BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Brunei Darussalam merupakan negara kerajaan dengan mayoritas penduduknya beragama
Islam. Negara tersebut terletak di bagian utara Pulau Kalimantan (Borneo) dan berbatasan
dengan Malaysia. Berdasarkan data statistik, penduduk Brunei Darusalam hanya berjumlah 370
ribu orang. Sekitar 67 persen dari total populasinya beragama Islam, Buddha 13 persen, Kristen
10 persen, dan kepercayaan lainnya sekitar 10 persen. Di lihat dari sejarahnya, Brunei adalah
salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara. Sebelum abad ke-16, Brunei memainkan peranan
penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina. Sesudah merdeka di tahun
1984, Brunei kembali menunjukkan usaha serius dalam upaya penyebaran syiar Islam, termasuk
dalam suasana politik yang masih baru.
Di antara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang
selaras dengan tuntutan Islam. Sebagai negara yang menganut sistem hukum agama, Brunei
Darussalam menerapkan hukum syariah dalam perundangan negara. Untuk mendorong dan
menopang kualitas keagamaan masyarakat, didirikan sejumlah pusat kajian Islam serta lembaga
keuangan Islam.
Tak hanya dalam negeri, untuk menunjukkan semangat kebersamaan dengan masyarakat
Islam dan global, Brunei juga terlibat aktif dalam berbagai forum resmi, baik di dunia Islam
maupun internasional. Sama seperti Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama
Islam dengan Mazhab Syafii, di Brunei juga demikian. Konsep akidah yang dipegang adalah
Ahlussunnah waljamaah. Bahkan, sejak memproklamasikan diri sebagai negara merdeka, Brunei
telah memastikan konsep ”Melayu Islam Beraja” sebagai falsafah negara dengan seorang sultan
sebagai kepala negaranya. Saat ini, Brunei Darussalam dipimpin oleh Sultan Hasanal Bolkiah.
Dan, Brunei merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Asia Tenggara dengan latar belakang
sejarah Islam yang gemilang.
Melayu Islam Beraja (MIB) merupakan ideologi yang dianut resmi oleh Kerajaan Brunei
Darussalam yang secara resmi disahkan pada waktu proklamasi kemerdekaan Brunei Darussalam
tanggal 1 Januari 1984. Hal itu dapat dilihat pada teks proklamasi kemerdekaan Brunei
Darussalam yang dibacakan Sultan Haji Hassanal Bolkiah yaitu, “Negara Brunei Darussalam
adalah dan dengan izin dan limpah kurnia Allah Subhanahuwa Taala akan untuk selama-lamanya
kekal menjadi sebuah Melayu Islam Beraja yang merdeka, berdaulat dan demokratik,
bersendikan kepada ajaran-ajaran Agama Islam menurut Ahlussunnah Waljamaah”.
Sebagai sebuah negara yang baru merdeka, tentunya Brunei Darussalam berupaya
menyesuaikan diri dengan struktur ketatanegaraan modern seperti ideologi negara, UUD
(Konstitusi) dan lain sebagainya. Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut telah
mengembalikan kedaulatan Brunei yang sebelumnya dipegang oleh Kerajaan Inggris melalui
suatu perjanjian tahun 1888. Meskipun pencanangan MIB sebagai dasar negara sebagaimana
“Pancasila” di Indonesia maupun “Rukun Negara” di Malaysia dilakukan pada saat proklamasi
kemerdekaan, namun sebagaimana halnya Pancasila, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
telah berurat berakar dalam tradisi masyarakat Brunei sejak zaman dulu yaitu sejak berdirinya
kerajaan Brunei dengan raja pertamanya yaitu Awang Alak Betatar atau Sultan Mohammad
Syah.
Untuk memasyarakatkan ideologi MIB di kalangan rakyat Brunei, Sultan Haji Hassanal
Bolkiah telah membentuk sebuah lembaga khusus seperti BP-7 di Indonesia yang bernama
“Majelis Tertinggi Kebangsaan Melayu Islam Beraja (MTKMIB)” yang diketuai Pehin Dato
Abdul Aziz Umar (mantan Menteri Pendidikan). Lembaga ini bertugas untuk mejabarkan
pengertian MIB dalam kehidupan kebangsaan dan menyebarluaskannya kepada masyarakat.
