Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBELAJARAN FIQIH
TENTANG
PENYELENGGARAAN JENAZAH

Disusun Oleh Kelompok II:


Nesza Fitriyana : 22050017
Ropita Sari : 22050016

Dosen Pengampu:
Sekar Harum Pratiwi M.Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
1445H/2024M
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Penyelenggaraan Jenazah”.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka menambah pengetahuan dan menyelesaikan tugas mata
kuliah “Pembelajaran Fiqih”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
Penyelenggaraan Jenazah , Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang bagi para pembaca dan juga penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing bidang studi yang memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak terutama teman-teman yang
telah membantu penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyajikan makalah ini sebaik mungkin, namun
masih terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diperlukan. Dalam kesempatan ini
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis
sendiri khususnya.

Padang, 22 Maret 2024


Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR IS............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
1. Pengertian dan dalil penyelenggaraan jenazah.............................................2
2. Tata cara penyelenggaraan jenazah dan hukum penyelenggaraan jenazah..2
3. Bacaan sholat jenazah..................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan .................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam syariat Islam diajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian
yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baiknya ciptaan Allah
SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang
muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah
SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya
yang masih hidup.
Sebagai umat beragama Islam, Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah Saw. Dalam
masalah penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda
dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam mengurus jenazah di dalamnya
mencakup aturan yang memperhatikan sang mayat, Termasuk memberi tuntunan yaitu
bagaimana sebaiknya keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.
Dengan demikian, Petunjuk dan bimbingan Rasulullah Saw dalam mengurus jenazah
ini merupakan aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang sangat sempurna
dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal dunia untuk kemudian bertemu dengan
Rabbnya dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu keluarga, orang-orang yang
terdekat dan para tetangga sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang
memuji Allah SWT dan memintakan ampunan serta Rahmat-Nya bagi yang meninggal dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa pengertian dan dalil penyelenggaraan jenazah?
2. Sebutkan tata cara penyelenggaraan jenazah dan apa hukum nya?
3. Jelaskan bacaan sholat jenazah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan dalil penyelenggaraan jenazah.
2. Untuk mengetahui tata cara penyelenggaraan jenazah dan hukumnya.
3. Untuk mengetahui bacaan sholat jenazah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Dalil Penyelengaraan Jenazah


Kata jenazah dari segi Bahasa berarti orang yang telah meninggal dunia.
Pengertian penyelenggaraan jenazah dalam Islam adalah kewajiban yang diterima
oleh umat Islam untuk mengurus jenazah orang yang telah meninggal dunia. Dalil
yang menjelaskan tentang penyelenggaraan jenazah sebagaimana disebutkan dalam
HR.Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah R.A, “Barang siapa yang mengurus
jenazah sampai mensholatkan nya baginya pahala sebesar satu gunung emas.
Sementara bagi seorang muslim yang mengurus jenazah hingga menguburkannya
maka pahala bagi nya sebesar dua gunung emas.”

B. Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah Dan Hukum Penyelenggaraan Jenazah


Mengurus jenazah adalah salah satu tugas yang dianggap penting dan mulia
karena memiliki dasar hukum yang kuat dalam ajaran Islam. Berikut hukum dan
kewajiban mengurus jenazah dalam Islam. Meninggal dunia adalah suatu hal yang
pasti akan dialami oleh setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Bagi umat Islam,
kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang abadi di
akhirat.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 156

١٥٦ ‫َاَّلِذ ْيَن ِاَذ ٓا َاَص اَبْتُهْم ُّمِص ْيَبٌةۗ َقاُلْٓو ا ِاَّنا ِهّٰلِل َوِاَّنٓا ِاَلْيِه ٰر ِج ُعْو َۗن‬

