DOSEN PENGAMPU:
EVA JULIANA, M.Pd.
Puji syukur kehadirat Allah swt. Atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sejarah Indonesia, yang berjudul “Teori
Masukya Hindu-Budha ke Indonesia”.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak
yang telah ikut berpartisipasi sehingga penyusunan makalah ini dapat terwujud dengan baik.
Harapan kami, semoga informasi dan materi yang terdapat dalam materi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua yang membaca.
Tidak ada yang sempurna didunia ini, melainkan Allah swt. Kami menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan dan kejanggalan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman sekalian yang bersifat membangun.
Demikian makalah ini kami buat, Semoga bermanfaat bagi kita semua, Aamin.
Penyusun;
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh
para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan
Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha
Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu
kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.Pada
masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-
7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah
Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670.
Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan
Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur,
Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil
memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa.
Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya
dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini.
Dan definisi kebudayaan menurut Selo dan Soelaeman yang tertuang dalam buku
karyanya Setangkai Bunga Sosiologi yang diterbitkan oleh Yayasan Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, tahun 1964, mengatakan bahwa kebudayaan adalah sebuah
hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya yang diciptakan menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudyaan jasmaniah (material culture) yang dibutuhkan oleh
manusia guna mengendalikan alam sekitar supaya hasilnya dapat bermanfaat untuk
kepentingan masyarakat.
Jadi makalah ini ditulis untuk menambah wawasan sejarah tentang bagaimana proses
masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia sampai munculnya kerajaan-kerajaan bercorak
Hindu-Budha serta kebudayaan-kebudayaan yang timbul setelahnya dan dijadikan sebagai
kebudayaan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah awak masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia?
2. Apa-apa saja teori tentang masuknya Hindu-Budha di Indonesia?
3. Apa-apa saja kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia?
1
4. Apa-apa saja pengaruh dan warisan kebudayaan Hindu-Buddha?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Negara India dan Cina menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang
baik dengan negara tetangga lainnya. Arus lalu lintas perdagangan berlangsung melalui jalan
darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat
Malaka. Dan Indonesia terletak di jalur dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat
Selat Malaka. Proses masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia. Agama Hindu- Budha
berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak
diantara dua benua Asia dan Australia dan dua samudra Hindia dan Pasifik yang merupakan
daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera)
tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India
melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak hubungan antara Indonesia dengan
India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya
budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
2. Teori Waisya
Menuntun teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama Hindu
adalah golongan Waisya, teori ini di kemukakan Prof.N.J.Krom. Teori ini berkaitan dengan
peranan pedagang dalam menyebarkan kebudayaan India di Nusantara, kemudian di ikuti
dengan proses perkawinan antara pedagang India dan perempuan Nusantara.
1
Yusnaldi, Eka.Ilmu Pengetahuan Sosial.Medan:Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sumatra Utara, 2021.Hal 55
3
3. Teori Kesatria
Menurut Teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama Hindu di
Nusantara adalah golongan Kesatria. Proses penyebaran tersebut dilakukan dengan cara
pendudukan (kolonisasi), teori ini yang di kemukakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Mouens.
4. Teori Brahmana
Menurut teori ini factor utama penyebaran agama Hindu di Nusantara dari kaum
Brahmana, teori ini di kemukakan oleh J.C.Van Leur.
5. Teori Arus Balik
Menurut F.D.K Bosch, dalam proses akulturasi kebudayaan ini bangsa Indonesia turut
berperan aktif. Pada mulanya, orang-orang dari India yang membawa agama Hindu dan
Budha yaitu dari golongan intelektual melalui jalan dagang yang lazim dilalui para pelancong
dengan menumpang kapal dagang. Setelah sampai di Indonesia, mereka kemudian diundang
untuk memberi suatu sinar kehinduan pada masyarakat Indonesia. Setelah orang Indonesia ini
masuk agama Hindu- Budha kemudian mereka sendiri belajar ke India lalu kembali pulang
dan aktif menyebarkan agama Hindu-Budha di Indonesia.
Dari ke lima teori ini, teori penyebaran agama Hindu di Nusantara oleh kaum
Brahmana adalah yang paling masuk akal. Ada dua alasan yang memperkuat teori ini.
pertama, hanya kaum Brahmana yang mengerti kitab Weda, kedua hanya kaum Brahmana
yang mengerti tulisan sanksekerta dan bahasa Pallawa.
1. Kerajaan Kutai
a. Letak Dan Sumber Sejarah
Kerajaan kutai terletak didaerah Kutai, Kalimantan Timur, informasi mengenai
kerajaan ini diperoleh dari tujuh buah batu tertulis disebut yupa berbentuk Menhir atau tiang
batu. Batu bertulis ini memakai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Diperkirakan prasasti
tersebut ditulis pada 400M, yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan huruf yang
seusia yang ditemukan di India.