Disamping itu, penjabaran dan pemikiran MIB banyak dikeluarkan oleh Fakultas Kajian Brunei
(Brunei Studies) di Universiti Brunei Darussalam (UBD).
B. RUMUSAN MASALAH.
BAB II
PAMBAHASAN.
Ada beberapa partai hukum yang berlaku di negara Brunei Darrusalam diantaranya yaitu:
Brunei memiliki sistem hukum ganda. Yang pertama adalah sistem yang diwarisi dari
Inggris, mirip dengan yang ditemukan di India, Malaysia dan Singapura. Hal ini didasarkan pada
Common Law Inggris, tapi dengan kodifikasi suatu bagian penting dari itu. The Common Law
sistem hukum yang mencakup sebagian besar hukum di Brunei. Struktur Sistem lain Keadilan di
Brunei adalah Pengadilan Syari'ah. Ini membahas terutama di Muslim perceraian dan hal-hal
pendukung untuk seorang Muslim perceraian dalam yurisdiksi sipil dan dalam pelanggaran dari
khalwat (dekat) dan 'zina (seks ilegal) di kalangan Muslim.
Sistem Hukum yang diterapkan oleh Brunei Darussalam yaitu Hukum Syariah, hukum
syariah diperkenalkan bertahap, mencakup hukum cambuk, memotong anggota badan hingga
hukum mati dengan rajam untuk berbagai jenis kejahatahn. Hukum itu memang tak main-main,
apalagi yang menerapkannya Sultan sendiri yang sekarang berusia 68 tahun. Penguasa mutlak
dan salah satu orang yang terkaya didunia. Dari penerapan hukum syariah tersebut banyak
anggota etnis mayoritas Melayu muslim telah mendukung hukum tersebut dengan berhati-hati.
Namun hukum syariah juga telah memicu keprihatinan dan kekhawatiran banyak warga
non-muslim. Otomatis, memperlakukan hukum syariah pun menuai kritik dari para pengguna
media sosial Brunei baru-baru ini. Kantor hak asasi manusia PBB sebelumnya telah menyatakan
sangat prihatin terhadap hukum syariah. Sebab hukum rajan, hukum cambuk, berdasarkan
hukum internasional diklasifikasikan sebagai penyiksaan atau hukum sadis, tidak manusiawi atau
perlakuan merendahkan hukum lain.
Kasus syariah akan membutuhkan pembuktian yang benar-benar tinggi. Hakim harus
bekerja keras untuk menghindari hukum syariah. Sementara sultan memperingatkan, pengaruh
asing seperti internet itu merusak dan ia bermaksud menekan nilai-nilai keislaman di negara
muslim konservatif itu. Sebelum ,Reuters melaporkan, pemberlakuan peradilan islam itu
terhitung pada hari ini. Setelah diterapkan, warga negara yang didominasi muslim Melayu itu
akan di kenakan denda atau penjara jika perbuatan melawan hukum seperti hamil diluar nikah,
tidak menunaikan solat jum’at dan menyebarkan agama selain islam. Sementara fase lanjutan
penerapan hukum syariah itu, fase kedua, akan akan diterapkan 12 bulan kemudian kepada para
pencuri dan peminum alkohol dengan hukum cambuk dan potong. Hukum mati, termaksuk
dengan dirajam, akan dikenalkan pada fase terakhir satu tahun kemudian untuk pelku zina,
sodomi, dan menghina Al-Qur’an, serta Nabi Muhammad. SAW.
Seperti dilansir Reuters, hukum syariah juga akan berlaku terhadap non-muslim. Dan hal
ini menimbulkan keprihatinan atau kekhawatiran dari para pejerja asal negara-negara Barat
disektor perminyakan dan puluhan ribu etnis Tionghoa di Brunei, serta 30 ribu pekerja migran
Filipina yang kebanyakan beragama katolik. Jadi dengan diterapkannya hukum syariah secara
Nasional per 1 mei 2014 Brunei Darussalam tercatat sebagai negara asia timur yang pertama kali
menerapkan hukum syariat secara nasional.
