Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Sistem Poliik dan Pemerintahan Serta Isu Lain yang Berkembang di Malaysia”

Dosen Pengampu : Wahyu Wiji Utomo M.Pem.i

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Ade Syafyan Pratama Lahagu ( 0404191008)


Muhammad Fariz ( 0404191004)
Nurhajija Khofifa Br Munthe ( 0404202016)

PRODI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2021-2022
1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Poliik dan
Pemerintahan Serta Isu Lain yang Berkembang di Malaysia”. Makalah ini disusun dengan
tujuan membantu kita untuk dapat mendalami pengetahuan dalam bidang system kenegaraan,
terutama politik dan pemerintahan serta isu-isu di Malaysia.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan makalah ini tetapi
kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
maklah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4

B. Rumus Masalah ...................................................................................................................... 4

C. Tujuan Masalah ...................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5

A. Sistem Pemerintahan Negara Malaysia.................................................................................. 5

B. Bentuk Negara Malaysia - Federasi ....................................................................................... 5

C. Sistem Politik Malaysia .......................................................................................................... 6

1. Kekuasaan Legislatif ............................................................................................................... 6

2. Kekuasaan Eksekutif ............................................................................................................... 7

3. Kekuasaan Yudikatif ............................................................................................................... 7

D. Malaysia Kini Perkuat Cyber untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Digital............................. 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 12

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 12

B. SARAN ................................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaysia adalah sistem politik yang relatif stabil dan didukung oleh keberhasilan
pembangunan ekonomi. Dalam hal perkembangan kehidupan politik dan pemerintahan,
Malaysia juga termasuk yang lebih berhasil di kalangan negara-negara Asia Tenggara tetapi
sistem politik ini menghadapi masalah yang mengancam integrasi nasionalnya. Yaitu potensi
komplik antar etnik yang jumlahnya hampir seimbang pada keyataannya, kehidupan politik
Malaysia bahkan sejak masih bernama persekutuan tanah melayu sangat diwarnai oleh
masalah etnik ini.
Dalam kaitan mata kuliah Sistem Politik di Asia Tenggara kami ingin memaparkan
bagaimana Sistem Poliik dan Pemerintahan Serta Isu Lain yang Berkembang di Malaysia.

B. Rumus Masalah

Melihat latar belakang yang kami buat, kami ingin merumuskan suatu rumusan masalah
(pertanyaan) yang akan kami coba sajikan dalam bab berikutnya di pembahasan yaitu :
1. Bagaimana sistem pemerintahan di Malaysia ?
2. Bagaimana bentuk negara Malaysia ?
3. Bagaimana sistem politik di Malaysia?
4. Bagaimana Malaysia dalam menghadapi ancaman kejahatan digital baru?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui sistem pemerintahan di Malaysia


2. Mengetahui bentuk negara Malaysia
3. Mengetahui sistem politik di Malaysia
4. Mengetahui cara Malaysia dalam menghadapi ancaman kejahatan digital baru

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Negara Malaysia

Malaysia adalah sebuah negara federal yang terdiri dari tiga belas negeri (negara
bagian) dan tiga wilayah federal di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi.
Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan federal.
Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa. Negara ini dipisahkan ke dalam dua
kawasan Malaysia Barat dan Malaysia Timur oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di
Laut Tiongkok Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand. Indonesia, Singapurs. Brunci,
dan Filipina. Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika.

Kepala negara Malaysia adalah seorang Raja atau seorang Sultan yang dipilih secara
bergiliran setiap 5 tahun sekali, hanya negeri negeri (negara bagian) yang diperintah oleh
Raja Sultan saja yang diperbolehkan mengirimkan wakilnya untuk menjadi Raja Malaysia.
Raja Malaysia biasanya memakai gelar Sri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong. dan
pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia
mirip dengan sistem parlementer Westminster.

Malaysia sebagai negara federal tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya,
sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18. dan bagian barat
Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah
jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika
kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Karena semakin meluasnya tentangan,
kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan
kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.

B. Bentuk Negara Malaysia - Federasi

Malaysia adalah federasi 13 negara bagian. Dalam konstitusi setiap negara bagian
(negeri-negeri), konstitusi Malaysia harus dimuat terlebih dahulu sebelum konstitusi
masing-masing negara bagian. Konstitusi negara bagian harus mengadopsi konstitusi
federal. Ke-13 negara bagian Malaysia adalah: (1) Johor, (2) Kedah, (3) Kelantan. (4)
5
Melaka. (5) Negeri Sembilan, (6) Pahang. (7) Perak, (8) Perlis, (9) Pulau Pinang, (10)
Sabah, (11) Sarawak, (12) Selangor, dan (13) Terengganu. Selain itu terdapat I wilayah yang
merupakan teritori federal yaitu (Wilayah Persekutuan) yang terdiri atas 3 wilayah
pembentuk yaitu (1) Ibukota Kuala Lumpur, (2) Labuan, dan (3) Putrajaya.

