PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,masyarakat dan pemerintah.
sekolah maupun diluar sekolah. “Tujuan pendidikan yaitunya untuk mempersiapkan peserta
didik dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secaratepat di masa yang
pendidikan formal, non formal dan informaldi sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung
dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara cepat”(Mudyahardjo, 2010: 11). Salah
satu jenjang pendidikan adalah pendidikananak usia dini (PAUD). Menurut Undang-Undang
Sisdiknas tahun 2003 Pasal 28 dinyatakan bahwa:Pendidikan anak usia dini dapat
bentuk lain yang sederajat), jalur pendidikan nonformal (Kelompok Bermain,Taman Penitipan
Anak atau bentuk lain yang sederajat) dan jalurpendidikan informal yang berbentuk pendidikan
berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 1 ayat 14 (dalam Kurniasih, 2009: 9-
10) dinyatakan bahwa:Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Kedisiplinan
2.1.1 Pengertian Kedisiplinan Menurut Hurlock (dalam Tu’u, 2004) mengatakan Istilah disiplin
berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada kegiatan belajar mengajar. Istilah
tersebut sangat dekat dengan istilah bahasa inggris disciple yang berarti seorang yang belajar dari
atau secara suka rela mengikuti seseorang pemimpin. Guru merupakan pemimpin dan anak
merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan
bahagia. budaya merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kedisiplinan dimana individu
itu dilahirkan. Budaya mengantri merupakan salah satu bentuk tingkat pencapaian dalam hal
mengajarkan kedisiplinan yang terdapat di kurikulum pendidikan anak usia dini saat ini. Dalam
istilah bahasa inggris lain discipline berarti (1) taat, tertib, atau mengendalikan tingkah laku,
penguasaan diri, kendali diri; (2) latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu
sebagai kemampuan mental atau karakter moral; (3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau
memperbaiki; (4) kumpulan atau system peraturan-peraturan bagi tingkah laku. Dari uraian
diatas penulis dapat menyimpulakan bahwa, disiplin sebagai latihan yang bertujuan untuk
membentuk perilaku seseorang. 7 Kedisiplinan sangat penting untuk anak usia dini, apabila
kedisiplinan terus menerus diterapkan pada anak maka anak akan terbiasa dalam mengendalikan
perilakunya dengan baik dan teratur. 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Anak Usia Dini Menurut Purwanto (dalam Jurnal Desti, 2014) kedisiplinan anak dapat dilihat
dalam 3 aspek yaitu: 1) Lingkungan Keluarga Yang dimaksud dengan disiplin lingkungan
keluarga adalah peraturan dirumah mengajarkan anak apa yang harus dan apa yang boleh
dilakukan dirumah atau dalam hubungan dengan anggota keluarga. Disiplin keluarga mempunyai
peran penting agar anak segera belajar dalam hal prilaku. Lingkungan keluarga sering disebut
lingkungan pertama didalam pendidikan dan sangat penting dalam membetuk pola kepribadian
anak, karena dalam keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Aspek
disiplin dilingkungan keluarga, meliputi: (a) Mengerjakan tugas sekolah di rumah, (b)
disiplin lingkungan sekolah adalah peraturan, peraturan ini mengatakan pada anak apa yang
harus dan apa yang tidak boleh dilakukan sewaktu dilingkungan sekolah. 8 Disiplin sekolah
merupakan hal yang sangat penting dalam peraturan dan tata tertib yang ditunjukan pada anak.
Apabila disiplin sekolah telah menjadi kebiasaan belajar, maka nantinya anak benar-benar
menganggap kalau belajar disekolah adalah merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai
kewajiban atau tekanan. Aspek disiplin anak di lingkungan sekolah, meliputi : (a) Sikap anak
dikelas, (b) Kehadiran siswa, (c) Melaksanakan tata tertib di sekolah. 3) Lingkungan Pergaulan
Yang dimaksud dengan disiplin lingkungan pergaulan adalah peraturan lapangan bermain
terutama dipusatkan pada permainan dan olah raga. Peraturan itu juga mengatur tingkah laku
kelompok. Peraturan disini mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada
anak prilaku yang disetujui anggota kelompoknya. Aspek disiplin anak di lingkungan pergaulan,
meliputi: (a) Yang berhubungan dengan pinjam meminjam, (b) Yang berhubungan dengan
disiplin waktu. 2.1.3 Indikator Kedisiplinan Anak Berdasarkan Permendiknas No 58 tahun 2009
indikator perkembangan kemampuan anak usia 4-5 tahun sosial emosional yang bertujuan untuk
meningkatkan kedisiplinan anak adalah: “ anak mampu menunggu giliran” dan diamati melalui
aspek sebagai berikut: 9 (1) Anak dapat mengantri saat mencuci tangan, (2) Anak dapat
mengantri saat mengambil worksheet dari guru, (3) Anak dapat mengantri saat mengumpulkan
worksheet di depat kelas. 2.2 Pembiasaan Kegiatan Mengantri 2.2.1 Pengertian Pembiasaan
Kegiatan Mengantri Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari dengan tidak
terbebani hal atau kegiatan yang dilakukan diri sendiri. Kementrian pendidikan nasional
pembentukan perilaku di sekolah (2010) menyatakan bahwa pembiasaan di ambil dari kata
“biasa”, yaitu sesuatu yang dikenal, tidak asing, sering dilihat, sering dikerjakan atau dilakukan.
