(RPP)
Satuan Pendidikan : MAN Kota Tegal
Mata Pelajaran : Hadist- Ilmu Hadist
Materi Pelajaran : Pembagian Hadis Berdasarkan
Kuantitas Sanad
Kelas : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 18x45 menit (12 TM)
A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.
(K2) : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(tolerensi, gotong royong), santun dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
(K3) : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tekonologi, seni budaya
terkaitt fenomena atau kejadian yang tampak mata.
(K4) : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain menurut sudut pandang/teori yang kuat.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Meyakini nilai-nilai kebenaran informasi yang bersumber dari banyak rijal yang
tsiqah
1.2 Memiliki perilaku kolektif dan demokratis sebagai implementasi nilai-nilai hadis
mutawatir
1.3 Memahami definisi, macam-macam, contoh, dan kedudukan hadis mutawatir
1.4 Menyajikan contoh sanad hadis mutawatir
D. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami nilai-nilai kebenaran informasi yang bersumber dari banyak rijal yang tsiqah
2. Mengetahui perilaku kolektif dan demokratis sebagai implementasi nilai-nilai hadis
mutawatir
3. Mengetahui definisi, macam-macam, contoh, dan kedudukan hadis mutawatir
4. Mengetahui contoh sanad hadis mutawatir
E. Materi Pembelajaran (lampiran I)
F. Metode Pembelajaran (Rincian dari kegiatan Pembelajaran)
Pendekatan : Saintifik
Model : Cooperative Learning
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke-28
1x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke-29
2x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengeksplorasi
- Menentukan sumber informasi berkaitan dengan
klasifikasi hadis mutawatir
- Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber termasuk
media cetak dan elektronik tentang klasifikasi hadis
mutawatir
Mengasosiasikan
- Merumuskan kembali hasil temuan dari beberapa sumber
belajar tentang klasifikasi hadis mutawatir
- Menganalisis hasil temuannya berkaitan dengan
klasifikasi hadis mutawatir
Mengkomunikasikan
- Menyampaikan hasil belajar tentang klasifikasi hadis
mutawatir
Pertemuan ke 30
1x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke 31
2x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke 32
1x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke 33
2x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke 34
1x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengkomunikasikan
- Menyampaikan hasil belajar tentang tentang hadis
berdasarkan kuantitas sanad
Pertemuan ke 35
2x45 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke 36
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pertemuan ke 37
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam pembuka dan membaca doa 10 menit
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
J. Penilaian
1. Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru
dengan materi yang pernah dipelajari
2. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis
3. Remidial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada
saaat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau diluar jam pelajaran (30 menit
setelah pelajaran selesai)
b. Pengayaan
Peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan guru dapat diberi tugas berupa :
1. Mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-
pertanyaan berkaitan dengan materi yang berbeda dengan pertanyaan yang telah
diberikan kepada peserta didik sebelumnya.
2. Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil
dalam pengayaan.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Hadits Mutwatir
Menurut bahasa, mutawatir isim fa’il dari at-tawatur memilki makna yang sama
dengan mutabi’ yang artinya beriringan, berturut-turut atau beruntun.
Menurut istilah ialah : “hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang, berdasarkan
panca indsra, yang menurut kebiasaan mereka mustahil terlebih dahulu melakukan
dusta / kebohongan, keadaan periwayatan terus menerus demikian mulai dari awal
hingga akhir sanad”.
Dari definisi di atas jelaslah bahwa hadits mutawatir tidak akan terwujud kecuali
dengan empat syarat berikut ini :
Adanya konsistensi jumlah perawi pada setiap thabaqat. Artinya jika salah satu
dari tingkatan tersebut ada yang tidak mencapai jumlah minimal yang ditetapkan,
maka sanad tersebut tidak dikatagorikan sanad mutawatir, tetapi disebut sanad
ahad.
Jumlah perawinya harus mencapai suatu ketentuan yang menurut kebiasaan tidak
mungkin mereka bersepakat untuk dusta. Dalam hal ini para ulama’ berbeda
pendapat tentang berapa jumlah perawi minimalnya, ada yang mengatakan
minimal 4, 5, 10, 12, 20, 40, dan ada yang mengatakan minimal 70 orang. Imam
As-Suyuthi memilih yang pertama, yakni 10 orang.
1. Mutawatir Lafdzi
yaitu hadits mutawatir yang lafadz dan maknannya sama. Misalnya hadits (yang
artinya). Menurut Ibnu Sholah yang pendapatnya diikuti Imam An-Nawawi
bahwa hadits mutawatir lafdzi sedikit sekali jumlahnya dan sulit diberikan
contohnya kecuali hadits :
2. Mutawatir Ma’nawy
Hadits mutawatir yang berasal dari beberapa hadits yang diriwayatkan dengan
lafadz berbeda tetapi apabila dikumpulkan mempunyai makna umum yang sama.
