Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan memang terasa sedikit mudah
untuk menerangkannya dengan tepat. Tetapi adakalanya Pengendalian diri, Prasangka Baik
dan Persaudaraan dikaitkan dengan berbuat sesuatu, atau kadang kadang dihubungkan dengan
kesulitan untuk konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya bentuk Pengendalian diri,
Prasangka Baik dan Persaudaraan yang dapat menyebabkan terasa sulit untuk merumuskan
dalam bentuk karakter dari bahasa heran seseorang dan terasa sulit dalam merumuskan kata –
kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi jika kita amati bersama yang lebih jauh,
pengertian in selalu berkisar pada kesadaran dalam melakukan, kesedihan dalam kemampuan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini :
1. Apa pengertian Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan ?
2. Apa dasar dan dalil Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan ?
3. Apa hikmah Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan ?

C. Tujuan
Pembuatan makalah bertujuan untuk :
1. Mampu menjelaskan pengertian Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan
2. Mampu melafadzkan dalil tentang Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan
3. Mampu menyebutkan hikmah Pengendalian diri, Prasangka Baik dan Persaudaraan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memahami Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan.
1. Mujahadah An-Nafs
a. Pengertian
Mujahadah an nafs sering disebut juga dengan Pengendalian diri, yaitu perjuangan
sungguh-sungguh atau jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Pengendalian diri
seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur
dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif,
Pengendalian diri pun merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan
digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan.
Jika kita menilik secara hakiki, nafsu diri atau disebut sebagai hawa nafsu
merupakan poros kejahatan. Karena, nafsu diri memiliki kecenderungan untuk
mencari berbagai kesenangan. Inilah kenapa Nabi Muhammad SAW menegaskan
bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh.

b. Manfaat dan Hikmah Mujahadah An Nafs (Pengendalian diri)


Mujahadah An Nafs sangat penting dalam kehidupan kita. Hal ini dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1) Pengendalian diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan orang lain
(interaksi sosial). Hal ini dikarenakan kita senantiasa hdup dalam
kelompok/masyarakat dan tidak bisa hidup sendirian, seluruh kebutuhan hidup
kita pun terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu juga kebutuhan psikologis dan
dan sosial kita. Oleh karena itu kita harus kerjasama dengan orang lain.
2) Pengendalian diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita (nilai diri)
3) Pengendalian diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.
Dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan diri sebaik-baiknya, maka
kita akan dapat menjadi pribadi yang efektif. Kemampuan mengendalikan diri
menjadi sangat berarti untuk meminimalkan perilaku buruk yang selama ini banyak
kita jumpai dalam kehidupan di masyarakat juga dalam tatanan kenegaraan.

c. Ciri-ciri Mujahadah An Nafs (Pengendalian diri)


Ciri-ciri seseorang yang mempunyai Pengendalian diri antara lain :
1) Kemampuan untuk mengontrol perilaku yang ditandai dengan kemampuan
mengahadapi situasi yang tidak diinginkan.
2) Kemampuan menunda kepuasan dengan segera mengatur perilaku.
3) Kemampuan mengantisipasi peristiwa dengan mengantisipasi keadaan melalui
pertimbangan secara objektif.
4) Kemampuan menafsirkan peristiwa dengan melakukan penilaian dan penafsiran
suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positifnya.
2
5) Kemampuan mengontrol keputusan.
Orang yang rendah kemampuan mengontrol diri cenderung akan reaktif dan terus
tidak stabil.

d. Prinsip-prinsip dalam Muhajahad An Nafs


1) Prinsip Kemoralan
Agama islam mengajarkan moral yang baik bagi setiap umatnya, misalnya tidak
mencuri, tidak membunuh dan lainnya.
2) Prinsip Kesadaran
Prinsip ini mengajarkan kepada kita agar senantiasa sadar saat suatu bentuk
pikiran yang negatif muncul.
3) Prinsip Perenungan
Dengan melakukan perenungan, maka kita akan cenderung mampu
mengendalikan diri.
4) Prinsip Kesabaran
Perlu adanya kesadaran akan kondisi emosi yang kita miliki.
5) Prinsip Pengalihan Perhatian
Manakala kita menyibukkan diri dengan aktifitas yang positif.

e. Contoh Perilaku Mujahadah An Nafs dalam Kehidupan Sehari-hari


Contoh perilaku Mujahadah An Nafs adalah sebagai berikut :
1) Mampu mengendalikan hawa nafsu saat melihat hal-hal yang disenangi.
2) Menolong orang lain meskipun dalam keadaan sulit.
3) Menguasai diri kita.
4) Saat ada dorongan hati untuk berniat negatif, maka segera ingat Allah.
5) Bersabar saat menghadapi masalah dan berpikir untuk melakukan respon yang
bijaksana dan bertanggung jawab.

2. Ukhuwah
a. Pengertian
Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta dan
penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang, dimana keterpautan jiwa di
tautkan oleh ikatan akidah Islam, iman dan taqwa. Ukhuwah ini sangat identik dengan
kerukunan yang dimiliki umat islam

b. Manfaat dan Hikmah Ukhuwah


1) Akan mendapatkan rasa manis dan lezatnya iman, sebagaimana sabda Rasulullah:
“ Tiga perkara yang barangsiapa mendapatinya, dia akan merasakan manisnya
3
iman, yaitu dia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi daripada kecintaan
kepada selain keduanya, dia mencintai saudaranya dan dia tidaklah
mencintainya melainkan karena Allah, dia membenci untuk kembali kepada
kekufuran sebagaimana dia membenci untuk dilemparkan ke dalam An Nar.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim)
2) Allah akan melindungi dari kengerian pada hari kiamat kelak
3) Mencintai karena Allah akan mendatangkan iman yang akan mengantarnya ke
surga
4) Ukhuwah akan melahirkan akhlak yang sempurna
5) Ukhuwah akan memperkokoh kekuatan kaum muslimin.

c. Contoh Perilaku Ukhuwah dalam Kehidupan


1) Menegakkan sholat berjamaah di masjid
2) Menebarkan salam
3) Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya
4) Saling memaafkan
5) Menajuhi perbuatan maksiat
6) Saling mendoakan dengan kebaikan

3. Husnuzhan
a. Pengertian
Kata Husnuzhan berarti berprasangka baik atau sering disebut juga positive
thinking. Lawan kata husnuzhan adalah su’uzhan, artinya berprasangka buruk. Dalam
penerapannya husnuzhan ada tiga, yaitu husnuzhan kepada Allah SWT, husnuzhan
kepada diri sendiri, dan husnuzhan kepada sesama manusia.
b. Husnuzhan kepada Allah SWT
Husnuzhan kepada Allah SWT tidak sebatas ucapan lisan saja, namun benar-benar
direflesikan dalam bentuk tindakan nyata, antara lain sebagai berikut :
1) Mencintai Allah SWT.
Dibuktikan dengan sikap senang mendengar panggilan-Nya, senang menjalankan
perintah-Nya.
2) Taat kepada Allah SWT
Dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3) Selalu mohon ampunan-Nya
Dilakukan agar kita menyadari bahwa kita penuh dengan dosa, agar kita
senantiasa selalu berdoa kepada-Nya.

4
c. Husnuzhan kepada diri sendiri
Husnuzhan kepada diri sendiri erat kaitannya dengan sifat percaya diri. Kita yakin
bahwa diri kita sanggup mengerjakan banyak hal.

d. Husnuzhan kepada sesama manusia


Maksudnya kita berbaik sangka terhadap apapun yang dilakukan orang lain atas dasar
ketidaktahuan atau kepastian.

e. Manfaat dan Hikmah Husnuzhan


1. Tumbuh rasa cinta kepada Allah SWT
2. Tercipta ketenangan dan kedamaian dalam hati
3. Terjalin ukhuwah (persaudaraan)
4. Terhindar dari fitnah
5. Terhindar dari rasa iri dan dengki
6. Memperoleh pahala dari Allah SWT.

f. Contoh perilaku Husnuzzhan


1. Selalu memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan negara
2. Suka memberikan pembinaan yang baik kepada sesama
3. Gemar memberikan pertolongan kepada sesama
4. Selalu menjauhkan diri dari perilaku egois
5. Meyakini bahwa Allah benar benar Maha Esa
6. Umat muslim wajib bertaqwa kepada Allah
7. Beribadah dan berdoa kepada Allah
8. Bertawakal kepada Allah
9. Menerima dengan ikhlas semua keputusan dari Allah Swt.

