PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan memang terasa sedikit mudah
untuk menerangkannya dengan tepat. Tetapi adakalanya Pengendalian diri, Prasangka Baik
dan Persaudaraan dikaitkan dengan berbuat sesuatu, atau kadang kadang dihubungkan dengan
kesulitan untuk konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya bentuk Pengendalian diri,
Prasangka Baik dan Persaudaraan yang dapat menyebabkan terasa sulit untuk merumuskan
dalam bentuk karakter dari bahasa heran seseorang dan terasa sulit dalam merumuskan kata –
kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi jika kita amati bersama yang lebih jauh,
pengertian in selalu berkisar pada kesadaran dalam melakukan, kesedihan dalam kemampuan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini :
1. Apa pengertian Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan ?
2. Apa dasar dan dalil Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan ?
3. Apa hikmah Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan ?
C. Tujuan
Pembuatan makalah bertujuan untuk :
1. Mampu menjelaskan pengertian Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan
2. Mampu melafadzkan dalil tentang Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan
3. Mampu menyebutkan hikmah Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memahami Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan.
1. Mujahadah An-Nafs
a. Pengertian
Mujahadah an nafs sering disebut juga dengan Pengendalian diri, yaitu perjuangan
sungguh-sungguh atau jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Pengendalian diri
seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur
dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif,
Pengendalian diri pun merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan
digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan.
Jika kita menilik secara hakiki, nafsu diri atau disebut sebagai hawa nafsu
merupakan poros kejahatan. Karena, nafsu diri memiliki kecenderungan untuk
mencari berbagai kesenangan. Inilah kenapa Nabi Muhammad SAW menegaskan
bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh.
2. Ukhuwah
a. Pengertian
Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta dan
penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang, dimana keterpautan jiwa di
tautkan oleh ikatan akidah Islam, iman dan taqwa. Ukhuwah ini sangat identik dengan
kerukunan yang dimiliki umat islam
3. Husnuzhan
a. Pengertian
Kata Husnuzhan berarti berprasangka baik atau sering disebut juga positive
thinking. Lawan kata husnuzhan adalah su’uzhan, artinya berprasangka buruk. Dalam
penerapannya husnuzhan ada tiga, yaitu husnuzhan kepada Allah SWT, husnuzhan
kepada diri sendiri, dan husnuzhan kepada sesama manusia.
b. Husnuzhan kepada Allah SWT
Husnuzhan kepada Allah SWT tidak sebatas ucapan lisan saja, namun benar-benar
direflesikan dalam bentuk tindakan nyata, antara lain sebagai berikut :
1) Mencintai Allah SWT.
Dibuktikan dengan sikap senang mendengar panggilan-Nya, senang menjalankan
perintah-Nya.
2) Taat kepada Allah SWT
Dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3) Selalu mohon ampunan-Nya
Dilakukan agar kita menyadari bahwa kita penuh dengan dosa, agar kita
senantiasa selalu berdoa kepada-Nya.
4
c. Husnuzhan kepada diri sendiri
Husnuzhan kepada diri sendiri erat kaitannya dengan sifat percaya diri. Kita yakin
bahwa diri kita sanggup mengerjakan banyak hal.
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman
5
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain
lindung-melindungi.
Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada
kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.
(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah
ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.”
b. Kandungan Ayat
Berbagai bentuk serangan, intimidasi, dan kekejaman yang dilakukan oleh orang-
orang musyrik Mekah telah menyebabkan Nabi Muhammad saw. Dan kaum muslimin
berhijrah meninggalkan rumah dan kampung halaman mereka di Mekah menuju
Madinah.
Di dalam sejarah Islam, mereka yang berhijrah disebut sebagai kaum Muhajirin.
Adapun warga Madinah yang telah beriman kepada Nabi Muhammad saw. dan
menerima kedatangan kaum Muhajirin disebut kaum Anshar.
Peristiwa bersejarah itu bukanlah sekadar perpindahan yang bersifat geografis, yaitu
perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lain yang baru.