C. Sitem politik dan pemerintahan
Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki
absolut berdasar hukum islam dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan, merangkap sebagai Perdana Menteri. Menteri Pertahanan dibantu oleh Dewan
Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan
dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei.
Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara
berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan
melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.Brunei tidak memiliki dewan legislatif,
namun pada bulan September 2000, Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak
pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati
sultan. Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang
paling stabil dari segi politik di Asia.
Monarki absolut merupakan bentuk monarki yang berprinsip seorang raja mempunyai
kuasa penuh untuk memerintah negaranya. Rakyat tidak diberi kekuasaan sedikitpun.
Semua peraturan dibuat oleh raja tanpa memperhatikan keinginan atau aspirasi rakyat.
Sebaliknya jika diterapkan pada Negara besar seperti Indonesia misalnya, tidak akan pas
atau tidak bagus karena jumlah penduduk di Indonesia cukup besar apalagi terdiri dari
beberapa kepulauan dimana setiap daerah atau pulau memiliki keinginan dan kebudayaan
yang berbeda.
Kelebihan akan pemerintahan monarki absolut ini yaitu bahwa kekuasaan dipegang
penuh oleh seorang Sultan, sehingga baik buruknya demi kemajuan Negara tersebut
seluruhnya tergantung oleh Sultan itu sendiri, dan sebagian besar bahkan hampir
sepenuhnya rakyat mematuhi Sultannya tersebut. Sedangkan kekurangan akan
pemerintahan monarki absolut ialah bahwa rakyat tidak memiliki kesempatan untuk
beraspirasi.
Pertahanan Keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan dengan Inggris di
mana terdapat pasukan Gurkha yang terutama ditempatkan di Seria. Jumlah pertahanan
keamanannya lebih kecil bila dibandingkan dengan kekayaannya dan negara negara
tetangga. Secara teori, Brunei berada di bawah pemerintahan militer sejak pemberontakan
yang terjadi pada awal dekad 1960-an. Pemberontakan itu dihancurkan oleh laskar-laskar
Britania Raya dari Singapura.
Brunei memiliki hubungan luar negeri terutama dengan negara negara ASEAN dan negara
negara lain serta ikut serta sebagai anggota PBB. Kesultanan ini juga terlibat konflik Kepulauan
Spratly yang melibatkan hampir semua negara ASEAN (kecuali Indonesia, Kamboja, Laos dan
Myanmar), RRC dan Republik Cina. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut dengan Malaysia
terutama masalah daerah yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Brunei menuntut wilayah di
Sarawak, seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan Labuan,
termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia. Bagaimanapun, pulau-
pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat internasional.
D. Sistem Ekonomi.
Brunei Darussalam merupakan sistem perekonomian terbuka, artinya negara asing
bebas melakukan perdagangan di Negara yang beribu-kotakan di Bandar Sri Bagawa ini,
sehingga laju per ekonomian Negara ini banyak di kuasai oleh negara asing terutama China
dan Inggris. Meski banyak sektor asing yang menguasai laju perekonomian di Negara ini,
Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah menetapkan penguasaan sektor-
sektor perekonomian oleh orang-orang asing ini harus ada yang mesuk kedalam kas
Negara demi memaksimalkan asset-aset Negaranya
Sistem ekonomi yang dianut negara Brunei ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika
dilihat dari sisi negatifnya, kemampuan dan penguasa warga negaranya terhadap ekonomi
di Negaranya sendiri terbilang melemah, karena kemampuan dan pengetahuan
penggunaan teknologi terbatas, selain itu menjamurnya industri dan perdagangan asing
akan membawa kesulitan bagi masyarakat Brunei yang baru akan memulai langkahnya
dalam bidang industri dan perdagangan. Sedangkan sisi positifnya, dengan pemerintahan
yang jujur dengan peduli dengan rakyat, maka warga negara Brunei Darussalam dapat hid