Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seringkali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita
sebagai mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang
kewajiban tetapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukan. Dalam istilah
lain sholat adalah salah suatu macam atau atau bentuk ibadah yang
diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai ucapan-
ucapan tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Istilah sholat ini tidak jauh
berbeda dari arti yang digunakan oleh bahasa di atas, karena di dalamnya
mengandung doa-doa. Baik berupa permohonan, ampunan, dan lain
sebagainya.
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa
(Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa
ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan yang telah ditentukan.
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan
amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan
syarat dan rukun yang telah ditentukan syarat. Salah satu kajian fiqih yang
sering di praktekkan di tengah-tengah masyarakat adalah shalat jenazah, kita
memandang dari aspek teori shalat jenazah merupakan salah satu masalah
ibadah yang amat gampang jika di bayangkan bahkan kita menyepelekan hal
tersebut. Namun jika dilihat dari aspek praktek masih banyak kesalahan-
kesalahan yang dilakukan dimasyarakat dalam masalah prengurusan jenazah.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, sebagai berikut :
1. Apa pengertian sholat jenazah?
2. Bagaimana hukum sholat jenazah?
3. Apa Syarat-syarat sholat jenazah?
4. Apa rukun sholat jenazah ?
5. Bagaimana tata cara menyalatkan jenazah?
6. Apa manfaat menyalatkan jenazah ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian sholat jenazah
2. Untuk mengetahui hukum sholat jenazah
3. Untuk mengetahui Syarat-syarat sholat jenazah
4. Untuk mengetahui rukun sholat jenazah
5. Untuk mengetahui tata cara menyalatkan jenazah
6. Untuk mengetahui manfaat menyalatkan jenazah
D. Manfaat
Adapun manfaat yang di peroleh dalam pembuatan makalah ini yaitu agar
penulis dapat menambah wawasan tentang materi yang di ankat dari pembuatan
makalah ini, mampu menerapkan nilai-nilai positif yang di tulis dalam makalah
ini dalam lingkungan sehari-hari, dan yang lebih bermanfaat yaitu mampu
membantu orang lain dalam pembuatan makalah selanjutnya .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian sholat jenazah

Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah orang yang telah meninggal dunia. Setelah
proses pengurusan jenazah, termasuk di dalamnya memandikan, mengkafani, dan
menyolatkannya, atau proses lainnya berdasar ajaran agama masing-masing, biasanya
mayat dikuburkan atau dikremasi (dibakar). Proses pengurusan jenazah ini biasanya
dilakukan oleh keluarga Jenazah dengan dukungan pemuka agama.

Shalat Jenazah adalah jenis salat yang dilakukan untuk jenazah muslim. Setiap
muslim yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib dishalati oleh
muslim yang masih hidup. Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat
yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.
Muslim yang meninggal dunia, maka tidak ada lagi kewajiban kaum muslim
yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.

B. Hukum Sholat Jenazah

Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang bersifat kolektif.
Artinya, jika dalam satu wilayah tak ada seorang pun yang menyelenggarakan shalat
jenazah, maka seluruh penduduk wilayah itu akan menanggung dosa. Akan tetapi
jika ada beberapa orang saja yang menyelenggarakannya, maka penduduk yang
lainnya bebas dari kewajiban itu. Jenazah yang boleh dishalati adalah jenazah orang
Islam yang bukan mati syahid (yaitu mati dalam peperangan melawan orang
kafir atau orang musyrik). Sedangkan orang yang mati syahid dan bayi yang gugur
dalam kandungan (atau sejak dilahirkan, sebeium mati, belumdapat bersuara atau
menangis) tidak boleh dishalati, juga tidak boleh dimandikan. Shalat jenazah ini
boleh dikerjakan di setiap waktu, karena shalat ini termasuk shalat yang mempunyai

3
sebab. Shalat jenazah boleh dikerjakan kaum wanita. Beberapa jenazah
bolehdishalati secara bersama-sama

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah didatangkan kepada beliau


jenazah seorang lelaki. Lelaki tersebut masih memiliki hutang. Maka beliau
bertanya: “Apakah ia memiliki harta peninggalan untuk melunasi hutangnya?”. Jika
ada yang menyampaikan bahwa orang tersebut memiliki harta peninggalan untuk
melunasi hutangnya, maka Nabi pun menyalatkannya. Jika tidak ada, maka beliau
bersabda: “Shalatkanlah saudara kalian” (HR Muslim no. 1619).