Jika hal itu merupakan perpindahan atau pergerakan sekelompok masyarakat yang
bersifat geografis dan bernilai biasa-biasa saja, tentunya tidak perlu sejauh itu mereka
menempuh perjalanan sangat berat ke Madinah.
Juga peristiwa itu bukanlah perpindahan manusia yang didasarkan pada motif
ekonomi atau kepentingan politik tertentu. Jika ada motif ekonomi, mengapa kaum
Muhajirin malah meninggalkan berbagai harta kekayaan mereka di Mekah dan tidak
memboyongnya ke Madinah?
Mengapa mereka malah mengorbankan harta dan jiwa sebagaimana dilukiskan pada
ayat di atas? Jika ada motif politik, pertanyaannya adalah apakah Rasulullah saw.
diutus oleh Allah Swt. Memang semata-mata demi memperoleh kue kekuasaan di
Mekah atau Madinah.
6
Hijrah merupakan peristiwa dahsyat dalam sejarah agama dan kemanusiaan. Dari
sudut keagamaan, hijrah merupakan peristiwa keagamaan karena berkaitan erat
dengan perjuangan Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabat beliau dalam
memperjuangkan tegaknya Islam di Mekah.
Adapun dari sudut kemanusiaan, peristiwa hijrah merupakan implementasi dari ajaran
agama Islam mengenai pentingnya menghormati, menjaga, dan menegakkan nilai-
nilai kemanusiaan.
Firman Allah Swt. pada ayat di atas yang melukiskan bahwa kaum Muhajirin dan
Anśar saling lindung-melindungi satu sama lainnya, sungguh mengagumkan.
Itulah wujud dari persaudaraan. persaudaraan (ukhuwwah) akan menjadi salah satu
sendi bagi munculnya peradaban baru dalam sebuah masyarakat baru yang disebut
masyarakat Madani.
2. Q.S. al-Hujurat(49):12
a. Lafal Ayat dan Artinya
ُّضا أَي ُِحب
ً ض ُك ْم بَ ْع
ُ سوا َوال يَ ْغتَبْ بَ ْع َّ الظ ِِّن ِإثْ ٌم َوال ت َ َج
ُ س َّ ض َّ َيرا ِمن
َ الظ ِِّن ِإ َّن بَ ْع ً ِيَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكث
َّ أ َ َحدُ ُك ْم أ َ ْن يَأ ْ ُك َل لَحْ َم أ َ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهت ُ ُموهُ َواتَّقُوا
َّ َّللاَ ِإ َّن
َّللاَ ت ََّوابٌ َر ِحي ٌم
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Penerima tobat, Maha Penyayang.”
3. Q.S. al-Hujurat(49):10
a. Lafal Ayat dan Artinya
ََّللاَ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون ْ َ إِنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ إِ ْخ َوة ٌ فَأ
َّ ص ِل ُحوا بَيْنَ أَخ ََو ْي ُك ْم َواتَّقُوا
7
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada
Allah agar kamu mendapat rahmat.”
b. Kandungan Ayat
Pada ayat di atas Allah Swt. menegaskan dua hal pokok. Pertama, bahwa sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara. Kedua, jika terdapat perselisihan antarsaudara, kita
diperintahkan oleh Allah Swt. untuk melakukan islah (upaya perbaikan atau perdamaian).
Apa indikasi dari suatu persaudaraan? Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah yang
menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tidak dianggap beriman kecuali jika dia
menyayangi saudaranya sesama mukmin sama seperti dia menyayangi dirinya sendiri.”
(H.R. Bukhari)
Selain itu Rasulullah saw. juga menegaskan, “Seorang muslim adalah orang yang lidah
dan tangannya tidak menyakiti muslim lain, dan orang yang berhijrah adalah orang yang
meninggalkan semua larangan Allah.” (H.R. Bukhari)
“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang
perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika marah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah
perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari)
8
3. Hadis tentang Persaudaraan
Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda:
Artinya : “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling mengasihi, dan
saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu organ tubuh merasa sakit, akan menjalar
kepada semua organ tubuh, yaitu tidak dapat tidur dan merasa demam.” (H.R. Muslim)
D. Perilaku Mulia
Perilaku Mulia yang mencerminkan sikap pengendalian diri, Husnuzzan, dan
persaudaraan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, hingga masyarakat
dunia!
9
2. Menerima dan menghargai pendapat teman/orang lain meskipun pendapat tersebut
berlawanan dengan keinginan kita.
3. Memberi sumbangan sesuai kemampuan kepada peminta-minta yang datang ke rumah
kita.
4. Turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial baik ketika di lingkungan rumah, sekolah,
ataupun masyarakat.
5. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada kita dengan penuh tanggung jawab.
Persaudaraan (Ukhuwwah)
1. Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang sakit atau terkena
musibah.
2. Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar dan kembali bersatu.
3. Bergaul dengan orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa, budaya, dan agama
yang dianutnya.
4. Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan yang dapat merugikan
orang lain.
5. Menghargai perbedaan suku, bangsa, agama, dan budaya teman/orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
1. Pengendalian diri (mujāhadah an-nafs) adalah perilaku upaya untuk tetap berada dalam
setiap kebaikan dan terhindar dari sifat-sifat yang dapat membinasakan dirinya, orang
lain, maupun lingkungan.
2. Berbaik sangka (Husnuzzan) adalah sifat di mana orang lain dipandang sebagai sesuatu
yang baik dan harus diperlakukan dengan baik, kecuali jika diketahui dengan fakta bahwa
orang tersebut harus diwaspadai dan diperingati.
3. Dalam Q.S. al-Anfāl/8:72 dijelaskan bahwa perintah berhijrah setelah hijrahnya
Rasulullah saw. dan kaum muslimin ke Kota Madinah dan Kota Mekah adalah berhijrah
dari keburukan menuju kepada kebaikan, berjihad dari kemelaratan menuju kepada
kesejahteraan, berhijrah dari kebodohan menuju gilang gemilang, dan sebagainya.
4. Dalam Q.S. al-Hujurāt/49:10 kita diperintahkan oleh Allah Swt. agar senantiasa menjaga
dan menciptakan perdamaian, memberikan nasihat kebaikan, dan mendamaikan
perselisihan saudara dengan saudara yang lain.
5. Dalam Q.S. al-Hujurat/49:12 dijelaskan perintah agar berprasangka baik (Husnuzzan)
kepada setiap orang, kita pun diperintahkan menghindari dan menjauhkan diri dari
berburuk sangka kepada sesama saudara kita, karena berburuk sangka akan merusak
keimanan dan merusak persaudaraan.
B. Saran
Janganlah sekali-kali engkau menyangka dengan prasangka yang buruk terhadap sebuah
kalimat yang keluar dari (mulut) saudaramu, padahal kalimat tersebut masih bisa engkau
bawakan pada yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Diknas Pendidikan Agama islam dan budi pekerti K-13 SMA/MA/SMK Kelas X
11
http://shofie-newdent.blogspot.co.id/2015/01/pai-bab-i.html diakses selasa, 08 agustus 2017
KATA PENGANTAR
12
الحمدهلل رب العالمين و الصالة و السالم على سيدنا محمد و على اله وأصحابه اجمعين
Simpuh sujud kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah yang sederhana ini.
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT yang telah membawa petunjuk dan pedoman bagi
kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat, yaitu agama Islam.
Dalam penyusunan Makalah ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan
ilmu Penulis sangat terbatas, sehingga Makalah ini Penulis rasakan masih jauh dari
kesempurnaan, namun dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang Penulis miliki, serta
berkat bimbingan dari beberapa pihak akhirnya banyak kendala yang dapat teratasi. Atas bantuan
dan bimbingan serta petunjuk yang Penulis terima. Akhirnya kami selaku Penulis berharap
semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…
Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI
makalah
14
MENITI HIDUP DENGAN KEMULIAN
Guru Pembimbing :
ONKI NEFRA, S.Pd
15