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan


"Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan
sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)."
Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab Tafsir-nya, maksud ayat tersebut adalah
seseorang yang tertimpa musibah akan menghibur diri dengan mengucapkan kalimat
tersebut dan mereka meyakini sesungguhnya ia milik Allah SWT. Orang yang
dimaksud dalam ayat ini juga meyakini bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan
pahala di sisi-Nya sekecil apa pun itu kelak di hari kiamat.
"Maka ucapan ini menanamkan di dalam hati mereka suatu pengakuan yang
menyatakan bahwa diri mereka adalah hamba-hamba-Nya dan mereka pasti akan
kembali kepada-Nya di hari akhirat nanti," jelas Ibnu Katsir.
Hukum Mengurus Jenazah Adalah Fardhu Kifayah Jumhur ulama menyebut
hukum mengurus jenazah adalah fardhu kifayah. Hal ini turut disebutkan dalam kitab
Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-
Faifi. Maksud fardhu kifayah adala jika sebagian orang Islam telah melakukannya,
maka sebagian lainnya tidak berkewajiban untuk melakukannya. Namun, jika tidak
ada yang melakukannya, maka semua orang Islam yang mengetahui akan berdosa.
Kewajiban Mengurus Jenazah dalam Islam Sayyid Sabiq dalam kitabnya yang
berjudul Fiqh Sunnah Jilid 2 menyebut, terdapat empat kewajiban seorang muslim
terhadap jenazah saudaranya, yaitu memandikan, mengkafani, menyalati dan
mengebumikan.
Tata cara penyelenggaraan atau merawat jenazah:

2
1. Memandikannya

3
3

Menukil buku Pedoman Tata Cara Mengurus Jenazah susunan


Muhammad Sauqi, ada sejumlah ketentuan saat memandikan jenazah.
Pertama-tama, jenazah harus diletakkan di tempat yang tinggi agar
memudahkan air yang telah disiram ke tubuhnya.
Jenazah laki-laki hendaknya dimandikan dengan laki-laki, begitu pun
dengan jenazah perempuan yang harus dimandikan oleh sesama
perempuan. Setelah meletakkan jenazah di tempat tinggi, lepas pakaian
jenazah dan ganti dengan kain untuk menutup auratnya. Kemudian, bakar
dupa atau taruh wewangian dalam ruangan tersebut untuk mencegah bau
tak sedap yang keluar dari tubuh jenazah. Orang yang memandikan
hendaknya menggunakan sarung tangan, terutama ketika menggosok
badan jenazah.
Urutlah perut jenazah dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran-
kotoran yang ada di perut, kecuali apabila si jenazah dalam kondisi hamil.
Bersihkan juga lubang-lubang kotoran sambil menyiramkan air. Setelah
bersih, wudhukan jenazah seperti wudhunya orang hidup. Lalu, siram air
bersih ke seluruh tubuh yang diawali dari kanan, mulai kepala hingga
kaki.
Adapun, bagi orang yang meninggal dalam keadaan syahid di jalan
Allah SWT seperti tewas di pertempuran atau peperangan melawan orang
musyrik, bagi mereka hendaknya tidak dimandikan. Rasulullah SAW
bersabda, "Janganlah kalian memandikan mereka, sebab setiap luka atau
darah mereka akan mengeluarkan aroma wewangian misk (yakni biang
minyak wangi tertentu) pada hari Kiamat kelak." (HR Ahmad).
2. Mengkafaninya
Ketentuan jumlah kafan jenazah laki-laki dan perempuan berbeda.
Bagi laki-laki, kafannya berjumlah 3 lembar, sementara jenazah
perempuan berjumlah 5 lembar. Kain kafan yang dianjurkan warnanya
putih, bersih dan telah diberi wewangian. Jangan menggunakan kain yang
mewah atau mahal.
Cara mengkafani jenazah laki-laki ialah sebagai berikut:
a) Letakkan 5 tali, yakni 3 panjang dan 2 pendek. Sebanyak 3 tali
panjang digunakan untuk sikut, pinggang, dan lutut, sedangkan 2 tali
pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki. Jumlah
tali ini bukan wajib, artinya boleh disesuaikan.
b) Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh) di atas kelima utas
tali tadi. Sehingga, nantinya setelah jenazah diletakkan di atasnya,
kain tersebut terletak di bagian kanan jenazah.
c) Gelar kain ke-2 (pembungkus seluruh tubuh) di sebelah kain ke-1
selebar punggung jenazah dan ditumpangkan di atas tepi kain ke-1.
Sehingga, ketika jenazah diletakkan di atasnya, kain tersebut terletak
di bagian kiri badan jenazah.
d) Hamparkan kain ke-3 di atas kedua lembar kain yang sebelumnya, dan
letakkan pada bagian pinggang sampai kaki jenazah.
4