Bahkan dianjurkan sebanyak mungkin kaum Muslimin menshalatkan orang yang


meninggal, agar ia mendapatkan syafa’at.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫شفِّ ُعوا( فِي ِه‬


ُ ‫شفَعُونَ لَهُ ِإاَّل‬ ْ ‫ُصلِّي َعلَ ْي ِه ُأ َّمةٌ ِمنْ ا ْل ُم‬
ْ َ‫سلِ ِمينَ يَ ْبلُ ُغونَ ِماَئةً ُكلُّ ُه ْم ي‬ َ ‫تت‬
ٍ ِّ‫َما ِمنْ َمي‬

“Tidaklah seorang Muslim meninggal,lalu dishalatkan oleh kaum muslimin yang


jumlahnya mencapai seratus orang, semuanya mendo’akan untuknya, niscaya mereka
bisa memberikan syafa’at untuk si mayit” (HR. Muslim no. 947).

C. Syarat-syarat Sholat Jenazah

Pada dasarnya syarat sah salat jenazah tidak jauh berbeda dengan syarat sah salat
pada umumnya. Bahkan bisa dikatakan hampir sama. Hanya saja dalam salat jenazah
ada tambahan syarat sah yang berkaitan dengan jenazah. Adapun syarat-syarat sholat
jenazah yaitu:

1. orang yang melakukan salat jenazah harus Muslim dan mukallaf. Salat jenazah
tidak sah dilakukan oleh non-Muslim. Juga tidak bisa menggugurkan kewajiban

4
fardu kifayah jika hanya dilakukan oleh anak kecil yang belum mukallaf. Karena
itu, yang melakukan salat jenazah harus Muslim yang sudah mukallaf.
2. Suci dari hadas kecil maupun besar. Jika dalam keadaan hadas, maka tidak boleh
melakukan salat jenazah.
3. Menutup aurat. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut. Jika melakukan salat
jenazah dalam keadaan aurat terlihat meskipun sedikit, maka hukumnya tidak
sah. Adapun batas aurat perempuan ketika melakukan salat jenazah sama dengan
batas aurat ketika melakukan salat pada umumnya, yaitu seluruh tubuh kecuali
wajah dan telapak tangan.
4. Menghadap kiblat. Salat jenazah tidak sah kecuali dilakukan dengan keadaan
menghadap kiblat.
5.  Jenazah yang disalati harus Muslim. Jika jenazah bukan Muslim, maka tidak
boleh melakukan salat jenazah atasnya. Bahkan haram melakukan salat jenazah
atas selain Muslim.
6. Jenazah telah selesai dimandikan sebelum disalati. Jika belum dimandikan, maka
melakukan salat jenazah atasnya tidak sah.
D. Rukun sholat jenazah
Dalam melaksanakan shalat jenazah terdapat beberapa rukun yang harus
dilakukan agar shalat yang dilakukan menjadi sah. Adapun rukun sholat jenazah,
yaitu:
1. Berdiri bagi mereka yang masih mampu
2. Niat
3. Mengucapkan empat kali takbir
4. Membaca surat al-fatihah
5. Membaca sholawat pada nabi
6. Berdoa untuk jenazah yang saat itu dishalatkan
7. Salam

5
E. Tata Cara Sholat Jenazah
Adapun tata cara dalam melakukan sholat jenazah, yaitu:
1. Berdiri bagi yang mampu
Dalam melakukan shalat jenazah sama halnya dengan melakukan shalat
fardhu yaitu berdiri terlebih dahulu, tetapi di anjurkan untuk duduk bagi orang
yang tidak dapat berdiri, seperti cacat pada kaki dan lain-lain. Posisi berdiri pada
imam jika jenazahnya laki-laki yaitu berada searah dengan kepala, sedangkan jika
jenazahnya seorang perempuan maka posisi imam berada searah dengan perut
jenazah.
2. Niat
Niat ini dilafalkan dalam hati dan harus bersamaan dengan pelaksanaan
takbiratul ihram, seperti halnya yang berlaku dalam melaksanakan niat pada shalat
fardhu. Adapun lafal niat melakukan shalat jenazah jika seseorang menjadi makmum,
dan jenazahnya berkelamin laki-laki adalah sebagai berikut:

‫ض ا ْل ِكفَايَ ِة َمْأ ُم ْو ًما ِهللِ تَ َع ٰالى‬


َ ‫ت فَ ْر‬ ِ ِّ‫صلِّى ع َٰلى َه َذاا ْل َمي‬
ٍ ‫ت اَ ْربَ َع تَ ْكبِ َرا‬ َ ُ‫ا‬

“Ushalli ‘ala hadzal mayyiti arba’a takbirotin fardhol kifayati ma’muman lillahi ta’ala”
Artinya : “ saya berniat shalat jenazah laki-laki ,empat takbir fardu kifayah sebagai
makmum, karena Allah Ta’alla”
Jika jenazahnya berkelamin perempuan, maka :

‫ض ا ْل ِكفَايَ ِة َمْأ ُم ْو ًما ِهللِ تَ َع ٰالى‬ ٍ ‫صلِّى ع َٰلى َه ِذ ِه ا ْل َم ْيتَ ِة اَ ْربَ َع تَ ْكبِ َرا‬
َ ‫ت فَ ْر‬ َ ُ‫ا‬
”Usholli ‘ala hadzihil mayyitati arba’a takbirotin fardhol kifayati ma’amuman lillahi ta’ala”
Artinya : “ saya berniat shalat jenazah perempuan , empat takbir fardu kifayah sebagai
makmum, karena Allah Ta’alla”
Selain sesorang tersebut menjadi makmum ada pula niat sholat jenazah jika
seseorang menjadi imam, dan jenzahnya berkelamin laki-laki adalah sebagai berikut :

َ ‫ت فَ ْر‬
‫ض ا ْل ِكفَايَ ِة ِإ َما ًما ِهللِ تَ َعالَى‬ ِ ِّ‫صلِّى َعلَى َه َذاا ْل َمي‬
ٍ ‫ت اَ ْربَ َع تَ ْكبِ َرا‬ َ ُ‫ا‬

6
“Usholli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiraatin fardhol kifaayati imaaman lillaahi
ta'aala”.
Artinya :“saya berniat shalat jenazah laki-laki, empat takbir fardu kifayah menjadi
imam, karena Allah Ta’alla”
Jika jenazahnya berkelamin perempuan, yaitu :

‫ض ا ْل ِكفَايَ ِة َمْأ ُم ْو ًما ِهللِ تَ َعالَى‬


َ ‫ت فَ ْر‬
ٍ ‫صلِّى َعلَى َه ِذ ِه ا ْل َميِّتَ ِة اَ ْربَ َع تَ ْكبِ َرا‬
َ ُ‫ا‬
“Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiraatin fardhol kifaayati ma'muuman
lillaahi ta'aala”.

