Anda di halaman 1dari 15

PELANGGARAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS IV

DI SD NEGERI 2 SURANENGGALA

Dinah Sholikhah1, Nining Raningsih2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,


Universitas Muhammadiyah Cirebon1, 2
Email: dinahsholikhah@gmail.com1, niningraningsih3@gmail.com2

Abstrak

Di era milenial seperti saat ini, kedisiplinan siswa perlu diperhatikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Kedisplinan merupakan hal yang mutlak harus
diterapkan bagi siswa dalam proses belajar mengajar, kedisiplinan belajar adalah
salah satu cara untuk membantu peserta didik agar dapat mengembangkan
pengendalian diri mereka selama proses belajar mengajar hingga membantu
percepatan tujuan pendidikan yang telah diamanatkan dalam undang-undang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan
pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kedisiplinan belajar siswa di SDN 2 Suranenggala, dan mendeskripsikan upaya
guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas IV di SDN 2
Suranenggala. Subjek pada penelitian ini adalah kelas IV SDN 2 Suranenggala
yang satu kelas terdiri dari 11 siswa, dengan ini kami mengambil sampel seluruh
siswa kelas IV. Dan hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat beberapa
permasalahan mengenai kedisiplinan belajar siswa kelas IV di SDN 2
Suranenggala. Permasalahan tersebut antara lain siswa datang terlambat, tidak
membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal mata pelajaran, tidak
memperhatikan pelajaran, tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, berpakaian
tidak rapi, membuat gaduh didalam kelas, dll. Adapun upaya sekolah dalam
mengatasi permaslaahan yang ada dengan memberikan punishment (sangsi) bagi
siswa yang melanggar aturan sekolah dan reward bagi siswa yang mentaati
aturan sekolah dengan harapan kedisiplinan dapat ditegakkan di SDN 2
Suranenggala.
Kata kunci : Kedisiplinan, sekolah, belajar
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses dalam meningkatkan potensi diri
peserta didik yang mengandung informasi mengenai pengetahuan, nilai,
keterampilan dan juga berperan untuk mengasah kemampuan kognitif peserta
didik. Pendidikan juga merupakan salah satu upaya dalam membantu peserta
didik untuk mampu bertanggung jawab dan mandiri dalam kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting karena merupakan akar
kehidupan manusia yang harus dikembangkan.
Sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa dalam menimba ilmu dan
mendapat pengajaran dibawah pengawasan guru. Pada umumya sekolah
termasuk dalam kategori yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Kedisiplinan
adalah usaha sadar untuk menaati aturan yang telah dibuat baik yang ada di
lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah. Selain itu, kedisiplinan
merupakan suatu cara untuk membantu anak membangun pengendalian diri
mereka, tentunya anak harus mengikuti aturan yang berlaku di sekolah
khususnya aturan yang ada di dalam kelas, supaya siswa dapat mengikuti
kegiatan belajar yang lebih terarah. Mengikuti ketentuan dan aturan yang
berlaku, merupakan salah satu tingkah laku seseorang yang erat kaitannya
dengan kedisiplinan.
Kedisiplinan belajar dapat diartikan suatu sikap yang taat dan patuh
terhadap suatu peraturan yang berlaku selama mengikuti proses belajar mengajar.
Tanpa adanya peraturan maka tidak akan tercapailah suatu kedisiplinan, dengan
adanya suatu peraturan maka melatih seseorang untuk disiplin dalam segala hal,
dan dengan sikap yang selalu disiplin membuat seseorang berhasil dengan apa
