Anda di halaman 1dari 22

KEHIDUPAN MASYARAKAT HINDU BUDHA DI INDONESIA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas
VIIF Tahun Pelajaran 2021/2022

Disusun Oleh :

Rasya Neta Praditya

SMP NEGERI 11 PURWOREJO

2022

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Kehidupan Masyarakat Hindu Budha
di Indonesia. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik
berkat dukungan dari banyak pihak.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek
kualitas maupun aspek kuantitas dari sumber materi makalah yang disajikan.
Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Purworejo, 22 Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I ................................................................................................................................. 1

A. Pendahuluan ............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

BAB II ............................................................................................................................... 2

A. Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu Budha ke Indonesia .................... 2


B. Kehidupan Masyarakat di bawah Pemerintah Kerajaan-Kerajaan Hindu-
Budha di Indonesia ............................................................................................... 5
C. Pengaruh Kebudayaan Hindu Budha di Indonesia .......................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... iv

iii
BAB I

A. Pendahuluan

Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa
oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa
terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari
Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha,
yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai
abad ke-16. Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan
Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya
berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi
ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya
menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi
saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih
Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh
kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu.

Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan


bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan
Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan
mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era
ini. Jadi makalah ini ditulis untuk menambah wawasan sejarah tentang bagaimana
proses masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia sampai munculnya kerajaan-
kerajaan bercorak Hindu-Budha serta kebudayaan-kebudayaan yang timbul
setelahnya dan dijadikan sebagai kebudayaan Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia?
2. Bagaimana kehidupan masyarakat di bawah pemerintah kerajaan-kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia?

1
3. Apa pengaruh kebudayaan hindu budha di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami proses penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia
2. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat di bawah pemerintah kerajaan-
kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
3. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan hindu budha di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu Budha ke Indonesia

Beberapa alternatif hipotesa masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia,


terdapat lima teori besar, yakni:

1. Teori Brahmana
Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu
Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka
agama di India. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapat
perkampungan India di Malaysia dan pantai Timur Sumatera (populer dengan
nama Kampung Keling) yang banyak ditempati oleh orang Keling dari India
Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama
(perkawinan dan kematian). Van Leur cenderung untuk memberikan
peran penyebaran budaya India pada golongan Brahmana. Mereka datang atas
undangan para penguasaIndonesia.
F.D.K. Bosch menyetujui pendapat Van Leur. Denganmengamatiunsur-
unsurbudaya India dalam budaya Indonesia, Bosch berpendapat
bahwahanyagolongan cendikiawanlah yang dapat menyampaikan budaya

2
India padabangsaIndonesia. Golongan tersebut dinyatakan sebagai clerks.
Pendeta- pendetatersebutmenyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur
perdagangan. Kedatangan mereka biasanya telah diberitakan lebih dahulu.
Mereka kemudian bertemu dengan kalangan istana.

Teori brahmana dilandaskan pada prasasti prasasti peninggalan kerajaan


Hindu Budha denga bahadsa sansekerta dan huruf pallawa. DiIndia,aksara
dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, karena
peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran
Hindu.Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya
boleh dipahami oleh para Brahmana. Hanya golongan Brahmana-lah yang
dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu, karena merekalah yang
memahami bahasa Sansekerta. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh
para kepala suku untuk melakukan upacara vraytastoma, upacara khusus
untuk menghindukan seseorang.Para Brahmana sengaja didatangkan ke
Indonesia karena raja yang telah mengenal brahmana secara khusus sehingga
meminta brahmana untuk mengajar dilingkungannya, melaksanakan upacara
penobatan raja (abhiseka) dan menjadi penasehat raja, purohita. Tidak hanya
dalam bidang keagamaan, tetapi juga menjadi penasehat dalam bidang
pemerintahan, peradilan, perundang-undangan, dan sebagainya.

2. Teori Waisya
Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha
di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang
merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan
masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah
memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika
mereka melakukan aktivitasperdagangan. Kondisi ini terjadi karena pelayaran
sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka
akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa
mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India
ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokalIndonesia.Kelemahan

3
teori waisya ini terletak pada kurangnya pemahaman akan agama Hindu oleh
para pedagang. Untuk melakukan proses memasukkan seseorang pada agama
Hindu, para pedagang tidak memiliki pengetahuan tentang keagamaan.
Mereka tidak menguasai tata cara pada agama Hindu, dimana kitab sucinya
ditulis dalam Bahasa Sansekerta yang hanya dipahami oleh para Brahmana.

3. Teori Ksatria
Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori ini,
sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa
dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti
diketahui bahwa di awal abad ke-2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India
mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari
golongan ksatria di kerajaan- kerajaan yang kalah perang pada masa itu
dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian
mendirikan koloni dan kerajaan- kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan
Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran
dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal dinusantara.

Keberatan teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Keberatan pertama adalah
mengenai kolonisasi. Suatu kolonisasi yang melibatkan penaklukan oleh
golongan ksatria tentunya akan dicatat sebagai suatu kemenangan. Catatan
demikian tidakditemukan dalam sumber tertulis di India. Di Indonesia pun
tidak terdapat suatu Saudara peringatan apa pun, misalnya dalam bentuk
prasasti. Keberatan kedua, terletak pada pemahaman bahwa suatu kolonisasi
selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat dari tanah asalnya.
Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa, pergaulan,
dan sebagainya. Dalam kenyataannya, di Indonesia berbeda dengan yang ada
di India.Bukti tentang penyerangan dari kerajaan di India ke Indonesia hanya
ada pada berita tentang serangan Kerajaan ColamSaudarala ke Sriwijaya.
Kejadian itu pun tidak menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.

4
4. Teori Sudra
Teori Sudra dikemukakan oleh Van Faber. Teori ini menjelaskan bahwa
penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh
para kaum sudra atau rakyat jelata yang bermigrasi ke wilayah Nusantara.
Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat
pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah
kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya
pada ajaran Hindu dan Budha. Teori ini juga memiliki kelemahan, terkait
dengan ketidakmampuan dalam pemahaman agama Hindu oleh kasta sudra
ini.

5. Teori Arus Balik


Teori arus balik juga sering dinyatakan sebagai Teori Nasional oleh R.
Soekmono. Teori ini didasarkan pada Prasati Nalanda yang berisi tentang
pendirian asrama bagi para pelajar di Sriwijaya yang akan menuntut ilmu
agama diIndia.Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha
di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam.
Menurut FDK. Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang
dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada
segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk
mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India.
Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia,
mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat
nusantaralainnya.

B. Kehidupan Masyarakat di bawah Pemerintah Kerajaan-Kerajaan Hindu-


Budha di Indonesia

1. Kerajaan Kutai
a. Letak Dan Sumber Sejarah
Kerajaan kutai terletak didaerah Kutai,Kalimantan Timur.informasi
mengenai kerajaan ini diperoleh dari tujuh buah batu tertulis disebut yupa

5
berbentuk Menhir atau tiang batu.Batu bertulis ini memakai bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa.Diperkirakan prasasti tersebut ditulis pada
400 M,yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan huruf yang
seusia yang ditemukan di India.
b. Kehidupan Politik, Ekonomi Dan Sosial Budaya
Dalam salah satu prasasti disebutkan bahwa raja mulawarman telah
mengadakan upacara korban emas dan telah menghadiahkan sebanyak
20.000 ekor sapi untuk golongan brahmana.selain itu,dikerajaan ini juga
dilakukan upacara asmawedha atau upacra pelepasan kuda untuk
menentukan batas-batas wilayah kerajaan.