agar perbuatan menjadi biasa perlu dilakukan upaya membiasakan yaitu upaya agar sesuatu yang
asalnya tidak dikenal menjadi dikenal, serta sesuatu yang hanya dikenal menjadi perilaku yang
kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dilingkungan yang lebih luas (keluarga, kawan,
masyarakat). Sedangkan menurut Muhamad, (2009) menyatakan dengan pembiasaan ini dapat
menanamkan perilaku baik dalam menanamkan disiplin diri pada peserta didik untuk melakukan
10 kegiatan yang dilakukan dengan sendiri tanpa ada paksaan. Menanamkan kebiasaan antri
sangat penting dilakukan sedini mungkin. Pembiasaan antri ini dilakukan agar anak terbiasa
untuk bersikap antri bukan hanya di sekolah tetapi dimanapun mereka berada baik di rumah
maupun di lingkungan masyarakat. Banyak hal yang dapat dipelajari oleh anak, contohnya
melalui kegiatan antri mencuci tangan anak dapat belajar menghargai teman, belajar sabar
menunggu giliran, dan juga belajar untuk melakukan pola hidup teratur. pembiasaan sangat
penting untuk anak. ketika pembiasaan terus dilakukan dengan membiasakan anak dalam hal apa
saja yang berkaitan dengan disiplin diri, seperti membiasakan anak dalam hal mengantri, maka
anak akan terbiasa melakukan suatu tindakan tanpa di beri arahan lagi. 2.2.2 Kelebihan dan
pendidikan, metode pembiasaan tidak terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan, yaitu
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan menurut
Syaiful, (2003) adalah sebagai berikut: 11 a. Kelebihan metode pembiasaan 1) Pembentukan
gerakan yang kompleks dan rumit menjadi otomatis. b. Kekurangan metode pembiasaan 1)
Metode ini dapat menghambat bakat dan inisiatif murid. Hal ini oleh murid lebih banyak di bawa
kadang pelatihan yang dilakukan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan
mudah membosankan. 3) Membentuk kebiasaan yang kaku karena murid lebih banyak ditujukan
Dapat menimbulkan verbalisme (bersifat kabur atau tidak jelas) karena murid lebih banyak
dilatih menghafal soal-soal dan menjawab secara otomatis. 12 2.2.3 Aspek-Aspek Pembiasaan
Menurut Nur (2009) Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan
dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembiasaan ini
meliputi aspek perkembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan sosio emosional dan
kedisiplinan. Dari program pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan dapat
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang maha Esa dan membantu terbinanya sikap anak
yang baik. Dan dengan pengembangan sosio emosional anak diharapkan dapat memiliki sikap
membantu orang lain, dapat mengendalikan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya. Adapun
bentuk-bentuk Pembiasaan pada anak dapat dilaksanakan dengan cara berikut: 1) Kegiatan rutin,
adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah setiap hari, misalnya berbaris, berdoa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan. 2) Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan
memberi teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya memungut sampah di lingkungan
sekolah dan sopan dalam bertutur kata. 13 2.2.4 Tahap-Tahap pembiasaan mengantri Fathia
(2013) mengungkapkan bahwa anak dikatakan disiplin apabila melakukan tahap-tahap sebagai
berikut : 1) Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antri paling
belakang. 2) Belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuan. 3) Anak belajar
berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain. 4) Anak belajar disiplin teratur dan kerapian 5)
Belajar juror pada diri sendiri dan orang lain 2.2.5 Fungsi Pembiasaan Mudjito (2007)
Menyadari atau mengenal perilaku yang dikehendaki dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mentolerir
adanya ragam perilaku yang mencerminkan adanya keragaman nilai. 3) Menerima perilaku yang
dikehendaki dan menolak perilaku yang tidak dikehendaki, baik oleh diri sendiri maupun orang
disiplin, mandiri, sopan, ramah, hormat, dan menghargai orang lain. 5) Menginternalisasi nilai-
nilai yang baik sebagai bagian dari kepribadian yang menuntun perilaku sehari-hari. 2.2.6 Hasil
Penelitian yang Relevan Hasil penelitian Eltin John (2009) dengan judul Upaya Meningkatkan
Kedisiplinan Anak di Kelas melalui Cerita, menemukan hasil menunjukkan terdapat peningkatan
disiplin anak ketika belajar di dalam kelas. Hasil penelitian Aisan Sanipon (2013) dengan judul
Palu, menemukan hasil bahwa melalui metode pembiasaan dapat meningkatkan kedisiplinan
anak. Hasil penelitian Sapta Wibawati, Marwawi, Halida (2014) dengan judul Peningkatan
Disiplin Melalui Pembiasaan Toilet Training Pada Anak Usia 4-5 Tahun, menemukan hasil
bahwa Melalui pembiasaan toilet training dapat meningkatkan disiplin pada anak usia 4-5 tahun
maka berbagai macam metode yang digunakan supaya efektif namun peneliti menggunakan
pembiasaan kegiatan mengantri dalam penelitian ini. Melalui pembiasaan kegiatan mengantri
diharapkan kedisiplinan anak meningkat sesuai yang diharapkan, karena dengan pembiasaan
kegiatan mengantri seorang guru bisa memanfaatkannya dengan baik alhasil pembelajaran akan
berhasil terutama kedisiplinan anak dalam pembiasaan kegiatan mengantri. Melalui pembiasaan
kegiatan mengantri dapat menambah gairah dan motivasi belajar anak. Dengan pembiasaan dapat
menambah motivasi belajar anak sehingga perhatian anak terhadap kebiasaannya dalam
kedisiplinan dapat lebih meningkat. Menurut Arikunto (2009) Skema alur kerangka berpikir
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 16 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
pada Penelitian Tindakan Kelas. 2.3. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas,