Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Brunei Darussalam
1
merupakan salah satu negara kerajaan Islam
di utara Kalimantan berbatasan dengan Lautan Cina Selatan di utara, dan Serawak
di barat, dan timur. Luas : 5765 km. Penduduk: 264.000 (1991). Komposisi
penduduk: Melayu (69%), Asli (5%), Cina (18%), dan bangsa-bangsa lain (8%).
Agama resmi Islam (67%) dengan bermazhab Syafii.
2
Sedang yang lainnya
Budha (14%), Kristen (9,7%) dan lainnya (12%) termasuk agama pribumi suku
dayak. Bahasa resmi Melayu. Ibukota Bandar Sribegawan. Mata uang: Dollar
Brunei (100 Cents). Sumber utama penghasilan negara: gas bumi dan minyak.
3

Populasi penduduk Brunei adalah 301.000 yang terdiri dari 70,5 % orang
Melayu yang umumnya bekerja di pemerintahan dan sipil, orang Cina 16 %
dimana 80 % nya tidak terakomodasi sebagai warga negara resmi, dan beberapa
kelompok lokal seperti orang Iban, Kedayan, Kayan, Kenyah, Kiput, Muru dan
Tutung, pendatang yang berjumlah 8,2 % umumnya sebagai pekerja industri yang
berasal dari Inggris 6.000 orang, Asia Selatan 4.200 orang, Gurkha 1.000 orang,
Korea dan Fhilipina. Bahasa Melayu menjadi bahasa utama, disertai bahasa
Inggris, Cina, Iban, dan belasan dialek daerah yang berjumlah 17 bahasa. Brunei
dikenal sebagai salah satu negara terkaya di Asia karena hasil minyak buminya.
4


1
Pada tahun 1925 penguasa Brunei yaitu Wang Alak Betar pergi ke Malaka untuk
mengunjungi Sultan Muhammad Shah dan disana ia masuk Islam. Dari sinilah dapat terlihat bahwa
masuk dan menyebarnya agama Islam di Brunei dimulai pada tahun ini setelah penguasa Brunei masuk
Islam. Sampai saat ini Kesultanan Brunei Darussalam dipimpin oleh Duli Yang Maha Mulia Paduka
Seri Baginda Sultan Dan Yang Dipertuan Negeri Brunei Tuan Muda Hajji Hasanal Bolkiah
Muizzuddin Waddaulah. Imanul Khan (Ed) dalam Atho Muzdhar, The World Muslim Gazetter,
(Delhi, International Islamic Publisher, 1992), h. 175
2
David Leake, JR., Dalam John L. Eposito (Ed), The Oxford Encyclopedia of the Modern
Islamic World, (Cet. I; New York: Oxford University Press, 1995), h. 232
3
Redaksi Ensiklopedia, Ensiklopedia Islam, h. 256
4
ttp// :www hukumislamdibruneidarussalam. Com. diakses tanggal 29 April 2014
2

Negara ini mempunyai otoritas tidak hanya meliputi seluruh Pulau
Borneo tetapi juga beberapa bagian pulau-pulau Suluh dan Fhilipina namun mulai
abad ke-17 lebih-lebih pada abad ke-18 dan ke-19. Kekuasaan kesultanan Brunei
mulai berkurang akibat adanya konsesi yang dibuat dengan Belanda, Inggris, Raja
Serawak, British North borneo Company dan serangan-serangan para pembajak.
Pada abad ke-19 wilayah negar Brunei Darussalam tereduksi menjadi sangat ecil
smpai batas-batas yang ada sekarang. Pada tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan
perjanjian dengan Inggris Raya untuk memajukan hubungan dagang dan
penumpasan para pembajak. Perjanjian berikutnya diadakan pada tahun 1881
yaitu perjanjian negara Brunei berada dibawah proteksi Inggris Raya. Pada tahun
1963 negara Brunei berbentuk negara Merdeka Melayu Inggris dengan tidak
bergabung dengan federasi Malaysia. Sampai akhirnya tanggal 1 Januari 1984
Brunei Darusalam menjadi negara Kesulatanan yang merdeka dan berdaulat.
5

Bentuk pemerintahan Brunei menurut konstitusi di kesultanan dijalankan
oleh Majelis Umum, Dewan Menteri, dan Badan legislatif. Sultan mempunyai
kekuasaan yang sangat besar kuasa eksekutif tertinggi berada di tangan Sultan
sebagai Menteri Besar (Ketua Menteri).
6

