Di Susun Oleh :
Kelompok 3
Mapel Fiqih MD
MA AISYIYAH BINJAI
BAB I
PENDAHULUAN
yang tertipu oleh daya tarik dunia ini yang sesungguhnya dunia ini hanya tempat
persinggahan kita yang sementara sedangkan tempat kita yang abadi dan kekal
adalah di akhirat kelak. Banyak orang yang tidak percaya akan adanya akhirat
sehingga menyepelekan masalah yang satu ini, ada pula yang dikarenakan
kondisi seperti ini akan terjadi terus menerus dan turun menurun yang
adalah orang Islam itu sendiri. Lain juga akan banyak generasi muda yang
sebenarnya orang Islam tetapi tidak tahu bagaimana caranya mengurus jenazah.
Bahkan ada yang tidak tahu bagaimana caranya sholat dan mengaji.
Salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu dengan
cara mengadakan pengajian, ceramah, dan siraman rohani dengan rutin. Siraman
rohani sebenarnya sangat dibutuhkan apalagi di zaman seperti sekarang ini yang
diharapkan generasi muda pada umumnya dapat terus bersaing dengan kemajuan
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
kepengurusan jenazah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Jenazah
ajaran agama masing-masing, biasanya
Setiap muslim yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib dishalati
dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum
melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian
meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya
1. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat,
suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta
menghadap kiblat.
2. Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah sudah selesai dimandikan dan
dikafani.
3. Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat
a. Niat, menyengaja melakukan shalat atas mayit dengan empat takbir, menghadap
h. Salam
Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan
1. Berdiri menghadap kiblat. Jika jumlah yang melakukan shalat itu banyak, jadikan
2. Berniat
Lafal niatnya:
> Untuk jenazah laki-laki : " Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba 'a
takbiiraatin fardhu kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta'aalaa, Allahu
akbar "
> Untuk jenazah perempuan : " Ushalli 'alaa haadzihil mayyitati arba 'a
takbiiraatiin fardhu kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta 'aalaa,
Allaahu akbar "
lahu warhamhu wa'aafihi wa'fu anhu" yang artinya : "Yaa Allah ampunilah dia,
meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia." Jika jenazahnya adalah wanita,
waghfirlanaa walaha."
7. Mengucapkan salam.
seluruh muslim, laki-laki dan perempuan. Bahwa orang yang mati syahid dalam
perang pada jalan Allah SWT, tidak dilakukan shalat jenazah atasnya tetapi harus
Orang yang tidak dishalatkan jenazahnya dari orang-orang islam ialah para
syahid. Banyak hadis yang menegaskan demikian. Ada hadis yang shahih yang
Menurut ‘Uqbah Ibn Amir, Nabi SAW, bershalat jenazah atas orang-orang yang
sesudah beberapa hari beliau terluka. Tetapi kalau hidup dalam keadaan kurang
jelas, walaupun masih dapat berbicara, maka hukumnya disamakan dengan orang
Jika ada orang muslim yang meninggal dunia, yang segera harus
adalah keluarga terdekat, yaitu suami, atau istri, termasuk muhrim. Apabila dari
keluarga yang terdekat tidak ada yang mampu, baru diserahkan kepada orang lain
yang ada pada si mayat. Untuk jenazah laki-laki, maka yang memandikan juga
3. Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan tidak dimandikan dan tidak
dishalatkan)
1. Meletakkan mayat diatas dipan, siram dengan air sabun dan gosok-gosok sambil
kubul dan dubur, sebaiknya mayat itu didudukkan sambil menekan dan memijit
2. Membersihkan segala kotoraan dari mulut, hidung dan telinga hingga bersih.
3. Untuk membersihkan belakang mayat dimiringkan kekiri dan kanan hingga
4. Siraman air yang terakhir dicampur dengan kapur barus agar steril dari kuman-
kuman dan demikian pula perintah Rasulullah kepada para shahabiyat yang
5. Selesai dimandikan dubur mayat disumbat dengan kapas untuk menjaga agar
kotoran yang mungkin masih ada dalam perutnya tidak keluar lagi.
sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum
mengafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardlu kifayah.
berikut:
1) Kain kafan harus dalam keadaan baik, tetapi tidak boleh berlebihan, tidak dari
2) Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3) Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan
Dari Aisyah, Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang
terbuat dari kapas, tanpa baju, dan tanpa serban didalamnya. (H.R. al-Bukhari:
1563)
Adapun Cara mengafani jenazah di antaranya sebagai berikut:
1. Sediakan terlebih dahulu kain kafan: untuk pria 3 lembar dan wanita 5 lembar.
Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu:
1) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang
lebih lebar.
d. Sediakan itu semua dalam keadaan siap terbentang di tempat untuk mengafani.
3. Selesai dimandikan dan dibersihkan langsung diletakkan di atas kain yang telah
terbentang.
4. Berilah kapur barus pada bagian tubuh yang memerlukan. Tutuplah mata, mulut,
5. Berilah harum-haruman
6. Bungkuslah dengan rapi dan menutup ke samping kiri kemudian tarik ujung atas
menyalatkan mayat harus memenuhi syarat-syarat, yaitu suci dari hadas, menutup
sebagai berikut;
2. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz,
3. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca
dalam tashyahud
4. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga
membaca doa lalu mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap takbir
tanahyang diperkirakan tidak akan tercium bau busuk dan aman bagi jenazah dari
binatang buas.[11]
2. Lubang untuk menguburkan mayit sebaiknya berbentuk lahd (lahad) , yaitu liang
letakkan diatas bantal dari tanah liat atau batu,kemudian ikatan-ikatan kafannya
dilepaskan,dan bagian dari kafannya di pipinya dibuka sedikit agar pipinya itu
qur’an,
pada kali pertama : Minha Khalaqnakum (yang artinya: Dari tanah Kami
dan pada yang ketiga: wa minha nukhrijukum taratan ukhra(artinya :dan dari tanah
malaikat).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat
Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat
jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah
didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan
2. Apabila ada seorang muslim yang meninggal dunia maka kewajiban muslim yang
tanah.
menghadap kiblat.
dan memohon ampunan baginya dari Allah SWT.Sebagian ulama terutama dari
kalangan madzhab Syafi’i,menganjurkan agar dibacakan talqin(do’a yang biasa di
malaikat).
B. Saran-Saran
Kita sebagai sesama umat islam harus tetap saling membantu mengurus
jenazah orang lain walaupun orang itu pernah mempunyai salah kepada kita
ataupun menyakiti hati kita karena sesungguhnya mengurus jenazah itu adalah
surah Rasul dan hendaknya kita mengikhlaskan semua hutang yang pernah
dipinjam oleh orang yang meninggal dunia tersebut kepada kita serta
memohonkan ampun bagi si mayit agar amal kebaikannya dapat diterima disisi-
Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Tibyan, 2000.
Mokhtar, Sofyan, Pendidikan Agama Islam Xl, Surakarta: Pustaka Firdaus Utama, 2013.