C. Sistem Politik Malaysia

Federasi Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional. Kepala negara persekutuan


Malaysia adalah Yang Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan Agong
dipilih oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima tahun
secara bergiliran: empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta
dalam pemilihan.

Sistem pemerintahan di Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminster.


warisan Penguasa Kolonial Britania. Tetapi di dalam praktiknya, kekuasaan lebih terpusat di
eksekutif daripada di legislatif, dan judikatif diperlemah oleh tekanan berkelanjutan dari
pemerintah selama zaman Mahathir, kekuasaan judikatif itu dibagikan antara pemerintah
persekutuan dan pemerintah negara bagian. Sejak kemerdekaan pada 1957, Malaysia
diperintah oleh koalisi multipartai yang disebut Barisan Nasional (pernah disebut pula
Aliansi).

Sistem politik Malaysia dapat dikatakan demokrasi, hal ini dapat dilihat dari adanya
pembagian kekuasaan dan adanya pelaksanaan pemilu meskipun kalau dilihat lebih dalam
tidak begitu demokratis karena tidak jurdil. Di Malaysia, seperti kebanyakan Negara lainnya
kekuasaan Negara terdiri dari badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

1. Kekuasaan Legislatif

Dalam kekuasaan legislatif Malaysia memiliki sistem bikameral yang terdiri dari Senat
(Dewan Negara) dan House of Representatives (Dewan Rakyat). Senat menguasai 70 kursi
di parlemen sementara HoR menguasai 219 kursi, 44 anggota Senat ditunjuk oleh pemimpin
tertinggi sementara 26 lainnya ditunjuk oleh badan pembuat UU di negara bagian. Anggota
HoR dipilih melalui popular vote untuk masa jabatan selama 5 tahun.

Kekuasaan legislatur dibagi antara legislatur persekutuan dan legislatur negeri.


6
Parlemen bikameral terdiri dari dewan rendah, Dewan Rakyat (mirip "Dewan Perwakilan
Rakyat" di Indonesia) dan dewan tinggi, Senat atau Dewan Negara (mirip "Dewan
Perwakilan Daerah di Indonesia). 222 anggota Dewan Rakyat dipilih dari daerah pemilihan
beranggota tunggal yang diatur berdasarkan jumlah penduduk untuk masa jabatan terlama 5
tahun. 70 Senator bertugas untuk masa jabatan 3 tahun; 26 di antaranya dipilih oleh 13
majelis negara bagian (masing-masing mengirimkan dua utusan), dua mewakili wilayah
persekutuan Kuala Lumpur. -masing satu mewakili wilayah persekutuan Labuan dan
Putrajaya, dan 40 diang dan 40 diangkat oleh raja atas nasihat perdana menteri.

Di samping Parlemen di tingkatan persekutuan, masing-masing negara bagian memiliki


dewan legislatif unikameral (Dewan Undangan Negeri) yang para anggotanya dipilih dari
daerah-daerah pemilihan beranggota-tunggal. Pemilihan umum parlemen dilakukan paling
sedikit lima tahun sekali, dengan pemilihan umum terakhir pada Maret 2008. Pemilih
terdaftar berusia 21 tahun ke atas dapat memberikan suaranya kepada calon anggota Dewan
Rakyat dan calon anggota dewan legislatif negara bagian juga, di beberapa negara bagian.
Voting tidak diwajibkan.

2. Kekuasaan Eksekutif

Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana


menteri: konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan
rendah (Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan
mayoritas di dalam parlemen. Kabinet dipilih dari para anggota Dewan Rakyat dan Dewan
Negara dan bertanggung jawab kepada badan itu.; sedangkan kabinet merupakan anggota
parlemen yang dipilih dari Dewan Rakyat atau Dewan Negara.

3. Kekuasaan Yudikatif

Dalam hal kekuasaan Yudikatif, sistem hukum di Malaysia berdasar pada


hukum Inggris dan kebanyakan UU serta konstitusi diadaptasi dari hukum India. Di
Malaysia terdapat Federal Court, Court of Appeals, High Courts. Session's Courts,
Magistrate's courts dan Juvenile Courts. Hakim Pengadilan Federal ditunjuk oleh pemimpin
tertinggi dengan nasehat PM. Pemerintah federal memiliki kekuasaan atas hubungan luar
negeri, pertahanan, keamanan dalam negeri, keadilan, kewarganegaraan federal, urusan
7
keuangan, urusan perdagangan, industri, komunikasi serta transportasi dan beberapa urusan
lain. Badan Kehakiman (Yudikatif).

