Anda di halaman 1dari 16

Makalah tentang Masuk dan Perkembangan Hindu-Buddha

di Indonesia
September 29, 2018Sulistiantisiregar
ABSTRAK
        Makalah dengan judul “Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia” ini bertujuan
untuk mengetahui kedatangan awal agama Hindu-Budha di Indonesia, toeri-teori
penyebaran Hindu-Buddha dan juga untuk mengetahui kerajaan-kerajaan bercorak
Hindu-Budha di Indonesia.
        Penulisan ini menggunakan metode penulisan dengan mengutip beberapa
sumber dari buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Hindu-Budha. Dari
beberapa sumber ini lalu dikumpulkan menjadi satu kumpulan yang saling berkaitan
satu sama lain sehingga menjadi sebuah bacaan yang akan menambah wawasan
pembaca karna sumbernya tidak hanya berasal dari satu buku saja.
        Adapun pokok pembahasan dalam makalah ini berorientasi pada sejarah
Hindu-Budha di Indonesia, mulai dari awal masuknya agama Hindu  yang terdiri
dari beberapa teori seperti teori sudra, teori Waisya, teori Ksatria, dan teori
Brahmana. Lalu dijelaskan pula teori penyebarab agama Buddha berdasarkan
catatan  biksu Buddha yang bernama Gunawarman.
        Kemudian  kerajaan-kerajaan Hindu-Budha seperti kerajaan Kutai, Kalingga,
Sriwijaya, Mataram Kuno, Medang Kamulang,Kediri, Singosari,dan Majapahit
dengan sejarah, kehidupan sosial, ekonomi,serta peninggalan nya yang dijadikan
sebagai bukti telah berdirinya kerajaan itu. Adapun budaya-budaya yang
ditinggalkannya seperti pada bidang sosial, kebudayaan, dan Warisan kebudayaan
yang berupa arsitektur, seni sastra, dan seni rupa/ukir.
 
 
 
 
 
 
 
                                          
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya ucapka kehadirat Allah swt.  Tuhan yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang  karena berkat limpahan taufik dan hidayh-Nya Makalah yang
berjudul “Sejarah Hindu-Budha Di Indonesia” ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula
sholawat dan salam dihaturkan  kepada junjungan Nabi Muhammad saw. yang
menjadi tauladan bagi umat-Nya dan semoga kelak kita akan mendapatkan
syafaatnya di kemudian hari.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Sosial. Dalam  Penulisan makalah  ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis.

Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa penulis ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Ilmu  Pengetahuan Sosial 
yaitu  Bapak Eka Yusnaldi ,M.Pd yang telah membimbing dan mendidik penulis
sehingga penulis menjadi mahasiswa yang berilmu dan semua pihak yang telah
membantu penulis demi terselesainya makalah ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amiin.
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa 
oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal
dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok
yakni musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu
kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada
masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di
Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar
tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa
Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan
Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364,
Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian
besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di
Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri
kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini. Jadi
makalah ini ditulis untuk menambah wawasan sejarah tentang bagaimana proses
masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia sampai munculnya kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu-Budha serta kebudayaan-kebudayaan yang timbul setelahnya dan
dijadikan sebagai kebudayaan Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAHC.
Kata “kebudayaan” itu sendiri diambil dari dari bahasa Sanskerta dari kata
“buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang mengandung arti
akal atau budi. Berarti kebudayaan diartikan sebagai segala hal yang memiliki
sangkut paut dengan budi dan akal.  Sedangkan pengertian kebudayaan secara
umum yaitu hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi melengkapi
kebutuhan hidup yang bermacam-macam. Definisi kebudayaan menurut
Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah semua manusia dari mulai
tingkah laku dan dan hasil harus didapatkan dengan belajar dan semua hal itu
tersusun dalam sebuah kehidupan masyarakat.
Dan definisi kebudayaan menurut Selo dan Soelaeman yang tertuang dalam buku
karyanya Setangkai Bunga Sosiologi  yang diterbitkan oleh Yayasan Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tahun 1964, mengatakan bahwa
kebudayaan adalah sebuah hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya yang
diciptakan menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudyaan
jasmaniah (material culture) yang dibutuhkan oleh manusia guna mengendalikan
alam sekitar supaya hasilnya dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
[1]
2. Definisi Warisan Budaya
Warisan budaya adalah benda atau atribut tak berbenda yang merupakan jati diri
suatu masyarakat atau kaum yang diwariskan dari generasi-generasi sebelumnya,
yang dilestarikan untuk generasi-generasi yang akan datang.[2]
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kedatangan Awal Agama Hindu Buddha di Indonesia dan Pembawanya 
      Negara India Dan Cina  menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang
baik dengan negara tetangga lainnya. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berl
angsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati In
dia-Cina adalah Selat Malaka. Dan Indonesia terletak di jalur dua benua dan dua
samudera, serta berada di dekat Selat Malaka. Proses masuknya Agama Hindu-
Buddha ke Indonesia. Agama Hindu- Budha berasal dari India, yang kemudian
menyebar ke Asia Timur dan AsiaTenggara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai
negara kepulauan letaknya sangat strategis,yaitu terletak diantara dua benua  Asia
dan Australia dan dua samudra Indonesia dan Pasifik yang merupakan daerah
persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera)
tetapi beralihkejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina
dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam
perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak
hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab masuknya
budayaIndiaataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau 
menyebarkan agama HinduBudha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, w
alaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama
Hindu – Budha atau kebudayaan India keIndonesia.Keterlibatan bangsa Indonesia
dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional tersebut
menyebabkan timbulnya percampuran,misalnya saja India, negara pertama yang
memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu.[3]
1. Penyebaran Agama Hindu-Budha di Nusantara
2. Teori tentang proses penyebaran agama Hindu
3. Teori Sudra
Sesuai dengan namanya, teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke
Nusantara dibawa oleh orang-orang India berkasta Sudra.
1. Teori Waisya
Menuntun teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama
Hindu adalah golongan Waisya.teori yang di kemukakan Prof.N.J.Krom.
[4] Teori ini berkaitan dengan peranan pedagang dalam menyebarkan
kebudayaan India di Nusantara,kemudian di ikuti dengan proses perkawinan
antara pedagang India dan perempuan Nusantara.[5]
1. Teori Kesatria
Menurut Teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama
Hindu di Nusantara adalah golongan Kesatria.proses penyebaran tersebut
dilakukan dengan cara pendudukan(kolonisasi).teori yang di kemukakan
oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Mouens.
1. Teori Brahmana
Menurut teori ini factor utama penyebaran agama Hindu di Nusantara dari
kaum Brahmana.teori yang di kemukakan oleh J.C.Van Leur.
1. Teori Arus Balik
Menurut F.D.K Bosch, dalam proses akulturasi kebudayaan ini bangsa
Indonesia turut berperan aktif. Pada mulanya, orang-orang dari   India yang
membawa agama Hindu dan Budha yaitu dari golongan intelektual melalui
jalan dagang yang lazim dilalui para pelancong dengan menumpang kapal
dagang. Setelah sampai di Indonesia, mereka kemudian diundang untuk
memberi suatu sinar kehinduan pada masyarakat Indonesia. Setelah orang
Indonesia ini masuk agama Hindu- Budha kemudian mereka sendiri belajar
ke India lalu kembali pulang dan aktif menyebarkan agama Hindu-Budha di
Indonesia.[6]
Dari ke lima teori ini,teori penyebaran agama Hindu di Nusantara oleh
kaum Brahmana adalah yang paling massuk akal. Ada dua alasan yang
memperkuat teori ini. pertama,hanya kaum Brahmana yang mengerti kitab
Weda .kedua,hanya kaum Brahmana yang mengerti tulisan sanksekerta dan
bahasa Pallawa.

2. Penyebaran Agama Budha


Melihat bukti-bukti antropologi yang ada, agama Budha diperkirakan
Masuk ke Nusantara sejak abad ke-2 M. Hal ini dapat dinyatakan dengan
penemuan patung Buddha dari perunggu di Jember dan Sulawesi Selatan.

Salah satu catatan awal mengenai agama Buddha di Nusantara berasal dari
laporan Fa Hein pada awal abad ke-5 Masehi. Ia menceritakan bahwa
selama bermukim di Jawa,  Ia mencatat adanya komunitas Buddha yang
tidak begitu besar di antara penduduk pribumi.

Dalam catatan lain, mengenai seorang biksu Buddha bernama Gunawarman,


seorang pangeran dari Kashmir yang datang ke  Cho-po terletak di Jawa atau
Sumatra. Dalam usahanya menyebarkan agama Buddha dia didukung oleh
ibu suri negeri tersebut. Hasilnya agama Buddha berkembang pesat di
negeri tersebut.[7]
1. Kehidupan Masyarakat Dan Pemerintah Pada Masa Kerajaan-
Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
Letak Dan Sumber Sejarah
Kerajaan kutai terletak didaerah Kutai,Kalimantan Timur.informasi
mengenai kerajaan ini diperoleh dari tujuh buah batu tertulis disebut yupa
berbentuk Menhir atau tiang batu.Batu bertulis ini memakai bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa.Diperkirakan prasasti tersebut ditulis pada
400 M,yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan huruf yang seusia
yang ditemukan di India.

1. Kehidupan Politik, Ekonomi Dan Sosial Budaya


Dalam salah satu prasasti disebutkan bahwa raja mulawarman telah
mengadakan upacara korban emas dan telah menghadiahkan sebanyak
20.000 ekor sapi untuk golongan brahmana.selain itu,dikerajaan ini juga
dilakukan upacara asmawedha atau upacra pelepasan kuda untuk
menentukan batas-batas wilayah kerajaan.

2. Kerajaan Tarumanegara
1. Letak Kerajaan
Kerajaan taruumanegara terletak didaerah Bogor,Jawa Barat dan
diperkirakan berkembang sekitar 400-600 M. Berdasarkan bukti-bukti
tertulis,kerajaan ini mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan hindu budha
india,seperti kepercayaan,samsekerta,dan huruf Pallwa yang digunakan
dalam prasasti yang memberitakan mengenai kerajaan.

1. Sumber sejarah
Terdapat tujuh buah prasasti yang menjadi sumber sejarah kerjaan
tarumanegara,yaitu prasasti Ciaruteun di Bogor,prasasti Kebon kopi di
Bogor,prasasti Jambu di Bogor, prasasti Muara Cianten di Bogor,prasasti
Tugu dibekasi,prasasti Pasir Awi di Leuwiliang,dan prasasti muncul di
Banten. Sementara,berdasarkan berita yang tercantum didalam prasasti tugu
diketahui bahwa raja Purnawarman sangat memperhatikan aspek pertanian
dan perdagangan.raja ini memerintahkan rakyatnya untuk membangun
sebuah terusan air disungai Gomati yang panjangnya 6.122 busur atau sama
dengan 12 km yang bisa diselesaikan hanya dalam waktu 21 hari.
1. Kebudayaan
Berdasarkan prasasti-prasasti dan berita dari Cina,diperkirakan bahwa
pengaruh hindu masih belom kuat pada golongan rakyat jelata.adapun
golongan bangsawan elit lingkungan keraton raja Purnawarman sangat kuat
memegang kebudayaan hindu india.
3. Kerajaan Ho-Ling(Kalingga)
4. Letak Dan Sumber Sejarah
Menurut berita cina dari dinasti tang diketahui bahwa kerajaan ho-ling
(kalingga)terletak dijawa tengah.Sumber sejarah yang menyatakan
keberadaan kerajaan ho-ling berasal dari pendeta budha yang bernama
I’tsing.i’tsing menyebutkan hwining pernah datang ke ho-ling pada 664M.
dan menerjemahkan kitab suci agama budha dari bahasa sansekerta kebahsa
cina.

1. Kehidupan Politik,Ekonomi Dan Sosial


Dalam kehidupan ekonomi,masyarakat ho-ling sudah mengenal hubungan
dagang.menurut berita cina disebutkan bahwa masyarakat kerjaan ho-ling
menghasilkan emas,perak,dan cula badak.

