Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISLAM DI BRUNEI

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara

Dosen pengampu : Ustadz Fauzi, M. Pd.

Oleh :

MUHAMMAD ALAMSYA

NIM 2021.9.IT.055

KELAS III.C EXTENSION

SEKOLAH TINGGI AL-QURAN (STIQ) KEPRI


BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ISLAM DI BRUNEI”. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi kita Muhammad
SAW. Yang telah membawa manusia keluar dari kegelapan menuju kehidupan yang
terang di jalan-Nya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara
dengan mengambil sumber rujukan dari jurnal di internet dan video YouTube.
Kami menyadari, bahwa makalah ini tentu masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
makalah kami selanjutnya.

Teruntai do’a sebagai wujud terimakasih kami kepada nara sumber yang telah
membagikan ilmunya di internet dan YouTube, semoga Allah SWT. Memberkahi
dan menjadi amal jariyah bagi mereka. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
dosen pengampu yang telah memotivasi kami dalam menggali pengetahuan tentang
sejarah perkembangan Islam di Asia Tenggara. Ucapan terimakasih juga kami
sampaikan kepada anggota kelompok yang telah bersedia aktif dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca guna
menambah pengetahuan.

Batam, 20 November 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................1
2.1 Sejarah Terbentuknya Negara Brunei..........................................................................1
2.2 Sejarah awal masuknya Islam ke Brunei......................................................................1
2.3 Perkembangan Islam di Brunei.....................................................................................1
2.4 Fase Kegemilangan.......................................................................................................1
BAB III PENUTUP..............................................................................................................1
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................1

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Brunei atau Brunei Darussalam, sebuah negara yang terbilang kecil


ketimbang Malaysia dan Indonesia, tetapi Brunei adalah negara kerajaan Islam
yang memainkan peranan penting dalam mempertahankan nilai-nilai Islam di
tengah-tengah masyarakatnya. Suatu keunggulan perkembangan Islam di
Negara Brunei Darussalam yaitu kemampuan Negara ini menciptakan suatu
Negara dengan tatanan kehidupan dan administrasi yang benar-benar
mengamalkan Islam secara kaffah. Selain itu, negara Brunei dapat
membendung kedatangan aliran-aliran baru yang akan masuk ke Brunei.
Brunei atau disebut juga Kerajaan Islam Melayu (MIB) benar-benar
menjadikan Islam sebagai ideologi nasionalnya. Sharon Siddique dalam
tulisannya mengutip sebuah pernyataan bahwa Kerajaan Islam Melayu
menyerukan kepada masyarakat untuk setia kepada rajanya, melaksanakan
Islam dan menjadikannya sebagai jalan hidup serta menjalani kehidupan
dengan mematuhi segala karakteristik dan sifat bangsa Melayu sejati Brunei
Darussalam, termasuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa pertamanya. 1
Maka dari itu, dapat dipahami bahwa Brunei telah menjadikan agama Islam
sebagai satu-satunya falsafah negara bagi masyarakatnya. Sehingga, tentu saja
perkembangan Islam di negara ini untuk saat sekarang dan masa-masa
mendatang senantiasa eksis dan mengalami kemajuan yang sangat signifikan.
Berbicara lebih lanjut tentang perkembangan Islam di Brunei, tentu ada
kaitannya dengan sejarah berdirinya negara Brunei itu sendiri sebagai negara
basis Islam. Dari sini kemudian dapat ditelusuri bagaimana masa-masa silam
Brunei sebagai basis proses Islamisasi hingga kemudian islam berkembang
sampai sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya Negara Brunei?
2. Bagaimanakah sejarah awal masuk dan berkembangnya Islam di Brunei?
3. Siapakah sultan yang berhasil membangkitkan peradaban Islam di Negara
terseebut?
4. Apa saja usaha usaha yang dilakukan Sultan untuk membangkitkan dan
memajukan Islam di Negaranya?

