Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Tahmid Nur, M.Ag.
Disusun oleh:
Nursyamsia/2003020112
Ulfa Dwiyanti/2003020125
Irwanto/2003020130
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brunei Darussalam (arti harafiah: Rumah perdamaian) adalah sebuah negara
kecil dan independen dengan satu-satunya pemerintahan kesultanan di Asia Tenggara.
Semenjak memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1984, kesultanan
Brunei telah berhasil mengukuhkan kekuasaannya dan sekarang telah memiliki
kontrol yang tak tersaingi atas negara.
Apa yang menyebabkan durabilitas kesultanan absolut Brunei? Dalam artikel
ini pengarang berargumen bahwa kesultanan Brunei telah berhasil mensentralisasikan
kekuatan di kantor sultan, telah berhasil memanfaatkan landasan tradisional dan
religius untuk melegitimasi kesultanan dan telah berhasil menunjukkan bahwa
kesultanan adalah sebuah pemerintahan yang stabil.
Kesultanan Brunei telah berhasil menghindari tuntutan reformasi politik
dengan cara penggunaan efektif hasil keuntungan hidrokarbon melalui pengadaan
program kesejahteraan yang berlimpah dan ekstensif. Sebagai sebuah institusi politik
neo-tradisional, kesultanan Brunei telah menunjukkan kemampuannya untuk
beradaptsi dan berkembang di dalam lingkungan global yang dinamis. Sultan Brunei
(Yang Dipertuan Negara) merupakan bagian dari garis keturunan sultan yang telah
memerintah secara terus-menerus selama 600 tahun.
Sultan yang berkuasa pada saat ini, haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin
Waddaulah, adalah penguasa yang ke-29. Brunei memiliki populasi kecil sekitar 400
ribu jiwa, terdiri atas 66% Melayu 1 dan wilayahnya terbagi ke dalam dua bagian,
setiap wilayah bagian dikelilingi oleh negara bagian timur Malaysia, Sarawak. Setelah
mencapai puncak kekuasaan pada abad ke-16, kesultanan melemah dan pada abad ke-
19, wilayah kekuasaannya menjadi semakin menyusut karena tekanan dari Brooke
Rajah (si “Raja putih”; James Brooke) dari wilayah tetangga Sarawak.
Pembentukan wilayah residensi Inggris di Brunei pada 1906 menjadi jalan
keluar dari ancaman lenyapnya kesultanan. Pada akhir periode residensi Inggris pada
tahun 1959, otonomi internal diberikan pada Brunei dan sang sultan diberikan
kekuasaan eksekutif. Sebuah konstitusi baru mulai diberlakukan pada tahun 1959
yang menjadi dasar pembentukan Dewan Legislatif yang anggotanya sebagian dipilih
berdasarkan pemilihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa bentuk Negara Brunei Darussalam?
2. Bagaimana sifat dasar Konstitusi Brunei Darussalam?
3. Bagaimana sistem Pemerintahan atau eksekutif Brunei Darussalam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk Negara Brunei Darussalam.
2. Untuk mengetahui sifat dasar Konstitusi Brunei Darussalam.
3. Untuk Mengetahui sistem Pemeriintahan atau eksekutif Brunei Darussalam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Negara Brunei Darussalam
Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan
monarki konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan
Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan
dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan
Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-
15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei.
Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri,
walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat
memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam
negeri. Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000,
Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak
tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan.
Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang
paling stabil dari segi politik di Asia.
Sejak memproklamasikan diri sebagai negara merdeka, Brunei telah
memastikan konsep ”Melayu Islam Beraja” sebagai falsafah negara dengan seorang
sultan sebagai kepala negaranya. Saat ini, Brunei Darussalam dipimpin oleh Sultan
Hasanal Bolkiah. Dan, Brunei merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Asia
Tenggara dengan latar belakang sejarah Islam yang gemilang.
Melayu Islam Beraja (MIB) merupakan ideologi yang dianut resmi oleh
Kerajaan Brunei Darussalam yang secara resmi disahkan pada waktu proklamasi
kemerdekaan Brunei Darussalam tanggal 1 Januari 1984. Hal itu dapat dilihat pada
teks proklamasi kemerdekaan Brunei Darussalam yang dibacakan Sultan Haji
Hassanal Bolkiah yaitu, “Negara Brunei Darussalam adalah dan dengan izin dan
limpah kurnia Allah Subhanahuwa Taala akan untuk selama-lamanya kekal menjadi
sebuah Melayu Islam Beraja yang merdeka, berdaulat dan demokratik, bersendikan
kepada ajaran-ajaran Agama Islam menurut Ahlussunnah Waljamaah”.
B. Sifat Dasar Konstitusi Brunei Darussalam
Konstitusi Brunei Darussalam merupakan bentuk salah satu batu fondasi untuk
sukses menjalankan pemerintah Brunei. Situasi politik di Brunei didominasi oleh
Konstitusi Brunei yang diadopsi pada tahun 1959. Brunei Konstitusi merupakan salah
satu konstitusi tertulis di dunia. Dirumuskan dan diadopsi saat masih brunei
protektorat Inggris, Konstitusi Brunei sebagian besar dipengaruhi oleh British
Common Law.
Hukum Islam tanah, tradisi dan adat istiadat, terutama yang malay, juga
tergabung dalam Konstitusi Brunei. Konstitusi Brunei sejak awal telah diberikan
mayoritas kekuasaan kepada raja yang berkuasa, Sultan Brunei. Sultan bertindak
sebagai Kepala Negara Brunei Brunei menurut Undang-Undang Dasar 1959 dan
diberi otoritas tunggal atas kekuasaan eksekutif. Dia dibantu oleh lima badan atau
dewan penasihat.
Hukum yang dirumuskan oleh brunei Konstitusi memberikan kekuasaan
kepada Komisaris Tinggi Inggris karena status negara sebagai protektorat Inggris.
Amandemen Konstitusi pada tahun 1971 Brunei mengurangi otoritas pemerintah
Inggris atas Brunei. Amandemen lebih lanjut, setelah kemerdekaan negara menuju
perumusan hukum dan kebiasaan baru yang menjadi bagian dari Konstitusi Brunei.
https://pendidikankita17.wordpress.com/hukum-konstitusi-di-brunei-darussalam/
https://kyotoreview.org/issue-13/brunei-darussalam-kesultanan-absolut-dan-negara-modern
AKTIVITAS PRESENTASI
1. Moderator : Sarmila
2. Pemateri : Nursyamsia
3. Penanya : Nur Rahmi Latih, Muh. Ridwan Sandea
4. Penjawab : Nursyamsia
5. Menambahkan : Tenri Nuraden, Wulandari Catur Atmaja