Badan Kehakiman merupakan badan ketiga dalam sistem kerajaan Malaysia.


Kekuasaan kehakiman ini dipengang oleh Mahkamah Tinggi & Mahkamah Rendah.
Pengadilan tertinggi di sistem peradilan adalah Pengadilan Federal, diikuti oleh Pengadilan
Banding dan dua Pengadilan Tinggi, satu untuk Semenanjung Malaysia dan satunya lagi
untuk Malaysia Timur.

Pemerintah negara bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri Malaya atau
Ketua Menteri di negara-negara yang tidak memelihara monarki lokal, yakni seorang
anggota majelis negara bagian dari partai majoritas di dalam Dewan Undangan Negeri. Di
tiap-tiap negara bagian yang memelihara monarki lokal, Menteri Besar haruslah seorang
Suku Melayu Muslim, meskipun penguasa ini menjadi subjek kebijaksanaan para penguasa.
Kekuasaan politik di Malaysia amat penting untuk memperjuangkan suatu isu dan hak Oleh
karena itu kekuasaan memainkan peranan yang amat penting dalam melakukan perubahan.

Di Malaysia, yang menganut sistem parlementer, pelaksanaan pemilu bisa


disederhanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemilih dalam menentukan pilihan.
Partai-partai dengan latar belakang ras dan ideologi yang beragam itu bertarung dalam dua
bendera koalisi, yang dijalin sebelum dan sesudah pemilu. serta dilakukan secara permanen.
Kerangka konstitusional sistem politik Malaysia memang bersifat demokratis. Namun,
kerangka demokratis itu disertai kontrol otoritarian yang luas untuk menyumbat oposisi
yang efektif. Karenal itu, sulit dibayangkan partai pemerintah bisa kalah. Sejak awal, sistem
politik Malaysia merupakan campuran dari karakteristik responsif dan represif. Sistem
pemilu Malaysia juga tidak jurdil. Sistem dirancang untuk cenderung menguntungkan partai
pemerintah sehingga hampir mustahil ia dapat dikalahkan.

Dalam setiap pemilu. BN selalu memenangkan sekitar 3/5 suara dan menguasai
mayoritas kursi di parlemen. Bahkan, dalam Pemilu 1990 dan 1999, ketika UMNO dilanda
perpecahan serius dan BN dalam tekanan politis yang kuat oleh gerakan reformasi, oposisi
tetap kalah. Dengan demikian, pemilu pada praktiknya tidak bisa mengganti pemerintahan,
tetapi hanya memaksa pemerintah untuk lebih responsif. Pemilu Malaysia hanyalah casting
suara dari ritual rutin empat atau lima tahun sekali untuk memperbarui sampul legitimasi
pemerintahan otoritari. Cara-cara UMNO memenangkan pemilu masih sama dengan cara
8
hegemonik Golkar pada era Orde Baru di Indonesia.

Sistem kekuasaan legelatif di Malaysia dibagi antara legeslatur persekutuan dan


legeslatur negeri. Parlemen Bikameral sendiri terdiri dari Dewan Rendah, Dewan Rakyat-
DPR dalam sistem di Indonesia, Dewan Tinggi Senat Dan Dewan Negara Sebanyak 222
anggota Dean selama 5 tahun. Sementara 70 senator akan memegang masa jabatan selama 2
tahun dimana 26 orang diantarannya dipilih oleh 13 majelis negeri bagian.

Sementara kekuasaan eksekutifnya dilaksanakan oleh cabinet yang dipimpin oleh


seorang perdana menteri. Dalam Konstitusi Malaysia ditetapkan bahwa perdana menteri
Malaysia haruslah anggota Dewan Rakyat yang kepemimpinannya direstui oleh yang di
Pertuan Agong dan mendapatkan mayoritas di parlemen. Sedangkan cabinet dipilih dari
para anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara yang bertanggungjawab kepada badan
tersebut

D. Malaysia Kini Perkuat Cyber untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Digital

Di Malaysia, ada sejumlah besar gangguan keamanan siber dan penipuan yang dilaporkan
ke polisi yang mengakibatkan kerugian jutaan. Kini, untuk melindungi data, privasi, dan
menjaga masyarakat digital tetap aman dari ancaman baru, dunia teknologi di negeri jiran itu
kini mengandalkan pakar dunia maya atau spesialis keamanan dunia maya. Mereka kini
disebut pahlawan tanpa tanda jasa yang merupakan garda depan industri digital di Malaysia.

Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin pada Pameran dan Konferensi
Pertahanan dan Keamanan Siber virtual 2021 mengatakan “Kami tidak dapat melepaskan diri
lagi dari menekankan unsur-unsur keamanan siber di setiap inisiatif, ”

ada kesenjangan global lebih dari tiga juta tenaga kerja keamanan siber, dengan dua juta
di kawasan APAC saja. Cisco, Symantec, Cybersecurity Ventures, ISACA, dan Intel
semuanya menyatakan keprihatinannya tentang kekurangan bakat global, seperti yang disorot
dalam Laporan Pekerjaan Cybersecurity 2018-2021 oleh Cybersecurity Ventures. Bersama
dengan mitra industrinya terutama MDEC, Universitas Teknologi dan Inovasi Asia Pasifik
(APU) kini didirikan untuk menanggapi permintaan bakat lokal dan global.

9
“Keamanan siber adalah salah satu pilar utama ekonomi digital, mencatat lebih dari dua
kali lipat pertumbuhan belanja TIK secara keseluruhan di negara ini selama lima tahun ke
depan, menurut laporan IDC. Dengan Malaysia Cyber Security Strategy (MCSS) dan
MyDIGITAL yang baru-baru ini diluncurkan, dibutuhkan 20.000 pekerja pengetahuan
keamanan siber pada tahun 2025 untuk mendukung permintaan tenaga kerja keamanan siber
dari industri,” kata Chief Executive Officer Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC),
Surina Shukri.

Sebagai universitas teknologi digital utama Malaysia, selain menerima Penghargaan


Keunggulan Pendidikan Keamanan Siber Terbaik, APU memberikan program berkualitas
tinggi yang relevan dengan industri di bidang keamanan siber dan forensik digital. Program-
program ini mematuhi standar kurikulum internasional dan persyaratan industri, dan
memberikan praktik keamanan siber dunia nyata, menghasilkan rekam jejak yang sukses dari
lulusan yang dapat dipekerjakan.

Infrastruktur tercanggih pertama di negara ini dan ruang belajar yang canggih –
CyberSecurity Talent Zone (CSTZ) – menggabungkan sistem pemantauan keamanan siber
real-time tingkat militer, pusat penelitian, dan infrastruktur simulasi. Cyber Threats
Simulation and Response Center (atau Cyber Range) dan Security Operations Center (SOC)
yang lengkap mengalirkan data pemantauan langsung yang diambil dari database serangan
cyber di seluruh dunia, menyediakan platform untuk praktik langsung tentang peretasan etis
dan respons insiden untuk membina profesional keamanan.

Setelah menyelesaikan 50 jam menjaga SOC dan berhasil menyelesaikan semua kegiatan
dalam penilaian, siswa mendapatkan sertifikat penyelesaian dari mitra industri APU TecForte.
Penggabungan profesional akademik yang berkualitas, kurikulum yang relevan dengan
industri dan fasilitas kelas dunia telah menghasilkan pahlawan keamanan digital tanpa tanda
jasa dari APU, yang terus-menerus mengungguli rekan-rekan mereka di kompetisi tingkat
nasional dan internasional.Lulusan program keamanan digital APU telah menjadi bagian dari
tenaga kerja keamanan digital global. Menurut Studi Pelacakan Lulusan Tahunan terbaru oleh
Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, 100 persen lulusannya telah dipekerjakan setelah
lulus.

10
Lulusan APU dilengkapi dengan kemampuan untuk mengembangkan ketrampilan dan
latar belakang terkait seperti mengevaluasi paradigma desain, bahasa, algoritme, dan
mendemonstrasikan teknik untuk mengembangkan sistem perangkat lunak yang kompleks
dan mengeksploitasi teknologi dan aplikasi baru.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional. Kepala negara persekutuan Malaysia


adalah Yang Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Adapun Sistem pemerintahan di
Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminster dan sistem politiknya demokrasi
parlementer di bawah pemerintahan monarki konstitusional. Seperti kebanyakan Negara
lainnya kekuasaan Negara Malaysia terdiri dari badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

B. SARAN

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika terdapat kesalahan pada
makalah ini mohon dimaklumi dan kami sangat mengharapkan saan atau kritikan demi
perbaikan maklah kami kedepannya. Terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Thaib,Pemerintahan Malaya Britania, (Yogyakarta:Libety,2000)


hal 37.

Gaffer, Jenedri, 2006, Pengantar Study Hukum Internasional, Jakarta:Ind-Hill-co

13

Anda mungkin juga menyukai