e) Taruhlah hamparan kapas, serbuk kayu cendana, dan wewangian lain


di atas susunan kain tersebut. Kemudian, angkat jenazah dan letakkan
di atas kain kafan yang telah disiapkan tadi.
f) Tutuplah dahi, hidung, dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki jenazah
dengan kapas. Termasuk lubang dubur, lubang hidung, dan kedua
telinga.
g) Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari kain yang ke-3
(yang paling atas atau sarungnya) lalu disusul kain ke-2 dan ke-1
secara berurutan.
h) Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan tali
yang telah disiapkan tadi.
i) Sebaiknya tali pocong diikat ketika jenazah akan diberangkatkan ke
pemakaman.
Sementara itu, jenazah perempuan bisa dikafani dengan ketentuan
berikut:
a) Gelar sehelai tikar.
b) Letakkan 5 utas tali, yakni 3 panjang dan 2 pendek. Sebanyak 3
tali panjang digunakan untuk sikut, pinggang, dan lutut, sedangkan
2 tali pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki
c) Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh).
d) Gelar kain ke-2 (pembungkus seluruh tubuh) di sebelah kain ke-1.
e) Buatlah baju kurung tidak berjahit dengan kain ke-3. Caranya
dengan mengukur panjang badan jenazah dari punggung hingga
kaki, lalu ambil kain kafan 2 kali lipatnya. Lipat kain tersebut
hingga menjadi 2 lapisan. Buatlah lubang pas di tengah lipatan
kain, selebar kepala jenazah. Lalu, buka lipatan tersebut dan
letakkan di atas kain ke-1 dan ke-2 sebelumnya.
f) Gelar kain ke-4 (untuk sarung) dan letakkan di bagian pinggang
sampai kaki jenazah.
g) Buatlah celana dalam tak berjahit (seperti popok bayi) dan
letakkan di atas kain ke-4 searah alat kelaminnya.
h) Taruhlah sedikit kain yang cukup untuk membuat kerudung di atas
kain ke-3 atau baju kurung searah kepalanya.
i) Taruhlah hamparan kapas, serbuk kayu cendana, dan wewangian
lain di atas susunan kain tersebut.
j) Kemudian, angkat jenazah dan letakkan di atas kain kafan yang
telah disiapkan tadi.
k) Tutuplah dahi, hidung, dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki
jenazah dengan kapas. Termasuk lubang dubur, lubang hidung,
dan kedua telinga.
l) Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari mengenakan
celana dalamnya, lalu membungkus dengan sarungnya,
mengenakan kerudungnya, memasang baju kurungnya dengan
memasukkan kepala jenazah pada lubang baju kurung dan
5

menutupkan kembali baju kurung yang telah dibuka bagian


depannya. Lalu, bungkus dengan kain ke-2 dan disusul kain ke-1.
m) Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan
tali yang telah disiapkan tadi.
3. Menyalatkannya
Jenazah yang telah dikafani kemudian disalatkan dengan 4 kali takbir,
tanpa rukuk dan sujud.
4. Menguburkannya
Setelah memandikan, mengkafani dan menyalatkan jenazah,
selanjutnya mayit dipikul untuk diantar ke tempat penguburan. Saat
pengantaran, dianjurkan mempercepat langkah, boleh juga mengiringinya
dengan berdzikir. Sebelumnya, hendaklah mempersiapkan pekuburan
yang telah digali untuk jenazah. Supaya setelah mayat sampai di
pemakamannya, liang kubur telah siap. Untuk menguburkan mayat
dilakukan dengan memasukkannya ke dalam sebuah lubang lalu menutup
kembali dengan tanah, sehingga tidak terlihat lagi jasadnya, tidak tercium
baunya, juga terhindar dari binatang buas.

