DALAM ISLAM
DOSEN PENGAMPU:
PENYUSUN:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Penyelenggaraan Jenazah Dalam Islam”. Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan
non-materil yang diberikan kepada kami dalam penyusunan tugas makalah ini. Oleh karena itu,
izinkan kami mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Benny A.J. Gosari, S.Kel., M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang telah membimbing kami serta atas dorongan dan masukan untuk kami
sebagai penunjang tugas makalah ini hingga akhirnya selesai.
2. Ayah dan Ibu kami, selaku orang tua yang tiada henti memberikan doa dan dukungan
kepada kami.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami rincikan satu per satu yang telah membantu kami
dalam proses penulisan tugas makalah ini.
Tugas makalah ini disusun sebagai bentuk refleksi, penelitian, dan dedikasi terhadap
penyelenggaraan jenazah dalam Islam. Tujuan utama penulisan tugas makalah ini adalah untuk
menggali lebih dalam, mengurai, dan menyajikan informasi yang dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai bagaimana penyelenggaraan jenazah dalam Islam.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan tugas makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga tugas
makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Kelompok Kami
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB 1 PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB 2 PEMBAHASAN 5
A. Langkah-Langkah Penyelenggaraan Jenazah Dalam Islam 5
BAB 3 PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
1. Mayitnya orang islam.
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit.
3. Mayat itu bukan mati syahid.
Adapun siapa saja yang berhak dalam memandikan jenazah, yaitu jika mayat itu
laki-laki, maka yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak boleh
memandikan jenazah laki-laki kecuali istri dan mahramnya, begitupun sebaliknya
jika mayat itu perempuan. Jika suami, istri dan mahramnya sama-sama ada maka
yang berhak memandikan adalah suami atau istri dari mayit tersebut. Bila seorang
perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami atau
mahramnya, maka mayit itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh
dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayit itu adalah anak-anak,
maka laki-laki boleh memandikannya begitu juga kalau yang meninggal adalah
anak laki-laki. Jika ada beberapa orang yang berhak memandikan, maka yang
lebih berhak ialah keluarga yang terdekat dengan si mayit, dengan syarat ia
6
mengetahui kewajiban mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah
hak itu kepada keluarga jauh yang berpengetahuan serta amanah.
Berikut tata cara dalam memandikan jenazah sesuai dengan syariat Islam:
7
terdiri dari 5 (lima) lembar. Utamanya kain kafan adalah kain putih, bersih, suci,
sederhana, dan kuat.
Berikut cara dalam mengafani jenazah laki-laki:
1. Pertama, siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Kemudian, letakkan
secara vertikal tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.
Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah.
2. Langkah berikutnya, beri wewangian pada kain kafan lapis pertama. Setelah
itu, bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah.Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.
3. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai
ukuran jenazah. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga dan letakkan
jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
4. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri. Kemudian tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan,
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
5. Selanjutnya,tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian
kain dari sisi kanan ke kiri dan Ikat dengan tali pengikat yang telah
disediakan.
1. Langkah pertama, bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah dipotong
sesuai ukuran jenazah. Letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar
dan kedua lututnya. Setelah itu, persiapkan baju gamis dan kerudung di
tempatnya.
2. Selanjutnya, sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
Sediakan juga kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya
diletakkan pada anggota badan tertentu. Jika kain kafan sudah siap, angkat
dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota
tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki. Kemudian, selimutkan kain
8
sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju
gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang
menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari
yang lapisan atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas
tali yang tadi telah disediakan.
c. Shalat jenazah
Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah. Fardhu kifayah artinya sesuatu
perbuatan yang cukup dikerjakan oleh beberapa orang saja atau apabila suatu
perbuatan itu telah dilakukan oleh seseorang maka gugurlah yang lain dari
kewajibannya. Akan tetapi apabila jenazah itu sampai terlantar tidak ada yang
melaksanakan, maka semua kaum muslimin yang ada berdosa.
Adapun tata cara shalat jenazah adalah sebagai berikut:
1. Untuk jenazah laki-laki posisi berdiri imam searah kepala jenazah atau searah
dada ke atas. Untuk jenazah perempuan posisi imam searah lambung atau
pertengahan mayat.
2. Shalat jenazah sebaiknya dilakukan dengan berjamaah. Bagi perempuan
diperbolehkan shalat jenazah secara bersama-sama kaum laki-laki atau
bergantian. Shalat jenazah boleh dilakukan di dalam masjid atau di rumah
jenazah atau di tempat lainnya.
3. Rukun shalat jenazah adalah: niat (dalam hati) untuk menyolatkan jenazah,
berdiri, takbir empat kali, membaca al-Fatihah, membaca shalawat atas Nabi
Muhammad saw, membaca doa untuk jenazah, salam.
4. Shalat jenazah tidak memakai ruku dan tidak memakai sujud serta tidak
dengan azan dan iqamah, cukup berdiri saja. Yang harus dipersiapkan oleh
seseorang dalam melakukan shalat jenazah adalah suci dari hadats kecil
maupun besar, suci badan, pakaian dan tempat, menutup aurat, menghadap
kiblat.
d. Pemakaman
Apabila dalam perawatan jenazah dirasakan telah cukup, maka sesegera mungkin
membawa jenazah ke kuburan untuk dimakamkan. Diusahakan jangan sampai
9
terlalu lama jenazah berada di rumah. Hendaklah dalam rangka mengiringkan
jenazah, suasana tetap sepi dan tenang dengan berjalan kaki. Pengiring berada di
sekitar jenazah, di depan, di belakang, di samping kiri, dan di samping kanan.
Dalam pembuatan liang kubur ada dua macam, yaitu: 1) dengan cara yang disebut
syaq, yakni tempat jenazah berada di tengah-tengah liang kubur; 2) Dengan cara
yang disebut liang lahat, yakni tempat jenazah berada di luar dinding liang kubur.
Panjang liang kubur disesuaikan dengan panjangnya jenazah, lebar kurang lebih
80 cm, dan dalamnya kurang lebih 150 atau 200 cm.
Adapun tata cara menguburkan jenazah adalah sebagai berikut:
1. Masukkan jenazah dengan meletakkan dari arah kirinya.
2. Letakkan badan miring sebelah kanan dan mukanya menghadap kiblat,
diganjal diberi sandaran dengan tanah supaya tidak terbalik ke belakang,
sambil mengucapkan Bismillah wa ‘alaa millati Rasulillah yang artinya:
dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.
3. Melepaskan tali ikatan kafan, kemudian ditutup dengan tanah bekas galian
kuburan tersebut.
4. Kuburan dirimbun dan diberi penanda seperti batu nisan.
5. Membaca doa bersama-sama pengiring jenazah agar jenazah diampuni
dosanya.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengurus atau menyelenggarakan jenazah merupakan kewajiban yang harus dilakukan
setiap muslim terhadap saudaranya yang telah meninggal dunia. Dalam syariat Islam, ada
beberapa langkah yang harus dipenuhi saat mengurus orang yang sudah meninggal.
Mengingat hukum mengurus jenazah adalah fardhu kifayah, tentu tata cara mengurus
jenazah perlu diketahui setiap muslim.
Adapun pengurusan atau penyelenggaraan jenazah dalam Islam memiliki beberapa
langkah, yaitu dimulai dengan memandikan jenazah guna menghilangkan segala bentuk
hadas kecil maupun besar dari jenazah, sehingga jenazah berada dalam keadaan bersih
dan suci ketika hendak dikafani. Kemudian mengafani jenazah, yang mana jenazah laki-
laki hanya membutuhkan tiga lembar, sedangkan jenazah perempuan lima lembar.
Kemudian menyolati jenazah yang hukumnya adalah fardhu kifayah. Untuk yang terakhir
adalah pemakaman.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alghifari Mahdi Igamo, I. H., Dirta Pratama Atiyatna,. (n.d.). Penyuluhan Tata Cara
Penyelenggaraan Jenazah Bagi ... https://media.neliti.com/media/publications/338593-
penyuluhan-tata-cara-penyelenggaraan-jen-8a0dba25.pdf
Sulfikar K, I., Hardiyanti Ridwan,. (n.d.). Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah di Dusun ...
https://journal.uiad.ac.id/index.php/inkamku/article/download/1680/805/
12