OLEH :
KELOMPOK 3
1. Nasrun Madani Nst (23046083)
2. Novebria Rizki (23046088)
3. Pradigya Anugrah (23046147)
4. Septiani Dwi Putri (22046060)
Dosen Pengampu :
Drs. Zul Asri, M. Hum
Firza, M. Pd
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita petunjuk dan rahmat-
Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini. Selanjutnya, marilah kita ucapkan sholawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang saat ini.
Kami, kelompok 3 mata kuliah Sejarah Indonesia Kuno, mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu, bapak Drs. Zul Asri, M. Hum dan, bapak Firza, M. Pd, atas bimbingan dan
dukungan beliau dalam penulisan makalah ini.
Makalah kami berjudul " Proses Masuk Budaya India Ke Nusantara (Indonesia)" merupakan
upaya kami sebagai mahasiswa untuk memahami bagaimana Proses Masuk Budaya India Ke
Nusantara. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan menjadi
sumbangan kecil dalam memahami sejarah bangsa kita.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................iv
A. Latar belakang..................................................................................................................iv
B. Rumusan masalah.............................................................................................................v
C. Tujuan penulisan...............................................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................1
A. Kesimpulan.......................................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
India memiliki sejarah yang kaya sebagai sebuah wilayah bukan sekadar sebuah
negara. Sebagai cikal bakal kebudayaan, India dapat dianggap sebagai salah satu yang paling
tua di dunia, bahkan sejak zaman kerajaan Mesir pertama pada abad ke-4 SM. Keberagaman
dan kekayaan budaya India telah berkembang sejak masa lampau, menciptakan warisan yang
luar biasa.1 Sejak dulu pedagang dari Indonesia dan India sudah saling berdagang sejak lama.
Menurut J.C Van Leur dan O.W Wolter, hubungan dagang antara India dan Indonesia bahkan
lebih tua daripada hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Karena itu, muncullah
tempat-tempat baru untuk berdagang di sepanjang pantai Jawa dan Sumatera.2
Budaya India memberikan dampak besar pada Nusantara sejak abad ke-1 Masehi
melalui perdagangan maritim, membawa agama, bahasa, sastra, seni, arsitektur, sistem sosial,
dan hukum Hindu-Buddha. Teori Waisya, Ksatria, dan Brahmana menyoroti peran pedagang,
prajurit, dan pendeta India. Ada juga Teori Arus Balik yang menyatakan pengaruh budaya
India bukan hanya langsung dari India, tapi melalui wilayah lain yang dipengaruhi oleh
India. Pengaruh terlihat pada bahasa, aksara, kesusastraan, seni, arsitektur, dan sistem
kepercayaan Nusantara, yang mengalami adaptasi dan akulturasi unik.
1
Erniwati, Fitrisia, Najmi, & Siti. Keturunan India di Indonesia: Studi Aktivitas dan Keterlibatan dalam Peristiwa
1930 SD 1970. (2016). Hal. 13.
2
Sartono Kartodirjo, Sejarah Nasional Indonesia, hlid II (Jakarta : Depdikbud, 1976). Hal.l-3.
iv
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang diajukan oleh penulis, yaitu
sebagai berikut:
C. Tujuan penulisan
v
BAB II
PEMBAHASAN
Masuknya budaya India ke Nusantara pada abad ke-IV Masehi memberikan dampak
signifikan terhadap perkembangan agama dan kebudayaan di wilayah ini. Proses ini diyakini
terjadi melalui berbagai jalur, salah satunya adalah melalui perdagangan dan pertukaran
budaya yang bersifat alamiah. Budaya India dengan mudah beralkulturasi dan diterima oleh
masyarakat Nusantara pada zamannya, membentuk landasan kuat untuk penyebaran agama
Hindu di wilayah ini.
Prajurit Ksatria tidak hanya sekadar merambah wilayah Nusantara dengan kekuatan
militer semata, tetapi juga membawa bersama konsep pemerintahan dan hukum yang telah
terakar dalam tradisi India. Hal ini tidak hanya menciptakan transformasi dalam struktur
politik lokal, tetapi juga membentuk dasar-dasar sistem pemerintahan yang lebih terorganisir
dan terstruktur. Sistem hukum yang diadopsi dari India juga turut memengaruhi cara
penyelesaian konflik, memberikan dasar bagi terciptanya kerangka normatif yang
menciptakan ketertiban sosial.
1
Teori Brahmana menyoroti peran sentral para pendeta dari kasta Brahmana dalam
penyebaran agama dan filsafat India di wilayah Nusantara. Para Brahmana tersebut
memainkan peran kunci dalam mentransmisikan ajaran Hindu-Buddha kepada raja-raja dan
bangsawan Nusantara, yang pada gilirannya membentuk kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
yang mengakar di wilayah tersebut. Dengan dukungan spiritual dan intelektual yang mereka
berikan, para pendeta Brahmana tidak hanya berfungsi sebagai penjaga kepercayaan dan
ritual keagamaan, tetapi juga sebagai penasehat utama bagi penguasa dan elit politik
setempat. Mereka membawa serta warisan budaya India, tidak hanya dalam bentuk agama
dan filsafat, tetapi juga dalam seni, sastra, dan sistem tata pemerintahan.
Teori Arus Balik menggambarkan peristiwa masa lalu yang menunjukkan pergerakan
budaya dan agama dari Nusantara ke India. Dipercaya bahwa orang-orang Nusantara
melakukan perjalanan ke India dengan tujuan untuk mempelajari ajaran agama Hindu.
Selama mereka tinggal di India, mereka juga menyerap budaya, filosofi, dan sistem
pengetahuan yang kaya dari masyarakat India kuno.
2
dalam konteks budaya mereka sendiri. Ini menghasilkan keberagaman budaya yang unik di
Nusantara yang menggabungkan aspek Hindu dengan aspek lokal yang unik.
Terakhir, Teori Waisya oleh N.J. Krom mengusulkan bahwa penyebaran agama
Hindu dan Buddha di Indonesia dapat dijelaskan melalui peran aktif kaum Waisya atau
pedagang India. Menurut Krom, kaum pedagang ini secara sistematis menjajaki wilayah
Nusantara, berinteraksi dengan penduduk lokal, dan secara tidak langsung menyebarkan
ajaran Hindu-Buddha. Aktivitas perdagangan yang berlangsung selama periode yang panjang
antara pedagang India dan Nusantara diyakini menjadi faktor utama dalam penyebaran
agama ini.
Teori ini menyoroti perbedaan dengan kaum Brahmana yang lebih cenderung
memiliki misi sebatas menyebarkan agama ke Nusantara tanpa niat untuk menetap.
Sebaliknya, kaum Waisya dianggap sebagai kelompok pendatang yang tidak hanya
mengunjungi, tetapi juga menetap dan berkontribusi dalam pembentukan komunitas India di
Nusantara. Peran aktif kaum Waisya dalam aktivitas perdagangan serta keterlibatan mereka
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat menjadi faktor kunci dalam perkembangan
dan penyebaran agama Hindu-Buddha di Nusantara.
Salah satu bukti kongkrit dari pengaruh Indianisasi adalah penggunaan tulisan
Pallawa dan bahasa Sanskerta dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di berbagai wilayah
Indonesia. Prasasti-prasasti ini tidak hanya berfungsi sebagai catatan sejarah, tetapi juga
sebagai bukti nyata adopsi elemen-elemen kebudayaan India. Peninggalan ini memberikan
wawasan tentang interaksi intens antara India dan Nusantara, terutama pada masa lalu. Peran
3
utama dalam proses Indianisasi di Nusantara diambil oleh raja-raja Indonesia kuno, yang
tidak hanya menerima konsep-konsep Hindu dan Buddha, tetapi juga mendukung dan
menyebarkan ajaran tersebut di antara penduduk setempat. Perantara penting dalam proses
ini adalah para ahli golongan Brahmana yang datang ke Indonesia, membawa bersama
mereka nilai-nilai agama dan budaya India. Inilah yang memberikan dasar bagi kemunculan
struktur sosial dan keagamaan yang mencirikan masyarakat Indonesia pada masa itu.
Bukti arkeologis seperti candi-candi, arca Buddha atau Hindu, dan temuan-temuan
lainnya turut menjadi saksi bisu dari proses Indianisasi. Candi-candi yang megah, seperti
Borobudur dan Prambanan, merupakan contoh nyata bagaimana seni bangunan suci India
diolah kembali oleh nenek moyang Indonesia. Mereka tidak hanya meniru, tetapi juga
menggabungkan unsur-unsur lokal, menciptakan karya seni yang mencerminkan harmoni
antara pengaruh Indianisasi dan keunikan budaya setempat. Perubahan ini tidak hanya
terbatas pada aspek arsitektur saja, terjadi akulturasi yang mendalam antara budaya India dan
budaya lokal, di mana nilai-nilai asing dipadukan dengan nilai-nilai kepercayaan asli.
Kreativitas Indonesia dalam menciptakan seni-seni baru, terutama dalam desain arsitektur
candi-candi, menunjukkan bahwa Indianisasi tidak sekadar menciptakan salinan dari
kebudayaan India, melainkan memberikan ruang bagi inovasi dan ekspresi lokal yang kuat.
Pengaruh sosio-budaya India juga dapat ditemukan dalam berbagai elemen seni
budaya tempatan. Wayang kulit, gamelan, dan seni kain batik adalah contoh bagaimana India
memberikan inspirasi dan memberikan fondasi bagi perkembangan seni di Indonesia.
Wayang kulit, misalnya, tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana penyampaian nilai-
nilai Hindu dan Buddha melalui kisah-kisah epik seperti Ramayana dan Mahabharata.
4
melibatkan konsep tentang kerajaan yang ditandai oleh kultus Hindu atau Buddha, ekspresi
sastra dalam bahasa Sanskerta, mitologi dari Epik, Purana, dan teks Sanskerta lainnya, serta
implementasi Dharmashastra, hukum suci Hindu. Kesemuanya ini menciptakan lanskap
budaya yang kompleks dan kaya di Nusantara, mencerminkan warisan Indianisasi yang
mendalam.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh budaya India di Nusantara tidak hanya menyentuh aspek agama, tetapi juga
meresap ke dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Melalui interaksi perdagangan,
budaya, dan sosial antara India dan Nusantara, terbentuklah landasan kokoh bagi
perkembangan agama Hindu dan pengaruh India dalam kebudayaan setempat. Hal ini tidak
hanya tercermin dalam praktik keagamaan, tetapi juga dalam seni, arsitektur, dan struktur
sosial masyarakat Nusantara. Identitas kultural yang kaya dan beragam di Nusantara tidak
hanya dipengaruhi oleh aspek-aspek permukaan, melainkan juga oleh penetrasi budaya India
yang mendalam. Proses ini menciptakan suatu dialog budaya dinamis di antara unsur-unsur
India dan lokal, membentuk suatu sintesis budaya yang unik dan berkepribadian. Dengan
demikian, hubungan historis antara India dan Nusantara bukan hanya meninggalkan jejak
dalam bentuk agama Hindu, tetapi juga menjadi pendorong bagi cara berpikir, beragama, dan
berkarya seni di masyarakat Indonesia.
Dalam konteks ini, pengaruh budaya India dapat dianggap sebagai unsur integral
dalam pembentukan identitas kultural Nusantara yang terus berkembang hingga saat ini.
Warisan budaya yang berharga dari interaksi ini tidak hanya tercermin dalam struktur
keagamaan, melainkan juga dalam keberagaman seni, arsitektur, dan pola sosial yang
memperkaya kehidupan masyarakat di wilayah ini.
6
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Darme, M., & Andhifani, W. R. (2023). MASUK DAN BERKEMBANG AGAMA HINDU
DALAM PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM KEPERCAYAAN MASYARAKAT
NUSANTARA. Danadyaksa Historica, 3(1), 1-12.
Erniwati, E., Fitrisia, A., Najmi, N., & Siti, F. (2016). Keturunan India di Indonesia: Studi
Aktivitas dan Keterlibatan dalam Peristiwa 1930 SD 1970.
Lim, H. S. (2019). Kearifan lokal dari situs candi nusantara. Dhammavicaya: Jurnal Pengkajian
Dhamma, 3(1), 22-27.
Ramli, Z., Rahman, N. H. S. N. A., & Yarmo, A. PROSES AKULTURASI BUDAYA INDIA
DAN TRANSFORMASI ILMU MASYARAKAT MELAYU KEDAH TUA.