Contoh
َر ُس ْو ٌل ُمَحَّم د = Muhammad adalah Rasul.
Keterangan
ُأْسَتاُذ َزْيُد = Zaid adalah seorang guru. Kata yang berwarna
merah adalah mubtada’
َبْيُتُه َك ِبْيُر َزْيُد = Zaid rumahnya besar. sedangkan yang
berwarna hitam adalah
khobar
َجِد يٌد َالَقَلُم = Pulpen itu baru
Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah
(kalimat). Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat. Isim ma’rifat adalah isim
(kata benda) yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya
MUBTADA’
ISIM MA’RIFAT
Isim yang diawali alif Isim Dhomir (Kata
lam nakiroh apabila
Isim Ganti)
Dhamir atau "kata ganti"
ditambah alif lam akan ialah isim yang berfungsi
berubah menjadi isim untuk menggantikan atau
ma’rifat. Contoh
01 mewakili penyebutan
sesuatu/seseorang maupun
َاْلِم ْص َباُح lampu itu
sekelompok benda/orang
َاْلَم ْس ِج ُد masjid itu
معرفات 02
Contoh
Isim Isyaroh (Kata
Tunjuk)
Isim isyaroh adalah isim ُهَوdia (laki-laki)
yang berfungsi untuk 03 َأْنَتkamu (laki-laki)
menunjukkan sesuatu. َأَناsaya
Dalam bahasa Indonesia biasa
diartikan dengan “ini” dan
“itu”
Isim Nakiroh yang
ISIM MA’RIFAT disandarkan pada isim
Isim ‘Alam (Nama / ma’rifat yang lain
Benda)
Isim ‘alam adalah isim yang Isim nakiroh akan menjadi
menunjukkan arti nama, baik ma’rifat apabila bersambung
nama manusia ataupun selain dengan isim ma’rifat
manusia
04 Contoh
Contoh ُم َح َّم ٌد Muhammad Pulpennya َقَلُم ُه
َم َّك َة Kota Makkah ُم َح َّم ٍد
الِّنْيُل Sungai Nil معرفات 05
buku Muhammad
1
dhommah, wawu, alif, dan nun
Contoh
4
muzakar serta mufrod, musanna dan
jama’nya
Contoh
َفاِط َم ُة َج ِم ْيَلٌة Fatimah cantik
َز ْيٌد َج ِم ْيٌل Zaid tampan
ميذان ماهران dua murid itu pintar
02. الفيلية
Jumlah
Fi’liyah
Pengertian Jumlah Fi’liyah
Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah
jumlah (kalimat) yang diawali dengan
fi’il (kata kerja). Jumlah ismiyah juga
dapat diartikan sebagai susunan kalimat
yang terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il
(pelaku)
َج َلَس َع ِلٌّي َج اَء ْت ِإْمَر َأٌة َقاَلْت َع اِئَش ُة
Ali telah duduk Seorang perempuan telah datang Aisyah telah berkata
Kaidah Fi’il dan Fa’il dalam jumlah Fi’liyah
Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il yang terkadang membutuhkan
maf’ul yang disebut sebagai fi’il muta’addi dan terkadang pula tidak
membutuhkan yang disebut sebagai fi’il laazim karena maf’ul bukanlah
syarat mutlak terbentuknya jumlah fi’liyah. Juga terdiri dari fi’il dan naibul
fa’il, fi’ilnya dinamakan sebagai fi’il majhul. Berikut adalah beberapa
ketentuan mengenai fi’il dan fa’il
Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il
َقاَم َر ُج ٌل
Kaidah Fi’il dan Fa’il dalam jumlah Fi’liyah
Fa’il wajib Ifrod meskipun fa’ilnya
َاْل ُمَد ِّر َس اِن ُيَد ِّر َس اِن ُيدِّر ُس اْل ُمَد ِّر َس اِن الَّت َالِم ْي َذ
Dua orang guru mengajar
الَّت َالِم ْي َذ murid-murid