yang seseorang tersebut impikan.
Banyaknya pelanggaran yang terjadi dalam aktivitas belajar mengajar
diakibatkan oleh siswa yang tidak menerapkan kedisiplinan dengan baik. Hal
tersebut menyebabkan aktivitas belajar mengajar menjadi terganggu. Dalam hal
ini, perlu adanya nilai kedisiplinan yang ditanamkan kepada siswa sejak sekolah
dasar.
Kedisiplinan sangat penting karena bertujuan untuk menciptakan
keteraturan hidup dalam bermasyarakat. Siswa yang memiliki keteraturan diri
berdasarkan nilai agama, budaya, pandangan hidup, sikap hidup, akan membuat
diri siswa tersebut dapat menjalani kehidupan bermasyarakat yang baik.
Beberapa fungsi disiplin sebagai berikut; 1) menata kehidupan bersama; 2)
membangun kepribadian; 3) melatih kepribadian; 4) pemaksaan; 5) hukuman; 6)
menciptakan lingkungan kondusif.
SDN 2 Suranenggala mempunyai beberapa aturan yang harus ditaati oleh
seluruh siswa. Aturan tersebut antara lain; 1) membiasakan menjaga kebersihan
kelas, halaman sekolah, dan toilet, 2) menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, 3) ikut dalam menjaga ketenangan belajar baik
di kelas maupun di lingkungan sekolah, 4) membiasakan membuang sampah
pada tempatnya, 5) membiasakan datang tepat waktu.
Berdasarkan observasi pengamatan langsung dan pengalaman mengajar di
SDN 2 Suranenggala terdapat beberapa permasalahan mengenai kedisiplinan
belajar pada siswa kelas IV, diantaranya: 1) siswa datang terlambat; 2) tidak
membawa buku sesuai jadwal pelajaran; 3) tidak menyelesaikan tugas tepat
waktu; 4) tidak fokus memperhatikan pelajaran; 5) berkata yang tidak baik
kepada teman; 6) berpakaian tidak rapi.
Alasan kami mengamati kedisiplinan belajar adalah karena siswa yang
disiplin akan mempunyai hasil belajar yang baik ataupun prestasi yang baik,
begitupula dengan sikap disiplin yang akan berguna bagi kehidupan selanjutnya,
jika sejak dini diajarkan kedisiplinan maka siswa terbiasa hidup dengan norma-
norma yang tidak menyimpang dalam masyarakat maupun kelompok. Oleh
karena itu, kami tertarik untuk menelaah mengenai "Kedisiplinan Belajar Siswa
di SDN 2 Suranenggala".
B. KAJIAN TEORI
Pengertian Kedisiplinan
Hidup disiplin memang sangat perlu dilatih dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari -hari, karena dengan kebiasaan tersebut manusia akan benar-
benar terlatih dan dapat merasakan hidup yang berarti, manusia juga akan selalu
mendapatkan kepercayaan dari sesamanya dikarenakan rasa disiplin dan
tanggung jawabnya yang tinggi. Munawarroh (2018) mendefinisikan
kedisiplinan sebagai suatu ketaatan yang sungguh-sungguh didukung oleh
kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana
mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di
dalam suatu lingkungan tertentu. Hal ini jelas menunjukkan bahwa esensi dari
kedisiplinan yaitu mentaati dan menjalankan aturan yang berlaku pada
lingkungan tertentu.
Disiplin berarti setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk menolong
anak mempelajari cara-cara menghadapi tuntutan yang datang dari
lingkungannya dan juga cara-cara menyelesaikan tuntutan-tuntutan yang
mungkin diajukan terhadap lingkungannya. Soegeng Priyodarminto, SH. dalam
bukunya “Disiplin Kiat Menuju Sukses” disiplin didefinisikan sebagi suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan atau
ketertiban. Disiplin adalah suatu perubahan tingkah laku yang teratur dalam
menjalankan tugas-tugasnya atau pekerjaannya, yang tidak melanggar sebuah
aturan yang telah disepakati bersama. Sikap disiplin itu muncul pada diri sendiri
untuk berbuat sesuai dengan keinginan untuk mencapai sebuah tujuan.