1
Sharon Siddique, "Brunei Darussalam: Sebuah Bangsa Religius yang Potensial" dalam Moeflich Hasbullah
(ed.), Asia Tenggara Konsentrasi Baru Kebangkitan Islam, Cet. II (Bandung: Fokusmedia, 2005), 246

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari mempelajari sejarah perkembangan islam di Brunei adalah agar
kita mampu berfikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan mengenai
kehidupan Islam di Brunei sehingga dapat mengambil ibrah bagi kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Terbentuknya Negara Brunei


Negara Brunei zaman dahulu disebut Kerajaan Borneo kemudian berubah nama
menjadi Brunei. Ada juga yang berpendapat Brunei berasal dari kata baru nah yang
dalam sejarah dikatakan bahwa pada awalnya ada rombongan klan atau suku Sakai
yang dipimpin Pateh Berbai pergi ke Sungai Brunei mencari tempat untuk mendirikan
negeri baru. Setelah mendapatkan kawasan tersebut yang memiliki kedudukan sangat
strategis yaitu diapit oleh bukit, air, mudah untuk dikenali serta untuk transportasi dan
kaya ikan sebagai sumber pangan yang banyak di sungai, maka mereka pun
mengucapkan perkataan baru nah yang berarti tempat itu sangat baik, berkenan dan
sesuai di hati mereka untuk mendirikan negeri seperti yang mereka inginkan. Kemudian
perkataan baru nah itu lama kelamaan berubah menjadi Brunei.2 Klan atau suku Sakai
yang dimaksudkan adalah serombongan pedagang dari China yang gemar berniaga dari
suatu tempat ke tempat lain. Karena itu, Kerajaan Brunei pada awalnya adalah pusat
perdagangan orang-orang China.
Kerajaan Brunei telah ada setidaknya sejak abad ke-7 atau ke-8 M. Kerajaan
ini kemudian ditaklukkan oleh Sriwijaya pada awal abad ke-9 dan kemudian dijajah
lagi oleh Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, Brunei berdiri sendiri, dan bahkan
Kerajaan Brunei mencapai masa kejayaannya dari abad ke-15 sampai ke-17.
Kekuasaannya mencapai seluruh pulau Kalimantan dan kepulauan Filipina. Kejayaan
ini dicapainya terutama pada masa pemerintahaan sultan kelima Bolkiah yang berkuasa
tahun 1473 sampai 1521. Masa-masa sesudahnya, datanglah Eropa di wilayah ini, dan
Inggris sebagai negara kuat Eropa di masa itu justru menjadikan Brunei sebagai salah
satu basis jajahan sehingga sejak tahun 1888 Kerajaan Brunei merupakan negara
persemakmuran Inggris.3 Selain Brunei, Malaysia, ketika itu juga dikuasai Inggris.
Penduduk kedua negara tersebut kemudian bersatu mengadakan perlawanan dan dalam
rentang sejarah yang panjang mereka merdeka. Malaysia memproklamirkan
kemerdekaannya pada 31 Agutus 1957, dan ketika itu Brunei masih dinyatakan gabung
dengan Malaysia. Setelah kemerdekaannya, keadaan Malaysia belum begitu stabil
karena terutama pada tahun 1960-an orang-orang China sering konflik dengan
masyarakat Melayu.7 Malaysia dan Brunei yang berpendudukan Melayu berusaha
keras mengamankan negaranya. Pada akhirnya, setelah benar-benar aman, maka Brunei
memisahkan diri dari Malaysia.

2
Lihat, “Brunei Darussalam,” http://id.wikipedia.org/wiki/Brunei_Darussalam
3
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam, Cet. I (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), 262.

3
Ada 3 teori yang menyatakan munculnya kerajaan Brunei Darussalam:
 Munculnya Kesultanan Melayu yaitu ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis pada taun
1511 M
 Kesultanan Melayu Islam Brunei muncul tidak lama selepas jatuhnya Kerajaan Melaka
kira-kira pada awal abad ke-15 M
 Kesultanan Melayu Islam Brunei muncul pada tahun 1371 M yaitu sebelum munculnya
kerajaan islam Melaka.
Silsilah kerajaan Brunei terdapat pada Batu Tarsilah yang menuliskan silsilah raja-raja
Brunei pertama kali memeluk islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin
(Sultan Brunei ke-19 memerintah diantara 1795-1804 dan 1804-1807 M). 
2.2 Sejarah awal masuknya Islam ke Brunei
Diperkirakan islam di Brunei datang pada tahun 977 M melalui jalur timur
oleh pedagang-pedagang dari negeri Cina. Catatan bersejarah membuktikan penyebaran
islam di Brunei adalah batu tersilah. Catatan pada batu ini menggunakan bahasa melayu
dan huruf arab. Dengan penemuan itu membuktikan adanya pedagang arab yang datang
ke Brunei dan Selatan Borneo untuk menyebarkan dakwah islam.
Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa islam diperkirakan masuk pada abad ke-13
M dan Islam sebagai agama resmi Negara Brunei yaitu ketika Sang Raja Awang Alak
Betatar memeluk Islam di Johor, ia menikah dengan putri Raja Johor dan diberikan
gelar oleh mertuanya sebagai Paduka Sri Sultan Muhammad Shah pada tahun 1368.
Namun, Islam belum cukup berkembang secara luas.
Agama Hindu-Budha dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunei. Sebab telah
menjadi kebiasaan dari para musafir agama tersebut, apabila mereka sampai disuatu
tempat, mereka akan mendirikan Stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai
kedatangan mereka untuk megembangkan agama tersebut di tempat itu. Replika batu
nisan P'u Kung Chih Mu, batu nisan rokayah binti Sultan Abdul Majid bin Sultan
Muhammad Shah, dan batu nisan Sayid Alwi Ba Faqih (Mufaqih) pula
menggambarkan mengenai kedatangan agama islam di Brunei yang dibawa oleh
musafir, pedagang-pedagang dan mubaligh-mubaligh islam sehinggga agama islam itu
berpengaruh dan mendapat tempat baik penduduk lokal maupun keluarga kerajaan.
Ditemukan beragam versi dan pendapat tentang sejarah awal masuknya Islam di
Brunei. Azyumardi Azra menulis bahwa sejak tahun 977 Kerajaan Borneo (Brunei)
telah mengutus P'u Ali ke Istana Cina. P'u Ali yang dimaksud adalah pedagang Muslim
yang nama sebenarnya adalah Abu 'Ali. Pada tahun yang sama, diutus lagi tiga duta ke
Istana Sung, salah seorang di antaranya bernama Abu 'Abdullah. 4 Berdasar dari data-
data dan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa sebenarnya, Islam telah menjadi

4
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, Cet. II
(Jakarta: Kencana, 2005), 29-30.

