PENGURUSAN JENAZAH
DISUSUN OLEH:
DEYA NELA TESYA
KELAS : XI MIPA 4
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Is ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
2.1. Pengertian Jenazah ................................................................................. 2
2.2. Pengurusan Jenazah ................................................................................. 2
2.3. Memandikan Jenazah ............................................................................. 3
2.4. Mengkafani Jenazah ............................................................................... 5
1. Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah ..................... 5
2. Tata cara mengkafani jenazah ........................................................... 6
2.5. Menshalatkan Jenazah ............................................................................. 7
2.6. Menguburkan Jenazah ............................................................................. 9
2.7. Ta’ziyah (melayat) .................................................................................. 11
2.8. Ziarah kubur ………................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari jenazah?
2. Bagaimana tata cara memandikan jenazah?
3. Bagaimana tata cara mengkafani jenazah?
4. Bagaimana tata cara menshalatkan jenazah?
5. Bagaimana tata cara menguburkan jenazah?
6. Apa yang dimaksud dengan ta’ziyyah?
7. Apa yang dimaksud ziarah kubur?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata jenazah adalah mayat.
Dalam bahasa Arab terdapat dua kata yang sering digunakan, ada jenazah (ا َزةFF)جن
َ
dan jinazah () ِجنا َزة. Menurut Ibnu Mandhur, kebanyakan para ulama berpendapat bahwa
janazah bermakna al-mayyit ala al-sarir (orang yang mati yang berada di atas dipan atau
ranjang)
2
Menurut syari’at Islam, fardu kifayah dalam pengurusan jenazah ada empat
macam, yaitu :
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah.
4. Menguburkan jenazah.
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati
syahid. Memandikan jenazah adalah membersihkan dan mensucikan tubuh mayat dari
kotoran dan najis yang melekat padanya. Hukum memandikan jenazah orang muslim
menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan
kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian
orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang
perlu diperhatikan yaitu :
A. Syarat Orang Yang Dapat Memandikan Jenazah.
a) Beragama Islam, baligh, berakal atau sehat mental.
b) Berniat memandikan jenazah.
c) Mengetahui hukum memandikan jenazah
d) Amanah dan mampu menutupi aib jenazah.
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
5
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi
mayat perempuan 5 lapis.
d. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah,
kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
e. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
Orang yang meninggal dunia dalam keadaan Islam berhak untuk dishalatkan.
Sabda Rasulullah saw. “salatkanlah orang-orang yang telah mati.” (H.R. Ibnu Majah).
“salatkanlah olehmu orang-orang yang mengucapkan: “Lailaaha Illallah.” (H.R.
Daruqutni). Dengan demikian, jelaslah bahwa orang yang berhak dishalati ialah orang
yang meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada Allah Swt. Adapun orang yang
telah murtad dilarang untuk disalati.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan salat jenazah, yaitu:
a. Jenazah diletakkan di arah kiblat( di depan imam apabila berjama’ah atau di
depan orang yang mensalatkannya apabila sendiri). Posisi jenazah, kepalanya
sebelah kanan dan kaki sebelah kiri imam.
b. Pada jenazah laki- laki imamnya berdiri sejajar dengan dada jenazah, sedangkan
apabila jenazahnya perempuan, maka imam berdiri sejajar dengan pinggang
jenazah.
c. Setelah jama’ah salat jenazah siap untuk melaksanakan salat jenazah tersebut,
kemudian berniatlah di dalam hati untuk melaksanakan salat jenazah.
ض ْال ِكفَايَ ِة َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى ٍ ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا
َ ْت فَر ْ صلِّى َعلَى هَ َذ
ِ ِّاال َمي َ ُا
Artinya: “Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah,
sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
ض ْال ِكفَايَ ِة َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى ٍ صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا
َ ْت فَر َ ُا
Artinya: “Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah,
sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
4. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu
selanjutnya membaca surat al-Fatihah.
8
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang Menguasai di Hari Pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.
5. Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi Muhammad
saw.
َ اَللَّهُ َّم
صلِّ عَل َى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد
Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga
Nabi Muhammad….”
6. Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi
jenazah adalah sebagai berikut.
Untuk jenazah laki laki:
ُاللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنه
9
Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah diletakkan, sebab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarangnya. Disunnahkan mendalamkan
lubang kubur, agar jasad si mayit terjaga dari jangkauan binatang buas, dan agar baunya
tidak merebak keluar. Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada
syaq. Dalam masalah ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita (non
muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam
“Ahkamul Janaaiz” hal. 145).
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di
dasar kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya. Sedangkan
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya
(membentuk huruf U memanjang).
Langkah-Langkah :
Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.
Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
Jenazah dimasukkan ke dalam kubur. Disunnahkan memasukkan jenazah ke liang
lahat dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara
perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah kiblat.
Petugas yang memasukkan jenazah ke lubang kubur hendaklah mengucapkan:
“BISMILLAHI WA‘ALAMILLATI RASULILLAHI” (Dengan menyebut Asma
Allah dan berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam).”
ketika menurunkan jenazah ke lubang kubur. Demikianlah yang dilakukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Disunnahkan membaringkan jenazah
dengan bertumpu pada sisi kanan jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap
kiblat sambil dilepas tali-talinya selain tali kepala dan kedua kaki.
Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya,
sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap
wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram
sebagaimana yang telah dijelaskan.
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain kepala
dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau
papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi
sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
10
Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam
liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang dilakukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan (diuruk) tanah
ke atas jenazah tersebut.
Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda agar tidak
dilanggar kehormatannya, dibuat gundukan seperti punuk unta, demikianlah
bentuk makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam (HR. Bukhari).
Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan diperciki
air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam. Lalu
diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar mudah dikenali.
Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan. Demikian pula menulisi
batu nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan, menginjaknya serta
bersandar padanya. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarang
dari hal tersebut. (HR. Muslim).
Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit (dalam
menjawab pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur). Karena
ketika itu ruhnya dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya. Maka
disunnahkan agar setelah selesai menguburkannya orang-orang itu berhenti
sebentar untuk mendoakan kebaikan bagi si mayit (dan doa ini tidak dilakukan
secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri!). Sesungguhnya mayit bisa mendapatkan
manfaat dari doa mereka. Wallahu a’lam bish-shawab.
Apabila kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika berziarah
kubur, yaitu seperti berikut.
1. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan
merasa diawasi oleh Allah Swt.
2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh
Rasulullah saw.:
Artinya: “Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya Allah kami
akan bertemu dengan kamu semua.” (H.R. Tirmizi)
12
3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda
kuburan).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana,
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya,
kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain :
1. Memperoleh pahala yang besar.
2. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
3. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
4. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati
dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan
sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
14
3.2 Saran
15
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber Lain :
Jurnal Salafiyun
https://fadhlihsan.wordpress.com/2011/08/01/tata -cara-pengurusan-jenazah-disertai-
gambar/ (diakses pada tanggal 23 juli 2022 Pukul 02:00 )
16