftah al-Shudur).
Ibnu Atha’illah al-Sakandari dalam al-Hikam-nya memberikan nasehat:
‫ لن غفلتك عن وُجوُد ذكره أشد من غفلتك فيِ وُجوُد ذكره‬،‫ل تترك الذكر لعدم حضوُرك مع ا فيِه‬
“Janganlah engkau meninggalkan zikir karena engkau tidak hadir bersama Allah (tidak khusyuk),
karena kelalaianmu sambil tidak berzikir itu lebih dahsyat daripada kelalaianmu sambil zikir kepada-
Nya.”
4) Berdoa kepada Allah
Doa menjadi modal spritual ketika dalam kesulitan. Inilah yang dicontohkan Rasulullah, ketika
beliau dilempari batu dan diusir dari Thaif, justru beliau mendoakan penduduk thaif agar diberi
hidayah oleh Allah.

2. Pengertian Husnudzan
Secara bahasa kata “husnudzan“ berasal dari bahasa arab yang terdiri dari 2 kata, yang pertama kata
“husnu” dan yang keduanya “adz-dzan”. “husnu” mengandung arti “baik”, dan “adz-dzan” artinya
“dugaan atau prasangka
Husnudzan adalah sikap atau keadaan jiwa yang berprasangka baik atau positif thinking
Macam-macam Husnudzan
1.Husnudzan kepada Allah SWT (Q.S Al-Baqarah {2} : 216). Husnudzan ini dengan cara :
- Senantiasa ta’at dan patuh terhadap perintah Allah SWT
- Bersyukur apabila mendapatkan keni’matan.
- Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
- Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.
2.Husnudzan kepada diri sendiri, dengan cara :
- Percaya diri
- Gigih
- Berinisiatif
3.Husnudzan kepada orang lain atau sesama manusia, dengan cara :
- Senang berteman dengan orang lain
- Berpikir positif terhadap orang lain
- Hormat kepada orang lain
- Tidak ada perasaan curiga terhadap orang lain
Dalil Al-Qur'an tentang Husnudzan
‫بسم ا الرحمن الرحيِم‬
َ‫ب أننحندنكمم أنمن يِنأمنكنل لنمحنم أنإخيِتتإه نمميِترتتا‬
‫ضاَ أنيِنإح ص‬
‫ضنكمم بنمع ر‬ ‫ب بنمع ن‬ ‫ض الظندن إإمثقم نوُنل تننجنسنسوُا نوُنل يِنمغتن م‬
‫نيِاَ أنصيِنهاَ النإذيِنن آننمننوُا امجتننإنبوُا نكإثيِررا إمنن الظندن إإنن بنمع ن‬
‫ب نرإحيِقم‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫فننكإرمهتننموُهن نوُاتنقوُا ان إإنن ان تننوُا ق‬
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
dagingsaudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijikkepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah MahaPenerima taubat lagi Maha Penyayang “ (Q.S Al-Hujurat
[49] : 12)
Isi dan kandungan ayat
- Ayat ini mengajarkan umat islam agar memiliki akhlak yang baik, yakni akhlak kepada Allah SWT,
Rasul-Nya, dan kepada sesama umat (muslim maupun non muslim), dan akhlak kepada lingkungan
- Akhlak bertujuan untuk menyucikan hati atau jiwa
- Salah satu akhlak tercela yang harus dihindari adalah prasangka buruk (su’udzan)
- Menggunjing juga akhlak tercela yang harus dihindari
- Gibah dan Tajassus juga adalah akhlak yang dilarang.
Sabda Nabi Muhammad SAW
(‫ث نوُلن تننجنسنسوُا« )روُاه البخاَرىِ وُمسلم‬ ‫ب املنحإديِ إ‬‫ فنإ إنن الظننن أنمكنذ ن‬، ‫»إإنيِاَنكمم نوُالظننن‬-‫صلى ا عليِه وُسلم‬- ‫نقاَنل الننبإصى‬
“ Hati-hati kalian dari dzan / prasangka, karena dzan / prasangka ituadalah ucapan paling dusta, dan
janganlah kalian memata-matai sesamakalian “ (H.R Bukhari Muslim)
Baca Juga : Makalah Tentang Pernikahan
Hikmah Husnudzan
- Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba (dirinya).
- Selalu bersikap khouf (takut) dan raja’ (berhadap) kepada Allah
- Akan selalu optimis dan tidak berkeluh kesah serta tidak berputus asa.
- Akal fikiran akan selalu jernih dan terjauhkan dari akal fikiran kotor atau negatif.
- Terjauh atau terhindar dari permusuhan dengan orang lain dan lebih dapat mempererat tali
silaturahmi atau pertemanan
- Tentunya dengan husnudzan ini, pelakunya akan disayangi oleh Allah SWT, Rasul-Nya dan orang
lain

3. Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah bisa diartikan sebagai “persaudaraan”.
Ukhuwah diartikan sebagai “ setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan
keturunan, dari segi ibu, bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan “.
Secara majazi kata ukhuwah mencakup persamaan salah satu unsur seperi suku, agama, profesi dan
perasaan.
Dalam kamus-kamus bahasa arab ditemukan bahwa kata “akh” yang membentuk kata ukhuwah
digunakan juga dengan arti “teman akrab atau sahabat”.
Macam-macam Ukhuwah
1.Ukhuwah ‘Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah SWT. Seluruh
makhluk yang ada di alam semesta ini bersaudara dalam arti memiliki kesamaan dalam beribadah
kepada Allah SWT. (Q.S Al-An’am [6] : 3)
2.Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh ummat manusia adalah bersaudara, karena
mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu. (Q.,S Al-Hujurat [49] : 12)
3.Ukhuwah Wathaniyah wa an-nasb, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. (Q.S Al-
A’raf [7] : 65)
4.Ukhuwah dalam agama islam, yaitu persaudaraan antara sesama muslim. (Q.S Al-Ahzab [33] : 5)
Dalil Ukhuwah
‫بسم ا الرحمن الرحيِم‬

‫صلإنحوُا بنميِنن أننخنوُميِنكمم نوُاتننقوُا ن‬


‫ان لننعلننكمم تنمرنحنموُنن‬ ‫إإنننماَ املنممؤإمننوُنن إإمخنوُةق فنأ ن م‬
“ Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itudamaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dantakutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S Al-
Hujurat [49] : 10)
Isi dan Kandungan Ayat
- Ayat ini merupakan rangkaian ayat akhlak yang harus menjadi landasan dalam menata keluarga dan
masyarakat
- Semua orang beriman itu bersaudara.
- Ukhuwah islamiyah harus dijalin secara kokoh dan kuat sehingga pihak lain akan segan atau gentar
menghadapi ummat islam
- Ukhuwah islamiyah tidak bersifat sempit, tapi luas tanpa ada batas negara
Hukum Tajwid
Rasulullah SAW bersabda
‫لن يِنمدنخنل املنجننةن نقاَإطقع‬
“ Orang yang memutuskan hubungan (silaturahmi) tidak akan masuk surga “ (H.R Bukhari)
Kandungan hadits :
- Keharusan untuk menjalin hubungan silaturahmi dalam lingkup yang kecil atau yang lebih besar
- Berperan aktif mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, bertengkar atau berselisih
- Berikhtiar semaksimal mungkin agar tidak menjadi pelaku atau biang keonaran atau perselisihan.
BAB III
PENUTUP
Mujahadah artinya kesungguhan: merupakan yang sangat penting dalam unsur yang di percayai
sebagai kekuatan dan mencapai cita-cita.untukk mencapai kesuksesan orang harus disiplin
melaksanakan tugas yang sedang dilasanakannya.sejak awal ia harus brusaha untuk beremujahadah
mencapai keseluruhan tujuan.kalau kesungguhan ini dilakukannya maka akn ditemukan hasilnya
diantaranya adalah musyahabah
Demikian juga barang siapa yang tidak bersungguh-sunguh melawan hawa napsunya yang selalu
mernggang dirinya dan mengajak berbuat maksiat dan mentang kebaikan,maka tidak mungkin ia
akan mendapat cahayatarikat yang dicaarinya.
Abu Qasim Al-Qusairy rahimatalla Ta’ala mengatakan barang siapa yang tidak beermujahadah sejak
awal,ia tidak akan mendapat keharuman sedikitpun dari cahaya tarikat,dikatakan dari apa yang pernah
di dengarnya dari Syeh Abu Ali Ad Daqaq: barang siapa dari sejak awal tidak mempuunyai pendirian
yang kuat,akhirnya ia tidak mempunyai majelis musyawarah: sebagian Ulamak mengatakan hanya
dengan ketekunan dan kesungguhan serta disiplin yang teratur, akan mencapai tujuan yang tinggi.
Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut aturan syara’ memerangi nafsu amarah
dan memberi beban kepadanya adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli
hakikat adalah untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’
(agama). Sebagian Ulama mengatakan . Mujahadah adalah tidak menuruti kehendak nafsu dan ada
lagi yang mengatakan. Mujahadah adalah menahan nafsu dari kesenangannya.

Anda mungkin juga menyukai