Tujuan Kedisiplinan
Menurut Charles Schaefer tujuan disiplin ada dua macam yaitu:
a. Tujuan jangka pendek adalah membuat anak-anak anda terlatih dan
terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang
pantas dan yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka.
b. Tujuan jangka panjang, perkembangan pengendalian diri sendiri dan
pengarahan diri sendiri (Self control and self direction) yaitu dalam hal
mana anak dapat mengarahkan diri sendiri, tanpa pengaruh dan
pengendalian dari luar.
c. Tujuan dari keseluruhan dari disiplin adalah membentuk perilaku
sedemikian rupa sehingga seseorang akan menyesuaikan dengan peran
yang ditetapkan oleh kelompok budaya, tempat individu itu didefinisikan.
Ciri-ciri Kedisiplinan
Disiplin sangat perlu dimiliki oleh setia individu termasuk siswa di
sekolah. Banyak manfaat yang akan kita rasakan apabila kita memiliki sifat
disiplin. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri siswa yang dikatakan disiplin, yaitu:
1. Kehadiran yang baik
2. Pemberitahuan bila tidak hadir yang dibenarkan
3. Ketepatan waktu
4. Tegas dan tanggung jawab
5. Sopan santun dan kesusilaan
Bentuk-Bentuk Kedisiplinan
Kedisiplinan belajar merupakan hal yang amat menentukan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Munawaroh (2018: 121) menyatakan
bahwa perilaku kedisiplinan di sekolah ini menyangkut semua warga sekolah,
maka perilaku yang diharapkan adalah perilaku yang mencerminkan perilaku
yang telah disepakati. Kedisiplinan dalam belajar digunakan untuk mengontrol
tingkah laku siswa agar tugastugas yang diberikan dapat berjalan dengan lancar.
Menurut Marijan (2019: 89) menyatakan bahwa ada dua bentuk kedisiplinan
belajar di sekolah, yaitu kedisiplinan dalam hal berpakaian dan kedisiplinan
waktu. Kedisiplinan dalam hal berpakaian adalah ketertiban siswa dalam
memakai seragam sekolah sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah, sedangkan kedisiplinan waktu adalah perilaku siswa dalam menghargai
waktu. Misalnya adalah datang tepat waktu.
Menurut Akmalludin dan Haqi (2019) mengemukakan bahwa agar seorang
siswa dapat belajar dengan baik, maka ia harus bersikap disiplin. Disebutkan
beberapa bentuk kedisiplinan belajar dalam berbagai hal sebagai berikut:
a. Kedisiplinan dalam menepati jadwal pelajaran Apabila siswa memiliki
jadwal kegiatan belajar, ia harus menepati jadwal yang telah dibuatnya.
Dalam hal ini jauh sebelumnya sudah diperintah membuat jadwal belajar
sesuai jadwal pelajaran.
b. Kedisiplinan dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar
Apabila seorang siswa sudah tiba waktunya untuk belajar, kemudian diajak
bermain oleh temannya, maka siswa tersebut harus dapat menolak ajakan
temannya tadi secara halus supaya tidak tersinggung.
c. Kedisiplinan terhadap diri sendiri Siswa dapat menumbuhkan semangat
belajarnya sendiri baik di rumah maupun di sekolah. Tanpa harus diingatkan,
seorang anak seharusnya sadar akan kewajibannya sebagai seorang pelajar
yaitu belajar. Selain itu, mereka juga senantiasa akan mematuhi segala
peraturan yang ada tanpa adanya suatu paksaan.
d. Kedisiplinan dalam menjaga kondisi fisik Untuk menjaga kondisi fisik agar
selalu sehat dapat dilakukan dengan cara makan-makanan yang bergizi
seimbang, istirahat yang teratur dan berolahraga secara teratur. Kedisiplinan
dalam menjaga kondisi fisik sangat penting karena hal tersebut akan sangat
mempengaruhi aktivitas sehari hari. Contohnya ketika berangkat sekolah
hendaknya sarapan terlebih dahulu supaya dapat mengikuti pelajaran dengan
baik.
Terdapat beberapa poin bentuk-bentuk kedisiplinan siswa di sekolah, yaitu:
1. Pengerjaan Tugas Tepat Waktu Tugas, dalam kegiatan pembelajaran
merupakan hal yang lumrah untuk diselesaikan atau dikerjakan oleh siswa.
Penugasan yang diberikan oleh guru pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, tugas yang
diberikan oleh guru bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan peseta didik.
Adanya tugas yang diberikan guru kepada siswa dapat memicu kedisiplinan
siswa dalam belajar. Siswa memiliki kedisiplinan yang baik dalam hal
mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Perhatian Siswa Pada Penjelasan Guru, penerapan kedisiplinan belajar saat
proses belajar mengajar siswa diharapkan memusatkan perhatiannya pada
pelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancer.
3. Tanggung Jawab Dalam Kegiatan Pembelajaran, Tanggung jawab
merupakan salah satu hal penting dalam menjalankan apapun terutama
dalam hal kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar,
kedisiplinan peserta didik dalam hal tanggung jawab terhadap terlaksananya
kegiatan pembelajaran perlu dijaga baik.
4. Ketaatan Pada Peraturan, Salah satu indikator disiplin yang paling penting
demi terlaksananya proses pembelajaran dengan baik adalah mentaati
peratusaan saat kegiatan pembelajaran. Mentaati peraturan menjadi salah
satu indikator penting bagi peserta didik untuk disiplin dalam peroses belajar
mengajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan baik.
5. Keaktifan Dalam Kegiatan Pembelajaran, bentuk – bentuk kedisiplinan
dalam proses pembelajaran guna tercapainya tujuan belajar cukup
beranekaragam. Salah satu bentuk kesiplinan dalam hal pembelajaran adalah
rajin dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Rajin dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran menjadi salah satu faktor penting tercapainya tujuan
pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan
Ada empat hal yang harus dipertimbangkan dalam upaya mendisiplinkan
anak menurut Hurlock yaitu:
a. Peraturan
Tujuan peraturan adalah untuk mewujudkan anak lebih bermoral dengan
membekali pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Peraturan
yang jelas dapat diterapkan secara efektif, akan membantu anak merasa aman
dan terhindar dari tingkah laku yang menyimpang dan bagi orang tua, berguna
untuk memanfaatkan hubungan yang serasi antara anak dan orang tua.
Peraturan mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membantu anak
menjadi makhluk bermoral, diantaranya:
1) Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan
pada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut.
2) Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.
b. Hukuman
Fungsi hukuman mempunyai tiga peran penting dalam perkembangan
moral anak yaitu:
1) hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh
masyarakat
2) hukuman adalah mendidik
3) Memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima
masyarakat.
c. Penghargaan
Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata
pujian, senyuman atau tepukan di panggung. Orang lain merasa bahwa
penghargaan akan melemahkan motivasi anak untuk melakukan apa yang
harus dilakukannya. Akibatnya mereka lebih jarang menggunakan
penghargaan daripada hukuman. Penghargaan mempunyai tiga peranan
penting dalam mengajar anak berperilaku sesuai dengan cara yang direstui
masyarakat antara lain:
1) penghargaan mempunyai nilai mendidik.
2) penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang
disetujui secara sosial.
3) penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui.
d. Konsistensi
Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada
konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku,
konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan dipaksakan, dalam
hukuman yang diberikan kepada mereka yang tidak menyesuaikan pada
standar, dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan. Fungsi
konsistensi dalam disiplin mempunyai tiga peran yang penting:
1) mempunyai nilai mendidik yang besar. Bila peraturannya konsisten, ia
memacu proses belajar. Ini disebabkan karena nilai pendorongnya, dan
juga sebaliknya.
2) konsistensi mempunyai nilai motivasi yang kuat.
3) konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang
yang berkuasa.

C. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan


menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi, kepercayaan, dan pemikiran informan
secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif memiliki kegiatan yang
terencana untuk menafsirkan informan dengan cara menggambarkan,
mengungkapkan, dan menjelaskan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedisiplinan belajar siswa di
SDN 2 Suranenggala, dan mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan
kedisiplinan belajar pada siswa kelas IV di SDN 2 Suranenggala. Subjek pada
penelitian ini adalah kelas IV SDN 2 Suranenggala yang satu kelas terdiri dari 11
siswa, dengan ini kami mengambil sampel seluruh siswa kelas IV.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan observasi atau
pengamatan secara langsung dengan melihat aktivitas, keadaan, dan kondisi kelas
maupun sekolah, dan pengalaman mengajar di SDN 2 Suranenggala.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapatkan temuan-temuan yang dapat dideskripsikan


dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi pengamatan langsung, dan
pengalaman mengajar di kelas IV di SDN 2 Suranenggala. Maka, hasil
penelitian yang kami peroleh sebagai berikut:
Bentuk Pelanggaran Kedisiplinan Belajar di Kelas
Terdapat beberapa permasalahan mengenai kedisiplinan belajar siswa kelas
IV di SDN 2 Suranenggala. Permasalahan tersebut antara lain:
a. Siswa datang terlambat
b. Tidak membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal mata pelajaran
c. Tidak memperhatikan pelajaran
d. Tidak menyelesaikan tugas tepat waktu
e. Berpakaian tidak rapi
f. Membuat gaduh didalam kelas
Berdasarkan data tersebut, kami mengumpulkan data yang berkaitan
dengan kedisiplinan belajar siswa. Kami melihat kedisiplinan belajar siswa
dalam 4 aspek kedisiplinan belajar yang tercantum dalam tata tertib sekolah.
Keempat aspek yang dimaksud yaitu: 1) masuk sekolah, 2) kewajiban siswa
selama mengikuti pelajaran, 3) larangan siswa, 4) pakaian.
Dari 4 aspek kedisiplinan belajar siswa yang dilakukan didalam kelas IV
dapat diajabarkan antara lain:
1) Masuk Sekolah
Siswa pada saat masuk sekolah mempunyai indikator yaitu: datang
tepat waktu, segera masuk ke kelas jika jam masuk tiba.
Dari 11 siswa sebagian besar belum menaati peraturan tersebut karena
hampir sebagian besar siswa pernah mengalami keterlambatan ketika datang
ke sekolah ataupun masuk ke kelas.
2) Kewajiban Siswa Selama Mengikuti Pelajaran
Kewajiban siswa yang mempunyai indikator yaitu: taat kepada guru,
memperhatikan saat pelajaran, membawa perlengkapan sekolah, tidak
membuat kegaduhan di kelas saat pelajaran berlangsung.
Dari 11 siswa yang kami teliti sebagian besar sudah menaati peraturan,
namun ada 2 orang siswa yang melanggar peraturan dengan inisial ST dan
FS. Pelanggaran yang dilakukan kedua siswa tersebut diantaranya:
 berkata yang tidak baik kepada teman dan mengganggu siswa lain
 membuat gaduh didalam kelas
 sering tidak membawa buku sesuai dengan jadwal mata pelajaran
 sering tidak mengerjakan PR
 kurang fokus dan kurang memperhatikan pelajaran pada saat guru sedang
menjelaskan materi
3) Larangan Siswa
Larangan siswa mempunyai beberapa indikator yaitu: keluar masuk
kelas tanpa izin saat jam pelajaran berlangsung, membaca materi lain saat
pelajaran, mencontek pada saat test pelajaran, mengganggu siswa lain. Pada
aspek ini sebagian besar belum menaati peraturan, dengan pelanggaran
sebagai berikut:
 didalam kelas siswa cenderung saling berbicara pada saat jam pelajaran
atau sedang mengerjakan tugas
 ada beberapa siswa yang pada saat jam pelajaran suka berjalan-jalan ke
bangku temannya.
4) Pakaian
Aturan pakaian untuk siswa mempunyai beberapa indikator:
menggunakan seragam sekolah dengan lengkap dan rapi, memakai seragam
sesuai dengan jadwal, memakai panjang rok dibawah lutut yang tidak
berhijab, memakai sepatu warna hitam. Hanya 10 siswa yang sudah menaati
peraturan tersebut dengan baik. Namun, 1 orang siswa dengan inisial yang
sama yaitu ST sering melanggar aturan ini dengan menggunakan seragam
yang tidak rapi, seperti seragam yang sering dikeluarkan, harus ditegur
terlebih dahulu baru kemudian merapikan, namun tak berapa lama
mengulangi hal yang serupa.