4. Kerajaan Melayu
5. Letak Kerajaan
Ada yang mengatakan kerajaan ini berpusat dijambi disepanjang sungai
Batanghari,ada juga yang mengatakan berpusat disemenanjung Malaysia.

1. Sumber Sejarah
Informasi mengenai kerajaan melayu diperoleh dari hasil perjalanan seorang
pendeta budha cina dari kanton ke india bernama I’tsing.pada 672 M,dia
singgah di melayu dan menetap selama 2 bulan.
1. Perkembangan Kerajaan
Pada abad ke-7,kerajaan melayu jatuh ketangan kerajaan baru yaitu pai abad
ke-13,kerajaan melayu tidak disebut-sebut dalam
sumber sejarah.namun,pada abad ke-13,nama Melayu terdapat dalam kitab
pararaton dan negarakertagama.pada kitab tersebut disebutkan bahwa raja
singhasari.
5. Kerajaan Sriwijaya
6. Letak Geografis
Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritime yang menguasai jalur
dagang dilaut Cina Selatan dan Selat Malaka.

1. Sumber Sejarah
Sumber dalam negeri-negeri berupa prasasti-prasasti,antara lain prasasti
Kedukan Bukit(683 M) di Palembang,prasasti Talang Tuo(684 M) di
Palembang,prasasti kota kapur(686 M)dipulau Bangka,prasasti-prasasti
Siddhayatra  di Palembang,prasasti telaga batu(683 M)di Palembang dan
prasasti Karang Berahi di Jambi.
1. Perkembangan Kehidupan Masyarakat
Berbeda dengan kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu,
kerajaan Sriwijaya bercorak Buddha.  Mereka bisa berkomunikasi dan
bergaul dengan berbagai bangsa yang singgah di pelabuhan-pelabuhan
dagang di Sriwijaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk kerajaan
Sriwijaya saling menghargai keragamaan budaya yang ada.

Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, kerajaan Sriwijaya


mengalami perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya
perdagangan di perairan Sriwijaya sebagai jalur dagang internasional

1. Sriwijaya sebagai Pusat Pendidikan Agama Buddha


Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pendidikan Buddha yang sering
mendatangkan pelajar dari luar negeri. Selain itu, kerajaan ini juga
mengirimkan pelajar-pelajarnya untuk belajar agama Buddha dan ilmu
pengetahuan di India.

1. Runtuhnya Sriwijaya
Pada abad ke-13 salah satu kerajaan taklukan Sriwijaya, Yaitu Kerajaan
Melayu, berhasil dikuasai Singhasari, kerajaan darai Jawa yang dipimpin
oleh Kertanegara. Kerajaan Sriwijaya dimanfaatkan oleh kerajaan
Sukhodaya dari Thailand di bawah Raja Kamheng. Akhir abad ke-14
Sriwijya benar-benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit.

6. Kerajaan Mataram Kuno.


Kerajaan-kerajaan tua Jawa Tengah dan Jawa Timur pada abad ke8-11 M
mendapat pengaruh yang kuat dari kebudayaan india, Hindu, dan Budha.

1. Pendiri Kerajaan Mataram KunoTerdapat dua keluarga atau wangsa


yang berkuasa di Jawa Tengah sejak abad ke-8 Kedua wangsa tersebut
memiliki corak kebudayaan yang berbeda, yaitu Wangsa sanjaya yang
bercorak Hindu dan Wangsa Sailendra yang bercorak Budha.
Berdasarkan Prasasti Canggal ( 732 M), diketahui bahwa raja  pertama dari
keluarga Sanjaya ialah sanjaya yang memerintah di ibu kota bernama
Medang. Pada abad ke-9, kedua wangsa bersatu dengan adanya perkawinan
anatara Rakai Pikatan ( Wangsa sanjaya) dan raja seorang putri keluarga
Sailendra

1. Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur.