C. Bacaan Sholat Jenazah


Berikut urutan bacaan sholat jenazah beserta tata caranya yang dapat
diamalkan oleh kaum muslimin seperti dinukil dari Buku Pintar Shalat tulisan M
Khalilurrahman Al-Mahfani. Urutan Bacaan Sholat Jenazah dan Tata Caranya:
1. Niat di dalam hati
a) Bacaan niat sholat jenazah laki-laki

‫َم ْأُم ومًا هلل َتَع اَلى‬/‫ُأَص َّلى َع َلى َهِذِه اْلَم ِّيَتِة َأْر َبَع َتْك ِبيَر ات َفْر ُض ِك َفاَيِة إماما‬

Arab latin: Ushallii 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiratin fardhu kifaayati
imaaman/ma'muuman lillaahi ta'aalaa

Artinya : "Aku berniat shalat untuk mayat (laki-laki) ini empat takbir
fardhu kifayah (sebagai) imam/makmum karena Allah Ta'ala."
b) Bacaan niat sholat jenazah perempuan

‫َم ْأُم ومًا هلل َتَع اَلى‬/‫ُأَص َّلى َع َلى َهذا اْلَم ِّيت َأْر َبَع َتْك ِبيَر ات َفْر ُض ِك َفاَيِة إماما‬

Arab latin: Ushallii 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiiratin fardhu


kifaayati imaaman/ma'muuman lillaahi ta'aalaa

Artinya : "Aku berniat shalat untuk mayat (perempuan) ini empat takbir
fardhu kifayah (sebagai) imam/makmum karena Allah Ta'ala."
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram dan tiga takbir lainnya dengan "Allahu Akbar"
4. Lalu membaca Surat Al-Fatihah
6

‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَۙن الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِۙم ٰم ِل ِك َي ْو ِم الِّدْيِۗن ِاَّي اَك َنْعُب ُد َو ِاَّي اَك‬
‫َنْسَتِع ْيُۗن ِاْهِد َنا الِّص َر اَط اْلُم ْسَتِقْيَۙم ِصَر اَط اَّلِذ ْيَن َاْنَعْم َت َع َلْيِهْم ۙە َغْيِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْيِه ْم َو اَل الَّض ۤا ِّلْيَن‬

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon
pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.
5. Takbir Pertama
‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَۙن الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِۙم ٰم ِل ِك َي ْو ِم الِّدْيِۗن ِاَّي اَك َنْعُب ُد َو ِاَّي اَك‬
‫َنْسَتِع ْيُۗن ِاْهِد َنا الِّص َر اَط اْلُم ْسَتِقْيَۙم ِصَر اَط اَّلِذ ْيَن َاْنَعْم َت َع َلْيِهْم ۙە َغْيِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْيِه ْم َو اَل الَّض ۤا ِّلْيَن‬

Latin: bismillāhir-raḥmānir-raḥīm, al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn, ar-


raḥmānir-raḥīm, māliki yaumid-dīn, iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn,
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm, ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi
'alaihim wa laḍ-ḍāllīn
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
6. Takbir Kedua
‫الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد نا ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْب َر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد نا‬
‫ِإْبَر اِهيَم َو َباِر ْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد نا ُمَحَّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد نا ِإْب َر اِهْيَم َو َع َلى آِل‬
‫َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهيَم ِفي الَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيُد َمِج يٌد‬

Latin: Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa 'ala ali


sayyidina Muhammad, kama shollaita 'alaa sayyidina Ibrahum, wa 'ala ali
sayyidina Ibrahim, wa baarik 'ala sayyidina Muhammad, wa 'alaa ali
sayyidina Muhammad, kama barokta 'ala sayyidina Ibrahim, wa 'alaa ali
sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamiidum majid.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad
dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau
limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Limpahkanlah pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga
Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi
Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam
semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."
7. Takbir Ketiga
‫ َو اْغ ِس ْلُه ِبَم اٍء َو َثْلِج َو َب َرٍد‬،‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َحْم ُه َو َعاِفِه َو اْعُف َع ْنُه َو َأْك ِر ْم ُنُزَلُه َوَو َس ْع َم ْدَخ َلُه‬
‫ َو َأْهًال َخْي ًرا ِم ْن‬،‫ َو َأْبِد ْل ُه َداًرا َخْي ًرا ِم ْن َداِر ِه‬،‫َو َنِّقِه ِم َن اْلَخ َطاَيا َك َم ا ُيَنَّقى الَّثْو ُب اَأْلْبَيُض ِم َن الَّدَنِس‬
‫ َوِفِه ِفْتَنَة اْلَقْبِر َو َع َذ اَب الَّناِر‬،‫ َو َز ْو ًجا َخْيًرا ِم ْن َز ْو ِج ِه‬،‫َأْهِلِه‬
7

Latin: Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu wa akrim


nuzulahu wa wassi' madkhalahu wa aghsilhu bimaa-in wa tsaljin
walbaradin wa naqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul
abyadhu minaddanasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan
khairon min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa qihi fitnatal qabri wa
'adzaa ban naar.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah
keselamatan dan ampunilah dosanya, muliakanlah tempat tinggalnya dan
lapangkanlah tempat keluarnya, sucikanlah ia dengan air, es, dan embun,
serta bersihkanlah ia dari segala dosa dan kesalahan sebagaimana Engkau
telah membersihkan baju putih dari kotoran. Berilah ganti baginya tempat
yang lebih baik dari tempatnya yang terdahulu, keluarga yang lebih baik
dari keluarga semula, pasangan yang lebih baik dari pasangan semula,
serta lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksa neraka." (HR Muslim dari
Auf bin Malik).
Catatan: untuk doa yang dibaca ‫( ُه‬hu) diganti dengan ‫( َها‬ha) apabila
jenazah perempuan.
8. Takbir Keempat
‫ َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلُه‬،‫الَّلُهَّم اَل َتْح ِرْم َنا َأْج َر ُه َو اَل َتْفِتَنا َبْع َد ُه‬

Latin: Allahumma laa tahrimna ajrohu wa laa taftinna ba'dahu waghfir


lana wa lahu.
Artinya: "Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan
beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan
ampunilah dia."
Catatan: untuk doa yang dibaca ‫( ُه‬hu) diganti dengan ‫( َها‬ha) apabila
jenazah perempuan.
9. Mengucapkan salam sembari memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri. Ini
bacaannya,

‫َالَّس اَل ُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك ا ُتُه‬

Bacaan latin: Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh


Artinya: "Semoga kedamaian bersamamu serta pengampunan dan
berkah dari Allah SWT."
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengurus jenazah adalah salah satu tugas yang dianggap penting dan mulia
karena memiliki dasar hukum yang kuat dalam ajaran Islam. Berikut hukum dan
kewajiban mengurus jenazah dalam Islam. Meninggal dunia adalah suatu hal yang
pasti akan dialami oleh setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Bagi umat Islam,
kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang abadi di
akhirat.
Jenazah adalah seseorang yang telah meninggal dunia yang akan diletakkan di dalam
kubur Ketika ia sudah meninggal dunia.
Penyelenggaraan jenazah dalam Islam adalah kewajiban yang diterima oleh
umat Islam untuk mengurus jenazah orang yang telah meninggal dunia. Dalil yang
menjelaskan tentang penyelenggaraan jenazah sebagaimana disebutkan dalam
HR.Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah R.A, “Barang siapa yang mengurus
jenazah sampai mensholatkan nya baginya pahala sebesar satu gunung emas.
Sementara bagi seorang muslim yang mengurus jenazah hingga menguburkannya
maka pahala bagi nya sebesar dua gunung emas.”
Hukum penyelenggaran jenazah dari memandikan sampai memasukkan mayat
ke dalam liang kubur adalah fardu kifayah. Dalam pelaksanaan sholat jenazah tidak
ada sujud maupun rukuk melainkan takbir sebanyak 4 kali dengan bacaan takbir yang
berbeda-beda.
B. Kesimpulan
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik
pembaca maupun penyusun dapat mengetahui penyelenggaraan jenazah yang benar
sesuai yang diajarkan baginda Rasulullah Saw walaupun tidak sesempurna Nabi
Muhammad SAW, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya yang kelak
diberi pertolongan.
C.

8
DAFTAR PUSTAKA
Lathif Uwaidah Mahmud Abdul. 2019. Al-Jami’u al-Akhamsah-shalat. Bogor.
Qasim M.Rizal. 2020. Pengalaman Fikih I.Jakarta:Tiga Serangkai.
Abu Sutomo Nashr. 2018. Pengantar Fiqih Jenazah, Jakarta Selatan.
Abdul M.Gofar.2018. Fiqih Wanita,Jakarta Timur:Pustaka Al-Kautsar.
Nashiruddin M.Al-Albani.2020.Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah,. Jakarta:Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai