di Indonesia
September 29, 2018Sulistiantisiregar
ABSTRAK
Makalah dengan judul “Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia” ini bertujuan
untuk mengetahui kedatangan awal agama Hindu-Budha di Indonesia, toeri-teori
penyebaran Hindu-Buddha dan juga untuk mengetahui kerajaan-kerajaan bercorak
Hindu-Budha di Indonesia.
Penulisan ini menggunakan metode penulisan dengan mengutip beberapa
sumber dari buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Hindu-Budha. Dari
beberapa sumber ini lalu dikumpulkan menjadi satu kumpulan yang saling berkaitan
satu sama lain sehingga menjadi sebuah bacaan yang akan menambah wawasan
pembaca karna sumbernya tidak hanya berasal dari satu buku saja.
Adapun pokok pembahasan dalam makalah ini berorientasi pada sejarah
Hindu-Budha di Indonesia, mulai dari awal masuknya agama Hindu yang terdiri
dari beberapa teori seperti teori sudra, teori Waisya, teori Ksatria, dan teori
Brahmana. Lalu dijelaskan pula teori penyebarab agama Buddha berdasarkan
catatan biksu Buddha yang bernama Gunawarman.
Kemudian kerajaan-kerajaan Hindu-Budha seperti kerajaan Kutai, Kalingga,
Sriwijaya, Mataram Kuno, Medang Kamulang,Kediri, Singosari,dan Majapahit
dengan sejarah, kehidupan sosial, ekonomi,serta peninggalan nya yang dijadikan
sebagai bukti telah berdirinya kerajaan itu. Adapun budaya-budaya yang
ditinggalkannya seperti pada bidang sosial, kebudayaan, dan Warisan kebudayaan
yang berupa arsitektur, seni sastra, dan seni rupa/ukir.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya ucapka kehadirat Allah swt. Tuhan yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang karena berkat limpahan taufik dan hidayh-Nya Makalah yang
berjudul “Sejarah Hindu-Budha Di Indonesia” ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula
sholawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw. yang
menjadi tauladan bagi umat-Nya dan semoga kelak kita akan mendapatkan
syafaatnya di kemudian hari.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Sosial. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis.
Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa penulis ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial
yaitu Bapak Eka Yusnaldi ,M.Pd yang telah membimbing dan mendidik penulis
sehingga penulis menjadi mahasiswa yang berilmu dan semua pihak yang telah
membantu penulis demi terselesainya makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amiin.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa
oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal
dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok
yakni musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu
kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada
masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di
Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar
tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa
Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan
Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364,
Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian
besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di
Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri
kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini. Jadi
makalah ini ditulis untuk menambah wawasan sejarah tentang bagaimana proses
masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia sampai munculnya kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu-Budha serta kebudayaan-kebudayaan yang timbul setelahnya dan
dijadikan sebagai kebudayaan Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAHC.
Kata “kebudayaan” itu sendiri diambil dari dari bahasa Sanskerta dari kata
“buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang mengandung arti
akal atau budi. Berarti kebudayaan diartikan sebagai segala hal yang memiliki
sangkut paut dengan budi dan akal. Sedangkan pengertian kebudayaan secara
umum yaitu hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi melengkapi
kebutuhan hidup yang bermacam-macam. Definisi kebudayaan menurut
Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah semua manusia dari mulai
tingkah laku dan dan hasil harus didapatkan dengan belajar dan semua hal itu
tersusun dalam sebuah kehidupan masyarakat.