Pada tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan perjanjian dengan Inggris
Raya untuk memajukan hubungan dagang dan penumpasan para pembajak.
Perjanjian kedua pada tahun 1881 yaitu perjanjian negara brunei berada dibawah
proteksi Inggris Raya. Perjanjian pada tahun 1856 intervensi Inggris dalam tulisan
hukum Brunei (intervensi ) Perjanjian pada tahun 1888 tentang bidang kekuasaan
kehakiman di Brunei (pembagian kekuasaan kehakiman dengan pihak Inggris)
Perjanjian pada tahun 1906 tentang kekuasaan dalam bidang hukum (kekuasaan
intervensi perundangan-undangan, pentadbiran keadilan, dan kehakiman, masalah
negara dan pemerintahan ). Perjanjian-perjanjian tersebut menimbulkan efek yang

5
Ibid.,
6
Atho Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Moderen (Studi
Perbandingan UU Moderen dari Kitab-kitab Fikih), (Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2003), h. 178
3

sangat jelas bagi perkembangan hukum di negara Brunei. Brunei Darussalam
memiliki kekuasaan kehakiman yang terpisah yaitu kekuasaan kehakiman Inggris
dan kekuasaan kehakiman Brunei.
7

Sungguh mengherankan bukan suatu negara mempunyai kekuasaan
kehakiman yang lain disamping kekuasaan kehakiman Brunei. Disamping itu pula
Inggris mempunyai kekuasaan untuk intervensi dalam urusan perundang-
undangan kehakiman masalah negara terkecuali perkara-perkara agama Islam.
Terlihat jelas sekali bahwa perjanjian-perjanjian denagn pihak Inggris banyak
berdampak negatif yaitu merugikan bangsa Brunei dalam hal mereka sebagai
bangsa yang ingin merdeka. Faktor-faktor yang menyebabkan Brunei selalu
terposok atau tersudut dalam perjanjian kemungkinan karena lemahnya sultan
dalam menghadapi tekanan-tekanan Inggris dan juga lemahnya pengetahuan
strategis politik sehingga terjadi ketidak adilan dalam pembagian kekuasaan.
Seperti pada petisi yang diajukan pada Kesultanan Brunei kepada seluruh Jaya
British pada 2 Juli 1986 dimana petisi itu berisi dua tuntutan dari kedua petisi
hanya masalah nomor satu yang disetujui oleh Inggris dan tidak dilanjuti dengan
mengembangkan Mahkamah Syari'ah sedangkan yang kedua ditolak karena isinya
bertentangan dengan isi perjanjian tahun 1906.
Mahkamah syari'ah Bunei hanya dibenarkan melaksanakan Undang-
undang Islam yang berkaitan denagn perkara-perkara kawin, cerai, dan ibadah
(khusus). Sedangkan masalah yang berkaitan dengan jinayah diserahkan kepada
Undang-undang Inggris yang berdasarkan Common Law England. Untuk
seterusnya peraturan dan perundang-undangan di Brunei terus-menerus
mengalami perombakan.
Brunei Darussalam menjadi sorotan dunia beberapa hari belakangan ini.
Bukan karena kekayaan negeri tersebut. Melainkan karena syariat Islam atau
hukum Islam yang baru diimplementasikan di negeri tersebut. Sejak Sultan

7
Ibid., h. 177
4

Hassanal Bolkiah mengumumkan penerapan syariat di negerinya, kritik dari
berbagai belahan dunia datang bertubi-tubi. Mayoritas menganggap bahwa
penerapan hukum Islam tersebut dianggap terlalu kejam, namun hal inilah yang
membawa angin segar dalam proses legislasi hukum keluarga Islam di Brunei
Darussalam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang
menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah perundang-undangan hukum Islam di Brunei Darussalam?
2. Bagaimana pelaksanaan legislasi hukum Islam dibidang hukum keluarga di
Brunei Darussalam?

















5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah perundang-undangan hukum Islam di Brunei Darussalam
Bagi muslim Brunei, hukum Islam sangat berpengaruh terutama hukum
keluarga yang bersumber kepada madzhab Syafiie, tiga madzhab sunni lainnya
setelah disetujui oleh Sultan, tradisi kuno dan tradisi malayu. Selain itu, secara
fakta sejarah, negara Brunei adalah jajahan Ingris yang memberikan pengaruh
besar terhadap konstitusi hukum di negara tersebut.
Diperkirakan Islam mulai diperkenalkan di Brunei Darussalam pada
tahun 1977 melalui jalur Timur Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang dari
Cina. Islam telah menjadi agama resmi negara semenjak Raja Awang Alak
Betatar masuk Islam dan berganti nama menjadi MuhammadShah (1406-1408).
Pada masa Sultan Hassan (Sultan ke-9) dilakukan revisi pada beberapa
halmenyangkut tata pemerintahan yaitu: 1) menyusun institusi-institusi
pemerintahan agama, karenaagama dianggap memainkan peranan penting dalam
memandu negara Brunei ke arahkesejahteraan. 2) menyusun adat-istiadat yang
dipakai dalam semua upacara, baik suka maupunduka, disamping menciptakan
atribut kebesaran dan perhiasan raja; 3) menguatkan undang-undang Islam, yaitu
hukum Qanun yang mengandung 46 pasal dan 6 bagian. Pada tahun 1888-1983
Brunei berada di bawah penguasaan Inggris.Kemudian Brunei
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 31 Desember 1983. Setelah
merdeka, BruneiDarussalam menjadi sebuah Negara Beraja Melayu Islam.
8


8
Beraja adalah suatu sistem tradisi melayu yang telah lama ada. melayu diartikan dengan
unsur-unsur kebaikandan menguntungkan. Islam diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dianut
negara yang bermadzhab Ahlussunnah Wal Jamaah sesuai dengan konstitusi dan cita-cita
kemerdekaannya. Maksudnya bentuk Negara Brunei Darussalam adalah kerajaan Islam.

6

Brunei merdeka sebagai negara Islam dibawah pimpinan Sultan ke-29,
yaitu SultanHasanah Bolki ah Muizzadin Waddaulah. Panggilan resmi
kenegaraan Sultan adalah Ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Sri
Baginda Sultan dan Yang Dipertuan Negara. Gelar Muizzadin Waddaulah
(penata agama dan negara) menunjukkan ciri keIslaman yang selalu melekat
pada setiap raja yang memerintah. Sultan telah melakukan usaha penyempurnaan
pemerintah, antara lain denganmembentuk Majelis Agama Islam atas dasar
Undang-Undang Agama dan Mahkamah kadi tahun1955. Majelis ini bertugas
menasehati sultan dalam masalah agama Islam. Langkah ini yangditempuh sultan
adalah menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat
Brunei dan satu-satunya ideologi negara.
9

Pada bulan ini Brunei Darussalam telah melegislasi hukum Islam dan
menjadikan hukum utama di negara tersebut. Kecaman dan hujatan dari berbagai
kelompok yang mengaku pembela hak asasi manusia (HAM) tidak menyurutkan
Kesultanan Brunei Darussalam untuk menerapkan hukum Islam. Hukuman yang
tegas itu diharapkan bisa menurunkan angka kriminalitas yang terus naik di
negeri kaya minyak tersebut. Brunei Darussalam menjadi sorotan dunia beberapa
hari belakangan ini. Bukan karena kekayaan negeri tersebut. Melainkan karena
syariat Islam atau hukum Islam yang baru diimplementasikan di negeri tersebut.
Sejak Sultan Hassanal Bolkiah mengumumkan penerapan syariat di negerinya,
kritik dari berbagai belahan dunia datang bertubi-tubi. Mayoritas menganggap
bahwa penerapan hukum Islam tersebut dianggap terlalu kejam. Salah satu kritik
dilontarkan profesor ilmu politik Islam di Singapura Joseph Chinyong Liow. Dia
berpendapat bahwa semakin tua, sultan semakin berpikir konservatif.
"Sultan berada pada titik di mana dia menjadi semakin religius baik secara
personal maupun (diaplikasikan) untuk negaranya," ujarnya. Meski banyak
kritik mengalir, Kesultanan Brunei Darussalam tetap bersikukuh dengan

9
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam, ( Cet. I; Jakarta,
PT. RajaGrafindo Persada,2002), h. 110
7

keputusan mereka. Walau begitu, syariat Islam tersebut tidak diimplementasikan
seluruhnya secara langsung.
10