Raja pertama dari dinasti Mataram Jawa timur ialah Empu Sindok yang
memerintah sampai 947 M.Raja inilah yang mendirikan Wangsa Ishana
( Isana) di Jawa Timur. Pengganti Empu Sindok ialah Sri Isyana
Tunggawijaya.Pengganti raja ini adalah makutowangsa wardana.Pada abad
ke-11,muncul nama dharmawangsa teguh.Raja ini adalah yang paling gigih
untuk menaklikan sriwijaya.namun,usahanya tidak berhasil,bahkan
sebaliknya,dharmawangsa dan keuiarganya mengalami pralaya atau
kehancuran akibat serangan yang dipimpin oleh Wurawari.
7. Kerajaan Kediri
1. Letak kerajaan
Airlangga ialah seorang raja bijaksana yang sangat memperhatikan aspek
suksesi atau pergantian pemerintahan. Hal tersebut tercermin  ketika sang
putra mahkota bernama Sanggaramawijaya Tungga Dewi, seorang
perempuan, menolak menduduki tahta. Tahta tersebut kemudian diserhkan
kepaa anak laki-lakinya bernama jayengrana dan Jayawarsa untuk menjadi
raja.

1. Sumber sejarah
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri dapat diketahui dari beberapa
prasasti dan berita Cina. Beberapa prasasti tersebut, yaitu sebagai berikut.
Prasasti Sirahketing ( 1104 M) yang berisi tentang pemberian hak-hak
istimewa kepada Marjaya yang sangat loyal kepada Raja Jayawarsa.
Kemudian Prasasti  Padlegan (1117 M) dan Prasasti Panumbangan I (1120
M) yang berisi tentang riwayat Raja Bameswara. Serta Prasati hantang
(1135 M) dan Prasasti talang ( 1136 M) yang terdapat pada masa
pemerintahan Rajabaya.

1. Kehidupan Politik, Ekonomi,Sosial, dan Budaya


Kehidupan Politik. Dianatara raja-raja yang lain, Jayabaya dikal sebagai raja
yang besar karena pada masa pemerintahannya Kerajaan Jeggala dan Kediri
berhasil disatukan lagi. Kehidupan dalam bidang ekonomi diperoleh dari
berita Cina. Kehidupan Sosial. Kehidupan sosila di Kerajaan Kediri dapat
diperoleh dari Kitab Ling Wai Tai ta ditulis Chou K’u fei dan Chu fan chi
yang ditulis Chau Ju Kua. Kehidupan Budaya,perkembangan kesustraan
sangant pesat terutama pada masa pmerintahan Kameswara (1182-1185).

1. Runtuhnya Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri runtuh pada 1222 M,


akibat mengalami kekalahan dalam peperangan melawan Ken Arok
Genter.
2. Kerajaan Singhasari
3. Suksesi Pemerintahan
Kerajaan Singharasi sebagai kelanjutan dari kerajaan Kediri, merupakan
kerajaan yang penuh dengan perebutan kekuasaan di antara keluarga raja.
Raja pertama yang berkuasa ialah Ken Arok. Dalam pertempuran di Genter,
Ken Arok berhasil merebut kekuasaan, sekaligus menobatkan diri sebagai
raja pertama Kerajaan Singharasi, dengan gelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Kekuasaan Raja Ken Arok Berakhir pada 1227, setelah ia
dibunuh oleh Anuspati, anak Ken Dedes dari perkawinan dengan Tunggul
Ametung.

1. Ekspedisi Pamalayu
Pada 1268, Kertanegara menjadai Rahja singhasari. Tampilnya raja baru
sunghasari membawa perubahan yang berarti dalam tatanan politik
Singhasari. Pada 1275 , Kertanegara mengirimkan pasukan ke sumatera
yang terkenal dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi ini bertujuan
menurut pengakuan Melayu dan Sriwijaya atas kekuasaan Singhasari, seta
untuk mencegah anacaman dari daratan Cina.

1. Runtuhnya Singhasari
Pada 1292, Kublai Khan mengirimkan pasukan ke Jawa yang dipimpin oleh
tiga orang panglima perang., Shun-pi Ihen-mi-shin, dan
Kau Hsing.Untuk menghadapi serangan tersebut, tentara Singhasari
dikerahkan ke pantai-pantai utara.
9. Kerajaan Bali
10. Letak Kerajaan
Bali di sebuah pulau kecil di dekat jawa timur. Sejak berdirinya Kerajaan
Bali pertama yang berpusat di Singhamandawa dengan raja pertama di
Ugrasena abad ke-8.

1. Sumber Sejarah
Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan
bagaimana pergantian diantara satu keluarga raja dan keluarga raja lain.
Prasasti-prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa
Bali pernah dikuasai Singhasari abad ke-10 dan Majapahit abad ke-14,
sedangkan pergantian antara satu dinasti lain tidak diterangkan dalam
prasasti-prasasti tersebut.

1. Kehidupan Politik
Terdapat perbedaan antara struktur Kerajaan Bali lama (8-14M) Dan
Kerajaan Bali yang berkuasa berikutnya (sejak abad ke -15). Dalam struktur
kerajaan lama, raja-raja Bali dibantu oleh badan penasihat pusat yang
disebut pakirakiran I jro makabehan. Badan ini terdiri atas beberapa
senapati dan pendeta Siwa yang bergelar Dang Acaryya dan pendeta Budha
yang bergelar Dang Upadhyaya.
1. Kehidupan Ekonomi
Untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk Bali yang terus meningkat,
raja-raja Bali memutuskan perhatiannya pembangunan aspek ekonominya
pada sektor pertanian. Berdasarkan sumber prasasti di Bali, diketahui bahwa
sejak dulu masyarakat Bali hidup bercorak tanam.
1. Kehidupan Sosial dan Budaya
Struktur masyarakat Kerajaan Bali Kuno didasarkan atas empat hal, yaitu
pembagian golongan dalam masyarakat, pembagian warisan,
kesenian,agama, dan kepercayaan. Golongan masyarakat pada Kerajaan Bali
lama dibagi dua, yaitu caturwarna (empat kasta dalam agama Hindu) dan
golongan luar kasta yang disebut jaba.
10. Kerajaan Sunda Pajajaran
11. Letak Kerajaan
Kerajaan Sunda yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat
merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. Berdasarkan Carita
Parahyangan,Kerajaan Sunda Pajaran merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7.

1. Sumber Sejarah dan Kehidupan Politik


 Raja Rahyang Niskala
Berdasarkan bukti-bukti yang tertulis dalam prasasti diAstanagede, Kawali,
di Kawali  telah berkuasa Prabu Raja Wastu. Dia adalah tokoh yang sama
dengan nama yang ditulis pada Prasasti Batutulis, Bogor, yaitu  Rahyang
Niskala Wastu Kancana. Raja ini mendirikan keraton di Surawisesa dan
dimakamkan di Nusalarang,

 Sri Baduga
Menurut kitab Pararaton dan Carita Parahyangan, Rahyang Dewa Niskala
digantikan oleh Sri Baduga Maharaja. Raja ini hanya berkuasa selama tujuh
tahun sebelum mati dalam peristiwa Perang Bubat,
 Prabu Niskala
Sepeninggal Sri Baduga, seharusnya takhta diserahkan kepada anaknya
bernama Prabu Niskala Wastu Kancana. Akan tetapi, putra mahkota tersebut
masih kecil , maka kekuasaan diserahkan kepada pamannya bernama Hyang
Bunisora yang berkuasa sampai 1371. Sejak 1371, Prabu Niskala Wastu
Kancana naik takhta, dan menurut Carita Parahyangan dia memerintah
selama 104 tahun (1371-1474).

 Ningrat Kancana
Sepeninggal Prabu Niskala Wastu Kancana, kerajaan diperintah oleh
Ningrat Kancana selama tujuh tahun. Dia tidak lama memerintah karena dia
berbeda dengan raja-raja sebelumnya, banyak melanggar tradisi raja-raja
Sunda.

 Masa Ratu Jayadewata


Pengganti Ningrat Kancana ialah Sang Ratu Jayadewata yang sti Batutulis
memerintah di ibu kota lama Pakuan Pajajaran (1428-1521). Pada masa
pemerintahannya, kerajaan Sunda mulai terancam oleh orang-orang yang
tidak setia pada kerajaan. Mereka adalah penduduk Pajajaran yang mulai
memeluk agama Islam, terutama yang tinggal di pesisir utara Banten di
ujung barat dan Cirebon.

 Masa Prabu Ratu Dewata


Raja yang berkuasa berikutnya, yaitu Prabu Ratu Dewata (1535-1545),
harus menghadapi serangan yang bertubi-tubi dari pasukan kerajaan Islam
Banten. Ibu kota Pajajaran berkali-kali diserang terutama dari arah utara.
Serangan yang dipimpin oleh Sultan Banten Maulana Hasanuddin dan
anaknya Maulana Yusuf berhasil merebut beberapa wilayah penting di
Pajajaran bagian barat dan pelabuhan-pelabuhan penting di pesisir utara.

1. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya


 Kehidupan Ekonomi
Berita mengenai aspek kehidupan ekonomi dan sosial Kerajaan Sunda
diperoleh dari catatan bangsa Portugis. Menurut catatan Tome Pires,
seorang Portugis, barang-barang tersebut diangkut dengan perahu jung, baik
yang dimiliki pedagang luar maupun Kerajaan Sunda. Dikatakan bahwa
sebanyak enam buah perahu juga telah dibuat di pelabuhan tersebut dan
dimiliki oleh para pedagang kerajaan ini. Dapat disimpulkan Kerajaan
Sunda adalah kerajaan yang telah mengembangkan kegiatan ekonomi pada
sektor perdagangan.

 Kehidupan Sosial-Budaya
Menurut catatan Tome Pires, hak waris tahkta diserahkan kepada putra
mahkota. Namun jika raja tidak memiliki anak, raja daerah yang terbesar
bisa diangkat menjadi raja pusat.

11. Kerajaan Majapahit


12. Pendiri Kerajaan
Raja-raja yang berkuasa di Majapahit masih keturunan dari raja-raja
Singhasari. Raden Wijaya sebagai raja pertama Majapahit adalah keturunan
lansung dari Ken Arok dan Ken Dedes. Neneknya, Mahesa Cempaka adalah
cucu Ken Arok dan Ken Dedes.

1. Gajah Mada dan Sumpah Palapa


Menurut kitab Paraton , sesudah peristiwa Sadeng, Gajah Mada
mengeluarkan sumpah yang sangat terkenal dalam sejarah, yaitu Sumpah
Palapa. Dalam sumpah yang dilakukan di depan raja dan  pembesar
Majapahit itu, dia menyatakan tidak akan amukti palapa sebelum dapat
menundukkan seluruh Nusantara,yaitu Gurun (Maluku),Seram,
Tanjungpura,Haru,Pahang,Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.
1. Peristiwa Bubat
Kerajaan Sunda tidak mengakui kedaulatan Majapahit. Oleh karenanya,
kerajaan ini pernah diserang sebanyak dua kali. Namun, usaha untuk
menundukkan Kerajaan Sunda tersebut mengalami kegagalan. Menurut
kitab Pararaton dan Sunda dilakukan dengan tipu muslihat. Pada 1357,
Gajah Mada berhasil mendatangkan Raja Sunda, Sri Baduga Maharaja,
bersama putrinya bernama Dyah Pitaloka beserta pengiringnya ke ibu kota
Majapahit. Hayam Wuruk bermaksud meminang Dyah Pitaloka sebagai
permaisurinya. Gajah Mada menghendaki perkawinan Dyah Pitaloka
dengan Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai pengakuan terhadap
kedaulatan Majapahit. Tentu saja Sri Baduga Maharaja menolak persyaratan
tersebut. Tindakan penolakan tersebut dijwab oleh pasukan Gajah Mada
dengan membinasakan seluruh rombongan Kerajaan Sunda. Peristiwa ini
dikenal sebagai Peristiwa Bubat.

1. Struktur Kerajaan Majapahit


Struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit bersifat teritorial dan
desentralisasi dengan susunan birokrasi yang besar dan terperinci.
Pemerintahannya bersifat nepotisme atau pengangkatan anggota keluarga
dan kerabat kerajaan dalam struktur pemerintahan. Dalam struktur birokrasi
pemerintahannya, raja dibantu oleh tiga maha mentri,
yaitu Ihino,Ihalu, dan Isirikan.   Ketiga maha menteri tersebut dibantu oleh
lima orang rakryan. Mereka adalah rakrayan mahapatih ( Patih
Amangkubumi), rakrayan demung,rakrayan tumenggung, rakrayan
rangga, dan rakrayan kenuruhan.

1. Kehidupan Ekonomi
Menurut berita dan Cina, Majapahit telah memperdagangkan garam, beras,
lada, emas, intan, kapas, cengkih, pala, kayu cendana, dan gading.

1. Kemunduran dan Keruntuhan Majapahit


Persaingan dan perselisihan bermula ketika anak Hayam Wuruk bernama
Bhre Wirabhumi, lahir dari selir, yang diberi kekuasaan di Blambangan,
berselisih dengan Wikramawardhana yang mengawini putri Hayam Wuruk,
Wikramawardhani. Sebenarnya yang berhak menjadi raja adalah
Wikramawardhani, namun Wikramawardhani menyerahkan kekuasaannya
pada suaminya, Wikramawardhana.

Kemarahan Bhre Wirabhumi semakin memuncak setelah raja


Wirakmawardhana (1389-1401) menyerahkan kekuasaannya pada anaknya
bernama Suhita. Selama lima tahun (1401-1406) terjadi peperangan antara
Whirabumi di satu pihak dan Wirakmawardhana dan Raja Suhita dipihak
lain. Perang disebut Perang Paregreg yang berakhir dengan terbunuhnya
Wirabhumi 1406 ini menyebabkan semakin lemahnya kedudukan
Majapahit. Beberapa kerajaan di daerah tidak lagi mengakui kekuasaan
Majapahit.[8]
1. Pengaruh dan Warisan Kebudayaan Hindu-Buddha
2. Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha
Perkembangan Hindu-Buddha yang paling nyata dibidang politik yang
paling nyata adalah diperkenakannya system kerajaan. Sebelumnya,
kedudukan pemimpin dalam masyarakat. Kedudukan pemimpin dalam
masyarakat berubah menjadi mutlak dan turun temurun berdasarkan hal
waris (atau dinasti) yang sesuai dengan peraturan hukum kasta.

2. Perubahan dalam Bidang Sosial                                             Sejalan


dengan pengaruh agama Hindu-Buddha, masyarakat nusantara
terbagimenjadi beberapa golongan sesuai dengan aturan kasta.
3. Perubahan dalam bidang kebudayaan
Pengaruh Hindu-Buddha di bidang kebudayaan  terutama berkaitan dengan
penyelenggaraan upacara keagamaan, seperti upacara sesajen, pembuatan
relief, dan candi serta penggunaan bahasa sansekerta.

4. Warisan Kebudayaan Hindu-Buddha


1. Arsitektur
Arsitektur warisan kebudayaan Hindu-Buddha dapat dilihat dari stupa dan
candi serta arca. Awalnya stupa dikenal sebagai kuburan kubah atau bukit
makam yang sederhana.  Di Nusantara hanya terdapat di Borobudur, Jawa
Tengah, Samberawan di Jawa Timur, dan Muara Takus di Riau[9]. Adapun
candi merupakan bangunan peninggalan masa lalu yang digunakan untuk
memuliakan orang yang telah meninggal, khusus bagi para raja yang
meninggal.
1. Seni Sastra
Seni sastra peninggalan kerajaan Hindu-Buddha tampak dalam penulisan
prasati,kitab dan Kakawin Kitab adalah sebuah karangan tentang kisah,
catatan, atau laporan suatu peristiwa.Didalam kitab berisi rangkaian puisi
yang terdiri atas bebrapa bait, ditulis dalam bahasa yang indah yang disebut
dengan kakawin.

1. Seni Rupa/ Ukir


Karya seni rupa banyak dijumpai dalam bentuk relief yang dipahatkan pada
dinding candi, biasanya berupa gambar dan hiasan serta ada yang
merupakan rangkaian cerita atau kisah orang-orang tertentu. Relief itu
antara lain dapat ditemukan di candi Borobudur, Prambanan, dan Pantaran.

 
 
 

Anda mungkin juga menyukai