Dan definisi kebudayaan menurut Selo dan Soelaeman yang tertuang dalam buku
karyanya Setangkai Bunga Sosiologi yang diterbitkan oleh Yayasan Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tahun 1964, mengatakan bahwa
kebudayaan adalah sebuah hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya yang
diciptakan menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudyaan
jasmaniah (material culture) yang dibutuhkan oleh manusia guna mengendalikan
alam sekitar supaya hasilnya dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
[1]
2. Definisi Warisan Budaya
Warisan budaya adalah benda atau atribut tak berbenda yang merupakan jati diri
suatu masyarakat atau kaum yang diwariskan dari generasi-generasi sebelumnya,
yang dilestarikan untuk generasi-generasi yang akan datang.[2]
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kedatangan Awal Agama Hindu Buddha di Indonesia dan Pembawanya
Negara India Dan Cina menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang
baik dengan negara tetangga lainnya. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berl
angsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati In
dia-Cina adalah Selat Malaka. Dan Indonesia terletak di jalur dua benua dan dua
samudera, serta berada di dekat Selat Malaka. Proses masuknya Agama Hindu-
Buddha ke Indonesia. Agama Hindu- Budha berasal dari India, yang kemudian
menyebar ke Asia Timur dan AsiaTenggara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai
negara kepulauan letaknya sangat strategis,yaitu terletak diantara dua benua Asia
dan Australia dan dua samudra Indonesia dan Pasifik yang merupakan daerah
persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera)
tetapi beralihkejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina
dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam
perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak
hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab masuknya
budayaIndiaataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau
menyebarkan agama HinduBudha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, w
alaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama
Hindu – Budha atau kebudayaan India keIndonesia.Keterlibatan bangsa Indonesia
dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional tersebut
menyebabkan timbulnya percampuran,misalnya saja India, negara pertama yang
memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu.[3]
1. Penyebaran Agama Hindu-Budha di Nusantara
2. Teori tentang proses penyebaran agama Hindu
3. Teori Sudra
Sesuai dengan namanya, teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke
Nusantara dibawa oleh orang-orang India berkasta Sudra.
1. Teori Waisya
Menuntun teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama
Hindu adalah golongan Waisya.teori yang di kemukakan Prof.N.J.Krom.
[4] Teori ini berkaitan dengan peranan pedagang dalam menyebarkan
kebudayaan India di Nusantara,kemudian di ikuti dengan proses perkawinan
antara pedagang India dan perempuan Nusantara.[5]
1. Teori Kesatria
Menurut Teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama
Hindu di Nusantara adalah golongan Kesatria.proses penyebaran tersebut
dilakukan dengan cara pendudukan(kolonisasi).teori yang di kemukakan
oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Mouens.
1. Teori Brahmana
Menurut teori ini factor utama penyebaran agama Hindu di Nusantara dari
kaum Brahmana.teori yang di kemukakan oleh J.C.Van Leur.
1. Teori Arus Balik
Menurut F.D.K Bosch, dalam proses akulturasi kebudayaan ini bangsa
Indonesia turut berperan aktif. Pada mulanya, orang-orang dari India yang
membawa agama Hindu dan Budha yaitu dari golongan intelektual melalui
jalan dagang yang lazim dilalui para pelancong dengan menumpang kapal
dagang. Setelah sampai di Indonesia, mereka kemudian diundang untuk
memberi suatu sinar kehinduan pada masyarakat Indonesia. Setelah orang
Indonesia ini masuk agama Hindu- Budha kemudian mereka sendiri belajar
ke India lalu kembali pulang dan aktif menyebarkan agama Hindu-Budha di
Indonesia.[6]
Dari ke lima teori ini,teori penyebaran agama Hindu di Nusantara oleh
kaum Brahmana adalah yang paling massuk akal. Ada dua alasan yang
memperkuat teori ini. pertama,hanya kaum Brahmana yang mengerti kitab
Weda .kedua,hanya kaum Brahmana yang mengerti tulisan sanksekerta dan
bahasa Pallawa.
Salah satu catatan awal mengenai agama Buddha di Nusantara berasal dari
laporan Fa Hein pada awal abad ke-5 Masehi. Ia menceritakan bahwa
selama bermukim di Jawa, Ia mencatat adanya komunitas Buddha yang
tidak begitu besar di antara penduduk pribumi.
2. Kerajaan Tarumanegara
1. Letak Kerajaan
Kerajaan taruumanegara terletak didaerah Bogor,Jawa Barat dan
diperkirakan berkembang sekitar 400-600 M. Berdasarkan bukti-bukti
tertulis,kerajaan ini mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan hindu budha
india,seperti kepercayaan,samsekerta,dan huruf Pallwa yang digunakan
dalam prasasti yang memberitakan mengenai kerajaan.
1. Sumber sejarah
Terdapat tujuh buah prasasti yang menjadi sumber sejarah kerjaan
tarumanegara,yaitu prasasti Ciaruteun di Bogor,prasasti Kebon kopi di
Bogor,prasasti Jambu di Bogor, prasasti Muara Cianten di Bogor,prasasti
Tugu dibekasi,prasasti Pasir Awi di Leuwiliang,dan prasasti muncul di
Banten. Sementara,berdasarkan berita yang tercantum didalam prasasti tugu
diketahui bahwa raja Purnawarman sangat memperhatikan aspek pertanian
dan perdagangan.raja ini memerintahkan rakyatnya untuk membangun
sebuah terusan air disungai Gomati yang panjangnya 6.122 busur atau sama
dengan 12 km yang bisa diselesaikan hanya dalam waktu 21 hari.
1. Kebudayaan
Berdasarkan prasasti-prasasti dan berita dari Cina,diperkirakan bahwa
pengaruh hindu masih belom kuat pada golongan rakyat jelata.adapun
golongan bangsawan elit lingkungan keraton raja Purnawarman sangat kuat
memegang kebudayaan hindu india.
3. Kerajaan Ho-Ling(Kalingga)
4. Letak Dan Sumber Sejarah
Menurut berita cina dari dinasti tang diketahui bahwa kerajaan ho-ling
(kalingga)terletak dijawa tengah.Sumber sejarah yang menyatakan
keberadaan kerajaan ho-ling berasal dari pendeta budha yang bernama
I’tsing.i’tsing menyebutkan hwining pernah datang ke ho-ling pada 664M.
dan menerjemahkan kitab suci agama budha dari bahasa sansekerta kebahsa
cina.
4. Kerajaan Melayu
5. Letak Kerajaan
Ada yang mengatakan kerajaan ini berpusat dijambi disepanjang sungai
Batanghari,ada juga yang mengatakan berpusat disemenanjung Malaysia.
1. Sumber Sejarah
Informasi mengenai kerajaan melayu diperoleh dari hasil perjalanan seorang
pendeta budha cina dari kanton ke india bernama I’tsing.pada 672 M,dia
singgah di melayu dan menetap selama 2 bulan.
1. Perkembangan Kerajaan
Pada abad ke-7,kerajaan melayu jatuh ketangan kerajaan baru yaitu pai abad
ke-13,kerajaan melayu tidak disebut-sebut dalam
sumber sejarah.namun,pada abad ke-13,nama Melayu terdapat dalam kitab
pararaton dan negarakertagama.pada kitab tersebut disebutkan bahwa raja
singhasari.
5. Kerajaan Sriwijaya
6. Letak Geografis
Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritime yang menguasai jalur
dagang dilaut Cina Selatan dan Selat Malaka.
1. Sumber Sejarah
Sumber dalam negeri-negeri berupa prasasti-prasasti,antara lain prasasti
Kedukan Bukit(683 M) di Palembang,prasasti Talang Tuo(684 M) di
Palembang,prasasti kota kapur(686 M)dipulau Bangka,prasasti-prasasti
Siddhayatra di Palembang,prasasti telaga batu(683 M)di Palembang dan
prasasti Karang Berahi di Jambi.
1. Perkembangan Kehidupan Masyarakat
Berbeda dengan kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu,
kerajaan Sriwijaya bercorak Buddha. Mereka bisa berkomunikasi dan
bergaul dengan berbagai bangsa yang singgah di pelabuhan-pelabuhan
dagang di Sriwijaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk kerajaan
Sriwijaya saling menghargai keragamaan budaya yang ada.
1. Runtuhnya Sriwijaya
Pada abad ke-13 salah satu kerajaan taklukan Sriwijaya, Yaitu Kerajaan
Melayu, berhasil dikuasai Singhasari, kerajaan darai Jawa yang dipimpin
oleh Kertanegara. Kerajaan Sriwijaya dimanfaatkan oleh kerajaan
Sukhodaya dari Thailand di bawah Raja Kamheng. Akhir abad ke-14
Sriwijya benar-benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit.
1. Sumber sejarah
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri dapat diketahui dari beberapa
prasasti dan berita Cina. Beberapa prasasti tersebut, yaitu sebagai berikut.
Prasasti Sirahketing ( 1104 M) yang berisi tentang pemberian hak-hak
istimewa kepada Marjaya yang sangat loyal kepada Raja Jayawarsa.
Kemudian Prasasti Padlegan (1117 M) dan Prasasti Panumbangan I (1120
M) yang berisi tentang riwayat Raja Bameswara. Serta Prasati hantang
(1135 M) dan Prasasti talang ( 1136 M) yang terdapat pada masa
pemerintahan Rajabaya.
1. Ekspedisi Pamalayu
Pada 1268, Kertanegara menjadai Rahja singhasari. Tampilnya raja baru
sunghasari membawa perubahan yang berarti dalam tatanan politik
Singhasari. Pada 1275 , Kertanegara mengirimkan pasukan ke sumatera
yang terkenal dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi ini bertujuan
menurut pengakuan Melayu dan Sriwijaya atas kekuasaan Singhasari, seta
untuk mencegah anacaman dari daratan Cina.
1. Runtuhnya Singhasari
Pada 1292, Kublai Khan mengirimkan pasukan ke Jawa yang dipimpin oleh
tiga orang panglima perang., Shun-pi Ihen-mi-shin, dan
Kau Hsing.Untuk menghadapi serangan tersebut, tentara Singhasari
dikerahkan ke pantai-pantai utara.
9. Kerajaan Bali
10. Letak Kerajaan
Bali di sebuah pulau kecil di dekat jawa timur. Sejak berdirinya Kerajaan
Bali pertama yang berpusat di Singhamandawa dengan raja pertama di
Ugrasena abad ke-8.
1. Sumber Sejarah
Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan
bagaimana pergantian diantara satu keluarga raja dan keluarga raja lain.
Prasasti-prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa
Bali pernah dikuasai Singhasari abad ke-10 dan Majapahit abad ke-14,
sedangkan pergantian antara satu dinasti lain tidak diterangkan dalam
prasasti-prasasti tersebut.
1. Kehidupan Politik
Terdapat perbedaan antara struktur Kerajaan Bali lama (8-14M) Dan
Kerajaan Bali yang berkuasa berikutnya (sejak abad ke -15). Dalam struktur
kerajaan lama, raja-raja Bali dibantu oleh badan penasihat pusat yang
disebut pakirakiran I jro makabehan. Badan ini terdiri atas beberapa
senapati dan pendeta Siwa yang bergelar Dang Acaryya dan pendeta Budha
yang bergelar Dang Upadhyaya.
1. Kehidupan Ekonomi
Untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk Bali yang terus meningkat,
raja-raja Bali memutuskan perhatiannya pembangunan aspek ekonominya
pada sektor pertanian. Berdasarkan sumber prasasti di Bali, diketahui bahwa
sejak dulu masyarakat Bali hidup bercorak tanam.
1. Kehidupan Sosial dan Budaya
Struktur masyarakat Kerajaan Bali Kuno didasarkan atas empat hal, yaitu
pembagian golongan dalam masyarakat, pembagian warisan,
kesenian,agama, dan kepercayaan. Golongan masyarakat pada Kerajaan Bali
lama dibagi dua, yaitu caturwarna (empat kasta dalam agama Hindu) dan
golongan luar kasta yang disebut jaba.
10. Kerajaan Sunda Pajajaran
11. Letak Kerajaan
Kerajaan Sunda yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat
merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. Berdasarkan Carita
Parahyangan,Kerajaan Sunda Pajaran merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7.
Sri Baduga
Menurut kitab Pararaton dan Carita Parahyangan, Rahyang Dewa Niskala
digantikan oleh Sri Baduga Maharaja. Raja ini hanya berkuasa selama tujuh
tahun sebelum mati dalam peristiwa Perang Bubat,
Prabu Niskala
Sepeninggal Sri Baduga, seharusnya takhta diserahkan kepada anaknya
bernama Prabu Niskala Wastu Kancana. Akan tetapi, putra mahkota tersebut
masih kecil , maka kekuasaan diserahkan kepada pamannya bernama Hyang
Bunisora yang berkuasa sampai 1371. Sejak 1371, Prabu Niskala Wastu
Kancana naik takhta, dan menurut Carita Parahyangan dia memerintah
selama 104 tahun (1371-1474).
Ningrat Kancana
Sepeninggal Prabu Niskala Wastu Kancana, kerajaan diperintah oleh
Ningrat Kancana selama tujuh tahun. Dia tidak lama memerintah karena dia
berbeda dengan raja-raja sebelumnya, banyak melanggar tradisi raja-raja
Sunda.
Kehidupan Sosial-Budaya
Menurut catatan Tome Pires, hak waris tahkta diserahkan kepada putra
mahkota. Namun jika raja tidak memiliki anak, raja daerah yang terbesar
bisa diangkat menjadi raja pusat.
1. Kehidupan Ekonomi
Menurut berita dan Cina, Majapahit telah memperdagangkan garam, beras,
lada, emas, intan, kapas, cengkih, pala, kayu cendana, dan gading.