Pemberlakuan hukum Islam di negara Brunei Darussalam diterapkan
secara bertahap yang pertama diterapkan tahun ini adalah hukuman yang
terbilang ringan berupa denda dan penjara untuk kasus-kasus seperti tidak
menunaikan kewajiban salat Jumat bagi laki-laki, perbuatan tidak senonoh, dan
penyebaran agama selain Islam. Penerapan penuh syariat sangat mungkin baru
dilakukan pada akhir tahun depan. Beberapa artis Hollywood merespons
keputusan sultan Brunei tersebut. Di antaranya adalah pembawa acara televisi
Ellen DeGeneres dan aktor Inggris Stephen Fry. Mereka menyerukan boikot
untuk hotel yang dimiliki Sultan Hassanal Bolkiah. Sebab, syariat menganggap
homoseksual adalah kriminal, padahal Ellen DeGeneres merupakan lesbian.
Namun, keputusan pihak kesultanan untuk menerapkan syariat itu tidak dibuat
dalam satu dua hari. Pihak kesultanan sudah mengajukan rencana implementasi
syariat itu pada 1990-an. Tetapi, entah karena alasan apa, hukuman tersebut tak
kunjung diimplementasikan. Oktober tahun lalu ada pemberitahuan syariat
diberlakukan. Namun, baru 1 Mei lalu hukum Islam secara resmi berlaku di
Brunei Darussalam.
11

Sebelum syariat diterapkan, pihak kesultanan mengaku bahwa tingkat
kejahatan di negeri tersebut meningkat tiga kali lipat pada 2000-2008. Pada 2012
ada kenaikan sebanyak 50 persen untuk pelaku penyalahgunaan obat. Pihak
kesultanan menganggap hal tersebut disebabkan pengaruh dari luar yang berasal
dari internet. "Islam adalah antivirus untuk melawan globalisasi," tutur sultan.
Keputusan sultan yang telah memimpin selama 47 tahun itu didukung mayoritas
etnis muslim Melayu yang merupakan 70 persen penduduk Brunei. Hanya
sebagian kecil penduduk Melayu dan penduduk nonmuslim yang tidak setuju

10
http://www.jpnn.com/read/2014/05/04/232315/Rakyat-Dukung-Penerapan-Hukum-Islam-
di-Brunei-Darussalam- , diakses tanggal 20 Mei 2014
11
http://www.jpnn.com/read/2014/05/04/232315/Rakyat-Dukung-Penerapan-Hukum-Islam-
di-Brunei-Darussalam- , diakses tanggal 20 Mei 2014
8

dengan keputusan tersebut. Penduduk nonmuslim di Brunei mencapai 15 persen
dari keseluruhan jumlah penduduk yang hanya 420 ribu jiwa. Mayoritas adalah
etnis Tionghoa yang beragama Kristen, Katolik, dan Buddha. Warga nonmuslim
memang patut waswas. Sebab, hukum Islam itu berlaku untuk umum. Termasuk
untuk para pekerja di sektor perminyakan yang mayoritas berasal dari Filipina
dan beragama Katolik. Salah satu contoh penerapan hukum syariat pada warga
nonmuslim adalah seluruh penduduk tidak boleh makan dan minum di tempat
umum saat bulan puasa. Jika tidak, mereka akan didenda. Baju yang dipakai
penduduk nonmuslim pun diatur. Jika bajunya dianggap terlalu terbuka, mereka
akan dihukum maksimal enam bulan penjara dan atau denda BND 2 ribu (setara
Rp 18,4 juta). Seluruh penduduk muslim maupun nonmuslim wajib memakai
hijab jika bekerja untuk pemerintah atau menghadiri acara-acara resmi.
12