Artinya : “ saya berniat shalat jenazah perempuan, empat takbir fardu kifayah
menjadi imam, karena Allah Ta’alla”

Adapun niat sholat jenazah untuk jenazah yang tidak berada di hadapn kita, namun
kita berniat untuk menyolatkan jenazah tersebut atau biasa di sebut shalat gaib, dan
jenazahnya berkelamin laki-laki yaitu :
‫ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُم ْو ًما ِهللِ تَ َعالَى‬
َ ‫ت فَ ْر‬ ِ ‫ت ف(ُالَن) ْال َغاِئ‬
ٍ ‫ب اَ ْربَ َع تَ ْكبِ َرا‬ ِ ِّ‫صلِّى َعلَى ْال َمي‬
َ ُ‫ا‬
”Usholli ‘alal mayyiti (sebut nama) algha-ibi arba’a takbirotin fardho kifayatin
imaman/ma’muman lillahi ta’ala”.

Artinya : “ Saya niat salat atas jenazah (sebut nama) yang jauh, empat kali takbir
fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala”

Jika jenazahnya berkelamin perempuan, yaitu :

‫ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُم ْو ًما ِهللِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫صلِّى َعلَى ا ْل َميِّتَ ِة (فُالَن) ْال َغاِئبِ ِة اَ ْربَ َع تَ ْكبِ َرا‬
َ ‫ت فَ ْر‬ َ ُ‫ا‬

“Usholli ‘alal mayyitati (sebut nama) algha-ibati arba’a takbirotin fardho
kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala”.

Artinya : “ Saya niat salat atas jenazah (sebut nama) yang jauh, empat kali takbir
fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala”

7
3. Takbir pertama membaca surah Al-fatiha
Membaca pertama dengan mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar
bahu. Kemudian tangan disedekapkan di atas pusar, membaca Surat al-Fatihah
Sebaiknya agar suara dilirihkan, sekiranya bacaan tetap terdengar oleh dirinya
sendiri.
Disunnahkan sebelum membaca Surat alFatihah agar membaca ta’awwudz me
nurut qaul ashah (pendapat terkuat), tapi tidak disunnahkan untuk membaca doa
iftitah. Shalat jenazah sebaiknya dilakukan secara ringkas, sedangkan doa iftitah
dianggap terlalu panjang untuk dibaca dalam shalat jenazah (Syekh Ibnu Hajar al-
Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 1, hal. 342).
4. Takbir kedua membaca sholawat nabi
Membaca takbir kedua dengan mengangkat tangan setinggi telinga atau
sejajar bahu. Kemudian tangan kembali disedekapkan di atas pusar. Kemudian
membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Boleh membaca sholawat nabi yang
pendek dan boleh juga yan panjang sebagaimana shalawat nabi yang umum
berikut :
‫َلى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ ‫صلَّيْتَ ع‬
َ ‫َلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوع‬ َ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َكما‬ ِ ‫ص ِّل عَل َى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى‬َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ِ ‫َلى‬َ ‫اَللَّ ُه َّم با َ ِركْ عَل َى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ با َ َر ْكتَ عَل َى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوع‬
“Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa
aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa
baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.”

Artinya : “ Ya Allah, anugerahkan shalawat kepda Nabi Muhammad dan keluarga


Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada
Nabi Ibrahim.Berikanlah keberkahan kpada Nabi Muhammad dan keluarga
Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi kepada keluarga
Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di dalam alam inilah Engaku Tuhan yang
Maha Terpuji dan Maha Mulya.

8
5. Takbir ke tiga membaca doa untuk jenazah
Pada takbir ini seseorang yang menyalatkan jenazah membaca doa
untuk jenazah yang meninggal dunia , adapun doanya jika jenazah tersebut
berkelamin laki-laki yaitu :

ِ ‫س ْع َمد َْخلَهُ َوا ْغ‬


ٍ ‫س ْلهُ بِ َما ٍء وثَ ْل‬
‫ج َوبَ َر ٍد‬ ِّ ‫ار َحمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ وَأ ْك ِر ْم نُ ُز ْولَهُ َو َو‬ ْ ‫الَّل ُه َّم ا ْغفِ ْر لَهُ َو‬
ْ‫س وَأ ْب ِد ْلهُ دَا ًرا َخ ْي ًرا ِمنْ دَا ِر ِه وََأ ْهاًل َخ ْيراً ِمن‬ِ َ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ ُ َ‫ب ْاَأل ْبي‬ ُ ‫لخطَايَا َك َما يُنَقَى الثَ ْو‬
َ ‫َونَقِّ ِه ِمنَ ْا‬
َ ‫زَو ِج ِه َوقِ ِه فِ ْتنَةَ القَ ْب ِر َو َع َذ‬
‫اب النَّا ِر‬ ْ ْ‫زَو ًجا َخ ْيراً ِمن‬ ْ ‫َأ ْهلِ ِه َو‬
“Allah hummaghfirlahu, warhamhu, wa 'afihi, wa'fu 'anhuu, wa akrim nuzulahu, wa
wasi' madhalahu, waghsilhu bimaa in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal
khathaya kama yunaqqas saubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran hairan
min darihii, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi
fitnatal qabri wa 'adzaabannaar.”

Artinya:”Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah


kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah
kesalahannya dengan air, es dan embun  sebagaimana mencuci pakaian putih
dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah
keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan istri
yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka”.

Jika jenazahnya berkelamin perempuan, yaitu:

ٍ ‫س ْل َها بِ َما ٍء وثَ ْل‬


‫ج‬ ِ ‫س ْع َمد َْخلَ َها َوا ْغ‬ ِّ ‫ار َحم َها َوعَافِ َها َواعْفُ َع ْن َها وَأ ْك ِر ْم نُ ُز ْولَ َها َو َو‬ ْ ‫الَّل ُه َّم ا ْغفِ ْر لَ َها َو‬
‫س وَأ ْب ِد ْل َها دَا ًرا َخ ْي ًرا ِمنْ دَا ِرهَا وََأ ْهاًل‬
ِ َ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ ُ َ‫ب ْاَأل ْبي‬
ُ ‫لخطَايَا َك َما يُنَقَى الثَ ْو‬
َ ‫َوبَ َر ٍد َونَقِّ َها ِمنَ ْا‬
‫اب النَّا ِر‬ ْ ‫َخ ْيراً ِمنْ َأ ْهلِ َها َو‬
َ ‫زَو ًجا َخ ْيراً ِمنْ ز َْو ِج َها َوقِ ِه َها فِ ْتنَةَ القَ ْب ِر َو َع َذ‬

“Allaah hummaghfirlaha-a, warhamha-a, wa 'aafiha-a, wa'fu 'anha-a, wa akrim


nuzuulaha-a, wa wassi' madkhalaha-a, waghsilha-a bimaa-in watsaljin wabaradin,
wanaqqiha-a minal khathaaya-a kama-a yunaqqats tsaubul abyadhu minad-danasi,

9
wa abdilha-a daaran khairan min daariha-a, wa ahlan khairan min ahliha-a, wa
zaujan khairan min zaujiha-a, waqihaa fitnatal qabri wa 'adza-aban-na-ar.”

Artinya : “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah
kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya,
cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun  sebagaimana mencuci
pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih
baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah
suaminya dengan suami yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur
dan siksa neraka.”

6. Takbir ke empat membaca doa untuk jenazah


Pada takbir ini membaca doa untuk jenazah lagi, yaitu untuk jenazah
yang meninggal dunia dan doa untuk keluarga yang di tinggalkan, adapun
doanya untuk jenazah berkelamin laki-laki yaitu :

ُ‫الل ُه َّم اَل ت َْح ِر ْمنَا اَ ْج َرهُ َوالَ تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َوا ْغفِ ْر لَنَا َولَه‬

“Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lanâ wa lahu”

Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah
(cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.”

Untuk jenazah yang berkelamin perempuan, yaitu :

“ Allâhumma lâ tahrimnâ ajraha wa la taftinna ba’daha waghfir lanâ wa laha”


Artinya : “ Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri
fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah
dia.”

10
7. Salam
Membaca salam ini dilakukan setelah melaksanakan takbir yang keempat dan
setelah membaca doa yang dilafalkan setelah takbir keempat jika ia membaca doa
sunnah itu. Bacaan salam pada shalat jenazah ini persis seperti bacaan salam yang
dibaca pada shalat fardhu lima waktu. Selain itu, kesunnahan menghadapkan
wajah ke arah kanan pada saat bacaan salam pertama dan menghadapkan wajah
ke kiri pada saat salam kedua, juga berlaku dalam pelaksanaan shalat jenazah ini.

F. Manfaat menyolatkan jenazah


Manfaat yang bisa dirasakan oleh umat muslim yang melaksanakan sholat
jenazah adalah bisa mendapatkan pahala yang besar yaitu sebanyak dua qirath.
Dua qirath jika diibaratkan seperti dua buah gunung yang besar.
Seperti bunyi hadist Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Nabi Shallallahu’alai
hi wa sallam bersabda :
‫ان قَا َل قُ ْلتُ يَا َأبَا‬
ِ َ‫يراط‬ َ ‫يراطٌ َو َمنْ اتَّبَ َع َها َحتَّى تُو‬
َ ِ‫ض َع فِي ا ْلقَ ْب ِر فَق‬ َ ِ‫صلَّى َعلَى َجنَازَ ٍة فَلَهُ ق‬ َ ْ‫َمن‬
‫يراطُ قَا َل ِم ْث ُل ُأ ُح ٍد‬
َ ِ‫ُه َر ْي َرةَ َو َما ا ْلق‬
Artinya : ”Barangsiapa yang menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati,
maka ia mendapatkan satu qirath. Dan barangsiapa menghadirinya
sampai jenazah itu dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath.
Lalu ada yang bertanya : Apakah dua qirath itu?
Rasulullah pun menjawab : sama dengan dua gunung yang besar.”

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini bahwa islam mengajarkan kita
untuk peduli terhadap orang lain, Salah satu kajian fiqih yang sering di
praktekkan di tengah-tengah masyarakat adalah shalat jenazah, kita
memandang dari aspek teori shalat jenazah merupakan salah satu masalah
ibadah yang amat gampang jika di bayangkan bahkan kita menyepelekan hal
tersebut. Namun jika dilihat dari aspek praktek masih banyak kesalahan-
kesalahan yang dilakukan dimasyarakat dalam masalah prengurusan jenazah.
Salah satu bentuk kepedulian dari seorang muslim dan muslim yang lainnya
yaitu dalam melaksanakan sholat jenazah. Hokum sholat jenazah sendiri
adalah fardu kifayah jika seorang muslim mengerjakannya maka mulim
lainnya telah terbebas dari dosa, akan tetapi alangkah baiknya jika kita
menyalatkan jenazah tersebut. karena manusia merupakan mahluk sosial yang
saling membutuhkan satu sama lain islam sangat menganjurkan kepada kita
untuk saling membantu dan tolong menolong kepada sesama manusia.
B. Saran
Dengan makalah ini penulis berharap agar makalah ini berguna bagi
orang lain kedepannya, kami juga menyadari bahwa makalah yang di buat
jauh darisempurna. Maka dari itu kami sebagai penulis menerima saran-saran
dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2019. Rukun Shalat Jenazah dan Penjelasannya. islam.nu.or.id. Di


akses pada tanggal 11 oktober 2019. Pada pukul 21.36 [online]

Herlina. 2011. Makalah sholat jenazah. blog.umy.ac.id. Di akses pada tanggal


10 oktober 2019. Pada pukul 13.21 [online]

Juriyato,Muh.2018. Syarat Sah Salat Jenazah. bincangsyariah.com. Di akses


pada tanggal 11 oktober 2019. Pada pukul 21.26 [online]

Purnama,Yulian. 2018. Fikih Pengurusan Jenazah (2): Shalat Jenazah.


muslim.or.id. Di akses pada tanggal 11 oktober 2019. Pada oukul 21.19
[online]

13

Anda mungkin juga menyukai