2. Kerajaan Tarumanegara
a. Letak Kerajaan
Kerajaan taruumanegara terletak didaerah Bogor,Jawa Barat dan
diperkirakan berkembang sekitar 400-600 M. Berdasarkan bukti-bukti
tertulis,kerajaan ini mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan hindu budha
india,seperti kepercayaan,samsekerta,dan huruf Pallwa yang digunakan
dalam prasasti yang memberitakan mengenai kerajaan.
b. Sumber sejarah
Terdapat tujuh buah prasasti yang menjadi sumber sejarah kerjaan
tarumanegara,yaitu prasasti Ciaruteun di Bogor,prasasti Kebon kopi di
Bogor,prasasti Jambu di Bogor, prasasti Muara Cianten di Bogor,prasasti
Tugu dibekasi,prasasti Pasir Awi di Leuwiliang,dan prasasti muncul di
Banten. Sementara,berdasarkan berita yang tercantum didalam prasasti
tugu diketahui bahwa raja Purnawarman sangat memperhatikan aspek
pertanian dan perdagangan.raja ini memerintahkan rakyatnya untuk
membangun sebuah terusan air disungai Gomati yang panjangnya 6.122
busur atau sama dengan 12 km yang bisa diselesaikan hanya dalam waktu
21 hari.
c. Kebudayaan
Berdasarkan prasasti-prasasti dan berita dari Cina,diperkirakan bahwa
pengaruh hindu masih belom kuat pada golongan rakyat jelata.adapun

6
golongan bangsawan elit lingkungan keraton raja Purnawarman sangat
kuat memegang kebudayaan hindu india.

3. Kerajaan Ho-Ling(Kalingga)
a. Letak Dan Sumber Sejarah
Menurut berita cina dari dinasti tang diketahui bahwa kerajaan ho-ling
(kalingga)terletak dijawa tengah.Sumber sejarah yang menyatakan
keberadaan kerajaan ho-ling berasal dari pendeta budha yang bernama
I’tsing.i’tsing menyebutkan hwining pernah datang ke ho-ling pada 664M.
dan menerjemahkan kitab suci agama budha dari bahasa sansekerta
kebahsa cina.
b. Kehidupan Politik,Ekonomi Dan Sosial
Dalam kehidupan ekonomi,masyarakat ho-ling sudah mengenal hubungan
dagang.menurut berita cina disebutkan bahwa masyarakat kerjaan ho-ling
menghasilkan emas,perak,dan cula badak.

4. Kerajaan Melayu
a. Letak Kerajaan
Ada yang mengatakan kerajaan ini berpusat dijambi disepanjang sungai
Batanghari,ada juga yang mengatakan berpusat disemenanjung Malaysia.
b. Sumber Sejarah
Informasi mengenai kerajaan melayu diperoleh dari hasil perjalanan
seorang pendeta budha cina dari kanton ke india bernama I’tsing.pada 672
M,dia singgah di melayu dan menetap selama 2 bulan.

c. Perkembangan Kerajaan
Pada abad ke-7,kerajaan melayu jatuh ketangan kerajaan baru yaitu pai
abad ke-13,kerajaan melayu tidak disebut-sebut dalam sumber
sejarah.namun,pada abad ke-13,nama Melayu terdapat dalam kitab
pararaton dan negarakertagama.pada kitab tersebut disebutkan bahwa raja
singhasari.

7
5. Kerajaan Sriwijaya
a. Letak Geografis
Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritime yang menguasai
jalur dagang dilaut Cina Selatan dan Selat Malaka.
b. Sumber Sejarah
Sumber dalam negeri-negeri berupa prasasti-prasasti,antara lain prasasti
Kedukan Bukit(683 M) di Palembang,prasasti Talang Tuo(684 M) di
Palembang,prasasti kota kapur(686 M)dipulau Bangka,prasasti-prasasti
Siddhayatra di Palembang,prasasti telaga batu(683 M)di Palembang dan
prasasti Karang Berahi di Jambi.
c. Perkembangan Kehidupan Masyarakat
Berbeda dengan kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu,
kerajaan Sriwijaya bercorak Buddha. Mereka bisa berkomunikasi dan
bergaul dengan berbagai bangsa yang singgah di pelabuhan-pelabuhan
dagang di Sriwijaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk kerajaan
Sriwijaya saling menghargai keragamaan budaya yang ada.

Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, kerajaan Sriwijaya


mengalami perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya
perdagangan di perairan Sriwijaya sebagai jalur dagang internasional

Sriwijaya sebagai Pusat Pendidikan Agama Buddha


Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pendidikan Buddha yang sering
mendatangkan pelajar dari luar negeri. Selain itu, kerajaan ini juga
mengirimkan pelajar-pelajarnya untuk belajar agama Buddha dan ilmu
pengetahuan di India.

Runtuhnya Sriwijaya
Pada abad ke-13 salah satu kerajaan taklukan Sriwijaya, Yaitu Kerajaan
Melayu, berhasil dikuasai Singhasari, kerajaan darai Jawa yang dipimpin
oleh Kertanegara. Kerajaan Sriwijaya dimanfaatkan oleh kerajaan

8
Sukhodaya dari Thailand di bawah Raja Kamheng. Akhir abad ke-14
Sriwijya benar-benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit.

6. Kerajaan Mataram Kuno.


Kerajaan-kerajaan tua Jawa Tengah dan Jawa Timur pada abad ke8-11 M
mendapat pengaruh yang kuat dari kebudayaan india, Hindu, dan Budha.

Pendiri Kerajaan Mataram KunoTerdapat dua keluarga atau wangsa yang


berkuasa di Jawa Tengah sejak abad ke-8 Kedua wangsa tersebut memiliki
corak kebudayaan yang berbeda, yaitu Wangsa sanjaya yang bercorak Hindu
dan Wangsa Sailendra yang bercorak Budha.

Berdasarkan Prasasti Canggal ( 732 M), diketahui bahwa raja pertama dari
keluarga Sanjaya ialah sanjaya yang memerintah di ibu kota bernama
Medang. Pada abad ke-9, kedua wangsa bersatu dengan adanya perkawinan
anatara Rakai Pikatan ( Wangsa sanjaya) dan raja seorang putri keluarga
Sailendra

7. Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur.


Raja pertama dari dinasti Mataram Jawa timur ialah Empu Sindok yang
memerintah sampai 947 M.Raja inilah yang mendirikan Wangsa Ishana (
Isana) di Jawa Timur. Pengganti Empu Sindok ialah Sri Isyana
Tunggawijaya.Pengganti raja ini adalah makutowangsa wardana.Pada abad
ke-11,muncul nama dharmawangsa teguh.Raja ini adalah yang paling gigih
untuk menaklikan sriwijaya.namun,usahanya tidak berhasil,bahkan
sebaliknya,dharmawangsa dan keuiarganya mengalami pralaya atau
kehancuran akibat serangan yang dipimpin oleh Wurawari.

8. Kerajaan Kediri
a. Letak kerajaan
Airlangga ialah seorang raja bijaksana yang sangat memperhatikan aspek
suksesi atau pergantian pemerintahan. Hal tersebut tercermin ketika sang

9
putra mahkota bernama Sanggaramawijaya Tungga Dewi, seorang
perempuan, menolak menduduki tahta. Tahta tersebut kemudian diserhkan
kepaa anak laki-lakinya bernama jayengrana dan Jayawarsa untuk menjadi
raja.
b. Sumber sejarah
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri dapat diketahui dari beberapa
prasasti dan berita Cina. Beberapa prasasti tersebut, yaitu sebagai berikut.
Prasasti Sirahketing ( 1104 M) yang berisi tentang pemberian hak-hak
istimewa kepada Marjaya yang sangat loyal kepada Raja Jayawarsa.
Kemudian Prasasti Padlegan (1117 M) dan Prasasti Panumbangan I (1120
M) yang berisi tentang riwayat Raja Bameswara. Serta Prasati hantang
(1135 M) dan Prasasti talang ( 1136 M) yang terdapat pada masa
pemerintahan Rajabaya.
c. Kehidupan Politik, Ekonomi,Sosial, dan Budaya
Kehidupan Politik. Dianatara raja-raja yang lain, Jayabaya dikal sebagai
raja yang besar karena pada masa pemerintahannya Kerajaan Jeggala dan
Kediri berhasil disatukan lagi. Kehidupan dalam bidang ekonomi
diperoleh dari berita Cina. Kehidupan Sosial. Kehidupan sosila di
Kerajaan Kediri dapat diperoleh dari Kitab Ling Wai Tai ta ditulis Chou
K’u fei dan Chu fan chi yang ditulis Chau Ju Kua. Kehidupan
Budaya,perkembangan kesustraan sangant pesat terutama pada masa
pmerintahan Kameswara (1182-1185).
d. Runtuhnya Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri runtuh pada 1222 M, akibat
mengalami kekalahan dalam peperangan melawan Ken Arok Genter.
Kerajaan Singhasari
Suksesi Pemerintahan

Kerajaan Singharasi sebagai kelanjutan dari kerajaan Kediri, merupakan


kerajaan yang penuh dengan perebutan kekuasaan di antara keluarga raja.
Raja pertama yang berkuasa ialah Ken Arok. Dalam pertempuran di
Genter, Ken Arok berhasil merebut kekuasaan, sekaligus menobatkan diri
sebagai raja pertama Kerajaan Singharasi, dengan gelar Sri Rajasa Sang

10
Amurwabhumi. Kekuasaan Raja Ken Arok Berakhir pada 1227, setelah ia
dibunuh oleh Anuspati, anak Ken Dedes dari perkawinan dengan Tunggul
Ametung.

Ekspedisi Pamalayu
Pada 1268, Kertanegara menjadai Rahja singhasari. Tampilnya raja baru
sunghasari membawa perubahan yang berarti dalam tatanan politik
Singhasari. Pada 1275 , Kertanegara mengirimkan pasukan ke sumatera
yang terkenal dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi ini bertujuan
menurut pengakuan Melayu dan Sriwijaya atas kekuasaan Singhasari, seta
untuk mencegah anacaman dari daratan Cina.

Runtuhnya Singhasari
Pada 1292, Kublai Khan mengirimkan pasukan ke Jawa yang dipimpin
oleh tiga orang panglima perang., Shun-pi Ihen-mi-shin, dan Kau
Hsing.Untuk menghadapi serangan tersebut, tentara Singhasari dikerahkan
ke pantai-pantai utara.

9. Kerajaan Bali
a. Letak Kerajaan
Bali di sebuah pulau kecil di dekat jawa timur. Sejak berdirinya Kerajaan
Bali pertama yang berpusat di Singhamandawa dengan raja pertama di
Ugrasena abad ke-8.
b. Sumber Sejarah
Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan
bagaimana pergantian diantara satu keluarga raja dan keluarga raja lain.
Prasasti-prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan
bahwa Bali pernah dikuasai Singhasari abad ke-10 dan Majapahit abad ke-
14, sedangkan pergantian antara satu dinasti lain tidak diterangkan dalam
prasasti-prasasti tersebut.

11
c. Kehidupan Politik
Terdapat perbedaan antara struktur Kerajaan Bali lama (8-14M) Dan
Kerajaan Bali yang berkuasa berikutnya (sejak abad ke -15). Dalam
struktur kerajaan lama, raja-raja Bali dibantu oleh badan penasihat pusat
yang disebut pakirakiran I jro makabehan. Badan ini terdiri atas beberapa
senapati dan pendeta Siwa yang bergelar Dang Acaryya dan pendeta
Budha yang bergelar Dang Upadhyaya.

d. Kehidupan Ekonomi
Untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk Bali yang terus meningkat,
raja-raja Bali memutuskan perhatiannya pembangunan aspek ekonominya
pada sektor pertanian. Berdasarkan sumber prasasti di Bali, diketahui
bahwa sejak dulu masyarakat Bali hidup bercorak tanam.

e. Kehidupan Sosial dan Budaya


Struktur masyarakat Kerajaan Bali Kuno didasarkan atas empat hal, yaitu
pembagian golongan dalam masyarakat, pembagian warisan,
kesenian,agama, dan kepercayaan. Golongan masyarakat pada Kerajaan
Bali lama dibagi dua, yaitu caturwarna (empat kasta dalam agama Hindu)
dan golongan luar kasta yang disebut jaba.

10. Kerajaan Sunda Pajajaran


a. Letak Kerajaan
Kerajaan Sunda yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat
merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. Berdasarkan Carita
Parahyangan,Kerajaan Sunda Pajaran merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7.

b. Sumber Sejarah dan Kehidupan Politik


Raja Rahyang Niskala
Berdasarkan bukti-bukti yang tertulis dalam prasasti diAstanagede,
Kawali, di Kawali telah berkuasa Prabu Raja Wastu. Dia adalah tokoh

12
yang sama dengan nama yang ditulis pada Prasasti Batutulis, Bogor, yaitu
Rahyang Niskala Wastu Kancana. Raja ini mendirikan keraton di
Surawisesa dan dimakamkan di Nusalarang,

Sri Baduga
Menurut kitab Pararaton dan Carita Parahyangan, Rahyang Dewa Niskala
digantikan oleh Sri Baduga Maharaja. Raja ini hanya berkuasa selama
tujuh tahun sebelum mati dalam peristiwa Perang Bubat,

Prabu Niskala
Sepeninggal Sri Baduga, seharusnya takhta diserahkan kepada anaknya
bernama Prabu Niskala Wastu Kancana. Akan tetapi, putra mahkota
tersebut masih kecil , maka kekuasaan diserahkan kepada pamannya
bernama Hyang Bunisora yang berkuasa sampai 1371. Sejak 1371, Prabu
Niskala Wastu Kancana naik takhta, dan menurut Carita Parahyangan dia
memerintah selama 104 tahun (1371-1474).

Ningrat Kancana
Sepeninggal Prabu Niskala Wastu Kancana, kerajaan diperintah oleh
Ningrat Kancana selama tujuh tahun. Dia tidak lama memerintah karena
dia berbeda dengan raja-raja sebelumnya, banyak melanggar tradisi raja-
raja Sunda.

Masa Ratu Jayadewata


Pengganti Ningrat Kancana ialah Sang Ratu Jayadewata yang sti Batutulis
memerintah di ibu kota lama Pakuan Pajajaran (1428-1521). Pada masa
pemerintahannya, kerajaan Sunda mulai terancam oleh orang-orang yang
tidak setia pada kerajaan. Mereka adalah penduduk Pajajaran yang mulai
memeluk agama Islam, terutama yang tinggal di pesisir utara Banten di
ujung barat dan Cirebon.

13
Masa Prabu Ratu Dewata
Raja yang berkuasa berikutnya, yaitu Prabu Ratu Dewata (1535-1545),
harus menghadapi serangan yang bertubi-tubi dari pasukan kerajaan Islam
Banten. Ibu kota Pajajaran berkali-kali diserang terutama dari arah utara.
Serangan yang dipimpin oleh Sultan Banten Maulana Hasanuddin dan
anaknya Maulana Yusuf berhasil merebut beberapa wilayah penting di
Pajajaran bagian barat dan pelabuhan-pelabuhan penting di pesisir utara.

c. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya


Kehidupan Ekonomi
Berita mengenai aspek kehidupan ekonomi dan sosial Kerajaan Sunda
diperoleh dari catatan bangsa Portugis. Menurut catatan Tome Pires,
seorang Portugis, barang-barang tersebut diangkut dengan perahu jung,
baik yang dimiliki pedagang luar maupun Kerajaan Sunda. Dikatakan
bahwa sebanyak enam buah perahu juga telah dibuat di pelabuhan tersebut
dan dimiliki oleh para pedagang kerajaan ini. Dapat disimpulkan Kerajaan
Sunda adalah kerajaan yang telah mengembangkan kegiatan ekonomi pada
sektor perdagangan.

Kehidupan Sosial-Budaya
Menurut catatan Tome Pires, hak waris tahkta diserahkan kepada putra
mahkota. Namun jika raja tidak memiliki anak, raja daerah yang terbesar
bisa diangkat menjadi raja pusat.

11. Kerajaan Majapahit


a. Pendiri Kerajaan
Raja-raja yang berkuasa di Majapahit masih keturunan dari raja-raja
Singhasari. Raden Wijaya sebagai raja pertama Majapahit adalah
keturunan lansung dari Ken Arok dan Ken Dedes. Neneknya, Mahesa
Cempaka adalah cucu Ken Arok dan Ken Dedes.

14
Gajah Mada dan Sumpah Palapa
Menurut kitab Paraton , sesudah peristiwa Sadeng, Gajah Mada
mengeluarkan sumpah yang sangat terkenal dalam sejarah, yaitu Sumpah
Palapa. Dalam sumpah yang dilakukan di depan raja dan pembesar
Majapahit itu, dia menyatakan tidak akan amukti palapa sebelum dapat
menundukkan seluruh Nusantara,yaitu Gurun (Maluku),Seram,
Tanjungpura,Haru,Pahang,Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.

Peristiwa Bubat
Kerajaan Sunda tidak mengakui kedaulatan Majapahit. Oleh karenanya,
kerajaan ini pernah diserang sebanyak dua kali. Namun, usaha untuk
menundukkan Kerajaan Sunda tersebut mengalami kegagalan. Menurut
kitab Pararaton dan Sunda dilakukan dengan tipu muslihat. Pada 1357,
Gajah Mada berhasil mendatangkan Raja Sunda, Sri Baduga Maharaja,
bersama putrinya bernama Dyah Pitaloka beserta pengiringnya ke ibu kota
Majapahit. Hayam Wuruk bermaksud meminang Dyah Pitaloka sebagai
permaisurinya. Gajah Mada menghendaki perkawinan Dyah Pitaloka
dengan Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai pengakuan terhadap
kedaulatan Majapahit. Tentu saja Sri Baduga Maharaja menolak
persyaratan tersebut. Tindakan penolakan tersebut dijwab oleh pasukan
Gajah Mada dengan membinasakan seluruh rombongan Kerajaan Sunda.
Peristiwa ini dikenal sebagai Peristiwa Bubat.

b. Struktur Kerajaan Majapahit


Struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit bersifat teritorial dan
desentralisasi dengan susunan birokrasi yang besar dan terperinci.
Pemerintahannya bersifat nepotisme atau pengangkatan anggota keluarga
dan kerabat kerajaan dalam struktur pemerintahan. Dalam struktur
birokrasi pemerintahannya, raja dibantu oleh tiga maha mentri, yaitu
Ihino,Ihalu, dan Isirikan. Ketiga maha menteri tersebut dibantu oleh lima
orang rakryan. Mereka adalah rakrayan mahapatih ( Patih Amangkubumi),

15
rakrayan demung,rakrayan tumenggung, rakrayan rangga, dan rakrayan
kenuruhan.

c. Kehidupan Ekonomi
Menurut berita dan Cina, Majapahit telah memperdagangkan garam, beras,
lada, emas, intan, kapas, cengkih, pala, kayu cendana, dan gading.

C. Pengaruh Kebudayaan Hindu Budha di Indonesia

a. Praktek Peribadatan
Pengaruh hindu-buddha terhadap aktifitas keagamaan di indonesi
atercermin hingga kini. Kalian bisa merasakannya kidi di bali, pulau yang
meyoritas penduduknya penganut hindu. Kehidupan social , senni, dan
juga budaya mereka cupup kental dipengaruhi tradisi hindu. Jenazah
seorang yang telah meningeal biasanya di bakar. Lalu abunya ditaburkan
kelaut agar bersatu kembali dengan alam. Upacara yang disebut ngabein
ini memang tidak diterapkan kepada semua umat bali-hindu, hanya orang
yang mampu scara ekonomi yang melakukan ritual pembakaran mayat.
Selain di bali, masyarakat di kaki bukit tengger di malang pun masih
menjalani keyakinan hindu.
b. Sistem Pendidikan
Sriwijaya merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang telah menaruh
perhatian terhadap dunia pendidikan, khususnya ialah pendidikan Buddha.
Aktifitas pendidikan ini diadakan melalui kerjasama antara kerajaan-
kerajaan di india. Hubungan bilateral dalam bidang pendidikan ini
dibuktikan dengan melalui prasasti nalanda dan catatan I-Tsing.

Pada masa berikutnya, hampir di setiap kerajaan terdapat asrama-asrama


sebagai tempat untuk belajar ilmu keagamaan. Asrama ini biasanya
terletak disekitar komplek canti. Selain belajar ilmu agama, para calon
rahib dan juga biksu belajar pula filsafat, ketatanegaraan, dan kebatinan.

16
Bahkan istilah guru yang digunakan oleh maysarakat Indonesia sekarang
berasal dari bahaa sansekerta, yang artinya kaum cendikia.
c. Bahasa dan Sistem Aksara
Bahasa ialah unsur budaya yang pertama kali diperkenalkan bangsa india
kepada masyarakat Indonesia. Bahasalah yang digunakan untuk menjalin
komunikasi dalam proses perdagangan antara kedua pihak, tentunya masih
dalam taraf lisan. Bahasa yang kaumnya pedagang mustahil menggunakan
bahasa kitab terseut.

Bahasa pali atau pallawan ialah aksara turunan dari aksara brahmi yang
dipakai di india selatan dan mengalami kejayaan pada masa dinasti pallwa
abad ke-4 dan 5 masehi. Aksara brahmi juga menurunkan aksara kasara
lain diwilayah india, diantaranya yaitu, gupta, siddhamatrka. Pranagari dan
juga dewanagari.
d. Seni Arsitektur dan Teknologi
Sebelum unsur-unsur hindu-buddha masuk, masyarakat Indonesia telah
mengenal teknologi membaut bangunan dari batu pada masa megalitikum.
Mereka telah pandai membangun manhir, sarkofagus, peti, kubur, patung
sederhana dan juga benda-benda dari batu lainnya. Setelah berkenalan
dengan seni arsitektur hindu-budha, kemudian mereka mengadopsi
teknologinya. Maka Jadilah canti, stupa, keratin. Makara yang mempunyai
senihias dan juga arsitekturnya yang lebih beraneka.
e. Candi
Candi ini berasal dari frase candika graha yang berarti kediaman betari
durga. Durga ini disembah terutama oleh umat Buddha. Awalnya candi
didirak sebagai tempat penyimpanan abu hasil pembakaran jenazah raja.
Karena itu di candi yang disebut pripih sering ditemukan sebuah nya
wadah penyimpanan abu jenazah.
d. Stupa
Stupa merupakan tempat penyimpanan abu sang Buddha dan juga
melambangkan perjalanan sang Buddha menuju nirvana. Setelah wafat,

17
jasad Buddha dikremasi , lalu abunya disimpan di dalam delapan stupa
yang terpisah di utara india.
e. Keraton
Keraton ialah bangunan empat ringgal raja-raja. Peninggalan keratin-
keraton pada masa hindu Buddha, kini jarang ada yang utuh. Sebaigan
tingga puing-puing dan pondasi dasarnya saja, sebaian lagi malah
takberbekas, istana-istana pada masa hindu-buddha didirikan dengan
pondasi dari batu atau batu bata. Biasanya didindingnya terbuat dari kayu,
sedangkan atapnya terbuat dari daun sirap.

18
DAFTAR PUSTAKA

duniapcoid. (2021, Desember 13). Dunia Pendidikan. Diambil kembali dari


https://duniapendidikan.co.id/pengeruh-hindu/

Siregar, S. (2018, September 29). Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia. Diambil


kembali dari https://sulistiantisiregar.home.blog/2018/09/29/makalah-ips-
tentang-masuk-dan-perkembangan-hindu-buddha-di-indonesia/

iv

Anda mungkin juga menyukai