4
perhatian raja Brunei sejak masa lalu. Raja Brunei Brunei justru mengutus orang Islam
dalam misi perdagangan, dan karena itu maka ketika pedagang Islam dari Arab datang
ke Brunei mendapat sambutan dari masyarakat setempat, selanjutnya setelah Raja
Brunei dikukuhkan menjadi sultan, maka orang Melayu di sana secara luas menerima
Islam.
Pada awalnya,penerimaan Islam oleh masyarakat elite, penguasa kerajaan,
kemudian disosialisasikan dan berkembang kepada masyarakat bawah. Di samping itu,
ada juga yang menyebut Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah,
kemudian berkembang dan diterima oleh masyarakat lapisan atas, atau elit penguasa
kerajaan. Oleh karena itu secara praktis agama Islam di Brunei cepat sekali
perkembangannya karena masyarakatnya sangat patuh terhadap raja-raja mereka.
Apalagi, sejarah mencatat bahwa raja-raja Brunei sejak turun-temurun adalah kerajaan
Islam.
Adapun raja-raja Brunei yang memerintah sejak resmi didirikannya dan menjadikan
Islam sebagai agama resmi kerajaan adalah ;
(1) Sultan Muhammad Shah (1383-1402); (2) Sultan Ahmad (1408-1425); (3) Sultan
Syarif Ali (1425-1432); (4) Sultan Sulaiman (1432-1485); (5) Sultan Bolkiah (1485-
1524); (6) Sultan Abdul Kahar (1524-1530); (7) Sultan Saiful Rizal (1533-1581); (8)
Sultan Shah Brunei (1581-1582); (9) Sultan Muhammad Hasan (1582-1598); (10)
Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598-1659); (11) Sultan Abdul Jalilul Jabbar (1669-1660);
(12) Sultan Haji Muhammad Ali (1660-1661); (13) Sultan Abdul Hakkul Mubin (1661-
1673); (14) Sultan Muhyiddin (1673-1690); (15) Sultan Nasruddin (1690-1710); (16)
Sultan Husin Kamaluddin (1710-1730 & 1737-1740); (17) Sultan Muhammad
Alauddin (1730-1737); (18) Sultan Omar Ali Saifuddien I (1740-1795); (19) Sultan
Muhammad Tajuddin (1795-1804) (1804-1807); (20) Sultan Muhammad Jamalul Alam
I (1804); (21) Sultan Muhammad Kanzul Alam (1807-1826); (22) Sultan Muhammad
Alam (1826-1828); (23) Sultan Omar Ali Saifuddin II (1828-1852); (24) Sultan Abdul
Momin (1852-1885); (25) Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin (1885-1906); (26)
Sultan Muhammad Jamalul Alam II (1906-1924); (27) Sultan Ahmad Tajuddin (1924-
1950); (28) Sultan Omar 'Ali Saifuddien III (1950-1967); (29) Sultan Haji Hassanal
Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah(1967-sekarang).

2.3 Perkembangan Islam di Brunei

Setelah Sultan Muhammad Shah (Awang Alak Betarar) meninggal,


jabatannya digantikan oleh Pateh Berbai sebagai Sultan kedua Brunei Darussalam dan
berganti nama dengan Sultan Ahmad Shah (1408-1425 M). Sultan Ahmad Shah tidak
mempunyai putera hanya mempunyai seorang puteri bernama Puteri Ratna Kesuma.
Sekitar lebih kurang tahun 1400 M seorang ulama bernama Sharif Ali yang berbangsa
Arab dari Ta’if datang ke Brunei untuk menyebarkan agama Islam di Brunei.

5
Memandang jasa dan kearifannya menyebarkan agama Islam, Sultan Ahmad Shah
memperkenankan Sharif Ali menikah dengan puterinya yakni Puteri Ratna Kesuma.
Sultan Ahmad Shah meninggal 1425 M karena tidak mempunyai putera, maka Sultan
Sharif Ali dijunjung dan didukung oleh para pembesar dan rakyat Brunei untuk
diangkat menjadi Sultan Brunei yang ketiga mengantikan Sultan Ahmad Shah dan dari
sanalah Islam mulai berkembang.
Sebagai pemimpin agama dan ulama Syarif Ali gigih mendaulatkan agama islam.
Diantaranya membina mesjid dan melaksanakan hukum islam dalam pentadbiran
negara. Kegiatan membina mesjid ini dijadikan pusat kegiatan keagamaan dan
penyebaran islam. Syi’ar agama Islam semakin semarak dan berkembang, dalam
pemerintahan Sultan Syarif Ali (1425-1432 M) karena beliaulah yang menguatkan
syariat Nabi Muhammad SAW. Juga beliau menitahkan peraturan bahwa rakyat Brunei
tidak dibenarkan makan babi barang siapa yang berbuat demikian akan dihukum
bunuh.5Dengan pemerintahan yang teratur dan keamanan yang terjamin pada masa
Sultan Sharif Ali sehingga menjadikan negara Brunei dinamakan Negara
“Darussalam”.6 Amalan baginda yang baik dan sudah dianggap suatu pusaka yang
senantiasa diingat dan diikuti oleh anak cucu beliau dan dijadikan suatu kewajiban
utama kepada Sultan-Sultan Brunei adalah menguatkan dan mengokohkan syi’ar Islam
dalam pemerintahan dan menjalankan pemerintahan sesuai dengan hukum Islam.
Pada tahun 1432 M. Syarif Ali meninggal dunia dan dimakamkan di makam
Raja Brunei. Setelah Sultan Sahrif Ali wafat, tahta kesultanan digantikan oleh putera
beliau Sultan Sulaiman (1432-1485 M) yang memerintah Brunei berpedoman kepada
apa yang telah digariskan oleh ayahandanya. Pada masanya, beliau memperbaiki sistem
pertahanan Negara agar terhindar dari serangan musuh. Sultan Sulaiman wafat tahun
1485 M pemerintahannya digantikan puteranya Sultan Bolkiah (1585-1524 M). Pada
masanya Negara Brunei telah berkembang mengalami kemajuan yang pesat. Sultan
Bolkiah sangat kreatif, dia suka kepada pemikiran-pemikiran baru dan rencana-rencana
baru. Oleh karena itu, beliau senang pergi ke luar negeri untuk mencari ilmu
pengetahuan dan pengalaman untuk memajukan Negara dan rakyat Brunei.

Perkembangan Islam semakin maju setelah pusat penyebaran dan kebudayaan


Islam Malaka jatuh ketangan Portugis (1511), sehingga banyak ahli agama islam
pindah ke Brunei. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tersebut telah menyebabkan
Sultan Brunei mencapai zaman kegemilangannya dari abad ke-15 hingga abad ke-17
sewaktu memperluas kekuasaanya ke seluruh pulau Borneo dan ke Filiphina di sebelah
utaranya.

5
Sweeney P.L.A. Edt., Silsilah Raja-Raja Brunei JMBRASVol. XLI, Part.2, 1968, hlm. 52
6
Pehin Jawatan Dalam Seri Maharaja Dato Seri Utama Dr. Haji Awang Mohd Jamil Al-Sufri, Latar Belakang
Sejarah Brunei (Bandar Seri Begawan: Pusat Sejarah Brunei, Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan,
2000), hlm. 20- 21

6
7
2.4 Fase Kegemilangan

Kemajuan dan perkembangan islam semakin nyata pada masa pemerintahan


Sultan ke-5 yaitu Sultan Bolkiah (1485-1524), yang wilayahnya meliputi Suluk,
Selandung, seluruh pulau Kalimantan (Borneo), kepulauan Sulu, kepulauan Balabac,
pulau Banggi, pulau Belembangan, mateni dan utara pulau pahlawan sampai ke Manila.
Dari segi kepemimpinan, semenjak Sultan Haji Hassanal Bolkiah menjadi Sultan,
negara Brunei berkembang dan menjadi sebuah negara modern di rantau Asia
Tenggara.7
Langkah strategis yang beliau lakukan untuk menjadikan Brunei sebagai
negara maju diawali dengan melakukan rundingan-rundingan dengan Kerajaan Inggris.
Hasil dari perundingan itu pada tahun 1971, Brunei mendapatkan hak sebagai negara
yang dibantu Kerajaan Inggris. Pada tahun 1979 tercipta perjanjian persahabatan dan
kerjasama kedua negara, yang butir intinya adalah Kerajaan Inggeris memberikan status
sebuah negara merdeka berdaulat dan bertanggung jawab sepenuhnya mengenai hal
Ihwal dalam negeri dan antar bangsa. Kerja keras dengan kebijaksanaan Sultan beserta
dukungan rakyat, Brunei dapat mencapai kemerdekaan penuh pada tanggal 1 Januari
1984 bersamaan 27 Rabiulawal 1404 H.
Kejayaan Islam di Negara Brunei Darussalam zaman pemerintahan Paduka Sri
Baginda Sultan Haji Hassanul Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah dapat dilihat pada
beberapa aspek seperti pemusnahan hal-hal yang berbau syirik, penetapan syari‟at
Islam sebagai Hukum Negara, dan menjadikan Negara Brunei Darussalam sebagai
Negara Zikir.
Upaya Sultan menjadikan Brunei sebagai Negara zikir pada hakekatnya adalah
refleksi dari keberagamaan Sultan dan masyarakat Brunei. Al Qur-an surah al-Baqarah
ayat 152 menjadi landasan untuk menjadikan Brunei sebagai Negara zikir. Sedangkan
anugerah kekayaan melimpah, keamanan Negara, dan stabilitas dalam negeri yang
sangat kondusif merupakan dampak dari wujud kepatuhan pada petunjuk Allah SWT.

Pada masa Sultan ke-9 yaitu Sultan Hassan (1605-1619) dilakukan beberapa hal yang
menyangkut tata pemerintahan agama, karena agama memainkan peranan penting
dalam memandu negara Brunei kearah kesejahteraan, kedua menyusun adat istiadat
yang dipakai dalam semua upacara baik suka maupun duka. Disamping menciptakan
atribut kebesaran raja dan perhiasaan raja ketiga memuatkan Undang-Undang Islam
yaitu hukum Qanun yang mengandung 46 pasal dan 6 bagian. Aturan adat istiadat
kerajaan dan istana tersebut masih kekal hingga sekarang.
Sejak akhir abad ke-19 sampai ke-20, terlihat perkembangan kehidupan
keagamaan pada masyarakat Brunei yang sangat signifikan, baik pada tingkat
kelembagaan maupun penerapan ide-ide reformis.
Dalam abad itu juga status dan institusi-institusi Islam di Brunei tetap
mencerminkan tradisi yang umumnya juga menjadi tradisi kesultanan di Semenanjung
7
Tasim Bin Haji Abu Bakar, Projeksi Melayu Islam Beraja Dalam Media Massa. (Brunei: Pusat Sejarah,
2015), hlm. 12

8
Melayu. Literatur yang ada dalam kurun abad tersebut tidak menunjukkan ada gerakan
atau kejadian penting yang dapat merongrong agama. Ketika Inggris datang pada masa
itu, sebagian besar masyarakat Islam Brunei menghormati Inggris sebagai penyelamat
negara mereka.8 Di sinilah letak keunikan masyarakat Islam Brunei, sekaligus sebagai
indikasi bahwa Islam di Brunei bisa berkembang tanpa ada hambatan, karena
masyarakatnya menghindari zhu'u zhanny (perangka buruk) yang berlebihan terhadap
Inggris, justru dengan sikap tasamuh (toleran) masyarakat Muslim menyebabkan
Brunei benar-benar menjadi darussalam (negara yang selamat) dari berbagai goncangan
dan malapetaka. Jadi dipahami bahwa Islam di Brunei dari masa ke masa mengalami
perkembangan dari segala aspeknya, dan perkembangan tersebut bermula dari sejarah
kedatangan Islam sampai ke pemerintahan al-Marhum Sultan Haji Omar Ali
Saifuddien.
Usaha-usaha untuk mengembangkan Islam diteruskan pula oleh Yang Mulia
Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Wadaulah, Sultan dan
yang Di-Pertuan Negara Brunei dengan wawasan yang lebih luas, jauh dan mantap lagi.
Berbagai usaha telah dibuat dan dilaksanakan termasuk pembinaan masjid, pendidikan
agama, pembelajaran al-Qur'an, perundangan Islam dan banyak lagi dengan hasrat
menuju ke arah kegemilangan Islam di Brunei. Seri Baginda Sultan Haji Hassanal
Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, menekankan pentingnya MIB (Malayu Islam Beraja,
atau Kerajaan Islam Malayu). Menurutnya, interpretasi MIB harus menegaskan Brunei
Darussalam, “Identitas dan citra yang kokoh di tengah-tengah negara-negara non-
sekuler lainnya di dunia,9 dan karenanya sejak tahun 1991 juga ditandai dengan
bermacam-macam perayaan peristiwa keagamaan. Hal ini selaras dengan apa yang
barangkali dapat digambarkan sebagai pusat dan pengembangan Kerajaan Islam
Malayu yang kecil namun makmur.
Brunei Darussalam merupakan negara kerajaan dengan mayoritas penduduknya
beragama islam. Brunei adalah salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara. Sebelum
abad ke-16 Brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran agama islam di
wilayah Fliphina. Sesudah merdeka pada 1 Januari 1984, Brunei kembali menunjukan
usaha serius dalam upaya penyebaran syiar islam, termasuk dalam suasana politik yang
baru masuk.
Diantara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga
modern yang selaras dengan tuntutan islam. Sebagai negara yang menganut sistem
hukum agama, Brunei Darussalam menerapkan hukum Syariah dalam perundangan
negara. Untuk mendorong dan menopang kualitas keagamaan masyarakat didirikan
sejumlah pusat kajian islam serta lembaga keuangan islam. Sama
seperti Indonesia yang mayoritas penduduknay menganut agama islam dengan mazhab
syafi'i, di Brunei jiga demikian. Konsep akidah yang dipegangnya adalah ahlulsunnah
waljamaah. Bahkan sejak memproklamasikan diri sebagai negara merdeka, Brunei telah