Sebanyak 8,7 persen penduduk di Brunei beragama Kristen. Dulu gereja
dan para pendeta diawasi dengan ketat oleh pemerintah. Kini, setelah syariat
diimplementasikan, pengawasan akan jauh lebih ketat. Sekolah-sekolah maupun
penitipan anak yang berbasis nonmuslim juga berimbas. Sebab, orang tua
dilarang menitipkan anaknya di tempat penitipan anak nonmuslim. Hukuman
untuk tindakan itu adalah penjara lima tahun dan atau denda BND 20 ribu (Rp
183,8 juta). Pada syariat, jika keyakinan orang tua berbeda, agama si anak akan
ikut orang tuanya yang muslim. Pada akta lahirnya juga hanya dicantumkan
nama orang tuanya yang muslim. Mengajarkan ajaran selain Islam kepada siswa
yang beragama Islam juga dilarang. Padahal, banyak sekolah Kristen yang
memiliki siswa muslim. "Saat ini orang tua sudah menginginkan kami agar
memulai kegiatan belajar mengajar dengan doa secara Islam," ujar salah seorang
pegawai sekolah Kristen yang namanya tidak mau dikorankan. Selain itu, masih
ada 19 kata yang tidak boleh digunakan oleh agama lain. Misalnya, kata Allah
yang merujuk pada Tuhan dan firman Allah. Padahal, kata tersebut kerap

12
http://www.jpnn.com/read/2014/05/04/232315/Rakyat-Dukung-Penerapan-Hukum-Islam-
di-Brunei-Darussalam- , diakses tanggal 20 Mei 2014
9

digunakan pada Bible yang berbahasa Melayu. Kitab Bible Melayu itulah yang
biasa digunakan orang-orang kristiani di Brunei. Hukum syariat itu diperkirakan
akan membuat peringkat Brunei sebagai negara yang tersulit untuk memeluk
agama Kristen naik. Sebelumnya Brunei menduduki posisi ke-24 di antara 50
negara yang dirilis oleh World Watch List. Meski begitu, pemerintah meminta
orang-orang tidak terlalu panik dan menganggap hukum Islam itu kejam. Sebab,
penerapan hukum berlaku jika orang berbuat salah.
Selain itu, hukuman yang ekstrem seperti rajam harus melalui pembuktian yang
detail di pengadilan.
13

B. Pelaksanaan Legislasi Hukum Islam Dibidang Hukum Keluarga Di Brunei
Darussalam
Hubungannya dengan undang-undang keluarga Islam Brunei Darussalam,
masih mempertahankan Undang-undang/hukum Brunei edisi revisi tahun 1984
(Laws of Brunei Revisied Edition 1984). Dalam hukum Brunei 1984 ini ada
beberapa bagian yang mengatur perkawinan dan perceraian, yakni :
14

1. Bagian 76 (chapter 76) tentang perkawinan
2. Bagian 77 (chapter 77) tentang majelis agama dan hakim pengadilan
3. Bagian 124 (chapter 124) tentang pendaftaran perkawinan.
15

Bagian 76 yang mengatur masalah perkawinan ini mencakup 41 pasal,
yang dapat dikelompokkan menjadi 5 bab sebagai berikut:
Bab I : Urutan masing-masing bagian (1-8)
Bab II : Perkawinan Agama (9-14)
Bab III : Perkawinan Sipil (15-25)
Bab IV : Pelanggaran dan Hukuman (26-32)
Bab V : Aturan peralihan (33-41)
16


13
http://www.jpnn.com/read/2014/05/04/232315/Rakyat-Dukung-Penerapan-Hukum-Islam-
di-Brunei-Darussalam- , diakses tanggal 20 Mei 2014
14
H. Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata (keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan
Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, (Cet. I; Yogyakarta: Academia+Tazzafa, 2009 ), h. 156
15
Ibid.,
10

Sementara pada bagian 77 (chapter 77), majelis agama dan hakim
pengadilan, mencakup 205 pasal dan dibagi menjadi 11 bab sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan (1-4)
Bab II : Majelis (5-44)
Konstitusi (5-18)
Cara Kerja (19-37)
Otoritas dalam masalah-masalah Agama (38-44)
Bab III : Pengadilan Agama (45-96)
Jurisdiksi (45-50)
Prosedur umum (51-61)
Prosedur Penyelesaian Pidana (62-79)
Prosedur Penyelesaian Perdata/Sipil (80-96)
Bab IV : Keuangan (97-122)
Sumber keuangan (97-106)
Laporan keuangan (Account) (107-113)
Zakat dan Fitrah (114-121)
Pengumpulan Sumber Keuangan (122)
Bab V : Masjid (123-133)
Bab VI : Perkawinan dan perceraian (134-156)
Bab VII : Nafkah keluarga (157-163)
Bab VIII : Pindah Agama (164-168)
Bab IX : Penolakan Agama Islam (169)
Bab X : Pelanggaran (170-196)
Bab XI : Ketentuan Umum (197-205).
17