Misalnya, hadits-hadits tentang mengangkat tangan ketika berdoa.
ما رفع رسول ا صلى ا عليه وسلم يديه حتى رؤي بياض ابطيه في شيئ من دعائه ال
في الستسقاء
Artinya:
Rasulullah tidak mengangkat kedua tangan beliau sampai nampak putih putih
kedua ketiak beliau dalam doa-doa beliau, kecuali doa shalat istisqa’
(HR. Bukhari Muslim)
Menurut penelitian al-Syuyuti Hadits yang semakna dengan hadits ini telah
diriwayatkan dari Nabi sekitar 100 macam hadits tentang mengangkat tangan
ketika berdo’a dalam berbagai kesempatan. Dan setiap hadits tersebut berbeda
kasusnya dari hadits yang lain. Sedangkan setiap kasus belum mencapai derajat
mutawatir. Namun bisa menjadi mutawatir karena adanya beberapa jalan dan
persamaan antara hadits-hadits tersebut, yaitu tentang mengangkat tangan ketika
berdo’a.
2. Hadits Ahad
Dari segi kualitasnya hadits ahad ada yang berstatus shahih, hasan dan dha’if. Oleh
karena itu penelitian terhadap kualitas sanad yang dijadikan sandarannya sangat
penting, sehingga dapat dipisahkan antara hadits yang berstatus shahih, hasan dan
dha’if.
Dari segi sedikit banyaknya perawi pada tiap thabaqat, hadits ahad dibagi menjadi
tiga macam :
1. Hadits Masyhur
Hadits Masyhur adalah, hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih tetapi
tidak mencapai derajat mutawatir. Hadits mutawatir bersifat lebih umum artinya
walaupun sebagian dari thabaqat sanadnya jumlah perawi yang meriwayatkan
kurang dari tiga orang ,masih dapat dikatakan hadits masyhur. hadits masyhur
biasanya pada thabaqat pertama (sahabat) dan thabaqat kedua (tabi’in) terdiri dari
satu orang perawi saja, kemudian jumlah rawi pada thabaqat berikutnya cukup
banyak.
قال رسول ا صلى ا عليه وسلم إنما العمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت
هجرته إلى دنيا يصيبها أو إلى امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
Hadits ini diriwayatkan oleh bukhari muslim dengan sanad sebagai berikut:
2.
Hadits Aziz
Hadits Azis ialah, Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang
rawi tersebut terdapat pada satu thabaqah saja, kemudian setelah itu, orang-orang
pada meriwayatkannya (diriwayatkan orang banyak). Berdasar pengertian tersebut
bahwa hadis Azis bukan yang hanya diriwayatkan oleh dua orang rawi pada setiap
thabaqat, tetapi selagi pada salah satu thabaqah saja, didapati dua orang rawi
sudah bisa dikatakan hadis Azis.
Ibnu Hibban Al Busty berpendapat bahwa hadis Azis yang hanya diriwayatkan
oleh dan kepada dua orang perawi, sejak dari lapisan pertama sampai pada lapisan
terakhir tidak sekalikali terjadi. Kemungkinan terjadi memang ada, hanya saja
sulit untuk dibuktikan. Oleh karena itu bisa terjadi suatu hadis yang pada mulanya
tergolong sebagai hadis Azis, karena hanya diriwayatkan oleh dua rawi, tapi
berubah menjadi hadis Masyhur, karena perawi pada thabaqat – thabaqat
seterusnya berjumlah banyak.
3. Hadits Gharib
Hadits Gharib ialah : Hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang
menyendiri dalam meriwayatkan, di mana saja penyendirian dalam sanad itu
terjadi. penyendirian perawi, bisa berarti : mengenai personnya, yaitu tidak ada
orang lain yang meriwayatkan selain dia sendiri. Atau mengenai sifat dan keadaan
perawi, yakni perawi itu berbeda dengan sifat dan keadaan perawi-perawi lain
yang juga meriwayatkan hadis itu. Dilihat dari bentuk penyendirian perawi
tersebut, perawi tersebut, maka hadis gharib dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
gharib mutlak dan gharib Nisbi.
