DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Farastya (23030960083)
2. Riyana (23030960104)
3. Gita Puji Lestari (23030960114)
KELAS : PGMI 2C
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja
dan puji atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengaruh kerajaan Islam pada kehidupan
masyarakat Indonesia yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
pendalaman materi ips SD/MI dengan dosen pengampu Bapak Noor hadir M.P.d.
Makalah ini kami susun semaksimal dengan bantuan dari beberapa pihak sehingga memperlancar
peroses penyusunanya.Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada pihak kepada
yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Dari semua ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan
kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah Islam di Indonesia pada mulanya didasarkan pada sistem kedaerahan dan tentu saja tidak
terkoordinir dan tersentralisasi seperti sekarang ini, sebab tiap-tiap daerah berusaha melaksanakan
pendidikan dan pengajaran Islam menurut daerahnya masing-masing. Karenanya pendidikan Islam
antara daerah yang satu akan berbeda dengan daerah yang lainnya, misalnya Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya. Kondisi yang demikian sudah terjadi sebelum orang-orang
Barat datang pertama kali dan mendiami bumi Nusantara ini dan meskipun dalam keadaan seperti
itu, ternyata Islam dapat tersebar luas dan dipeluk sebagian besar atau mayoritas penduduk
nusantara bahkan Islam pernah menjadi agama resmi pada masa Kerajaan Pasai di Aceh Abad ke
13 dan Kerajaan Demak di Jawa Tengah akhir abad ke 15. 1
1
Safei Safei, “Peranan Kerajaan Islam Dalam Perkembangan Pendidikan Di Indonesia,” AULADUNA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam 2, no. 2 (December 31, 2015): 301–308
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
sangat mengagumi kerajaan Samudera Pasai dimana rajanya sangat alim dalam ilmu agama
dan menganut mazhab Syafii, fasih berbahasa Arab dan mempraktekkan pola hidup sederhana.
Pada abad ke-16 M, Aceh menjadi pelabuhan transit bagi para pedagang Muslim. 2
2. Kerajaan Islam di Jawa. Salah seorang raja Majapahit yang bernama Sri Kertabumi
mempunyai istri yang beragama Islam yang bernama Putri Cempa, dari Putri Cempa inilah
lahir seorang putra yang bernama Raden Fatah yang dikemudian hari menjadi raja kerajaan
Islam pertama di Jawa yaitu kerajaan Demak. Tentang berdirinya kerajaan Demak para ahli
sejarah berbeda pendapat, sebagian berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun
1478 M. pendapat ini berdasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit. Ada pula yang
berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1518 M. Hal ini berdasarkan bahwa
pada tahun tersebut merupakan tahun berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya
VII yang mendapat serbuan tentara Raden Fatah dari Demak. Kekuasaan kerajaan-kerajaan
Islam di Jawa didasarkan atas basis agraris, hal ini menyebabkan kemunduran di bidang
pelayaran.
3. Kerajaan Islam di Maluku. Islam masuk ke Maluku di bawah oleh Muballigh dari Jawa sejak
Zaman Sunan Giri dari Malaka. Raja Maluku pertama yang masuk Islam adalah Sultan Ternate
yang bernama Marhum pada tahun 1465-1486 M, atas pengaruh Maulana Husein saudagar dari
Jawa. Raja Maluku yang terkenal dibidang pendidikan dan dakwah Islam ialah Sultan Zainul
Abidin tahun 1486-1500 M. Maluku sebagai pulau utama perdagangan rempah-rempah
mendapatkan sasaran dari pedagang barat. Dakwah Islam di Maluku mengalami dua tantangan
yaitu yang datang dari orang-orang yang masih animis dan dari orang Portugis yang
mengkristenkan penduduk Maluku. Sultan Sairun adalah tokoh yang paling keras melawan orang
