Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANDIRI

TERSTRUKTUR

MASA KEHIDUPAN HINDU BUDHA

DISUSUN OLEH :

NAMA : DESI RATNA MUSTIKA

NO : 10

KELAS : VII B

MAPEL : IPS

SMP N 2 KARANGDOWO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
MASA KEHIDUPAN HINDU BUDHA

Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang
dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah
Timur Tengah. Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit.
Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di
Sumatra. Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan
yang cukup maju.

Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima
budaya-budaya Hindu-Budha tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi
karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India
mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai
bidang, antara lain seperti berikut.

a. Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, di Indonesia telah berkembang kepercayaan yang berupa
pemujaan terhadap roh nenek moyang yang dikenal dengan animisme dan dinamisme. Animisme
merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa.
Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.

Masyarakat Indonesia secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh
golongan elite di sekitar istana kemudian terus sampai pada rakyat jelata. Masyarakat Indonesia
mulai menganut agama Hindu dan Budha namun tidak meninggalkan kepercayaan aslinya,
seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.

b. Bidang Politik
Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belum mengenal
corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung masih
berupa pemerintahan kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbatas. Pimpinan dipegang
oleh seorang kepala suku bukanlah seorang raja tetapi seorang kapala suku.

Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini, kelompok-
kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang
terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Pemimpin ditentukan secara turun-
temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta. Pada masa Hindu-Budha
berdiri kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Majapahit, dan kerajaan
bercorak Hindu-Buddha lainnya yang tersebar di Nusantara.

c. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta. Kasta
adalah suatu cara pengelompokan orang-orang sesuai dengan darajat atau tingkatan dalam
masyarakat. Kasta dalam agama Hindu antara lain : Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para
sarjana), Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani,
pemilik tanah dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya
Indonesia lama masih tampak dominan dalam semua lapisan masyarakat.

Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri
maupun wujudnya. Salah satunya tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan
Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama tersentuh
oleh pengaruh budaya India. Raja Kundungga masih mempertahankan budaya Indonesia karena
pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai
tampak pada waktu Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan
ayahnya.

d. Bidang Pendidikan
Sebelum pengaruh Hindu_Budha datang belum ada lembaga pendidikan. Pendidikan masih
berlangsung secara informal dalam keluarga masing-masing. Lembaga-lembaga pendidikan
semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu
keagamaan. Lembaga pendidikan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal
bakal bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.

e. Bidang Sastra dan Bahasa


Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan
huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni
sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Kediri dan Majapahit. Karya
sastra tersebut antara lain :

 Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
 Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
 Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
 Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman kerajaan
Majapahit.
 Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit.
 Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada aman kerajaan
Majapahit.

f. Bidang Arsitektur
Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum. Arsitektur tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Candi Borobudur
sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden berundak agama Buddha Mahayana. Pada
Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan, pengaruh unsur budaya
India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah punden berundak.

Di Indonesia fungsi candi bukan hanya sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di
India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan
patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini
mengingatkan kita pada bangunan punden berundak dengan menhirnya.
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa perubahan kehidupan masyarakat
Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut antara antara lain :

 Semula belum mengenal tulisan (masa praaksara) menjadi mengenal tulisan dan
memasuki zaman sejarah (masa aksara).
 Semula hanya mengenal dan menganut kepercayaan animisme dan dinamisme kemudian
mengenal dan menganut agama dan kebudayaan Hindu-Budha.
 Semula hanya mengenal sistem kesukuan dengan kepala suku sebagai pemimpinnya
menjadi pengenal dan menganut sistem pemerintahan kerajaan dengan raja sebagai
pimpinan pemerintahan yang bercorak Hindu-Budha.

Anda mungkin juga menyukai