1) Gharib mutlak
Contohnya:
أحمخبححرحنا حعلمىى مبكن أحمححمحد أحمخبححرحنا حعلمىى مبكن أحمححمحد مبمن حعمبحداحن أحمنبحأ ححنا كسلحميحماكن مبكن أحمححمحد اللتمخممىى ححتدثححنا
ضممحرةك حعمن كسمفحياحن حعمن حعمبمد س ححتدثححنا ح يحمححيى مبكن حعمبمد املحبامقى الححذنمىى ححتدثححنا أحكبو كعحمميمر مبكن النتتحا م
املحولحكء لكمححمةة حكلكمححممة: ام مبمن مديحنارر حعمن امبمن كعحمحر حعمن النتبمىى – صلى ا عليه وسلم – حقاحل ت
بع حولح كيوهح ك النتحس م.
ب لح يكحبا ك
Hadis ini diterima dari Nabi oleh Ibnu Umar dan dari Ibnu Umar hanya
Abdullah bin Dinar saja yang meriwayatkanya. Sedangkan Abdulallah bin
Dinar adalah seorang tabiin hafid, kuat ingatannya dan dapat dipercaya.
2) Gharib Nisbi
Sedang yang dikategorikan gharib nisbi adalah apabila keghariban terjadi
menyangkut sifat-sifat atau keadaan tertentu seorang perawi. Penyendirian
seorang rawi seperti ini bisa terjadi berkaitan dengan sifat keadilan dan
ketsiqahan rawi atau mengenai keadaan tempat tinggal atau kota tertentu.
Contoh dari hadits ghorib nisbi berkenaan dengan sifat keadilan dan
ketsiqahan rawi:
كان يقرأ في الضحى والفطر والقرأن المجيد واقتربت الساعة ووانشق القمر
Hadits ini ditakhrij oleh imam Muslim dan Daruquthni dengan sanad sebagai
berikut:
contoh-sanad-hadits-gharib-nisbi
Contoh dari hadits ghorib nisbi berkenaan dengan kota atau tempat tinggal
tertentu:
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad Abu Al-Walid Hamman,
Qatadah, Abu Nadrah dan Said. Semua rawi ini berasal dari Basrah dan tidak
ada yang meriwayatkannya dari kota-kota lain.
Hadis Ahad yang maqbul (berkualitas shahih), bila berhubungan dengan masalah
hukum, maka menurut jumhur ulama, wajib diamalkan.
Namun masalah yang berkaitan dengan soal aqidah, ulama berselisih pendapat. Ada
yang mengatakan, bahwa hadis Ahad dapat digunakan sebagai dalil untuk
menetapkan masalah aqidah, karena hadis Ahad yang shahih memberi faidah ilmu
dan yang memfaedahkan ilmu wajib diamalkan. Pendapat kedua, hadis Ahad,
meskipun memenuhi syarat tetap tidak dapat dijadikan dalil terhadap penetapan
aqidah. Karena hadis Ahad berstatus memfaedahkan dhanny. Soal aqidah adalah soal
keyakinan. Maka, yang yakin tak dapat didasarkan dengan petunjuk yang masih
dhanny.
Terdapat pendapat lain (moderat) menyatakan bahwa hadis Ahad yang telah
memenuhi syarat, dapat dijadikan dalil untuk masalah aqidah selama hadis tersebut
tidak bertentangan dengan Al- Quran dan hadis-hadis yang lebih kuat. Sebagian
ulama menetapkan bahwa, hadis ahad diamalkan dalam segala bidang.
Lampiran II
OBSERVASI
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa lembar Observasi
2. Instrumen ini diisi oleh guru, peserta didik yang dinilai
B. Petunjuk Khusus
3. Berilah skor sesuai sikap spritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidaka pernah melakukan
C. Lembar Observasi
Kelas : XI IIK
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2018-2019
Tanggal Pengamatan :……………..
Materi Pokok : Hadis dan Ilmu Hadis
Petunjuk Pensekoran:
Jumlah skor maksimal : 4 indikator x 4 = 16
Penghitungan nilai akhir menggunakan rumus : (skor diperoleh) / (skor maksimal) x 4 = Nilai
akhir
Keterangan :
Sangat baik : apabila memperoleh skor 4
Baik : apabila memperoleh skor 3
Cukup : apabila memperoleh skor 2
Kurang : apabila memperoleh skor 1
Lampiran III
Soal Uraian
1. Tulislah satu contoh hadis garīb nisbi dan jelaskan kenapa dianggap hadis garīb nisbi!
2. Hadis tentang sifat wudlunya nabi, bahwa nabi tidak mengusap rambut dari sisa
tangannya adalah contoh hadis apa? Jelaskan alasannya!
3. Jelaskan perbedaan hadis mutawātir dan hadis ahād dari segi jumlah periwayatnya!
4. Perhatikan hadis nabi berikut:
ِ َ)رواه. َانلقهمقسب بلرهم َنمب بقن َنسب بلرنم َالقهمقسب بلرهمقونن َرمب بقن َلرنسب باَّنرره َنويبن بردره:َ صب بنلىَ َالهبب َنعلنقيب بره َنونسب بلننم ر
قبن باَّنل َنرهسب بقوهل َال بب َ ن
(البَخاَّرى َومسلم
Kanapa hadis diatas disebut hadis masyhūr ? Jelaskan alasannya!
