(UINSU)
T.A. 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kami semua dapat menyusun, menyesuaikan,
serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di samping itu, kami mengucapkan rasa
terima kasih kepada semua pihak yan telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan
pembuatan sebuah makalah ini, baik dalam bentuk moril maupun dalam bentuk materi
sehinggadapat terlaksana denan baik.
Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini memang masih banyak
kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami semua telah berusaha
semaksimal mungkin dalam membuat makalah ini. Di samping itu, kami sangatt
mengharapkan kritik serta saran nya dari semua teman-teman demi tercapainya
kesempurnaan yang di harapkan dimasa akan datang.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keadilan
B. Konsep Keadilan dalam Islam
C. Penegakan dan Standar Keadilan
D. Keutamaan Berbuat Adil
E. Hadist Tentang berlaku Adil
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang benar, agama yang paling sempurna di antara agama samawi
yang diturunkan Allah SWT. kesmpurnaannya dapat dilihat dari syariatnya, tidak ada satu
sendi kehidupan pun melainkan semua itu telah terliputi oleh hukum atau syariat Islam,
termasuk dalam keadilan.
Keadilan dalam Islam meliputi semua hal, mulai pada diri sendiri, dalam kehidupan
rumah tangga, masyarakat hingga kehidupan bernegara. Keadilan dalam Islam bukanlah
keadilan yang dibuat-buat atau hasil pemikiran manusia, melainkan berlandaskan Al-Qur’an
yang telah diturunkan oleh Allah Rabb semesta alam baik dalam Al-Qur’an maupun yang
ilhamkan kepada manusia pilihan Allah, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam (Al-
Hadits).
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian adil?
b. Bagaimana konsep keadilan dalam Islam?
c. Bagaimana penegakan dan standar keadilan itu?
d. Apa keutamaan berbuat adil?
e. Sebutkan hadits tentang berlaku adil!
C. Tujuan Masalah
A. Pengertian Adil
Berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus.
Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran.
Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik
hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang
berlaku. Dalam Al Quran, kata ‘adl disebut juga dengan qisth (QS Al Hujurat:9)[1].
Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak
memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku,
bangsa maupun agama. Keberpihakan karena faktor-faktor terakhir—bukan berdasarkan pada
kebenaran– dalam Al Quran disebut sebagai keberpihakan yang mengikuti hawa nafsu dan itu
dilarang keras (QS An Nisa’ 4:135). Dengan sangat jelas Allah menegaskan bahwa kebencian
terhadap suatu golongan, atau individu, janganlah menjadi pendorong untuk bertindak tidak
adil (QS Al Maidah:8).
Sebagian ulama berpendapat bahwa: “Orang yang adil itu ialah orang yang jika marah,
kemarahannya itu tidak menjerumuskannya kepada kebatilan. Dan apabila ia senang,
kesenangannya itu tidak mengeluarkannya dari kebenaran." [2]
Mengapa Islam menganggap sikap adil itu penting? Salah satu tujuan utama Islam
adalah membentuk masyarakat yang menyelamatkan; yang membawah rahmat pada seluruh
alam –rahmatan lil alamin (QS Al Anbiya’:107). Ayat ini memiliki sejumlah konsekuensi
bagi seorang muslim:
Pertama, seorang muslim harus bersikap adil dan jujur pada diri sendiri, kerabat dekat ,
kaya dan miskin. Hal ini terutama terkait dengan masalah hukum (QS An Nisaa’:135).
Penilaian, kesaksian dan keputusan hukum hendaknya berdasar pada kebenaran
walaupun kepada diri sendiri, saat di mana berperilaku adil terasa berat dan sulit.
Kedua, keadilan adalah milik seluruh umat manusia tanpa memandang suku, agama,
status jabatan ataupun strata sosial. Oleh karena itu, seorang muslim wajib menegakkan
keadilan hukum dalam posisi apapun dia berada; baik sebagai hakim, jaksa, polisi maupun
saksi.
Ketiga, di bidang yang selain persoalan hukum, keadilan bermakna bahwa seorang
muslim harus dapat membuat penilaian obyektif dan kritis kepada siapapun. Mengakui
adanya kebenaran, kebaikan dan hal-hal positif yang dimiliki kalangan lain yang berbeda
agama, suku dan bangsa dan dengan lapang dada membuka diri untuk belajar (QS Yusuf:
109) serta dengan bijaksana memandang kelemahan dan sisi-sisi negatif mereka. Pada saat
yang sama, seorang muslim dengan tanpa ragu mengkritisi tradisi atau perilaku negatif yang
dilakukan umat Islam.
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa seorang individu muslim yang
berperilaku adil akan memiliki citra dan reputasi yang baik serta integritas yang tinggi di
hadapan manusia dan Tuhan-nya. Karena, sifat dan perilaku adil merupakan salah satu
perintah Allah (Qs Asy-Syura 42:15) dan secara explisit mendapat pujian (QS Al-A’raf: 159).
Perilaku adil, sebagaimana disinggung di muka, merupakan salah satu tiket untuk
mendapat kepercayaan orang; untuk mendapatkan reputasi yang baik. Karena dengan reputasi
yang baik itulah kita akan memiliki otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai
kebaikan dan kebenaran dengan orang lain (QS Ali-Imran:104). Tanpa itu, kebaikan apapun
yang kita bagi dan sampaikan hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga
kanan. Karena, perilaku adil itu identik dengan konsistensi antara perilaku dan perkataan (QS
As Saff: 3).
Hadits ke – 2:
Hadits ke – 3:
Dalam memutuskan perkara, keadilan mesti menjadi landasan berpijak. Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,
bersabda:
إِ َذا َح َك ْمتُ ْم فَا ْع ِدلُوْ ا
Artinya: “Apabila kalian memutuskan hukum maka bersikaplah adil!” (Dinyatakan hasan
oleh al-Albani dalam ash-Shahihah [no. 469])
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus.
Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran.
Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik
hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang
berlaku.
Konsep keadilan dalam Islam yaitu:
a. Keadilan Intelektual
b. Keadilan Terhadap Diri Sendiri
c. Adil Kepada Orang Lain
d. Berlaku Adil Kepada Makhluk Lain.
Berlaku adil memerlukan kejelian dan ketajaman, di samping mutlak
adanya mizan (standar) yang dipergunakan untuk menilai keadilan atau kezaliman seseorang.
Mizan keadilan dalam Islam adalah Al Qur’an. Dengan bersikap adil akan tercipta
keharmonisan dalam kehidupan.
II. Saran
Sebagai seorang muslim kita harus taat menjalankan apa yang telah disyariatkan oleh
agama tanpa pengecualian termasuk untuk berbuat adil dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Adil#cite_note-1
Ibnu Qayyim. 1990. Risalah Tabukiyah , (Tahqiq Abu Abdirrahman Aqil bin Muhammad bin Zaid
Al-Muqthiri Al-Yamani, cet. Ke-1). Yaman: Maktabah Dar Al-Quds
Soeyoeti, Zarkowi. 1995/1996. Pendidikan Agama Islam Untuk Smu. Jakarta: Direktora jendral
Pembina kelembagaan agama Islam