Anda di halaman 1dari 23

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫‪Kelompok 2‬‬
‫‪X TJKT A‬‬
Menghindari
Sifat Riya’ dan
Sum’ah
Pendidikan Agama Islam SMK N 2 DEPOK
01
Pengertian
Pengertian, Hadist, Dalil, dan Syarat diterimanya amal

02
Perbedaan riya’ dan sum’ah
Materi yang
akan dibahas
03
Contoh perbuatan
Riya’ (Riya dalam niat dan riya dalam perbuatan) dan Sum’ah

04
Ciri-ciri
Ciri-ciri orang yang berbuat riya’ dan sum’ah
05
Dampak Negatif

06
Cara Menghindari
Cara menghindari sifat riya’ dan sum’ah

07
Benteng Amal
Our Team Style

Our
Team

Anas Merza Ahmadi Andrian Prasetiyo Anindya Fitriani


08 09 10
Our Team Style

Ariel Bintang Arkananta Rizki A A Arsalan Dhiya T A Aurel Putri M


11 12 13 14
PENGERTIAN
RIYA’ DAN SUM’AH

Secara bahasa, sum’ah berarti


memperdengarkan. Secara istilah, sum’ah yaitu
memberitahukan atau memperdengarkan
amal ibadah yang dilakukan kepada orang lain
agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.

Riya’, secara bahasa berarti Riya’ dan Sum’ah merupakan sifat tercela
menampakkan atau menyebabkan amal ibadah menjadi sia-sia. Sifat riya’ dan sum’ah bisa muncul pada
memperlihatkan. Secara istilah, riya’ diri seseorang pada saat melakukan ibadah ataupun setelah melakukannya.
yaitu melakukan ibadah dengan niat Rasulullah Saw. menegaskan bahwa riya’ termasuk syirik khafi, yaitu syirik yang
supaya mendapat pujian atau samar dan tersembunyi. Hal ini dikarenakan sifat riya’ terkait dengan niat dalam hati,
penghargaan dari orang lain. sedangkan isi hati manusia hanya diketahui oleh Allah.
Ayat-ayat yang membahas tentang riya’

QS. Al-Ma’un [107] : 4-7

QS. Al-Baqarah [2] : 264

QS. An-Nisa’ [4] : 142


QS. Al-Ma’un
[107] : 4-7
ۙ‫ف ََويْ ٌل ِِّل ّـل ُْم َصلِ ّيْ َن‬
4. Maka celakalah orang yang salat,
Share
Copy
ۙ‫اه ْو َن‬ ُ ‫ع ْن َصل َا ِت ِه ْم َس‬ َ ‫ال َّ ِذيْ َن ُه ْم‬
5. yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
Share
Copy
ُ ‫ال َّ ِذيْ َن ُه ْم يُ َر‬
ۙ‫اۤء ْو َن‬
6. yang berbuat ria,
Share
Copy
ࣖ ‫اع ْو َن‬ ُ ‫َويَ ْمن َ ُع ْو َن ال َْم‬
7. dan enggan (memberikan) bantuan.
QS. An-Nisa’ [4] : 142

‫ان هّٰللا ُ َشا ِك ًرا َعلِ ْي ًما‬ َ


‫ك‬ ‫و‬ ‫م‬ۗ ُ
‫ت‬
َ َ ْ َ َ ْ ْ
‫ن‬ ‫م‬‫ا‬ٰ ‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ت‬ ْ‫ر‬ َ
‫ك‬ َ
‫ش‬ ْ‫ن‬‫ا‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫اب‬ َ
‫ذ‬
ِ ْ ِ َِ ُ ‫ع‬‫ب‬ ‫ما ي ْفع ُل هّٰللا‬
َ َ َ

Artinya : “Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu


bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri,
Maha Mengetahui” (QS. An-Nisa’/4: 142)
Firman Allah Swt. dalam
Q.S. al-Baqarah/2: 264

‫الذيْ ُي ْنف ُِق َمال ٗ َه ِر َئ ۤا َء‬ َِ ‫صد َٰق ِت ُك ْم باْل َمنِّ َو ْاالَ ٰذى َك‬ َ ‫ٓيا َ ُي َها ال َِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ال ُت ْبطِ ل ُ ْوا‬
ٌ‫ان َع َل ْي ِه ُت َراب‬ َ ‫ِۗر َف َم َثل ٗ ُه َك َم َث ِل‬sِِۗ ‫اٰل َو ْال َي ْو ِم ااْل ٰ خ‬
ٍ ‫ص ْف َو‬ sِِٰ ‫اس َوال ي ُْؤمِنُ ِب‬ ِ ‫ال َن‬
‫ًْد ۗا اَل‬sًْ ‫صل‬
َ ‫صا َب ٗه َو ِاب ٌل َف َت َر َك ٗه‬
َ َ ‫َفا‬
‫الكف ِِري َْن‬ْ ٰ ‫ٰل ال ي ْهدِى ْال َق ْو َم‬sُُٰ ‫َي ْق ِدر ُْو َن َع ٰلى َشيْ ٍء َما َك َسب ُْوا َوا‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan
penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer)
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada
debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin
lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka
kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kair." (Q.S.
al-Baqarah/2: 264).
Dalam Musnad Ahmad

Terdapat
hadis Nabi SAW.
‫اٰلـِٰصلى الله عليه‬ ‫ال َر ُس ْو ُل ِـ‬ َ ‫ َق‬:‫ال‬ َ ‫بْنل َ ِبيْ ٍد َق‬ ِْ‫حْم ْو ِد ِـ‬
‫ع ْن َم ُُْـ‬ َ
‫الش ْر ُك الْا َْص َغ ُر‬ ّ ِ ‫عل َيْك ُُم‬ َ ‫اف‬ ُ ‫خ َو ُف َماا َ َخ‬ ْ َ ‫وسلماِ َن ا‬
‫ـٰل‬,‫ ِ َاـن َـَٰ ا‬, ‫اء‬
ُ َ‫ـال الِ ّرـي‬:َ ‫ َ ق‬,‫غـر‬ ُ َ ‫ِشكُ ْ اـال َْص‬ ‫ـٰل َما ِّ ّـلاــ ْر‬ َ َ : ‫َ ُ ْقالـواـ‬
‫يــار ُس َ ْول ـِِٰـ َاوـ‬
‫جازى‬ ‫ُت‬ َ ‫يـــ ََُـ‬
‫ل َ ْوـ َم‬:‫يـــ‬ ‫َ ُقـ ُ ْو‬
‫يْنكُنْتُ ْم تُ َراؤ َُن ِبا َْع َمالِك ُْم‬ َْ‫لى ال ِ َذ َـ‬ َ ِ‫ اِ ْذ َهبُ ْوا ا‬: ‫اد ِبا َْع َمالِ ِه ْم‬ ُ َ‫ال ِْعب‬
‫جد ْو َن‬ ُ َ‫الدنْيََْـا َفان ْ ُظ ُر ْوا َه ْل ِت‬ ُ ‫ِفى‬
‫ )رواه احمد‬. ‫اء‬ ً ‫( ِعن ْ َد ُه ْم َج َز‬
Artinya: “Dari Mahmud bin Labid berkata, Rasulullah
Saw. berkata: “Syirik kecil adalah suatu penyakit
yang sangat berbahaya bagi kalian, lalu para
sahabat bertanya, apakah syirik kecil itu ya
Rasulullah? Jawab beliau: Riya’, besok di hari
kiamat, Allah menyuruh mereka mencari pahala
amalnya, kepada siapa tujuan amal mereka itu,
irman-Nya, ‘carilah manusia yang waktu hidup di
dunia, kamu beramal tujuannya hanya untuk dipuji
atau disanjung oleh mereka, mintalah pahala
kepada mereka itu”. (H.R. Ahmad).
SYARAT  Beramal dengan landasan ilmu
 Berniat ikhlas karena Allah Swt.
DITERIMANYA AMAL  Melakukan dengan sabar dan ikhlas

RIYA’ DIBAGI MENJADI 2


TINGKATAN ATAU JENIS
1. Riya’ khalish atau riya perbuatan
Riya’ khalish yaitu melakukan ibadah hanya untuk mendapat
pujian dari manusia semata. Riya ini juga terbagi dalam
beberapa jenis, yaitu:
• riya badan, misalnya memamerkan tubuh langsing dengan
alasan karena rajin berpuasa.
• riya pakaian, misalnya berhijab panjang hanya karena untuk
dianggap sebagai orang alim.
• riya ucapan, misalnya melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan
suara yang merdu dan fasih dihadapan orang hanya karena
ingin dipuji.

2. Riya’ syirik atau riya niat


Riya’ syirik yaitu melakukan suatu perbuatan karena niat
menjalankan perintah Allah, dan sekaligus juga karena ingin
mendapatkan sanjungan dari orang lain.
Perbedaan Sum’ah
Riya’ dan Sum ah merupakan perbuatan
memperdengarkan perkataannya yang
secara dhohir untuk Allah Shubhanahu wa
Taala akan tetapi mempunyai tujuan untuk

Sum’ah selain untuk Allah. Contohnya orang yang


sedang membaca al-Qur an atau berdzikir,
berceramah, serta lainnya dari amalan lisan
namun mempunyai tujuan supaya dipuji
manusia bahwa dia mempunyai suara indah.

Riya’
Dikatakan riya karena melakukan amal
perbuatan yang kelihatannya dilakukan
karena Allah Shubhanahu wa Taala namun
sejatinya bathinnya berniat supaya
diperhatikan orang, seperti halnya orang
yang sedang melakukan sholat atau
bersedekah namun ingin mendapatkan
pujian manusia.
Riya’ dibagi menjadi dua, yaitu riya’ dalam niat dan riya’ dalam perbuatan
Berikut Beberapa contohnya

Riya’ dalam niat Riya’ dalam perbuatan

Seseorang memperlihatkan badan yang


Seseorang berkata bahwa ia ikhlas beribadah karena
kurus dan wajah pucat agar disangka
Allah padahal dalam hatinya tidak demikian.
sedang berpuasa dan menghabiskan
waktu malam untuk shalat tahajud.

seseorang bersedekah pada orang miskin di lampu merah Seseorang memakai baju muslim lengkap
secara ikhlas padahal hatinya tidak. dengan surbannya agar disangka sebagai
orang shaleh.

Seseorang memperlihatkan tanda hitam


melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan suara yang merdu
di dahi agar disangka sebagai ahli sujud.
dan fasih dihadapan orang agar dipuji.
Melakukan shalat agar
Suka pamer
dipuji orang lain

Suka membangga - banggakan Melakukan kebaikan bukan


maksud karena Allah Swt.

Suka sombong Memberi sedekah agar


dikatakan orang kaya

Contoh Perilaku Riya’


Contoh Perilaku Sum’ah

Seseorang Seseorang Seseorang Ketika kamu


bersedekah, membersihkan berpuasa, kemudian membaca al qur an
kemuadian orang masjid, kemudian ia ia menceritakanya dengan suara merdu
tersebut menceritakanya dengan dilebih - kamu berfikir bahwa
menceritakan kepada orang lain. lebihkan kepada orang lain akan
kepada tetangga - orang lain. memujimu.
tetangganya.
Riya’ dan sum’ah merupakan penyakit hati yang merusak amal seseorang.
Kedua sifat ini sulit terdeteksi, namun memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat atau dirasakan.

Selalu menyebut dan mengungkit amal Melakukan amal kebaikan apabila sedang
baik yang pernah dilakukan berada di tengah khalayak ramai

Amalannya selalu ingin dilihat dan


didengar agar dipuji oleh orang lain
Beramal hanya sekadar ikut-ikutan
bersama orang lain

CIRI CIRI
Ekspresi amal berbeda karena sedang
dilihat oleh orang lain atau tidak

Malas atau enggan melakukan amal


shaleh apabila tidak dilihat oleh orang
lain Tampak lebih rajin dan bersemangat dalam
beramal saat mendapat sanjungan,
sebaliknya semangatnya akan turun apabila
mendapat cemoohan dari orang lain
Perbuatan riya’ dan sum’ah akan berdampak negative
bagi pelakunya dan masyarakat disekitarnya

Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah dikerjakan

Muncul rasa gelisah saat melakukan


Menimbulkan sentimen pribadi dari orang
amal kebaikan
lain karena adanya perasaan iri
dan dengki

Dampak
Negatif Riya’
dan Sum’ah

Merusak nilai pahala dari suatu ibadah, Menyesal apabila amalnya tidak
bahkan bisa hilang sama sekali diperhatikan oleh orang lain

Mengurangi kepercayaan dan simpati dari orang lain


1. Menghapus pahala amal baik. Allah memperingatkan manusia di dalam QS. al-Baqarah
ayat 264.
2. Mendapat dosa besar karena riya' termasuk perbuatan syirik kecil. Nabi Muhammad Saw
Dampak
Perbuatan Riya’
bersabda, "“Sesungguhnya perkara paling aku khawatirkan dari beberapa hal yang aku
khawatirkan adalah syirik kecil. Sahabat bertanya, “Apa syirik kecil itu, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Riya'." (H.R Ahmad)
3. Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena riya’ sangat dekat hubungannya dengan sikap
kafir. (Q.S. al-Baqarah ayat 264)
4. Batinnya akan merasa hampa dan kecewa dalam batinnya apabila tidak mendapatkan Selain yang disebutkan tadi,
perhatian atau pujian yang diharapkan. ternyata masih banyak dampak
5. Muncul rasa tidak puas terhadap apa yang telah dilakukan. dari perbuatan riya’ lho!!
6. Muncul sikap keberpura-puraan.
7. Terkena penyakit rohani berupa gila pujian atau gila hormat.
8. Dapat menimbulkan pertengkaran apabila ia mengungkit-ungkit kebaikannya terhadap
orang lain.
9. Menjadikan amal ibadah yang berpotensi mendatangkan kebaikan dan pahala menjadi
hilang, bahkan membuat dosa.
10. Riya lebih berbahaya daripada fitnah.
11. Menimbulkan kesempitan dalam hidup.
12. Jiwa menjadi tidak tenang dan terus menerus gelisah.
13. Hilangnya wibawa dan kharisma diri di hadapan orang lain.
14. Hilangnya keimanan.
15. Timbul Kesengsaraan.
16. Bisa mendapat siksa di akhirat.
17. Terjebak dalam kesombongan yang nantinya akan membuat sulit diri sendiri.
18. Orang yang melakukan riya akan terhalang daripada taufik dan hidayah Allah SWT.

Banyak sekali kan dampaknya. Maka dari itu kita


harus menghidari perbuatan riya’ ya teman-teman
Cara menghindari sifat riya’ dan sum’ah
Manusia merupakan makhluk lemah Setiap amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang
dan penuh keterbatasan. Tak mungkin merupakan karunia dari Allah Swt. Sudah seharusnya
ia dapat menyelesaikan semua masalah kita bersyukur kepada-Nya. Dengan sering
tanpa bantuan pihak lain. Posisinya sbg mengungkapkan syukur, kita tidak akan berharap
n Pe
makhluk yang lemah mengharuskannya oho an ras rban mendapat pujian dari orang lain. Jangan sampai kita
m g a s ya
berdoa memohon pertolongan dari-Nya, Me olon wt. yu k
pamer ibadah hanya karena ingin memperoleh banyak
termasuk mohon kekuatan agar terhindar rt S ku teman atau agar memperoleh jabatan tinggi. Ingatlah
pe llah r
dari sifat riya’ dan sum’ah. A bahwa pujian dari manusia hanya pujian semu, bersifat
sementara dan ada maksud tertentu.

Kebanyakan manusia sering melupakan Kehidupan di dunia hanya sementara,

adalah Hamba
bahwa dirinya

Ingat kematian
nikmat yang diterima dari Allah Swt.

Menyadari
Allah Swt.
sedangkan akhirat kekal abadi. Pujian dari
Mereka beranggapan bahwa harta dan manusia tidak punya arti apapun. Dan tidak
kedudukan yang diperoleh merupakan mungkin menjadi sebab diperolehnya pahala
hasil kerja kerasnya. Anggapan seperti dari Allah Swt. Justru pujian dari manusia
inilah yang memicu sifat riya’ dan berpotensi membuat kita lalai, dan
sum’ah. Padahal, semua itu adalah menjerumuskan ke neraka.
amanah dan pemberian dari Allah Swt.

Me an
lur s ak
Semua amal tergantung kepada niat. u bia up Meskipun memiliki uang, harta melimpah, pangkat
Ni ska m a
Apabila niatnya karena Allah Swt, maka at n Me hid rhan dan kedudukan tinggi, haruslah tetap hidup
akan diterima amal tersebut. Sebaliknya, de sederhana. Kesederhanaan akan membuat
apabila ada keinginan agar dipuji oleh se
seseorang menjadi lebih ikhlas dalam melakukan
orang lain, maka akan sia-sia. Oleh setiap amal ibadah. Adapun pujian dari orang lain
karenanya, sangat penting meluruskan tidak akan berpengaruh terhadap keikhlasannya.
niat sebelum melakukan amal ibadah.
Benteng Amal
Merasa bahwa hidayah itu datangnya dari Allah
Swt.

Berniat meraih ridha Allah Swt. Agar dapat


Benteng mengalahkan hawa nafsu
amal dibagi
menjadi 3

Berharap pahala dari Allah Swt. dengan


menghilangkan riya’ dan sum’ah
THANK YOU
Sekian Dari Kelompok 2 Kurang Lebihnya Mohon Maaf

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai