KEHIDUPAN MASYARAKAT
MASA HINDU-BUDHA
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN IPS
YANG DIBERIKAN OLEH GURU IBU DIANA NURDIANSYAH, M.Pd
OLEH :
SUCI INSANI SYAHIDAH
KELAS VII.A
Praktek Peribadatan
Pengaruh hindu-buddha terhadap aktifitas keagamaan di indonesi atercermin hingga kini.
Kalian bisa merasakannya kidi di bali, pulau yang meyoritas penduduknya penganut hindu.
Kehidupan social , senni, dan juga budaya mereka cupup kental dipengaruhi tradisi hindu.
Jenazah seorang yang telah meningeal biasanya di bakar. Lalu abunya ditaburkan kelaut
agar bersatu kembali dengan alam. Upacara yang disebut ngabein ini memang tidak
diterapkan kepada semua umat bali-hindu, hanya orang yang mampu scara ekonomi yang
melakukan ritual pembakaran mayat. Selain di bali, masyarakat di kaki bukit tengger di
malang pun masih menjalani keyakinan hindu.
Pengaruh Hindu-Buddha
Bidang sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal kasta, yaitu : Brahmana,
kaum pendeta dan sarjana Ksatria, para prajurit, pejabat, dan bangsawan Waisya, para pedagang,
petani, pemilik tanah, dan prajurit Sudra, para rakyat jelata dan pekerja kasar Sistem kasta yang
berlaku di Indonesia berbeda dengan yang ada di India. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat dan
agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kudungga adalah orang Indonesua yang
pertama menyentuh budaya India. Pada masa pemerintahannya. Kudungga masih mempertahankan
budaya Indonesia. Kemudian anaknya, Aswawarman diangkat menjadi raja, karena adanya
pengaruh India mengakibatkan Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.
Bidang politik
Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang
luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas kekuasaan kerajaan. Baca juga: Ciri-Ciri
Masyarakat Praaksara Pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai
dengan peraturan hukum kasta. Sehingga lahir kerajaan-kerajaan, seperti, Kutai, Tarumanegara,
Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha .
Bidang pendidikan
Lembaga pendidikan seperti asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
Bidang sastra dan bahasa
Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sansekerta dan
huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni
sastra sangat berkembang terutama pada zaman Kerajaan Kediri.
Bidang arsitektur
Pada zaman megalithikum, punden berundak menjadi salah satu peninggalan dibidang arsitektur.
Bangunan tersebut kemudian berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan
candi. Salah satunya Candi Borobudur yang mengambil bentuk bangunan punden berundak agama
Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi di lereng Pegunungan Penanggungan memiliki
pengaruh budaya Indoa yang tidak kuat, karena hanya punden berundak.
Fungsi candi di Indonesia bukan sekedar tempat untuk memuja dewa seperti di India, tetapi sebagai
tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa
arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal.
Kerajaan kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia.
Kerajaan Hindu ini berdiri pada abad ke 4 Masehi. Banyak bukti bukti yang menyatakan
keberadaan kerajaan ini, salah satunya yaitu Yupa. Yupa merupakan tiang batu yang
digunakan untuk mengikat hewan korban yang akan disembahkan kepada Brahmana.
Yupa ini ditulis dengan bahasa Sansekerta seerta huruf Pallawa. Selain itu, masih
banyak peninggalan sejarah lainnya dari Kerajaan Kutai yaitu:
2. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua yang ada di Pulau Jawa
yang terletak di tepi Sungai Citarum, Bogor. Kerajaan ini berdiri pada abad ke 5 Masehi.
Keberadaan dari kerajaan ini ditemukan dari adanya 7 buah prasasti, yaitu antara lain
adalah:
3. Peninggalan Kerajaan Kediri
Raja yang terkenal dari Kerajaan Kediri, pada masa pemerintahannya di tahun ke 22,
membangun saluran air yang bernama Gomati dan Chadrabagha yang digunakan untuk
mengairi sawah serta mencegah terjadinya banjir .
Candi Gunung Sari ini merupakan salah satu Candi bercorak Hindu Siwa yang ada di
Pulau Jawa. Lokasi dari candi ini dekat dengan Candi Gunung Wukir, yang mana
menjadi tempat prasasti Canggal ditemukan.