Adapun isi bagian 124 dari undang-undang Brunei edisi Revisi 1984,
pendaftaran perkawinan terdiri dari 17 pasal. Demikian juga UU Majelis Ugama
Islam dan Mahkamah Kadi No. 20 Tahun 1956 mengalami beberapa perubahan

16
Ibid.,
17
Ibid., h. 157
11

kecil, disamping mengganti namanya menjadi Akta Majelis Ugama dan
Mahkamah Kadi Penggal 77 (AKUMKP 77). Bentuk dan isi Akte Penggal 77
pada prinsipnya sama dengan bentuk dan isi UU Majelis Ugama Islam dan
Mahkamah Kadi No. 20 Tahun 1955, dimana UU keluarga Islam secara khusus
diatur dalam 29 bab (pasal) saja, yaitu di bawah jusul Marriage and Divorce
pada bagian VI, yakni pasal 134-156. Sedang judul Maintenance of Dependants
pada bagian VII, mulai dari bab 157-163. Penyusunan UU Majelis Ugama Islam
dan Mahkamah Kadi, atau disebut Akte Majelis Ugama Islam dan Mahkamah
Kadi Penggal 77, pada prinsipnya sama dengan UU Keluarga Islam di Negeri-
negeri Persekutuan Tanah melayu (Malaysia).
18

Perlu pula dicatat ada minimal 2 (dua) undang-undang yang berkaitan
dengan Hukum Keluarga. Pertama, Hukum Brunei Revisi tahun 1984 tentang
Warisan dan Perwalian (Succession and Regency), yang terdiri dari 8 bab dan 32
pasal. Kedua, Chapter 120 (Bagian 120) Undang-undang Brunei revisi 1984
tentang perlindungan terhadap Anak Perempuan kecil dan anak perempuan
dewasa (Women and girls Protection), yang terdiri dari 26 pasal.
19

1. Hukum Perkawinan di Brunei Darussalam
Sebagaimana yang telah diatur di dalam UU Perkawinan dan perceraian
(Bagian VI pasal134-156), menjelaskan bahwa UU perkawinan Negara Brunei
Darussalam Majlis Agama Islam dan Mahkamah-mahkamah Kadi haruslah
dilangsungkan oleh orang-orang yang beragama Islam selain itu, proses
pernikahan yang dijalani juga menggunakan cara-cara yang telah ditentukan oleh
syara. Sebagian besar penduduk Brunei Darussalam beragama Islam dengan
menganut madzab Imam Syafii.
20
Dengan demikian, yang dimaksud dengan
syara adalah pernikahan haruslah dilakukan dengan cara -cara yang telah
ditentukan oleh fiqih sebagaimana yang telah diijtihadkan oleh imam Syafii dan

18
Ibid.,h. 158
19
Ibid.,
20
http://aafandia.wordpress.com/2009/05/20/hukum-islam-di-negara-brunei diakses tanggal
20 Mei 2014
12

pengikut-pengikutnya. Proses-proses pernikahan yang harus dilalui pada
penduduk negara Brunei Darussalam adalah:
a. Tahap pertunangan
Dalam tahap ini, sebagaimana peraturan yang telah ditetapkan oleh syara
bahwa sebelum proses pernikahan seorang harus melalui tahap pertunangan.
UU Negara BruneiDarussalam Majelis Agama Islam dan Mahkamah-
mahkamah Kadi melegitimasi proses pertunangan ini ke dalam salah
satu pasalnya yaitu pasal 136. Pasal tersebut menjelaskan bahwa:
Barang siapa baik secara lisan atau tulisan, baik secara
langsung atau melalui perantaraan orang lain telah mengikatkan diri denga
orang lain dalam ikatan pertunangan, namun dengan tanpa alasan yang dib
narkan dia memutuskan hubungan pertunangan tersebut, maka jika dia adala
h seorang laki-laki maka diwajibkan atasnyamembayar ganti rugi sejumlah
mas kawin dan biaya-biaya lain yang telah dipersiapkanuntuk persediaan
pernikahan tersebut. Namun jika dia adalah seorang perempuan
makadiwajibkan atasnya mengembalikan pemberian pertunangan dan biaya-
biaya lainsebagaimana di atas. Pengembalian-pengembalian biaya ini dapat
diperoleh denganmelalui proses persidangan di depan Mahkamah.
21

Perbuatan membatalkan perjanjian pertunangan oleh pihak laki-laki yang
dibuat baik secara lisan maupun secara tertulis yang dilakukan mengikuti
hukum muslim, akan berakibat pada pihak laki-laki, yaitu harus membayar
sejumlah sama dengan banyaknya mas kawin, ditambah dengan perbelanjaan
yang diberikan secara suka rela untuk persiapan perkawinan. Apabila yang
membatalkan perjanjian tersebut dari pihak perempuan, maka hadiah
pertunangan harus dikembalikan bersama dengan uang yang diberikan dengan
suka rela. Semua pembayaran baik yang digariskan tadi bisa didapatkan

21
UU Negara Brunei Darussalam Majlis Ugama Islam dan Mahkamah-mahkamah Kadi, pasal
136
13

kembali melalui perkawinan. Hal ini tidak dijelaskan dalam fiqh Syafii
secara eksplisit.
b. Proses pendaftaran pernikahan
Pernikahan harus didaftarkan kepada pendaftar-pendaftar pernikahan di
tempatdimana calon pengantin berada. Pendaftar-pendaftar tersebut adalah
pendaftar yang telah disahkan oleh duli yang maha mulia (menteri) melalui
warta kerajaan (surat negara) sebagaimana pendaftar pernikahan dan
perceraian umat Islam. Dalam Undang-undang Brunei orang yang bisa
menjadi pendaftar nikah cerai selain qadi besar dan qadi-qadi adalah imam-
imam masjid, disamping imamimam itu merupakan juru nikah yang diberi
tauliah untuk menjalankan setiap akad nikah. Orang biasa melangsungkan
sebuah pernikahan adalah orang yang diberi kuasa (tauliah) oleh sultan atau
yang diberi kuasa oleh hukum untuk orang Islam. Tetapi dalam hal kehadiran
dan kebenaran pendaftaran juga diperlukan. Walaupun demikian pernikahan
yang tidak mengikuti aturan ini tetap dilangsungkan (sah), tetapi menurut
aturan hukum muslim dianggap sah dan hendaknya didaftarkan. Sedangkan
yang dinamakan perkawinan yang tidak sah adalah perkawinan yang tidak
mengikuti hukum madzhab yang dianut oleh kedua. belah pihak. Aturan-
aturan yang berlaku di atas merupakan reformasi hukum keluarga Islam yang
sifatnya regulatory, karena dengan tidak adanya pencatatan dan pendaftaran
tidak menyebabkan batalnya suatu perkawinan bahkan dalam hal ini ternyata
di Brunei terasa lebih longgar dibanding dengan negara tetangganya, karena
dengan tidak mendaftarkan perkawinan tersebut tidak merupakan suatu
pelanggaran.
22

c. Wali Nikah
Persetujuan kedua belah pihak dalam perkawinan sangat diperlukan selain itu
wali pengantin perempuan harus memberikan persetujuan atau qadi yang

22
Atho Musdhar, op.cit, h. 184-185
14

mempunyai kewenangan bertindak sebagai wali raja yaitu apabila tidak ada
wali nasab atau wali nasab tidak menyetujui dengan alasan yang kurang tepat
hal ini juga terjadi di Malaysia, yang memberikan aturan tentang keharusan
adanya ijin wali dalam nikah. Jika tidak ada wali nasab atau wali tidak
memberikan ijin dengan alasan yang tidak masuk akal pengadilan dapat
memberikan ijin kepada orang lain untuk bertindak sebagai wali. Di
Singapura aturan ini ditetapkan melalui ordonansi muslim 1957 yang
memberikan otoritas kepada kadi untuk menyelenggarakan pernikahan
seorang perempuan yang tidak mempunyai wali nasab, atau walinya tidak
memberikan ijin dengan alasan yang tidak masuk akal, asalkan tidak ada
halangan berdasarkan hukum Islam.
23

2. Pernikahan Yang Dianggap Tidak Sah
Suatu pernikahan dianggap tidak sah dan tidak dapat didaftarkan ke
pendaftar jikatidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana yang ditetapkan
dalam UU Negara Brunei Darussalam Majlis Ugama Islam dan Mahkamah-
mahkamah Kadi dan syarat-syaratyang ditetapkan oleh sy ara sesu ai dengan
madzhab masing-masing.
3. Proses pernikahan
Sebagaimana dalam hukum Islam, yang menjadi syarat dan rukun
dalam pernikahan adalah adanya kedua mempelai, adanya saksi, dan wali. Yang
berhak mengakadkan pernikahan adalah orang yang mempunyai kekuasaan dan
diberi kuasa oleh duli (menteri) yang maha mulia sebagai penguasa dia atasnya
untuk melakukan akad. Selain itu, yang berhak melakukan akad pernikahan
adalah setiap orang yang dibenarkan oleh Syara unt uk melakukan akad dengan
syarat pernikahan dilaksanakan didepan petugas pendaftar.
24


23
Ibid.,
24
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional , (Jakarta; Rineka Cipta, 2005), h. 67
15

Dalam perjalalanan legislasi hukum Islam (hukum keluarga) di Brunei
Darussalam menemui jalan terang dengan diberlakukanya hukum Islam dinegara
tersebut. Hal ini, menjadikan Brunei Darussalam sebagai negara pertama di kawasan
Asia Timur yang menerapkan hukum Islam secara total. Pelaksanaan atau proses
legislasi hukum keluarga Islam tidak menjadi kendala yang sangan serius dalam
pemerintahan Brunei Darussalam karena disamping penduduk yang mayoritas
muslim atau beragama Islam juga didukung oleh sistem pemerintahan yang ada di
negara tersebut dimana menganut sistem kerajaan.





















16

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Pada kenyataannya Negara Brunei Darussalam telah mengalami perubahan
setelahdiadakannya perjanjian keberlakuan hukum dengan Inggris, hal
tersebut menyebabkan campur tangan inggris dalam kekuasaan Kehakiman,
Keadilan, Penegakan Hukum serta Perundang-undangan, sementara seluruh
mekanisme pelaksanaan hukum Islam secara khusus diserahkankepada
pemerintah Brunei, yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan
Mahkamah Syariah. Brunei Darussalam mengakomodasi hukum Islam,
hukum adat, dan hukum barat tetapiaplikasi hukum islam lebih dominan
dibandingkan hukum yang lainnya, karena mayoritas penduduku Brunei
Darussalam beragama Islam.
2. Brunei terus-menerus melakukan pembaharuan hukum dan tidak menyimpang
jauh dari hukum Islam sehingga tidak tertinggal dwengan negara-negara
lainnya dan diharapkan pengetahuan hukum Islam di Brunei menjadikan kita
lebih yakin dan percaya bahwa hukum Islam yang kita gunakan adalah
hukum yang benar yang sesuai dengan Al-Quran dan As-sunnah karena
negara lain seperti Brunei berprinsip yang sama dengan umat Islam di
Indonesia dan puncaknya arah legislasi hukum Islam di Brunei Darussalam
terjadi pada tanggal 1 Mei 2014 yang menandakan berlakunya syariat Islam
secara mutlak di negara tersebut yang secara otomatis merangkum hukum
keluarga di negara tersebut.
B. Saran
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, masih ada kekurangan dan kesalahan disana-sini, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam penulisan berikutnya. Penulis berharap agar makalah ini dapat
17

menjadi referensi dalam materi legislasi hukum Islam di Asia Tenggara
khususnya di Indonesia.



























18

DAFTAR PUSTAKA

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam, Cet. I;
Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada,2002

Atho Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Moderen
(Studi Perbandingan UU Moderen dari Kitab-kitab Fikih), Cet. I; Jakarta:
Ciputat Press, 2003

David Leake, JR., Dalam John L. Eposito (Ed), The Oxford Encyclopedia of the
Modern Islamic World, Cet. I; New York: Oxford University Press, 1995

H. Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata (keluarga) Islam Indonesia dan
Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Muslim, Cet. I; Yogyakarta:
Academia+Tazzafa, 2009

Imanul Khan (Ed) dalam Atho Muzdhar, The World Muslim Gazetter, Delhi,
International Islamic Publisher, 1992

Redaksi Ensiklopedia, Ensiklopedia Islam

Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional , Jakarta; Rineka Cipta, 2005

UU Negara Brunei Darussalam Majlis Ugama Islam dan Mahkamah-mahkamah
Kadi, pasal 136

http://www.jpnn.com/read/2014/05/04/232315/Rakyat-Dukung-Penerapan-Hukum-
Islam-di-Brunei-Darussalam- , diakses tanggal 20 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai