Disusun oleh:
1. FACHRI AZHAR
2. SHINDI ARSINTA
4. ZULEIKA
XI IPA 5
Bismilahirahmanirrahim
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 20
B. Saran .........................................................................................….21
Daftarpusaka……………......………………………………………………………………….22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JENAZAH
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab yang beararti tubuh mayat dan
berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh
mayat yang tertutup.
C. MEMANDIKAN JENAZAH
Artinya:
c. Tempat Memandikan
5)Kapas, kapur barus, daun bidara, atau wewangian yang lain serta bedak.
3.Posisi Jenazah
8) Kemudian siram dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil
berniat lafaz niat memandikan jenazah laki laki.
“Aku sengaja memandikan mayit (laki laki) ini karena allah ta’ala”
9) Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki 3 kali dengan air bersih.
ﺖ ِﻟَّﻠِﻪ َﺗَﻌاَﻟﻰ
ِ ﺿْﻮَء ِﻟَﻬَﺬا اْﻟَﻤِّﻴ
ُ ﺖ اْﻟُﻮ
ُ َﻧَﻮْﻳ
"aku berniat mewudukkan jenazah (lelaki) ini kerana Allah s.w.t"
D. MENGKAFANI JENAZAH
Misalnya, Mash’ab bin Umair dia tewas terbunuh diperang Uhud dan
tidak ada buat kain kafannya kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya
ditutup, akan terbukalah kakinya dan jika kakinya tertutup, maka tersembul
kepalanya. Maka Nabi saw. menyuruh kami untuk menutupi kepalanya dan
menaruh rumput izhir pada kedua kakinya.”(HR. Bukhari).
1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih,
kering dan menutupi seluruh tubuh mayat. Dalam sebuah hadist
diriwayatkan sebagai berikut :
Artinya: “
Catatan: Kalau kain putih tidak ada, maka boleh mengkafani mayat dengan
kain apa saja yang dapat digunakan untuk mengkafaninya, kemudian
dishalatkannya.
Semua kain yang dipakai oleh mayit ketika masih hidup, boleh dibuat kain
kafan. Mayit laki-laki tidak boleh dikafani dengan kain sutra, sedangkan
perempuan diperbolehkan. Kain kafan boleh berwarna apa saja. Tetapi
yang sunnah adalah kain putih dan yang sudah dicuci. Adapun yang
dimaksud perintah,
b.Ukuran Kafan
Ukuran kafan bagi mayit laki-laki atau perempuan, minimal satu lembar
kain yang dapat menutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan yang sunnah
adalah : Bagi mayit laki-laki dengan tiga lapis. Untuk mayit perempuan
dengan lima lapis, terdiri dari dua lembar kain yang dapat menutupi seluruh
tubuh mayit, ditambah dengan gamis, kerudung dan sampir.
a)Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih
lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
f)Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup
dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain
kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa
saja yang ada.
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih,
yang terdiri dari:
g) Pakaikan kerudung.
E. MENSHALATKAN JENAZAH
Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah. Boleh dilakukan oleh orang laki-
laki atau perempuan. Namun, selagi ada orang laki-laki, maka yang dapat
mengugurkan kewajiban adalah orang laki-laki yang baligh.
Dalam hal memperoleh fadhilah tiga shaf ini, ulama berbeda pendapat.
Ibnu Hajar berpendapat, satu shaf minimal 2 orang. Menurut imam Ramli
satu shaf bisa satu orang. Jadi, untuk mendapat fadhilah shaf, minimal
mushalli berjumlah 6 orang, atau 3 orang. Bentuk shaf seperti ini penting
diatur bila yang menyalati sedikit.
Bila laki-laki, maka kepala mayit sunnah berada di sebelah kiri imam.
(nisbat negara Indonesia : arah selatan). Bila mayit perempuan, kepala
mayit diletakkan di sebelah kanan imam (utara). Posisi imam, bila mayit
laki-laki, maka berada didekat kepala mayit. Bila mayit perempuan, maka
didekat pantatnya.
c. Makmum masbuq
a. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus
menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan
tempatnya serta menghadap kiblat.
a. Niat
b. Berdiri bagi yang mampu
d. Mengucap salam
d. Niatlah shalat jenazah disertai takbiratul ihram Untuk seorang mayit laki-
laki.
Artinya: “Saya niat sholat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah,
sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”
Artinya: “Saya niat sholat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah,
sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”
Artinya: "Saya niat sholat atas jenazah anak lali-laki ini empat kali takbir
fardu kifayah, sebagai imam/ makmum hanya karena Allah Ta'ala."
USHOLLI 'ALAA
HAADZIHIL MAYYITATI THIFLI ARBA'A TAKBIRATATIN FARDHOL KIFAYAATAI IMAMAN /
MA'MUUMAN LILLAHI TA'AALA
Artinya: "Saya niat sholat atas jenazah anak perempuan ini empat kali
takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum hanya karena Allah Ta'ala."
Lafas Takbir
e. Takbir 4 kali.
َﻫﻴﻢِ ل ِإْﺑَﺮا
ِ ﻋَﻠﻰ آ َ ﻢ َو
َ ﻫﻴ ِ ﻋَﻠﻰ ِإْﺑَﺮا َ ﺖ
َ ﺻَّﻠْﻴَ ﺤَّﻤٍﺪ َﻛَﻤﺎَ ل ُﻣ ِ ﻋَﻠﻰ اَ ﺤَّﻤٍﺪ َو
َ ﻋَﻠﻰ ُﻣ َ ﻞِّ ﺻَ ﷲ َُّم
ﻢ ِﻓﻲَ ﻫﻴ ِ ل ِإْﺑَﺮا
ِ ﻋَﻠﻰ آَ ﻢ َوَ ﻫﻴ ِ ﻋَﻠﻰ ِإْﺑَﺮا
َ ﺖ َ ﺤَّﻤٍﺪ َﻛَﻤﺎ َﺑﺎَرْﻛ
َ ل ُﻣِ ﻋَﻠﻰ آ َ ﻋَﻠﻰ ُﻣﺤﻤٍﺪ َو َ كْ َوَﺑﺎِر
ﺠْﻴٌﺪ
ِ ﺣِﻤﻴٌﺪ َﻣ َ ﻚ َ ﻦ ِإَّﻧ
َ اﻟَﻌاَﻟِﻤﻴ
• takbir ketiga, setelah membaca shalawat lalu membaca takbir (Allahu
Akbar) lalu membaca do'a:
untuk perempuan:
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa taftinnaa ba'da - hu waghfir lanaa walahu wali
ikhwaaninal ladziina saba- quuna bil iimaani walaa taj'al fii quluubinaa ghillan lil- ladziina
aamanuu rabbanaa innaka ra'uu fur rahiimun
f. Salam.
1.Pemberangkatan Jenazah
a. Apabila tanahnya keras, maka lebih baik berbentuk liang lahad. Yaitu,
menggali bagian sisi barat dari lubang kubur, sekitar cukup untuk tempat
membaringkan mayit.
e. Ikatan kain kafan bagian kepala dibuka, lalu wajah dan pipi mayit
ditempelkan ke tanah.
f. Tubuh mayit sunnah diberi penupang (bisa dengan batu atau kayu),
untuk menjaga agar mayit tidak berubah terlentang atau telungkup.
g. Sebelum ditimbuni tanah, tubuh mayit wajib ditutupi dengan papan kayu
atau lainnya, agar tanah timbunan tidak langsung mengena mayit.
i. Lalu lubang kubur ditimbun, dan tanah timbunan ditinggikan satu jengkal
atau ± 25 cm.
j. Kuburan disiram dengan air dingin, sekalipun tanah telah basah oleh air
hujan
ﻞ َوَﻣﺎ
َ ِﻗﻴ. ن ِ ﻃﺎ َ ن َﻟُﻪ ِﻗﻴَﺮا
َ ﻦ َﻛﺎَ ﺣَّﺘﻰ ُﺗْﺪَﻓ
َ ﺷِﻬَﺪ
َ ﻦ
ْ َوَﻣ، ط
ٌ ﻋَﻠْﻴَﻬﺎ َﻓَﻠُﻪ ِﻗﻴَﺮا
َ ﻰ
َ ﺼِّﻠ
َ ﺣَّﺘﻰ ُﻳ
َ ﺠَﻨﺎَزَة
َ ﺷِﻬَﺪ اْﻟ
َ ﻦ
ْ َﻣ
ِﻈﻴَﻤْﻴﻦِ ﻦ اْﻟَﻌ
ِ ﺠَﺒَﻠْﻴَ ﻞ اْﻟ
ُ ل ِﻣْﺜَ ن َﻗاِ ﻃﺎ
َ اْﻟِﻘﻴَﺮا
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Memandikan
2) Mengkafani
3) Menshalatkan
4) Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah,
antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
Jami ‘u al
Antar Nusa.