Portugis. Tokoh misi Katholik yang pertama di Maluku ialah Fransiscus Zaverius tahun 1546 M. ia
berhasil mengkhatolikkan sebagian penduduk Maluku. Ketika bangsa Belanda yang beragama Kristen
protestan datang di Indonesia mulai pula usaha memprotestan penduduk di Indonesia pada awal abad
17 M (Tahun 1600 M). Ternate dan Tidore berhasil mengelak dari dominasi Portugis dan Spanyol,
tetapi tidak dapat mengelak dari ancaman Belanda.3
4. Kerajaan Islam di Kalimantan. Islam mulai masuk di Kalimantan pada abad ke 15 M, dengan
cara damai, di bawah oleh muballigh dari Jawa Sunan Bonang dan Sunan Giri mempunyai
2
Zuhairini et al., Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 136
3
Ibid., 143
6
santri-santri dari Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Sunan Giri ketika berumur 23 tahun pergi
ke Kalimantan bersama saudagar Kamboja bernama Abu Hurairah, muballigh lain dari Jawa
adalah Sayid Ngabdul Rahman alias Khatib Daiyan dari Kediri. Perkembangan Islam mulai
mantap setelah berdirinya kerajaan Islam Banjar Masin di bawah pimpinan Sultan Suriansyah
sehingga masjid-mesjid di bangun dihampir setiap Desa. 9 Pada tahun 1710 M (tepatnya 13
Safar 1122 H) di zaman kerajaan Islam Banjar ke 7 di bawah pimpinan Sultan Tahmililah
(1700-1748) telah lahir seorang ulama terkenal yaiatu Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di
desa Kalampayan Martapura. Sejak kecil beliau diasuh oleh Sultan Tahmililah dan cukup lama
berstudi di Mekah sekitar 30 tahun sehingga pada gilirannya terkenal kelaiman dan kedalaman
ilmunya, tidak saja di Kalimantan dan Indonesia tetapi sampai di luar negeri khusunya
Kawasan Asia Tenggara. Syekh Muhammad Arsyad banyak mengarang kitabkitab agama,
diantaranya yang paling terkenal sampai sekarang adalah kitab Sahibul Muhtadin.Sultan
Tahmililah mengangkat sebagai Mufti Besar kerajaan Banjar. Syekh Muhammad Arsyad juga
berjasa besar dalam mendirikan Pondok Pesantren di kampong Dalam Pagar yang sampai
sekarang masih terkenal yaitu Pesantren Darussalam.
5. Kerajaan Islam di Sulawesi. Kerajaan yang mula-mula berdasarkan Islam di Sulawesi adalah
kerajaan Kembar Gowa Tallo. Rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Manyonri yang
kemudian berganti nama dengan Sultan Abdullah Awwalul Islam. Menyusul di belakangnya
raja Gowa bernama Sultan Aludin. Dalam waktu dua tahun seluruh rakyatnya telah memeluk
Islam. Muballigh Islam yang berjasa di sana ialah Abdul Qodir Khatib Tunggal gelar Dato Ri
Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri. Seorang Portugis bernama Pinto pada
tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi Sulawesi dan berjumpa dengan pedagang-
pedagang Islam dari Malaka dan Patani (Thailand). Pengaruh raja Gowa dan Tallo dalam
dakwah Islam sangat besar terhadap raja-raja kecil lainnya. Beberapa ulama besar yang
membantu Dato’ Ri Bandang ialah Dato’ Sulaiman alias Dato’ Pattimang dan Dato’ Ri Tirto
alias Khatib Bungsu. Diperkirakan bahwa mereka itu juga berasal dari Minangkabau.Dari
Sulawesi Selatan, agama Islam mengembang ke Sulawesi Tengah dan Utara. Islam masuk
daerah Manado pada zaman Sultan Hasanuddin, ke daerah Bolang Mangondow di Sulawesi
Utara pada tahun 1560 M, ke Gorontalo pada tahun 1612 M. Agama Islam yang telah kuat di
Sulawesi Selatan itu menjalar masuk di Kepulauan Nusa Tenggara, yairu ke Bima (Sumbawa)
7
dan Lombok, di bawa oleh pedagang-pedagang Bugis. Sumbawa di kuasai kerajaan Gowa pada
tahun 1616 M. 4
2.3 Pengaruh Kerajaan Islam Terhadap Kehidupan Masyarakat
- Sistem pemerintahan
Kemunculan Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam di Indonesia menunjukkan bukti konkrit
pengaruh Islam pada sistem kemasyarakatan, dalam konteks sistem politik dan pemerintahan.
Ditunjukkan dengan penggunaan gelar Sultan untuk raja. Dalam struktur pemerintahan Kraton
Demak juga menunjukkan Islam telah memengaruhi pola dan tatanan pemerintahan kerajaan-
kerajaan di Indonesia, ditandai adanya jabatan penghulu.
- Perilaku keagamaan
Di masyarakat Sumatera Barat mengakui perlunya norma-norma adat yang tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang ditetapkan Islam. Adanya pepatah "adat bersendi sara,
dan sara bersendikan kitabullah" memperkaya norma-norma adat di Sumatera Barat Islam. Di
Jawa memadukan antara upacara adat dengan dakwah Islam, ditunjukkan dengan adanya
grebeg Maulud. Di berbagai tempat di nusantara banyak diadakan upacara adat dengan latar
belakang terkait paham-paham tertentu dalam Islam. Misal, kenduri bubur sura, asan-usen
tabut, kanji asura, dan lain-lain. Di bidang keagamaan, tasawuf memiliki pengaruh cukup
penting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tasawuf adalah ajaran untuk
mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung
secara sadar dengan-Nya. Ritual-ritual keagamaan masyarakat didasarkan atas ajaran tarekat.
Tokoh-tokoh tarekat seperti Hamsah Fansuri, Abdur Rauf Singkel, Nuruddin Ar Raniri.
Mereka adalah pengembang tarekat yang punya banyak pengikut di Sumatera dan menjadi
rujukan masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan. Dalam perilaku keagamaan, ajaran
tasawuf dapat diterima di Indonesia karena ada titik temu dengan kepercayaan masyarakat
terdahulu. Sehingga dalam perkembangan Islam di masyarakat bentuk-bentuk ritual tasawuf
mewarnai perilaku keagamaan masyarakat. Beberapa tarekat berkembang di Indonesia dengan
baik antara lain Wodiriyah, Naqsabandiyah, Satariyah, Rifaiyah, Qodiriyah wa
Naqsabandiyah, Syadziliyah, Khalwatiyah dan Tijaniyah. Di Jawa ada Wali yang
4
Ibid., 145
8
menggunakan saluran kesenian untuk menyebarkan Islam. Yang populer adalah Sunan
Kalijaga yang menjadikan pertunjukkan wayang sebagai sarana dakwah yang efektif.
- Seni bangunan
Bukti adanya pengaruh Islam pada seni bangunan ada pada masjid dan makam. Masjid adalah
bangunan tempat ibadah shalat bagi umat Islam. Dalam bangunan masjid pengaruh Islam
terlihat dari seni ukir di dalam relief di Masjid Mantingan Jepara Jawa Tengah. Selain di masjid
juga ada seni ukir kayu di Cirebon Jawa Barat. Pengaruh Islam pada makam terlihat dari nisan
Fatimah binti Maimun di Leran Gresik Jawa Timur, makam Al Malikussaleh di Beuringen,
Samudera, Aceh Nanggroe Darussalam dan makam Troloyo di Mojokerto, Jawa Timur.
- Seni sastra
Bukti pengaruh Islam pada seni sastra sangat banyak. Di Sumatera muncul karya sastra yang
berbentuk hikayat, syair, tambo dan silsilah. Di Jawa muncul karya sastra seperti suluk, babad,
tembang dan kitab5.
2.4 Masa Kejayaan Kerajaan Islam di Indonesia
5
Kompas. com
9
Kerajaan Ternate pertama kali didirikan oleh sosok bernama Sultan Marhum pada tahun 1257.
Kerajaan Ternate menjadi salah satu kerajaan tersukses di Maluku karena mereka menjadi
salah satu sumber rempah-rempah terbesar. Oleh karena itu, selain menyebarkan agama islam,
Kerajaan Ternate juga berdagang rempah-rempah sebagai mata pencaharian.Salah satu
pemimpin dari Kerajaan Ternate yang paling terkenal adalah Sultan Baabullah, putra dari
Sultan Harun yang juga pernah menjabat sebagai pemimpin Kerajaan Gapi. Sultan Baabullah
berhasil membawa Kerajaan Ternate meraih kejayaannya.