B. Ayat-Ayat al-Qur’ān tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan


1. Q.S. al-Anfal(8):72
a. Lafal Ayat dan Artinya
َ‫ص ُروا أُولَئِك‬
َ َ‫َّللاِ َوالَّذِينَ َآو ْوا َون‬
َّ ‫سبِي ِل‬َ ‫إِ َّن الَّذِينَ آ َمنُوا َوهَا َج ُروا َو َجا َهدُوا بِأ َ ْم َوا ِل ِه ْم َوأ َ ْنفُ ِس ِه ْم فِي‬
‫اج ُروا َوإِ ِن‬ ْ ‫اج ُروا َما لَ ُك ْم ِم ْن َواليَتِ ِه ْم ِم ْن ش‬
ِ ‫َيءٍ َحتَّى يُ َه‬ ِ ‫ض َوالَّذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يُ َه‬ ٍ ‫ض ُه ْم أ َ ْو ِليَا ُء بَ ْع‬
ُ ‫بَ ْع‬
‫ير‬
ٌ ‫ص‬ِ َ‫َّللاُ بِ َما ت َ ْع َملُونَ ب‬ ٌ َ ‫علَى قَ ْو ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَ ُه ْم ِميث‬
َّ ‫اق َو‬ ْ َّ‫ِّين فَعَلَ ْي ُك ُم الن‬
َ ‫ص ُر إِال‬ ِ ‫ص ُرو ُك ْم فِي ال ِد‬
َ ‫ا ْست َ ْن‬

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman

5
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain
lindung-melindungi.

Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada
kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.

(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah
ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.”

b. Kandungan Ayat
Berbagai bentuk serangan, intimidasi, dan kekejaman yang dilakukan oleh orang-
orang musyrik Mekah telah menyebabkan Nabi Muhammad saw. Dan kaum muslimin
berhijrah meninggalkan rumah dan kampung halaman mereka di Mekah menuju
Madinah.

Di dalam sejarah Islam, mereka yang berhijrah disebut sebagai kaum Muhajirin.
Adapun warga Madinah yang telah beriman kepada Nabi Muhammad saw. dan
menerima kedatangan kaum Muhajirin disebut kaum Anshar.

Peristiwa bersejarah itu bukanlah sekadar perpindahan yang bersifat geografis, yaitu
perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lain yang baru.

Jika hal itu merupakan perpindahan atau pergerakan sekelompok masyarakat yang
bersifat geografis dan bernilai biasa-biasa saja, tentunya tidak perlu sejauh itu mereka
menempuh perjalanan sangat berat ke Madinah.

Juga peristiwa itu bukanlah perpindahan manusia yang didasarkan pada motif
ekonomi atau kepentingan politik tertentu. Jika ada motif ekonomi, mengapa kaum
Muhajirin malah meninggalkan berbagai harta kekayaan mereka di Mekah dan tidak
memboyongnya ke Madinah?

Mengapa mereka malah mengorbankan harta dan jiwa sebagaimana dilukiskan pada
ayat di atas? Jika ada motif politik, pertanyaannya adalah apakah Rasulullah saw.
diutus oleh Allah Swt. Memang semata-mata demi memperoleh kue kekuasaan di
Mekah atau Madinah.

6
Hijrah merupakan peristiwa dahsyat dalam sejarah agama dan kemanusiaan. Dari
sudut keagamaan, hijrah merupakan peristiwa keagamaan karena berkaitan erat
dengan perjuangan Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabat beliau dalam
memperjuangkan tegaknya Islam di Mekah.

Adapun dari sudut kemanusiaan, peristiwa hijrah merupakan implementasi dari ajaran
agama Islam mengenai pentingnya menghormati, menjaga, dan menegakkan nilai-
nilai kemanusiaan.

Firman Allah Swt. pada ayat di atas yang melukiskan bahwa kaum Muhajirin dan
Anśar saling lindung-melindungi satu sama lainnya, sungguh mengagumkan.

Itulah wujud dari persaudaraan. persaudaraan (ukhuwwah) akan menjadi salah satu
sendi bagi munculnya peradaban baru dalam sebuah masyarakat baru yang disebut
masyarakat Madani.

2. Q.S. al-Hujurat(49):12
a. Lafal Ayat dan Artinya
ُّ‫ضا أَي ُِحب‬
ً ‫ض ُك ْم بَ ْع‬
ُ ‫سوا َوال يَ ْغتَبْ بَ ْع‬ َّ ‫الظ ِِّن ِإثْ ٌم َوال ت َ َج‬
ُ ‫س‬ َّ ‫ض‬ َّ َ‫يرا ِمن‬
َ ‫الظ ِِّن ِإ َّن بَ ْع‬ ً ِ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكث‬
َّ ‫أ َ َحدُ ُك ْم أ َ ْن يَأ ْ ُك َل لَحْ َم أ َ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهت ُ ُموهُ َواتَّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ ِإ َّن‬
‫َّللاَ ت ََّوابٌ َر ِحي ٌم‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencaricari, kesalahan
orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.

Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Penerima tobat, Maha Penyayang.”

3. Q.S. al-Hujurat(49):10
a. Lafal Ayat dan Artinya
َ‫َّللاَ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون‬ ْ َ ‫إِنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ إِ ْخ َوة ٌ فَأ‬
َّ ‫ص ِل ُحوا بَيْنَ أَخ ََو ْي ُك ْم َواتَّقُوا‬

7
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada
Allah agar kamu mendapat rahmat.”

b. Kandungan Ayat
Pada ayat di atas Allah Swt. menegaskan dua hal pokok. Pertama, bahwa sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara. Kedua, jika terdapat perselisihan antarsaudara, kita
diperintahkan oleh Allah Swt. untuk melakukan islah (upaya perbaikan atau perdamaian).

Apa indikasi dari suatu persaudaraan? Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah yang
menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tidak dianggap beriman kecuali jika dia
menyayangi saudaranya sesama mukmin sama seperti dia menyayangi dirinya sendiri.”
(H.R. Bukhari)

Selain itu Rasulullah saw. juga menegaskan, “Seorang muslim adalah orang yang lidah
dan tangannya tidak menyakiti muslim lain, dan orang yang berhijrah adalah orang yang
meninggalkan semua larangan Allah.” (H.R. Bukhari)

C. Hadis tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan


1. Hadis tentang Pengendalian Diri
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Hadist Tentang Pengndalian diri (Mujahadah an Nafs)

“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang
perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika marah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Hadis tentang Prasangka Baik


Rasulullah saw. bersabda:

Hadist tentang Prasangka baik (khusnuzzan)

“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah
perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari)

8
3. Hadis tentang Persaudaraan
Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

Hadist tntang persaudaraan (ukhuwah)

Artinya : “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling mengasihi, dan
saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu organ tubuh merasa sakit, akan menjalar
kepada semua organ tubuh, yaitu tidak dapat tidur dan merasa demam.” (H.R. Muslim)

D. Perilaku Mulia
Perilaku Mulia yang mencerminkan sikap pengendalian diri, Husnuzzan, dan
persaudaraan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, hingga masyarakat
dunia!

Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)


1. Bersabar dengan tidak membalas terhadap ejekan atau cemoohan teman yang tidak suka
terhadap kamu.
2. Memaafkan kesalahan teman dan orang lain yang berbuat “aniaya” kepada kita.
3. Ikhlas terhadap segala bentuk cobaan dan musibah yang menimpa, dengan terus berupaya
memperbaiki diri dan lingkungan.
4. Menjauhi sifat dengki atau iri hati kepada orang lain dengan tidak membalas kedengkian
mereka kepada kita
5. Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt. kepada kita, dan tidak
merusak nikmat tersebut; seperti menjaga lingkungan agar selalu bersih, menjaga tubuh
dengan merawatnya, berolahraga, mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, dan
sebagainya.

Prasangka Baik (Husnuzzan)


1. Memberikan apresiasi atas prestasi yang dicapai oleh teman atau orang lain dalam bentuk
ucapan atau pemberian hadiah.

9
2. Menerima dan menghargai pendapat teman/orang lain meskipun pendapat tersebut
berlawanan dengan keinginan kita.
3. Memberi sumbangan sesuai kemampuan kepada peminta-minta yang datang ke rumah
kita.
4. Turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial baik ketika di lingkungan rumah, sekolah,
ataupun masyarakat.
5. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada kita dengan penuh tanggung jawab.

