DI SUSUN OLEH:
X IPS 3
KELOMPOK 2
Nama : Anggun Pratiwi
Azzahra Julia Nadina
Tian Yolanda Puspita Sari
Manisa Maharani
M. Ferdiansyah
Dasril Mahendra
Guru : Jasnita, S.Pd.,M.Pd
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Sejarah Perkembangan Islam
di Indonesia” dengan lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati
bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah
berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk
kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang
selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
Gambar 3.1
Kartagosa, Peninggalan Kerajaan Bali yang bercorak Hindu.
Pada awalnya, hanya golongan elit seperti raja beserta keluarganya dan
orang-orang kaya yang mendapat kesempatan untuk belajar agama dan
kebudayaan India. Pada perkembangan berikutnya, setelah hubungan Nusantara
dan negara-negara sekitarnya semakin lancar, golongan lain pun mendapat
kesempatan mengenal bahasa sanskerta, kitab-kita Agama Hindu dan Buddha,
serta kebudayaan India lainnya. Melalui tahap seperti ini, kebudayaan India secara
bertahap menyebar dan memengaruhi kebudayaan Nusantara. Sejak saat itu,
penganut Hindu dan Buddha mulai banyak jumlahnya di Nusantara. Dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan India telah memengaruhi kebudayaan Nusantara
sampai sekarang.
2.2 Teori Brahmana tidak dapat Terbukti yang menunjukkan bahwa bangsa
Nusantara di Taklukan oleh Bangsa India.
Ada lima teori yang membahas masuknya pengaruh Hindu dan Buddha ke
Nusantara.
5
a. Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur sebagai reaksi terhadap kedua Teori Ksatria
dan Teori Waisya. Menurutnya, tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
bangsa Nusantara ditaklukan oleh bangsa India. Menurutnya, penyebaran pengaruh
dari Hindu dan Buddha dari golongan brahmana yang datang atas undangan bangsa
Nusantara untuk menyebarkan agama Hindu dan Buddha. Saat itu, kontak
penguasa Nusantara dengan penguasa India terjadi berkat hubungan dagang.
b. Teori Ksatria
Teori ini mengatakan bahwa Nusantara pernah dijajah bangsa India. Golongan yang
melakukannya ialah golongan Ksatria. Melalui proses tersebut, pengaruh Hindu
masuk ke Nusantara. Teori ini dikenal dengan teori Ksatria. Teori ini didukung oleh
J.L. Moens, C.C. Berg, dan Mookerji.
Pendukung teori Ksatria, yaitu:
a. C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria turut menyebarkan
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat
6
konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan
oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu
kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan
itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku
atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah
menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi.
Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
b. Mookerji mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa
pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya
membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c. J.L. Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di
Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India
pada abad yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di
India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami
kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
c. Teori Waisya
Masih berkaitan dengan teori Ksatria, teori ini berkaitan dengan peranan pedagang
dalam menyebarkan kebudayaan India di Nusantara, kemudian diikuti dengan
proses perkawinan pedagang India dan perempuan Nusantara. Teori ini banyak
dianut oleh para ahli. Namun, hal itu masih mengecilkan peranan pedagang
Nusantara. Teori Waisya dikemukakan oleh N.J. Krom.
7
Kelebihan teori Waisya:
Banyaknya sumber daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok
pedagang) tertarik untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu,
kebanyakan pedagang yang datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan
pusat agama hindu, sehingga ketika mereka berdagang, mereka juga menyebarkan
ajaran agama Hindu dan Buddha.
Peta 3.1
Peta jalur penyebaran Agama Hindu dan Buddha
Peta 3.2
9
Penyebaran Agama Hindu dan Buddha KeAsia Timur dan Asia Tenggara
d. Teori Arus Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Menurut teori ini, orang Nusantara belajar
agama Hindu dan Buddha dan pergi berziarah ke India. Kemudian mereka
menyebarkan agama tersebut setelah kembali ke Nusantara.
Teori ini berisi dua cara bagaimana Hindu-Budha masuk ke Indonesia :
1. Para Brahmana di undang ke Indonesia untuk mengajarkan Hindu kepada
orang Indonesia.
2. Para raja Indonesia pergi ke India untuk mempelajari agama Hindu kemudian
kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.
10
e. Teori Sudra
Inti dari teori ini adalah bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke
Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra.
Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang
dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya
pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke
Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih
dihargai.
11
Bantahan ahli terhadap teori ini adalah sebagai berikut.
Golongan Sudra tidak menguasai seluk beluk ajaran agama Hindu sebab
mereka tidak menguasai bahasa Sansekerta yang digunakan dalam Kitab
Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu). Terlebih tidak
sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya.
Dalam sistem kasta posisi kaum sudra ada pada kasta terendah sehingga
tidak mungkin mereka mau menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik
kaum brahmana, kasta diatasnya. Jika mereka menyebarkan agama Hindu
berarti akan lebih mengagungkan posisi kasta brahmana, kasta yang telah
menempatkan mereka pada kasta terendah.
2.4 Daerah yang di Pengaruhi Agama Hindu dan Buddha berada pada
Penyebaran Wilayah Jalur Pelayaran Internasional
Peta 3.3
Peta Lokasi Kerajaan Hindu dan Buddha di Nusantara
Persebaran agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ini dapat terlihat
dalam peta 3.1. Berdasarkan peta tersebut terlihat, bahwa daerah-daerah yang
dipengaruhi agama Hindu dan Buddha berada pada penyebaran wilayah jalur
pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.
Dengan demikian, persebaran agama Hindu dan Buddha bersamaan dengan
aktivitas perdagangan dan pelayaran para pedagang Asia. Semakin sering para
pedagang pribumi berinteraksi dengan para pedagang dari India di Asia Selatan dan
Cina di Asia Timur, lambat daun memengaruhi pola pikir masyarakat pribumi tentang
keagamaan.
Masyaraat pada saat itu masih menganut animisme dan dinamisme, mulai
tertarik dengan agama Hindu dan Buddha yang dibawa oleh para pedagang dari
India dan Cina. Di sela-sela perdagangan tersebut, masyarakat Nusantara menimba
ilmu keagamaan, khususnya Hindu dan Buddha dari para pedagang yang singgah di
wilayah mereka.
13
2.5 Dimanakah Letak Penyebaran Agama dan Kebudayaan Hindu dan Buddha
di Indonesia
a. Wilayah yang Dipengaruhi Unsur Hindu dan Buddha sampai abad ke-14
Gambar 3.3
Patung Buddha yang dipengaruhi budaya India, yaitu gaya amarawati.
Patung Buddha yang ditemukan tersebut mengenakan pakaian jubah yang
sederhana, menutup pundak sebelah kiri (seperti seorang pendeta). Gaya patung
Buddha ini serupa dengan kesenian Amarawati dari India Selatan. Gaya Amarawati
ini banyak memengaruhi seni patung Buddha di Nusantara.
2.6 Apakah alasan Wilayah Maluku, Papua, dan Sebagian Wilayah Nusa
Tenggara tidak mendapat pengaruh agama Hindu dan Buddha
Aswawarman
Aswawarman adalah raja Kutai kedua. Ia menggantikan Kudungga sebagai
raja. Sebelum masa pemerintahan Aswawarman, Kutai menganut kepercayaan
animisme. Ketika Asmawarman naik tahta, ajaran Hindu masuk ke Kutai. Kemudian
kerajaan ini menganut agama Hindu. Aswawarman dipandang sebagai pembentuk
dinasti raja yang beragama Hindu. Agama Hindu masuk de dalam sendi kehidupan
Kerajaan Kutai. Keturunan Aswawarman memakai nama-nama yang lazim
18
digunakan di India. Pengaruh Hindu juga tampak pada tatanan masyarakat, upacara
keagamaan, dan pola pemerintahan Kerajaan Kutai.
Mulawarman
Mulawarman menggantikan Aswawarman sebagai raja Kutai. Mulawarman
menganut agama Hindu. Kemungkinan besar pada masa pemerintahan
Mulawarman telah ada orang Indonesia asli yang menjadi pendeta Hindu. Dengan
demikian upacara keagamaan tidak lagi dipimpin oleh Brahmana dari India.
Mulawarman mempunyai hubungan baik dengan kaum Brahmana. Hal ini dibuktikan
karena semua yupa dibuat oleh pendeta Hindu. Mereka membuatnya sebagai
ungkapan rasa terima kasih kepada Raja Mulawarman. Sanga raja telah melindungi
agama Hindu dan memberikan banyak hadiah kepada kaum brahmana. Agama
Hindu dapat berkembang pesat di seluruh wilayah Kerajaan Kutai.
Purnawarman
Prasasti Ciaruteun
Purnawarman merupakan raja Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara
merupakan kerajaan tertua kedua setelah Kerajaan Kutai. Purnawarman memeluk
agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara banyak menceritakan
kebesaran Raja Purnawarman. Dalam Prasasti Ciaruteun terdapat jejak tapak kaki
seperti tapak kaki Wisnu dan dinyatakan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman. Di
bawah kepemimpinan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara dan rakyatnya
berjalan baik dan teratur. Bukti keberhasilan kepemimpinan ini tercermin dalam
Prasasti Tugu. Di prasasti itu diceritakan pembangunan saluran air untuk pengairan
dan pencegahan bajir.
19
Airlangga
Patung Airlangga
Airlangga adalah Raja Kahuripan. Beliau memerintah pada tahun 1.019-1.049.
Airlangga sebenarnya putera raja Bali. Beliau dijadikan menantu oleh Raja
Darmawangsa. Ketika pernikahan berlangsung, Kerajaan Kahuripan diserang bala
tentara dari Wurawuri. Airlangga dan dibeberapa pengiringnya berhasil melarikan
diri.
Airlangga menyusun kekuatan untuk mengusir musuh. Usaha tersebut berhasil.
Bahkan, Airlangga berhasil memperkuat kerajaan Kahuripan dan memakmurkan
rakyatnya. Airlangga sebenarnya merupakan gelar yang diterima karena beliau
berhasil mengendalikan air sungai Brantas sehingga bermanfaat bagi rakyat.
Ketika sudah tua, Airlangga mengundurkan diri dari pemerintahan. Beliau pergi ke
gunung untuk menjadi petapa. Sebagai petapa beliau bergelar Jatiningrat. Urusan
pemerintahan diserahkan kepada dua orang puteranya. Namun kedua puteranya
bersaing memperebutkan kekuasaan. Airlangga memerintahkan Empu Baradah
untuk membagi kerajaan menjadi dua, yakni Panjalu (Kadiri) dan Jenggala. Sungai
Brantas menjadi batas kedua kerajaan baru itu.
Airlangga merupakan salah satu raja besar dalam sejarah Indonesia. Dalam patung-
patung lama, beliau sering digambarkan sebagai penjelmaan Wisnu yang
mengendarai garuda.
Jayabaya
Jayabaya adalah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri. Beliau
memerintah tahun 1135-1157 M. Namanya selalu dikaitkan dengan Jangka
Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa.
20
Keberhasilan dan kemasyhuran Raja Jayabaya dapat dilihat dari hasil sastra pada
masa pemerintahannya. Atas perintahnya, pujangga-pujangga keraton berhasil
menyusun kitab Bharatayudha. Kitab ini ditulis oleh Empu Sedah dan diselesaikan
oleh Empu Panuluh. Kitab Bharatayudha itu dimaksudkan untuk mengabadikan
kebesaran raja dan memperingati kemenangan-kemenangan Raja Jayabaya.
Ken Arok
Candi Kidal
Ken Arok adalah pendiri kerajaan Singasari. Beliau juga menjadi cikal bakal
raja-raja Majapahit. Mula-mula Ken Arok mengabdi kepada Awuku Tunggul Ametung
di Tumapel. Tumapel termasuk wilayah kerajaan Kediri. Ken Arok jatuh cinta kepada
Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung.
Kemudian ia memperistri Ken Dedes dan menjadi penguasa di Tumapel.
Waktu itu di Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana.
Kaum Brahmana melarikan diri ke Tumapel dan mendapatkan perlindungan dari Ken
Arok. Kemudian, para brahmana menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel
pada tahun 1222. Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa
Amurwabhumi. Nama kerajaannya adalah Singasari.
Berita pendirian Kerajaan Singasari membuat raja Kediri Kertajaya (Dandang
Gendis) marah. Kertajaya memimpin pasukan yang besar jumlahnya dari Kediri
untuk menyerang Singasari. Terjadilah pertempuran besar antara Kerajaan Kediri
melawan Singasari di desa Ganter. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran.
Sejak saat itu, wilayah Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari.
Ken Arok tidak lama memerintah Singasari. Pada tahun 1227 beliau dibunuh oleh
suruhan Anusapati, anak tirinya.
Raden Wijaya
Raden Wijaya adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit. Raden
Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebelum menjadi raja, adalah pemimpin
tentara Singasari. Dalam pertempuran melawan tentara Jayakatwang, pasukannya
kalah. Beliau melarikan diri ke desa Kudadu bersama para pengikutnya.
Selanjutnya, beliau menyingkir ke Madura dan minta bantuan Wiraraja, adipati
Sumenep. Atas saran Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada
Jayakatwang dan mengabdikan diri kepadanya.
Raden Wijaya diizinkan untuk membuka Hutan Tarik. Daerah inilah yang kemudian
berkembang menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya menyusun kekuatan
untuk menyerang Jayakatwang. Saat itu datang pasukan Kubilai Khan dari Cina
dengan tujuan menghancurkan Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa
Kerajaan Singasari sudah hancur. Hal ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk
membalas dendam kepada Jayakatwang.
Raden Wijaya bekerjasama dengan pasukan Kubilai Khan. Dalam waktu singkat,
Kerajaan Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Setelah itu, Raden Wijaya
bersama pasukannya menyerang pasukan Kubilai Khan. Pasukan Kubilai Khan
dapat dikalahkan dengan mudah. Pasukan Kubilai Khan banyak yang tewas,
sisanya melarikan diri. Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 M. Beliau didarmakan (disemayamkan) di
Candi Siwa di Simping. Kedudukannya sebagai raja digantikan putranya, Kalagemet
yang bergelar Sri Jayanegara.
Gajah Mada
Prasasti Gajah Mada
Gajah Mada adalah patih mangkubumi (maha patih) Kerajaan Majapahit.
Namanya mulai dikenal setelah beliau berhasil memadamkan pemberontakan Kuti.
Gajah Mada muncul sebagai seorang pemuka kerajaan sejak masa pemerintahan
Jayanegara (1309-1328). Kariernya dimulai dengan menjadi anggota pasukan
pengawal raja (Bahanyangkari). Mula-mula, beliau menjadi Bekel Bahanyangkari
(setingkat komandan pasukan). Kariernya terus menanjak pada masa Kerajaan
Majapahit dilanda beberapa pemberontakan, seperti pemberontakan Ragga Lawe
(1309), Lembu Sura (1311), Nambi (1316), dan Kuti (1319).
Pada tahun 1328 Raja Jayanegara wafat. Beliau digantikan oleh
Tribhuanatunggadewi. Sadeng melakukan pemberontakan. Pemberontakan Sadeng
dapat ditumpas oleh pasukan Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat
menjadi Maha Patih Majapahit pada tahun 1334. Pada upacara pengangkatannya,
beliau bersumpah untuk menaklukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan
Majapahit. Sumpah itu dikenal dengan Sumpah Palapa.
Gajah Mada tetap menjadi Patih mangkubumi ketika Hayam Wuruk naik tahta.
Beliau mendampingi Hayam Wuruk menjalankan pemerintahan. Pada masa inilah
Majapahit mengalami masa Kejayaan. Wilayah Majapahit meliputi hampir seluruh
Jawa, sebagian besar Pulau Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan
Indonesia bagian timur hingga Papua.
Hayam Wuruk
Hayam Wuruk (1334-1389) adalah raja terbesar Majapahit. Beliau bergelar Sri
Rajasanagara. Beliau adalah Putra Ratu Tribhuanatunggadewi dan Kertawardana.
Di bawah pemerintahan beliau, Majapahit mengalami puncak kebesaran dan zaman
keemasan. Pada masa itu, Mahapatih Gajah Mada berhasil mempersatukan seluruh
Nusantara. Daerah kekuasaan Majapahit kurang lebih meliputi wilayah Indonesia
saat ini. Perdagangan dengan luar negeri, terutama Cina, mencapai kemajuan,
begitu pula bidang kesusastraan, seni pahat, seni bangun, kehakiman, dan agama.
Nama Hayam Wuruk terkenal dalam sejarah Indonesia karena dikisahkan dalam
kitab Negarakertagama yang disusun oleh Empu Prapanca. Peninggalan Majapahit
yang terkenal dari masa pemerintahan Hayam Wuruk antara lain himpunan kitab
sejarah Singsari dan Majapahit hasil karya Empu Prapanca, serta cerita sastra
Arjunawiwaha dan Sutasoma gubahan Empu Tantular. Salah satu peristiwa penting
ketika Hayam Wuruk berkuasa adalah kemenangan Majapahit dalam pertempuran
melawan Kerajaan Sunda (Pajajaran) tahun 1351. Perang tersebut dikenal dengan
sebutan Perang Bubat. Setelah Hayam Wuruk wafat (1389), Majapahit mengalami
kemerosotan.
Ratu Shima
Kertanegara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dari
India ke Indonesia terjadi karena adanya hubungan antara bangsa Indonesia,
India,dan bangsa-bangsa lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan
Tenggara.Hubungan tersebut tidak hanya terjadi melalui perdagangan tetapi juga
terjadi melalui kegiatan politik dan diplomasi,pelayaran,pendidikan,dan
kebudayaan.Melalui lalu lintas tersebut,terjadi pertukaran barang,pengalaman,dan
kebudayaan Hindu dan Buddha.
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-
Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana
dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-
Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki
kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan
Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan
Singhasari, Kerajaan Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah
membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun
kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India
mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses
akulturasi kebudayaan.
3.2 Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal
dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita
membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan
kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki
masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi
atau keraton.
DAFTAR PUSTAKA
http://sepengatahuanku.blogspot.com/2014/12/makalah-proses-masuknya-agama-
hindu-budha-ke-indonesia.html
http://hamsir-amunk.blogspot.com/2012/03/tokoh-tokoh-penyebar-hindu-buddha.html