5. hadis Garīb muthlaq, adalah hadis yang garībnya ditingkat pertama. Apa yang dimaksud
tingkat (ṭabaqah) pertama? Jelaskan!
KUNCI JAWABAN
1. B 8. B
2. A 9. B
3. C 10. C
4. D 11. E
5. A 12. A
6. A 13. A
7. E 14. B
15. B
II. Uraian.
1. Contoh gharib nisbi
ضبنحىَ َنوالقرفطق رر َفنبنقباَّنل َنكباَّنن َينبقبنرأه
صبنلىَ َاللنبهه َنعلنقيبره َنونسبلننم َرف َاقلن ق ر ر
نماَّ َنكاَّنن َينبقنرهأ َبره َنرهسوهل َاللنبه َ ن ِ.6
ر ر ر
ت َالنساَّنعهة َنوانقنشنق َالقنقنمهر فيرهنماَّ َربق َنوالقهققرآْرن َالقنمجيد َنوا قبتنبنربن ق
Dikatakan gharib nisbi sendiriannya seorang tsiqah karen pada thabaqah ke-4
diriwayatkan oleh Malik bin Anas dan Ibnu Lahi’ah (rijal yang dla’if)
2. Nabi wudlu dengan mengusap rambut bukan dari sisa tangannya adalah contoh hadis
mutawatir amali karena lafadz hadisnya hampir tidak ada (sedikit sekali) namun cara
wudlu nabi tersebut dilakukan oleh orang banyak disetiap tingkatan sanad.
3. Mutawatir diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak mungkin sepakat bohong
yang menurut muhadisin 10 orang disetiap tingkatan sanad.
Ahad diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak mencapai jumlah mutawatir
(kurang dari sepuluh rijal) disalah satu tingkatan sanad.
4. dinamakan hadis masyhūr karena diriwayatkan oleh 3 orang rijāl al- ḥadīṡ atau lebih
dan belum sampai derajat mutawātir
5. thabaqah adalah tingkatan generasi sanad hadis.
PEDOMAN PENSKORAN
Pilihan Ganda : benar, skor 5 (skor maksimal: 10 x 5 = 50)
Esay : benar, skor 10 (skor maksimal : 5 x 10 = 50)
Nilai akhir : skor pilihan ganda + skor essay
Lampiran IV
Kunci Jawaban
1. Mutawatir dan ahad
2. Hadis yang diriwayatkan banyak rawi dalam tiap tingkatannya
3. Hadis yang periwayatnya tidak memenuhi syarat hadis mutawatir
4. Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi
Pedoman Penskoran
Esai : benar skor 25 (skor maksimal : 25 x 4 = 100)
A. REMEDIAL
Kisi-Kisi
KD Materi Indikator Bentuk No
Soal Soal
- Memahami Hadis - Menyebutkan pembagian Essay 1
definisi, berdasarkan hadis berdasarkan kuantitas
macam- kuantitas sanad
macam, sanad - Menjelaskan pengertian Essay 2
contoh, dan hadis mutawatir
kedudukan - Menjelaskan pengertian Essay 3
hadis hadis ahad
mutawatir dan - Menjelaskan pengertian Essay 4
hadis ahad hadis masyhur
Soal Remidial
1. Sebutkan pembagian hadis berdasarkan kuantitas sanad !
2. Jelakan apa yang dimaksud hadis mutawatir !
3. Jelakan apa yang dimaksud hadis ahad !
4. Jelakan apa yang dimaksud hadis masyhur !
Kunci Jawaban
1. Mutawatir dan ahad
2. Hadis yang diriwayatkan banyak rawi dalam tiap tingkatannya
3. Hadis yang periwayatnya tidak memenuhi syarat hadis mutawatir
4. Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi
Pedoman Penskoran
B. PENGAYAAN
Kisi-Kisi Pengayaan
Kisi-Kisi
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal No Soal
Memahami definisi, Hadis Peserta didik Essai 1
macam-macam, berdasarka dapat
contoh, dan kedudukan n kuantitas
menjelaskan dan
hadis mutawatir dan sanad
menyebutkan
hadis ahad hadis
berdasarkan
kuantitas sanad
Soal Pengayaan
Sebutkan dan jelaskan hadis berdasarkan kuantitas sanad !
Kunci Jawaban
Mutawatir dan ahad.
Ahad dibagi tiga yaitu : masyhur, aziz, dan ghorib
Pedoman Penskoran
Kebijakan guru