USHUL FIQH
HUKUM TAKLIFI
Disusun Oleh :
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “HUKUM TAKLIFI”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fiqh. Pada
kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
Lilis Kurniasih
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB ll ISI
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembahasan tentang hukum taklifi adalah salah satu dari beberapa kajian
Ushul Fiqh. Bahkan salah satu tujuan utama dari studi Ushul Fiqh adalah
bagaimana menyimpulkan hukum taklifi dari sumber-sumbernya. Oleh karena itu
begitu penting kedudukan hukum taklifi dalam pembahasan ini, maka pada
pembahasan ini akan dipaparkan penjelasan tentang hal-hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ISI
Hukum taklifi adalah titah Allah yang berbentuk tuntutan dan pilihan,
Penamaan hukum ini dengan taklifi karena titah di sini langsung mengenai
perbuatan orang yang sudah mukallaf. Hukum taklifi berbentuk tuntutan atau
pilihan. Dari segi apa yang dituntut, taklifi terbagi dua, yaitu tuntutan untuk
memperbuat dan tuntutan untuk meninggalkan. Sedangkan dari segi bentuk
tuntutan juga terbagi menjadi dua, yaitu tuntutan secara pasti dan tuntutan secara
tidak pasti. Adapun pilihan terletak antara memperbuat atau meninggalkan. 1
2
suatu perbuatan yang mendapat pahala orang yang
melaksanakannya, namun karena tidak tegas nya
tuntunan itu maka yang tidak melaksanakannya tidak
mendapat dosa.
c. Tuntunan untuk meninggalkan suatu perbuatan secara
tegas dan disebut tahrim, pengaruh nya terhadap
perbuatan yang dilarang disebut huram, sedangkan
perbuatan yang dilarang dengan cari ini disebut
haram. Yaitu, sesuatu perbuatan yang diberi pahala
yang meninggalkannya dan mendapat dosa orang
yang melakukannya. Umpamanya mencuri, dan
berzina.
d. Tuntunan untuk meninggalkan sesuatu perbuatan
tidak secara tegas dan pasti disebut karahah,
sedangkan perbuatan yang dilarang dengan cara ini
disebut makruh yaitu perbuatan yang diberi pahala
orang yang meninggalkannya dan tidak mendapat
dosa orang yang melakukannya.umpamanya
memakan makanan yang berbau ditempat umum.
e. Titah Allah yang membolehkan seseorang untuk
berbuat atau tidak berbuat disebut ibahah, sedangkan
perbuatan yang dikenai titah dalam bentuk titah ini
disebut mubah, yaitu perbuatan yang tidak ada pahala
atau dosa bagi yang melakukannya atau
menggunakannya. Umpamanya makan, minum,dan
berhias.2
3
Hukum wajib terbagi menjadi beberapa bagian dengan melihat seginya
yaitu :
1. Wajib ‘aini yaitu yang dikenai kewajiban adalah orang secara
perseorangan,yang tidak terlepas ia dari kewajiban kecuali ia
sendiri yang melakukan nya. Umpamanya sholat dan puasa.
2. Wajib kafa’I disebut juga wajib kifayah, yaitu kewajiban yang
dibebankan sekelompok orang,dan bukan kepada perseorangan
tertentu dengan arti bila telah dikerjakan oleh beberapa orang
dan selesai apa yang dituntut, maka terlepas dosa orang lain
yang ikut melaksanakannya. Umpamanya menguburkan
jenazah.3
Wajib ditinjau dari segi waktu pelaksanaannya, terbagi menjadi dua yaitu :
3
Prof. Dr. Amir Syarifuddin Garis garis besar Ushul fiqh hukum syara hlm 9
4
kali haji. Ia disebut muwassa’ karena waktu yang disediakan ada
beberapa bulan.4
Wajib dari segi kadar atau ukuran yang dituntut untuk melaksanakannya terbagi 2
yaitu :
Wajib ditinjau dari segi perbuatan yang dituntut itu sendiri terbagi menjadi
dua yaitu :
Mukadimah wajib
Mukadimah wajib atau disebut juga pendahuluan wajib, yaitu suatu perbuatan
yang menurut asalnya tidak wajib namun dalam hal tertentu menjadi penyebab
terlaksananya kewajiban, umpamanya nya menyediakan air untuk berwudhu.6
5
Mandub itu terbagi dengan melihat kepada beberapa segi. Mandub terbagi
menjadi dua yaitu :
Dari definisi di atas, dapat difahami, bahwa al-muharam adalah sesuatu yang
dilarang oleh Allah dan Rasulnya, dimana orang yang melanggarnya diancam
dengan dosa, dan orang yang meninggalkannya karena menaati Allah akan diberi
pahala. Misal: larangan zina.
1. Al-muharram li dzatihi
7
Agus Miswanto , S. Ag. MA. Ushul fiqh metode istinbath hukum Islam hlm 18
6
Al-muharram li dzatihi adalah diharamkan karena esensinya mengandung
kemudharatan bagi kehidupan manusia. Misal: larangan zina, makan bangkai,
darah, babi.
2. Al-muharram li ghairihi
Dari definisi di atas, dapat difahami bahwa makruh adalah sesuatu yang
dianjurkan oleh syariat untuk ditinggalkan, dimana jika ditinggalkan akan
mendapat pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa. Misal, makruh
berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung ( )واالستنشاق ٕ المضمضةsecara
berlebihan ketika wudhu di siang hari Ramadhan.
7
yaitu: makruh tahrim dan makruh tanzih.
1. Makruh tahrim
Makruh tahrim adalah sesuatua yang dilarang oleh syari’at, tapi dalilnya
bersifat dhanni al-wurud (dugaan keras), seperti hadisahad yang
diriwayatkan perorangan. Misalnya: larangan meminang wanita yang
sedang dalam pinangan orang lain.
2. Makruh tanzih
9
Agus Miswanto S. Ag. MA. Ushul fiqh metode istinbath hukum Islam hlm 29
8
1. Mubah yang berfungsi untuk mengantarkan seseorang kepada
sesuatu hal yang wajib dilakukan. Misal: makan dan minum adalah
sesuatu yang mubah , namun berfungsi untuk menggerakan
seseorang mengerjakan kewajiban shalat.
10
Agus Miswanto S. Ag. MA. Ushul fiqh metode istinbath hukum Islam hlm 32
9
C. Tujuan
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hukum taklifi adalah sesuatu yang menuntut suatu pekerjaan
dari mukallaf,atau menuntut untuk berbuat atau memberikan
pilihan untuk melakukan atau meninggalkan nya.
Macam-macam hukum taklifi menurut jumhur ulama Ushul
fiqh yaitu:
wajib,mandub,haram, karahah,mubah
a. Wajib
1. Dilihat dari segi waktu, yaitu wajib muthlaq dan
wajib mu'aqqat
2. Dilihat dari segi ukuran yang di wajibkan, yaitu
wajib muhaddad dan wajib ghairu muhaddad
3. Dilihat dari segi orang yang di Bebani kewajiban,
yaitu wajib 'aini dan wajib kifayah
4. Dilihat dari segi kandungan perintah, yaitu wajib
al-mu'ayyan dan wajib al-mukhayyar.
b.Mandub
11
1. Sunah al- muakkadah ( sunah yang sangat di
anjurkan)
2. Sunah ghairu muakkadah (sunah biasa)
c. Haram
1. Haram lidzat
2. Haram li ghairihi
d. Makruh
1.makruh tanzih
2. Makruh tahrime
e. Mubah
1. Mubah yang berfungsi untuk mengantarkan
seseorang kepada sesuatu hal yang wajib dilakukan
2. Sesuatu yang baru dianggap mubah hukumnya
bilamana dilakukan sekali-kali, tetapi haram
hukumnya jika dilakukan setiap waktu
3. Sesuatu yang mubah yang berfungsi sebagai sarana
untuk mencapai sesuatu yang mubah pula.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rawamangun-Jakarta 13220
UNIMMA PRESS
13