Disusun oleh :
Anditya Prayogi S.
Sobri
Baim
Intan nura’eni
Citra dwi lestari
Sefira
Dadah Holidah
SMAN 1 PONTANG
2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
Cover .............................................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Is ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 1 BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
2.1. Pengertian Jenazah ................................................................................. 2
2.2. Memandikan Jenazah ............................................................................. 3
PENDAHULUAN
BAB II
1
PEMBAHASAN
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( )جن ذحyang berarti tubuh mayat dan kata
جن ذyang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat
yang tertutup
Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian kaum muslimin,
khususnya penduduk setempat terhadap jenazah muslim/ muslimah.
Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
2
2.2. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati
syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu
kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi
jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini terdapat dalam
sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang
perlu diperhatikan yaitu :
3
b. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya, neneknya,
keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
4
7. Mayat Yang Wajib Untuk Dimandikan
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah meninggal
tidak dimandikan
2. Air secukupnya.
b. Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat utamanya tidak
kelihatan.
c. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan
perutnya perlahan-lahan.
g. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut jenazah,
gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudiankan wudhukan.
h. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh jenazah
5
i. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir dicampur
dengan wangi-wangian.
l. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya,
wajid dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan tidak
perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis itu saja.
ها جر نا سع ر سو ل ا هلل صلى ا هلل عليه و سلم كلتمس و جه ا هلل فو قع ا جرنا على هللا
فمنا من ما ت لم يأ كل من ا جر ه شأ منهم مصعب ا بن عمير قتل يو م ا حد فلم نجد ما
و ا ذا غطينا بها ر جليه حر, ا ذا غطينا بها ر أ سه خر جت ر جال ه,لكفنه ا ال بر د ة
ج ر أ سه فأ مر نا ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم ا ن نغطي ر أ سه و ا ن نجعل على
6
(ر جليه من ا ال ذ خر )رواه ا لبخا ر ى
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi
mayat perempuan 5 lapis.
a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar
dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas
kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
7
d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung
lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut.
e. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan
tiga atau lima ikatan.
f. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup
dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain
kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa
saja yang ada.
d. Pakaikan sarung.
8
f. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
g. Pakaikan kerudung.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan salat jenazah,
yaitu :
a. Jenazah diletakkan di arah kiblat( di depan imam apabila berjama’ah atau di depan
orang yang mensalatkannya apabila sendiri). Posisi jenazah, kepalanya sebelah
kanan dan kaki sebelah kiri imam.
b. Pada jenazah laki- laki imamnya berdiri sejajar dengan dada jenazah, sedangkan
apabila jenazahnya perempuan, maka imam berdiri sejajar dengan pinggang
jenazah.
9
c. Setelah jama’ah salat jenazah siap untuk melaksanakan salat jenazah tersebut,
kemudian berniatlah di dalam hati untuk melaksanakan salat jenazah.
e. Keluarga terdekat.
2. Takbir 4 kali
Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,
ا للهم صل على محمد و على ا ل محمد كما صليت على ا بر ا هيم و على ا ل ا براهيم
و با رك على محمد و على ا ل محمد كما با ر كت على ا بر ا هيم و على ا ل ا بر هيم
.فى ا لعا لمين ا نك حميد مجيد
(ا للحم ا غفر له )ها( و ا ر حمه )ها( و عا فه)ها( و ا عف عنه )ها( و ا كر م نز له )ها
ووسع مد خله )ها( و ا غسله )ها( بما ء و ثلج و بر د و نقه )ها( من ا لخطا يا كم ينقى
ا لثو ب من ا لد نس و ا بد له )ها( دا را خيرا من دا ر ه )ها( و ا هال خيرا من ا هله
.)ها( و ادخله )ها( ا لجنة و ا عنذ ه )ها( من عذا ب ا لقبر و عذا ب ا لنا ر
Artinya : “Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan
sentosakanlah dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah
kuburnya, sucikanlah dia dengan air embun dan es, sucikanlah
dia dari kesalahannya, sebagaimana sucinya kain putih dari
kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik
daripada rumahnya, dan gantikan keluarganya dengan keluarga
yang lebih baik, masukkan ia kedalam syurga, dan jauhkan ia
dari siksa kubur dan siksa neraka.”
(ا للحم ال تحر منا ا جر ه )ها( وال تفتنا بعد ه )ها( و ا غفر لنا و له )ها
Artinya : “Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan
janganlah engkau tinggalkan fitnah untuk kami
setelah kepergiannya”
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita (non
muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam
“Ahkamul Janaaiz” hal. 145)
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar kubur
pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya (membentuk
huruf U memanjang).
Langkah-Langkah :
➢ Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.
13
➢ Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
14
Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan
jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-talinya
selain tali kepala dan kedua kaki.
➢ Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya,
sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap
wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram
sebagaimana yang telah dijelaskan.
➢ Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain kepala
dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau
papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
15
➢ Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi
sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
➢ Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam
liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang dilakukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan (diuruk) tanah
ke atas jenazah tersebut.
➢ Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan diperciki
air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam (dalam
masalah ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang shahih, silakan lihat “Irwa’ul
Ghalil” II/206). Lalu diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar mudah
dikenali.
16
➢ Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan. Demikian pula menulisi
batu nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan, menginjaknya serta
bersandar padanya. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah
melarang dari hal tersebut. (HR. Muslim)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana,
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya,
kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
17
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain :
4. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan
masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-
baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini, pemakalah
berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan diri
untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga berharap agar pembahasan ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat mengajarkannya
dengan baik ketika telah menjadi seorang guru di masa yang akan datang.
18
DAFTAR PUSTAKA
19