Persaudaraan (Ukhuwwah)
1. Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang sakit atau terkena
musibah.
2. Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar dan kembali bersatu.
3. Bergaul dengan orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa, budaya, dan agama
yang dianutnya.
4. Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan yang dapat merugikan
orang lain.
5. Menghargai perbedaan suku, bangsa, agama, dan budaya teman/orang lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

10
1. Pengendalian diri (mujāhadah an-nafs) adalah perilaku upaya untuk tetap berada dalam
setiap kebaikan dan terhindar dari sifat-sifat yang dapat membinasakan dirinya, orang
lain, maupun lingkungan.
2. Berbaik sangka (Husnuzzan) adalah sifat di mana orang lain dipandang sebagai sesuatu
yang baik dan harus diperlakukan dengan baik, kecuali jika diketahui dengan fakta bahwa
orang tersebut harus diwaspadai dan diperingati.
3. Dalam Q.S. al-Anfāl/8:72 dijelaskan bahwa perintah berhijrah setelah hijrahnya
Rasulullah saw. dan kaum muslimin ke Kota Madinah dan Kota Mekah adalah berhijrah
dari keburukan menuju kepada kebaikan, berjihad dari kemelaratan menuju kepada
kesejahteraan, berhijrah dari kebodohan menuju gilang gemilang, dan sebagainya.
4. Dalam Q.S. al-Hujurāt/49:10 kita diperintahkan oleh Allah Swt. agar senantiasa menjaga
dan menciptakan perdamaian, memberikan nasihat kebaikan, dan mendamaikan
perselisihan saudara dengan saudara yang lain.
5. Dalam Q.S. al-Hujurat/49:12 dijelaskan perintah agar berprasangka baik (Husnuzzan)
kepada setiap orang, kita pun diperintahkan menghindari dan menjauhkan diri dari
berburuk sangka kepada sesama saudara kita, karena berburuk sangka akan merusak
keimanan dan merusak persaudaraan.

B. Saran
Janganlah sekali-kali engkau menyangka dengan prasangka yang buruk terhadap sebuah
kalimat yang keluar dari (mulut) saudaramu, padahal kalimat tersebut masih bisa engkau
bawakan pada yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Diknas Pendidikan Agama islam dan budi pekerti K-13 SMA/MA/SMK Kelas X
11
http://shofie-newdent.blogspot.co.id/2015/01/pai-bab-i.html diakses selasa, 08 agustus 2017

KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

12
‫الحمدهلل رب العالمين و الصالة و السالم على سيدنا محمد و على اله وأصحابه اجمعين‬

Simpuh sujud kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah yang sederhana ini.

Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT yang telah membawa petunjuk dan pedoman bagi
kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat, yaitu agama Islam.

Dalam penyusunan Makalah ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan
ilmu Penulis sangat terbatas, sehingga Makalah ini Penulis rasakan masih jauh dari
kesempurnaan, namun dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang Penulis miliki, serta
berkat bimbingan dari beberapa pihak akhirnya banyak kendala yang dapat teratasi. Atas bantuan
dan bimbingan serta petunjuk yang Penulis terima. Akhirnya kami selaku Penulis berharap
semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…

Siulak, Agustus 2017

Penulis

Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


13
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Memahami Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan .................. 2
B. Ayat-Ayat al-Qur’ān tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan
Persaudaraan .................................................................................................................. 5
C. Hadis tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan .......................... 8
D. Perilaku Mulia .............................................................................................................. 9
BAB II PENUTUP .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

makalah
14
MENITI HIDUP DENGAN KEMULIAN

Disusun Oleh Kelompok VII :


WAHIDA SEPTIYANA
TIARA RISKI ARIANI
VIONA DARA SAFITRI
WIWIN
ZIKRI RAHMAT ADIFA
SINDI AREZCAX
KELAS X

Guru Pembimbing :
ONKI NEFRA, S.Pd

SMA nEGERI 4 KERINCI


TAHUN pelaJARAN 2017/2018

15

Anda mungkin juga menyukai