Upaya Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa


Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa melalui
penegakan peraturan yaitu:
1. Guru menegakkan peraturan kedisiplinan belajar saat siswa didalam kelas,
diluar kelas, waktu belajar, dan cara berpakaian. Mengenai peraturan
kedisiplinan ini, guru memberikan pembinaan dan arahan kepada siswa agar
mematuhi peraturan kedisiplinan yang telah ditetapkan dengan baik.
2. Pemberian hukuman diberikan kepada siswa yang tidak disiplin,
dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyadarkan perilaku siswa yang
berbuat salah agar selanjutnya tidak melakukan kesalahan lagi. Adapun
bentuk hukuman yang diberikan oleh guru disesuaikan dengan tingkat
kesalahan yang diperbuat. Pemberian hukuman diberikan kepada siswa yang
tidak disiplin tujuannya untuk memberikan efek jera. Bentuk hukuman
berupa:
a) Teguran secara lisan
Di mana guru memberitahu bahwa tindakan yang dilakukan itu
melanggar peraturan yang ada, dan memberikan nasehat untuk tidak
mengulangi perbuatan tersebut. Teguran diberikan oleh guru kepada
siswa yang tingkat kesalahannya ringan.
b) Sanksi dalam bentuk tindakan
Pada hukuman ini siswa disuruh maju kedepan kelas dan harus mengakui
kesalahannya dengan ucapan yang diulang sampai tiga kali, kemudian
siswa melakukan bersih-bersih seperti menyapu koridor kelas, menyapu
kelas, membersihkan halaman sekolah, maupun membersihkan toilet.
c) Pemanggilan orang tua/wali
Pemanggilan orang tua untuk memberitahu peraturan yang telah
dilanggar oleh siswa, sehingga orang tua dapat menasehati dan
mengontrol tingkah laku siswa. Pemanggilan orang tua diberikan kepada
siswa yang tingkat kesalahannya berat seperti, berkelahi, melawan guru,
dan melakukan pelanggaran peraturan kedisiplinan berulang-ulang kali.
3. Pemberian penghargaan (reward) kepada siswa yang disiplin,
dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi mereka untuk selalu bersikap
disiplin serta menjadi motivasi untuk siswa yang lain untuk memperbaiki
sikap mereka menjadi lebih baik. Adapun bentuk penghargaan yang
diberikan oleh guru berupa pujian, maupun penambahan nilai.
4. Konsistensi
Secara konsistensi para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal,
melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.

E. SIMPULAN
Kedisiplinan sangat penting karena bertujuan untuk menciptakan keteraturan
hidup dalam bermasyarakat. Siswa yang memiliki keteraturan diri berdasarkan
nilai agama, budaya, pandangan hidup, sikap hidup, akan membuat diri siswa
tersebut dapat menjalani kehidupan bermasyarakat yang baik.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kedisiplinan belajar SDN 2 Suranenggala masih kurang. Hal tersebut
dapat terlihat dari pelanggaan yang terjadi di kelas IV, yaitu, para siswa sering
membuat suara gaduh di dalam kelas, berjalan-jalan saat pelajaran berlangsung,
berbicara dengan teman di kelas saat pelajaran, berpakaian kurang rapi,
meminjam peralatan siswa lain saat pelajaran berlangsung, dan sering terlambat
datang kesekolah.
Pelanggaran tersebut terjadi karena terdapat beberapa faktor, antara lain yaitu,
kurang kesadaran dari diri siswa tentang pentingnya belajar, kurangnya perhatian
orang tua terhadap pendidikan anak, dan faktor lingkungan baik eksternal
maupun internal. Guru melakukan beberapa upaya dalam menanamkan
kedisiplinan belajar kepada siswa di kelas IV, antara lain yaitu, memberi
keteladanan kepada siswa, melaksanakan peraturan kelas, memberi nasehat dan
peringatan kepada siswa yang melanggar, dan memberi hukuman atau sanksi
kepada siswa yang melanggar.

DAFTAR PUSTAKA

Akmaluddin, & Haqqi, B. (2019). Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah Dasar


(SD) Negeri Cot Keu Eung Kabupaten Aceh Besar ( Studi Kasus ). Journal
of Education Science, 5(2), 1–12.

Handayani, Fitria. (2018). “Analisis Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V SD


Negeri Kanding Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas Tahun
Pelajaran 2017/2018”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto: Puwokerto.

Khairani. (2019). “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dalam Menaati Tata


Tertib Melalui Layanan Penguasaan Konten dengan Menggunakan Teknik
Modelling Pada Siswa Smp Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran
2019/2020”. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara: Medan.

Munawaroh, Siti. 2018. Perilaku Disiplin dan Kejujuran Generasi Muda di


Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BPNP.
Marijan. 2019. Metode Pendidikan Anak Membangun Karakter Anak yang
Berbudi Mulia, Cerdas dan Berprestasi. Yogyakarta: Tim Sabda Media

Pahleviannur, Rizal Muhammad, dkk. (2022). “Metodologi Penelitian


Kualitatif”. Sukoharjo: CV. Pradina Pustaka Group.

Sendayu, Rajeni, Masrul, dan Yanti Yandri Kusuma. (2020). “Analisis


Pelanggaran Kedisiplinan Belajar Siswa di SD Pahlawan”. Jurnal JRPP,
Volume 3 (2)

Anda mungkin juga menyukai