2. Kerajaan Tarumanegara
a. Letak Kerajaan
2
Eka Yusnaldi,Ilmu Pengetahuan Sosial(Medan:Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sumatra Utara,2017),hlm7
4
Kerajaan taruumanegara terletak didaerah Bogor, Jawa Barat dan diperkirakan
berkembang sekitar 400-600M. Berdasarkan bukti-bukti tertulis, kerajaan ini mendapat
pengaruh kuat dari kebudayaan hindu budha india, seperti kepercayaan, samsekerta, dan
huruf Pallawa yang digunakan dalam prasasti yang memberitakan mengenai kerajaan.
b. Sumber sejarah
Terdapat tujuh buah prasasti yang menjadi sumber sejarah kerjaan tarumanegara, yaitu
prasasti Ciaruteun di Bogor, prasasti Kebon kopi di Bogor, prasasti Jambu di Bogor, prasasti
Muara Cianten di Bogor, prasasti Tugu dibekasi, prasasti Pasir Awi di Leuwiliang, dan
prasasti muncul di Banten. Sementara, berdasarkan berita yang tercantum didalam prasasti
tugu diketahui bahwa raja Purnawarman sangat memperhatikan aspek pertanian dan
perdagangan. Raja ini memerintahkan rakyatnya untuk membangun sebuah terusan air
disungai Gomati yang panjangnya 6.122 busur atau sama dengan 12 km yang bisa
diselesaikan hanya dalam waktu 21 hari.
4. Kerajaan Melayu
a. Letak Kerajaan
Ada yang mengatakan kerajaan ini berpusat di Jambi disepanjang sungai Batanghari,
ada juga yang mengatakan berpusat disemenanjung Malaysia.
b. Sumber Sejarah
Informasi mengenai kerajaan melayu diperoleh dari hasil perjalanan seorang pendeta
budha cina dari kanton ke india bernama I’tsing, pada 672 M, dia singgah di melayu dan
menetap selama 2 bulan.
5. Kerajaan Sriwijaya
a. Letak Geografis
Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritime yang menguasai jalur dagang
dilaut Cina Selatan dan Selat Malaka.
b.Sumber Sejarah
Sumber dalam negeri-negeri berupa prasasti-prasasti, antara lain prasasti Kedukan
Bukit (683M) di Palembang, prasasti Talang Tuo( 684M) di Palembang, prasasti kota kapur
(686M) dipulau Bangka, prasasti-prasasti Siddhayatra di Palembang, prasasti telaga batu
(683 M) di Palembang dan prasasti Karang Berahi di Jambi.
5
Kedua wangsa tersebut memiliki corak kebudayaan yang berbeda, yaitu Wangsa sanjaya
yang bercorak Hindu dan Wangsa Sailendra yang bercorak Budha.
7. Kerajaan Kediri
a. Letak kerajaan
Airlangga ialah seorang raja bijaksana yang sangat memperhatikan aspek suksesi atau
pergantian pemerintahan. Hal tersebut tercermin ketika sang putra mahkota bernama
Sanggaramawijaya Tungga Dewi, seorang perempuan, menolak menduduki tahta. Tahta
tersebut kemudian diserhkan kepaa anak laki-lakinya bernama jayengrana dan Jayawarsa
untuk menjadi raja.
b. Sumber sejarah
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri dapat diketahui dari beberapa prasasti dan
berita Cina. Beberapa prasasti tersebut, yaitu sebagai berikut. Prasasti Sirahketing (1104 M)
yang berisi tentang pemberian hak-hak istimewa kepada Marjaya yang sangat loyal kepada
Raja Jayawarsa. Kemudian Prasasti Padlegan (1117 M) dan Prasasti Panumbangan I (1120
M) yang berisi tentang riwayat Raja Bameswara. Serta Prasati hantang (1135 M) dan Prasasti
talang ( 1136 M) yang terdapat pada masa pemerintahan Rajabaya. 3
3
Yeni Kurniati Sumantri.”Sejarah Indonesia Kuno”.Diambil pada Tanggal 15
September2018. Hal 125.
6
digunakan untuk memuliakan orang yang telah meninggal, khusus bagi para raja yang
meninggal.
b. Seni Sastra
Seni sastra peninggalan kerajaan Hindu-Buddha tampak dalam penulisan prasati,
kitab dan Kakawin kitab adalah sebuah karangan tentang kisah, catatan, atau laporan suatu
peristiwa. Didalam kitab berisi rangkaian puisi yang terdiri atas bebrapa bait, ditulis dalam
bahasa yang indah yang disebut dengan kakawin.
c. Seni Rupa/ Ukir
Karya seni rupa banyak dijumpai dalam bentuk relief yang dipahatkan pada dinding
candi, biasanya berupa gambar dan hiasan serta ada yang merupakan rangkaian cerita atau
kisah orang-orang tertentu. Relief itu antara lain dapat ditemukan di candi Borobudur,
Prambanan, dan Pantaran.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam sejarah perkembangan agama Hindu dan Budha di Indonesia ada beberapa
teori yang menyebutkannya. Adapun teori itu adalah teori Sudra, Teori Waisya, Teori
Ksatria, Teori Brahmana dan Teori Arus Balik. Adapun teori yang paling utama adalah teori
Brahmana karena ada dua alasan yang mendasarinya yaitu yang pertama hanya kaum
Brahmana yanag mengerti kitab Weda, dan yang kedua hanya kaum Brahmana yang
mengerti tulisan Sansekerta dan bahasa Pallawa.
Adapun kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang ada di Indonesia yaitu Kutai,
Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Ho-ling dsb, yang dimana kesemua
kerajaan ini memiliki peninggalannya masing-masing dan masih dapat dibuktikan secara
nyata sampai saat ini.
Selain kebudayaan, ada juga warisan yang ditinggalkan dari sejarah Hindu-Buddha
yaitu berupa candi, stupa dan arca. Ada juga seni sastra dalam penulisan prasasti dan seni
rupa yang berupa relief yang dipahat pada dinding-dinding pada candi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Subur, Tjahjono. “Memelihara Warisan Budaya Tak Benda”. Diambil pada Tanggal
15 September 2018. Dari: ttps://id.wikipedia.org/wiki/Warisan_budaya, 2020.