8
Esposito, The Oxford Encyclopedia, 299
9
Sharon Siddique, “Brunei Darussalam: Sebuah Bangsa Religius yang Potensial ,” Moeflih Hasbullah (ed.),
Asia Tenggara Konsentrasi Baru Kebangkitan Islam, Cet. I (Bandung: Fokusmedia, 2003), 246

9
memastikan konsep "Melayu Islam Beraja" sebagai Falsafah negara dengan seorang
Sultan sebagai kepala negaranya. Brunei merupakan salah satu kerajaan islam tertua di
Asia Tenggara dengan latar belakang islam yang gemilang.
Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan
monarki konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai kepala negara kepala
pemerintahan, merangkup sebagai perdana mentri dan mentri pertahanan dengan
dibantu oleh dewan penasehat kesultanan dan beberapa mentri yang dipilih dan
diketahui oleh Sultan sendiri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam
wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei.
Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunei dan satu-satunya
ideologi negara. Umtuk itu di bentuk jabatan hal Ehwal agama yang bertugas
menyebarkan paham islam.

Untuk kepentingan pemerintah agama islam, pada tanggal 16 September 1985,


didirikan pusat dakwah yang juga bertugas melaksanakan program tugas dakwah serta
pendidikan kepada pegawai-pegawai agama serta masyarakat luas. Di Brunei orang-
orang cacat dan anak yatim menjadi tanggungan negara. Seluruh pendidikan rakyat
(dari taman pendidikan kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi) dan pelayanan
kesehatan diberikan secara gratis.
Geliat keislaman di Brunei Darussalam jelas terlihat pada saat hari-hari besar
islam. Tidak jauh berbeda dengan Indonesia seperti Maulid nabi Muhammad SAW,
Nuzulul Qur'an dan isra' mi'raj. Pada setiap hari besar islam, pihak kesultanan Brunei
selalu menyelenggarakan acara perayaan.(Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam Di
Brunei Darussalam) Bahkan, Sultan Hassanal Bolkiah selaku pemimpin negara
mewajibkan para pegawai kerajaan untuk menghadiri peringatan tersebut. Proses
pengembangan islam ini oleh pemerintah Brunei utamanya ditekankan pada bidang
pendidikan. Langkah mengembangkan islam dalam sendi-sendi masyarakat di Brunei
dilaksanakan dengan hati-hati agar proses itu berjalan seimbang.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Negara Brunei zaman dahulu disebut Kerajaan Borneo kemudian berubah nama
menjadi Brunei. Kerajaan Brunei telah ada setidaknya sejak abad ke-7 atau ke-8 M.
Kerajaan ini kemudian ditaklukkan oleh Sriwijaya pada awal abad ke-9 dan kemudian
dijajah lagi oleh Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, Brunei berdiri sendiri, dan bahkan
Kerajaan Brunei mencapai masa kejayaannya dari abad ke-15 sampai ke-17. Kekuasaannya
mencapai seluruh pulau Kalimantan dan kepulauan Filipina. Kejayaan ini dicapainya
terutama pada masa pemerintahaan sultan kelima Bolkiah yang berkuasa tahun 1473
sampai 1521.
Ada 3 teori yang menyatakan munculnya kerajaan Brunei Darussalam:
 Munculnya Kesultanan Melayu yaitu ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis pada
taun 1511 M
 Kesultanan Melayu Islam Brunei muncul tidak lama selepas jatuhnya Kerajaan
Melaka kira-kira pada awal abad ke-15 M
 Kesultanan Melayu Islam Brunei muncul pada tahun 1371 M yaitu sebelum
munculnya kerajaan islam Melaka.
Negara ini memproklamirkan kemerdekaannya tepat pada 1 Januari 1984.
Diperkirakan islam di Brunei datang pada tahun 977 M melalui jalur timur oleh pedagang-
pedagang dari negeri Cina. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa islam diperkirakan
masuk pada abad ke-13 M dan Islam sebagai agama resmi Negara Brunei yaitu ketika Sang
Raja Awang Alak Betatar memeluk Islam tahun 1368.
Pada awalnya,penerimaan Islam oleh masyarakat elite, penguasakerajaan, kemudian
disosialisasikan dan berkembang kepada masyarakat bawah. Di samping itu, ada juga yang
menyebut Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian
berkembang dan diterima oleh masyarakat lapisan atas, atau elit penguasa kerajaan. Oleh
karena itu secara praktis agama Islam di Brunei cepat sekali perkembangannya karena
masyarakatnya sangat patuh terhadap raja-raja mereka.
Islam mulai berkembang saat Sultan Sharif Ali (1425-1432 M) dijunjung dan didukung
oleh para pembesar dan rakyat Brunei untuk diangkat menjadi Sultan Brunei yang ketiga
mengantikan Sultan Ahmad Shah. Setelah Sultan Sahrif Ali wafat, tahta kesultanan
digantikan oleh putera beliau Sultan Sulaiman (1432-1485 M) yang memerintah Brunei
berpedoman kepada apa yang telah digariskan oleh ayahandanya. Pada masanya, beliau
memperbaiki sistem pertahanan Negara agar terhindar dari serangan musuh. Sultan
Sulaiman wafat tahun 1485 M pemerintahannya digantikan puteranya Sultan Bolkiah
(1585-1524 M). Pada masanya Negara Brunei telah berkembang mengalami kemajuan
yang pesat.

11
Berbagai usah dilakukan oleh para Sultan untuk mengembangkan Islam di Negara Brunei
hingga saat ini Brunei menjadi negara Islam yang modern.
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Indonesia . (2015). Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Brunei


Darussalam. Diakses dari https://sejarah-indonesia-lengkap.blogspot.com/2015/09/masuk-
berkembangnya-islam-brunei-darussalam.html. Pada tanggal 26 November 2022 pukul
21:04
Bacaan madani. (2017). Sejarah Perkembangan Islam di Brunei Darussalam. Diakses dari
https://www.bacaanmadani.com/2017/10/sejarah-perkembangan-islam-di-brunei.html.
Pada tanggal 26 November 2022 pukul 22:35
Najtama, Fikria. Perkembangan Islam di Brunei. “Tasamuh: Jurnal Studi Islam “ Volume
10, Nomor 2, September 2018, pp. 407-421
Nasution, Syamsuddin dan Suhayib. Sejarah Perkembangan Islam di Brunei Darussalam.
Nusantara: Journal for Southeast Asian Islamic Studies Vol. 14, No. 1, Juni 2018
IRJUS_ANAK PARIT. (27 Oct 2021) SEJARAH ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM
(Pertemuan ke 5 SIAT) [Video YouTube]. Diakses melalui https://youtu.be/qBB8eZ51qCc.
26 November 2022

12

Anda mungkin juga menyukai