Disusun Oleh :
1. YANA
2. UGA ERLANGGA
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud salat jenazah?
2. Apa saja syarat salat jenazah?
3. Apa saja rukun salat jenazah?
4. Bagaimana kaifiat salat jenazah?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan apakah yang dimaksud dengan salat jenazah
2. Menjelaskan apa saja yang menjadi syarat salat jenazah
3. Menjelaskan apa saja yang menjadi rukun salat jenazah
4. Mengetahui kaifiat salat jenazah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Salat Jenazah dan Hukumnya
Salat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah salat yang dilakukan
umat muslim jika ada muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan
salat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin
telah melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia
maka tidak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan
pengurusan jenazah tersebut (Musthafa, 2003 hal: 94).
B. Dasar Hukum Salat Jenazah
Jenazah seorang muslim yang sudah dimandikan dan dikafani dengan
baik, maka terus disalatkan. Para Imam ahli fiqih telah sepakat bahwa menyalati
jenazah itu hukumnya fardu kifayah. Kewajiban menyalati jenazah berdasarkan
hadis Nabi SAW :
صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ ْم َ َّال َّن ِبي َّْن ُع َم َررضي هللا عنه اَن ِ َع ِن اب
صلُّ ْو َاو َرا َء َمنْ َقا َل
َ هللاُ َو صلُّ ْوا َع َلى َمنْ َقا َل اَل اِل َه ِااَّل
َ :َقا َل
)(رواه الطبران.ُاَل اِل َه ِااَّل هللا
Artinya:
“Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda, “Salatkanlah olehmu orang-
orang yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah dan salatlah kamu di belakang
orang yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah.” (HR. At Tabrani)
َ ْر888ت َف
ض َ ع َت ْك ِبي888
ٍ را888ْ َ ى َعلى
َ ه ْال َم ِّي َتتِ)اَرْ َب8ِ ِذ888ذا ْال َم ِّيتِ(ه888ه ِ ّل888ص
َ ُا
ْال ِك َفا َي ِة َمْأم ُْومًاهّلِل ِ َت َعا َلى
Artinya :
“Saya niat salat atas mayat ini empat takbir fardlu kifayah, karena Allah. Allahhu
Akbar.”
2. Berdiri bagi yang mampu. Ini merupakan pendapat jumhur ulama, maka tidak sah
menyalatkan jenazah sambil duduk atau berkendaraan kalau tidak ada uzur.
Dalam kitab al Mugni dikatakan, “Tidak boleh menyalatkan jenazah ketika sedang
berkendaraan, karena itu menghalangi sikap berdiri yang diwajibkan”. Imam
Syafi’i juga berpendapat demikian, termasuk Abu Hanifah dan Abu Saur tanpa
ada menentangnya. Disunatkan menggenggam tangan kiri dengan tangan kanan
pada saat berdiri sebagaimana yang dilakukan salat fardu biasa.
3. Membaca takbir empat kali, seperti yang tersebut dalam hadis Nabi SAW.
B. Saran-saran
1. Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini pemakalah
berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan
diri untuk menyanbut kematian itu.
2. Pemakalah juga berharap dengan adanya pembahasan ini dapat dijadikan
pembelajaran bagi guru pendidikan Islam untuk mendidik dan memberitahukan
pada siswa sejak dini bagaimana cara menyalati jenazah dengan baik.
3. Dan juga kepada seluruh umat muslim dalam memperlakukan jenazah hendaknya
benar-benar memperhatikan aturan-aturan Islam yang berlaku agar ia diterima di
sisi Allah
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet dan Moh. Suyono. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.
Pasha, Mustafa Kamal. 2003. Fiqih Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
Samuri, M. 1998. Penuntun Shalat lengkap. Surabaya: Apollo Lestari