10
Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada
1478 saat Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan dan dipimpin oleh Raden Patah. Selain
pertama di Pulau Jawa, kerajaan ini juga menjadi salah satu kerajaan terbesar di Pulau
Jawa.Kerajaan Demak ini juga diketahui sebagai kerajaan yang paling berperan dalam
penyebaran islam di Nusantara. Hal itu disebabkan karena Kerajaan Demak mendapatkan
dukungan dari sembilan tokoh penyebar agama islam yang dikenal dengan sebutan Wali
Songo.
Raja-raja dari Kerajaan Demak yang paling tersohor adalah Raden Patah, Pati Unus, Sultan
Trenggono, Sunan Prawoto, dan Arya Penangsang. Kerajaan Demak akhirnya runtuh karena
adanya perang saudara yang dilakukan oleh Sultan Trenggono dan Pangeran Surowiyoto.
Akhirnya, kerajaan ini benar-benar runtuh setelah pemberontakan Jaka Tingkir.
11
• Batu nisan : nisan pada makam sultan malik al-saleh, raja pertama kerajaan
pasai
3. Seni sastra
• Suluk yang memuat ajaran tasawuf misalnya suluk sunan bonang
• Syair karya sastra yang berupa sajak-sajak yang dalam satu bait terdiri dari 1
bait
• Hikayat raja-raja pasai.Dalam hikayat itu memuat sejara nama-nama raja
kerajaan Samudra pasai.
• Babad misalnya babad tanah jawi, babad giyanti dan babad demak.
4. Seni pertunjukan
• Seni gamelan
• Seni tari misalnya tari seudati dan debus.6
6
Ghalia Yudhistira
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Awal kedatangan Islam ke Indonesia sampai saat ini sebenarnya masih menjadi perdebatan
dikalangan para ahli. Hal ini sebabkan karena adanya fakta dan bukti yang terkait dalam teori-teori
yang kemukakan. Selain itu, adanya kecenderungan yang kuat mengenai satu teori yang
mengabaikan berbagai aspek, hanya berpatokan kepada aspek-aspek khusus dari ketiga masalah
pokok. Oleh sebabnya, banyak dari teori yang ada dalam segi-segi tertentu tidak mampu
menggambarkan secara detail kedatangan Islam ke Indonesia. . Islam memasuki Indonesia
didukung dengan keadaan strategis Indonesia yang berada di jantung pelayaran dunia yang sangat
strategis sebagai lalu lintas perdagangan.
Indonesia memiliki letak strategis dipersilangan jalur lalu lintas laut yang menghubungkan dua
kontinen besar di timur dan barat. Hal ini menyebabkan Indonesia dilewati oleh berbagai pedagang
dari banyak belahan dunia seperti Arab, India, Persia bahkan Tiongkok yang masuk ke Indonesia.
Namun dalam beberapa pendapat mengatakan bahwa pengaruh asing dari India, Cina, Arab,
Persia, dan Eropa juga sempat mampir di Indonesia. Perkembangan pengaruh islam di Indonesia
terdapat dari peninggalan-peninggalan yang sangat beragam, baik dari bentuk seni bangunan,seni
rupa, seni sastra, maupun seni pertunjukan.Berikut beberapa contoh dari peninggalan-peninggalan
bercorak islam.
13
DAFTAR PUSTAKA
Auliahadi, Arki, and Doni Nofra. “Tumbuh Dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Islam Di
Sumatera Dan Jawa.” Makalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
23, no. 1 (June 20, 2019).
Zuhairini, Moh. Kasiram, Abdul Ghofir, Tadjab, A. Malik Fadjar, and H. Maksum Umar. Sejarah
Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Nugroho, Notosuseno. Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan
Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. (2020).
Nsution, Fauziah. Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan Vol. 11, no. 1 (2020).
Ngatmin Abbas Wahid. Sejarah Kebudayaan Islam. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2020.
Suswandari, Suswandari, Nur Fajar Absor, Salsabila Tamimah, Yudha Faiz Nugroho, and
Hanandita Rahman. “Menelisik Sejarah Perekonomian Kerajaan Sriwijaya Abad VII-XIII.”
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya 15, no. 1 (June 30, 2021):
91–97.
Hasnida, Hasnida. “Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Masa PRA
Kolonialisme Dan Masa Kolonialisme (Belanda, Jepang, Sekutu).” Kordinat: Jurnal
Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam 16, no. 2 (October 6, 2017): 237– 256.
Compass.com.https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/04/153000769/pengaruh-islam-di-
indonesia
14