Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sukandari

Nim : C51208050

HADIS TENTANG ORANG YANG DITOLAK KESAKSIANNYA
" :

Dan dari Abdullah bin Amr Ra., ia berkata : Rasullah SAW pernah bersabda : tidak sah
persaksian pengkhianat baik laki-laki atau perempuan dan persaksian orang yang memiliki
dendam kepada saudaranya, juga tidak diperkenankan persaksian pembantu kepada tuanya.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Lafad ghamrah pada matan hadist diatas di tafsirkan oleh Abu Dawud dengan sifat
dendam plus dengki. Hadist diatas juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dari hadist Amr bin
Syuaib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafad berbeda tetapi mempunyai makna yang sama.
Selain para rawi diatas, hadist ini juga telah diriwayatkan oleh Ibnu majah dan al-Baihaqi
dengan sanad yang kuat, at- Tarmidzi, Darul- al-Qutni dan al-Baihaqi dari hadist Aisyah Ra.
dengan lafad

Dalam hadist ini terdapat perawi yang dhoif. At-Tirmidzi berkata, sanadnya tidak sah.
al-Baihaqi berkata, tidak ada hadist nabi yang sohih yang berbicara tentang permasalahan ini.
lafad Khain diatas dikomentari oleh Abu Ubaidah dengan mengatakan menurut kami
perbuatan khianat itu tidak hanya berhubungan dengan amanah manusia, tetapi juga segala
sesuatu yang diwajibkan dan diamanahkan oleh Allah kepada manusia. Sebagaimana firman
Allah dalam surat al-Anfal ayat 27

Barang siapa yang menyianyiakan amanah allah atau melakukan sesuatu yang dilarang
maka oarng tersebut tidak bisa dikatakan adl dan taqwa. Karena, seorang pengkhianat tidak
memiliki ketakwaan yang dapat menghalangi dirinya dari dari hal-hal yang terlarang dalam
agama islam. Oleh karena itu kabar yang dibawa oleh orang seperti ini tidak dapat diterima
karena memungkinkan ia berdusta yang sudah sering dilakukanya.
Sedangkan lafad dzi ghamrin maksudnya adalah iri dan dengki, dan mengenai lafad
Akhihi adalah saudara sesama muslim yang posisinya sebagai terdakwa. Baegitu pula orang kafir
dan orang yang menyimpan dengki maka tidak boleh diterima kasaksianya, selama permusuhan
tersebut bukan dikarenakan oleh masalah agama. Sebab oarng dengki kemungkinan besar tidak
bisa berkata jujur dan ingin mencelakakan orang yang di musuhinya.
Persaksian muslim kepada kafir dapat diterima, salama tidak ada permusuhan pada
keduanya dan bukan dalam masaah agama. Tetapi, jika permusuhan tersebut karena agama maka
persaksian muslim kepada kafir bisa diterima. Sebab permusuhan karena agama tidak akan
mendorongnya untuk bersaksi dusta, karena yang demikian tidak dikehendaki oleh syariat.
Qani adalah pembantu rumah tangga yang seluruh waktunya dihabiskan untuk
membantu dan melaksankan pekerjaan yang dibutuhkan dalam rumah tangga. Pada akhir hadist
ini disebutkan ajazahaa yaitu membolehkan persaksian pembantu, Lighairihim yakni selain
yang ikut dalam rumah tangganya. Karena persaksian pembantu kepada tuanya dikhawatirkan
diberikan ntuk membela dan mendapatkan keuntungan dari tuanya. Dengan demikian persaksian
yang dapat diterima adalah saksi yang jujur, sebagaimana dalam QS : at-Thalaq ayat 2

Adil merupakan lambang untuk menjaga agama yang bersumber dari ketaqwaan dan kehormatan
tanpa dikotori oleh perkara bidah.
Dalam masalah ini kami telah membantah mereka dalam kitab al-Masail al-Muhimah
Fima Taumu bihi Balwa Hukumal Ummah sedangkan masalah adil dalam Tsamaratun Nazhar
Fi Ilmi Atsar dan dalam kitab Minhatul ghaffar Haasyiyatul Dhauin Nahar. Dalam kitab kitab
tersebut kami memelih definisi Adil sebagai seorang yang kebaikanya lebih banyak dari pada
kejahatanya dan tidak suka melakukan kebohongan. Dan pendapat ini adalah jumhur.
: " : "


Dari abu Hurairah Ra. Sesungguhnya ia pernah mendengar Rasullah SAW bersabda :
arab badui tidak boleh menjadi saksi terhadap orang kota. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Hadist ini menjelaskan tentang tidak sahnya persaksian oaring badawi kepada orang kota.
Jika badawi kepada badawi lain maka sah, yang demikian adalah pendapat Ahmad bin Hanbal
dan Mayoritas para Sahabat.
Imam Ahmad berkata aku khawatir dengan adanya hadist ini persaksian badawi kepada
orang kota tidak sah dikarenakan badawi yang tidak pernah melihat daerah perkotaan, sehingga
persaksian badawi mencurigahkan. Demikian pendapat malIik, hanya saja ia berkata tidak
diterimanya persaksian badawi kepada orang kota karena minimnya pengetahuan agama mereka
dan kebodohan mereka terhadap masalah agama. Karena pada umumnya mereka tidak bisa
memerikan keterangan yang pas.
Mayoritas ulama berpendapat sah persaksian badawi dan hadist diatas berlaku jika
badawi tidak diketahui sejauh mana sifat adilnya. Karena pada dasarnya penduduk yang tinggal
didaerah badawi tidak diketahui status adilnya. Penulis kitab al-Bahr berpendapat bolehnya
persaksian Badawi sama dengan bolehnya persakasian mereka tentang hilal bulan ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai