Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Siswa adalah manusia berpotensi yang layak dikembangkan untuk


mencapai kemandirian, kreativitas ,dan produktivitas. Untuk itu diperlukan system
pendidikan yang kondusif agar segala aspek potensial dalam diri siswa
berkembang optimal.permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali
tidak dapat dihindari ,seperti masalah siswa yang tidak disiplin di sekolah.
Menyatakan displin siswa sebagai suatu sikap tertib dan teratur yang
dimiliki oleh siswa sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap
sekolah secara keseluruhan.dan disiplin itu merupakan suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-
nilai ketaatan, kepatuhan , kesetiaan , keteraturan , dan ketertiban.dari pengertian
diatas disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa merupakan suatu sikap yang teratur
tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran yang dapat merugikan pihak manapun.
Perilaku tidak disiplin siswa sering kali dipandang sebagai masalah kecil
yang kurang mendapat perhatian khusus dari guru di sekolah.padahal jika
ditelusuri masalah siswa yang tidak disiplin seperti datang terlambat atau datang
melebihi dengan waktu yang telah ditentukan oleh pihak sekolah memiliki dampak
yang merugikan siswa itu sendiri.
seperti tidak bisa mengikuti mata pelajaran di jam pertama atau bahkan di
jam-jam berikutnya ,pengurangan nilai dari bebearapa guru mata pelajaran, tidak
naik kelas,bahkan kemungkinan terburuk siswa yang tidak disiplin dengan cara
datang melebihi waktu yang telah ditentukan dapat dikeluarkan dari sekolah
dengan ketentuan poin yang telah melebihi batas aturan.
Namun fakta dilapangan pun berbeda masih banyak siswa yang sering
datang lebih dari jam yang di tentukan, dalam aturan sekolah mengharuskan siswa
datang sebelum jam 06.30 WIB, tetapi kenyataannya masih ada siswa yang datang
lewat jam tersebut. Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan kurang
lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama pelajaran.
2

Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam
alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa
yang tinggal jauh dari sekolah, masalah transportasi, bangun kesiangan dan
sebagainya. Alasan-alasan seperti inilah yang sering dikemukakan siswa ketika
datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama sudah dimulai. Namun, apapun
alasan para siswa yang datang terlambat menunjukkan tingkat kedisiplinan yang
rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan
menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang disertai
dengan sanksi yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya akan
berguna bagi ketertiban sekolah dan bagi diri siswa itu sendiri. Adapun kebijakan
yang diambil adalah dengan mengadakan suatu tindakan disiplin untuk
memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam pelajaran dimulai. Kebijakan ini
dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak yang terkait yaitu
siswa, guru piket, guru pelajaran jam pertama, wali kelas, guru BP/BK dan
kesiswaan.
Dan seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan
lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya,
kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai macam aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolah nya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata
tertib, dan berbagai ketentuan lainya yang berupaya mengatur perilaku siswa agar
tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan
norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah .
Yang dimaksud dengan aturan sekolah ( school rule ) tersebut, seperti aturan
tentang ketepatan waktu datang. Pengertian disiplin di sekolah kadang kala di
terapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari
pelanggaran terhadap aturan, meski kadang kala menjadi kontroversi dalam
menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan
perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan piskologis
(psychologicalmaltreatment )
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis
perlu membatasi agar dalam pembahasan peneliti tidak mengalami kesulitan,
adapun masalah tersebut dibatasi pada” Pengaruh jam masuk sekolah terhadap
kedisiplinan siswa kelas XII IPS SMAN 10 TANGERANG’’
3

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat di peroleh
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan siswa
2. berapa siswa yang sering mendapatkan point karena keterlambatan nya
3. Apa penyebab siswa di SMAN 10 Tangerang banyak yang terlambat?
4. Rendah nya kedisiplinan siswa dengan datang terlambat

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, agar lebih efektif maka
perlu adanya pembatasan masalah yang disesuaikan dengan judul penelitian
yang akan diteliti , supaya apa yang hendak dicapai dalam penelitian dapat
terlaksana. Maka dalam hal ini peneliti membatasi masalah pada “pengaruh
jam masuk sekolah terhadap kedisiplinan siswa kelas XII IPS SMAN 10
Tangerang”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut : adakah pengaruh jam masuk
sekolah terhadap kedisiplinan siswa kelas XII IPS SMAN 10 Tangerang?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut : untuk mengetahui pengaruh jam masuk sekolah
terhadap kedisiplinan siswa kelas XII IPS SMAN 10 Tangerang.

F. Kegunaan Penelitian
4

1. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui adanya keterkaitan
antara Pengaruh jam masuk sekolah terhadap kedisiplinan siswa kelas XII
IPS SMAN 10 Tangerang.

2. Kegunaan Praktis
Secara praktis , penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dan
refrensi bagi semua kalangan di dunia pendidikan dalam rangka
melakukan suatu perubahan perilaku peningkatan disiplin disekolah
dengan menegakan aturan dalam jam masuk sekolah.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
5

A.Landasan Teori

1. Pengertian Disiplin tata tertib sekolah


Kegiatan formal di sekolah tidak lepas dari tata tertib yang mengatur
semua perilaku semua pihak pada lingkungan sekolah, salah satunya peserta
didik. Tata tertib yang berlaku berkaitan erat dengan perilaku disiplin yang
masih menjadi permasalahan di sekolah. Tujuan utama tata tertib adalah
melatih disiplin dan menanamkan disiplin moral dalam diri individu yang akan
membentuk pola perilaku, sehingga tata tertib menjadi sebuah kontrol perilaku
agar sesuai dengan peraturan.
Paul (2008: 347) menjelaskan bahwa pengertian disiplin adalah seni
menanamkan serangkaian nilai dalam diri yang akan mengajarkan tentang
batasan-batasan dari sebuah perilaku yang tepat dan tidak tepat. Paparan
tersebut dapat dimaknai bahwa disiplin bukan memerintah tetapi
mengajarkan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang baik. Disiplin juga
diartikan sebagai tindakan yang sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, artinya perilaku yang mengikuti aturan-aturan, dan adanya
konsekuensi apabila terjadi pelanggaran atau penyimpangan (Farida,
2014:67). Disiplin akan menanamkan sebuah rasa tanggungjawab dan
pertimbangan, sehingga peserta didik mampu membuat keputusan dengan
penuh pertimbangan berkaitan dengan perilaku yang dilakukan.
Disiplin adalah perilaku taat pada peraturan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan penuh kesadaran sehingga membentuk rasa
tanggungjawab dalam berperilaku. Individu yang memiliki kedisiplinan
yang tinggi akan mampu mengendalikan dorongan dalam dirinya serta
mampu menjalani kehidupan dengan kontrol internal dan eksternal.
Disiplin adalah pelatihan pola pikir dan karakter, sehingga disiplin
sebagai upaya pengembangan dan pengendalian pola pikir dan karakter
dengan tujuan untuk menciptakan kepatuhan dan ketaatan kepada
perilaku tertib dan taat (Sri Ratna dan Sri Murtini, 2001: 35). Simanjuntak
(2001: 51), menjelaskan dua tujuan dalam pelaksanaan perilaku disiplin,
yaitu:
1. tindakan disiplin memastikan perilaku yang konsisten dengan aturan
6

2. mempertahankan rasa hormat dan saling percaya

Perilaku disiplin juga berkaitan erat dengan perilaku tidak disiplin


yang akan mendasari perilaku tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah.
Tidak disiplin adalah prilaku yang melanggar tata tertib atau aturan yang
berlaku. Tidak disiplin adalah prilaku yang tidak mentaati ketentuan yang
berlaku Depdikbud(1992:3).prilaku tidak disiplin dapat diartikan sebagai
prilaku yang tidak taat kepada aturan dan norma yang berlaku
dilingkungan.prilaku tidak disiplin merupakan prilaku tidak bertanggung jawab
terhadap diri sendiri atas tindakan yang dilakukan
Perilaku disiplin berkaitan dengan tata tertib sekolah atau peraturan
sebagai batasan norma yang telah ditetapkan dan disepakati. Peserta
didik yang menaati tata tertib berarti telah menunjukkan perilaku
disiplin. Tata Tertib Peserta Didik adalah segala ketentuan yang ditetapkan
oleh sekolah untuk ditaati dan dilaksanakan oleh peserta didik yang bertujuan
agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung efektif (Disdikpora, 2014:
282a).
Paparan diatas, memberi kesimpulan bahwa perilaku disiplin tata tertib
di sekolah adalah perilaku yang sesuai dengan peraturan dan norma yang di
tetapkan oleh pihak sekolah untuk membentuk rasa tanggung jawab dalam
berperilaku di lingkungan sekolah.

a.Unsur-Unsur Displin
Menurut Tulus Tu’u (2004:33) unsur-unsur disiplin adalah sebagai berikut:
1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.
Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan
dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan,paksaan dan
dorongan dari luar dirinya.
2) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan
membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau
diajarkan.
3) Hukuman yang di berikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku,
dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah
laku.
4) Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
7

b.Fungsi Disiplin
fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,
sehingga siswa mejadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil
yang optimal. Fungsi disiplin menurut Tu’u (2004:38-44) adalah sebagai
berikut:
1) Menata kehidupan bersama Manusia merupakan mahluk sosial.
Manusia tidak akan bisa hidup tanpa batuan orang lain. Dalam
kehidupan bermasyarakat sering terjadi pertikaian antara sesama
orang yang disebabkan karena benturan kepentingan, karena manusia
selain sebagai mahluk sosial ia juga sebagai mahluk individu yang
tidak lepas dari sifat egonya, sehingga kadangkadang di masyarakat
terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan
bersama. Di sinilah pentingnya disiplin untuk mengaur tata
kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
Sehingga kehidupan bermasyarakat akan tentram dan teratur.
2) Membangun kepribadianKepribadian adalah keseluruhan sifat,
tingkah laku yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Antara orang
yang satu dengan orang yang lain mempunyai kepribadian yang
berbeda. Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh
terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang
tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur,
tenang, dan tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian
yang baik.
3) Melatih kepribadian yang baikKepribadian yang baik selain perlu
dibangun sejak dini, juga perlu dilatih karena kepribadian yang baik
tidak muncul dengan sendirinya. Kepribadian yang baik perlu dilatih
dan dibiasakan, sikap perilaku dan pola kehidupan dan disiplin tidak
terbentuk dalam waktu yang singkat, namun melalui suatu proses
yang membutuhkan waktu lama.
4) Pemaksaan
Disiplin akan tercipta dengan kesadaran seseorang untuk mematui
semua ketentuan, peraturan, dan noma yang berlaku dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab. Disiplin dengan motif
kesadaran diri lebih baik dan kuat.Dengan melakukan kepatuhan dan
ketaatan atas kesadaran diri bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan
diri Sebaliknya disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan
8

dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang
disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, maka ia
terpaksa harus menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah
tersebut.
5) Hukuman
Dalam suatu sekolah tentunya ada aturan atau tata tertib. Tata tertib
ini berisi hal-hal yang positif dan harus dilakukan oleh siswa. Sisi
lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib
tersebut. Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi
motifasi dan kekuatan bagi siswa untuk mematuhi tata tertib dan
peraturan-peraturan yang ada, karena tanpa adanya hukuman sangat
diragukan siswa akan mematuhi paraturan yang sudah ditentukan.
6) Menciptakan lingkungan yang kondusif
Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses
kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang
peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guruguru dan bagi para siswa,
serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen, dengan demikian
diharapkan sekolah akan menjadi lingkungan pendidikan yang aman,
tenang, tentram, dan teratur.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dan Membentuk Disiplin
Menurut Tu’u (200:48-49) mengatakan ada empat faktor dominan yang
mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu:
1) Kesadaran diri
Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan
keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat
kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn
diri akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan
dengan disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.

2) Pengikutan dan ketaatan


Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang
mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari
adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan
diri yang kuat.

3) Alat pendidikan
9

Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk


perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau
diajarkan.

4) Hukuman
Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua
hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua
karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi,
dan meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku
yang sesuai dengan harapan.

2.Definisi Siswa
Pengertian didalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian
murid berarti anak(orang yang sedang berguru/belajar,bersekolah).
Sedangkan menurut sinolungan (dalam riska,dkk.,2013) peserta didik
dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang
belajar di sekolah.
Menurut hamalik (2001) siswa atau murid adalah salah satu
komponen dalam pengajaran, dismaping faktor guru, tujuan dan metode
pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa
murid adalah komponen yang terpenting diantara komponen lainya. Murid
atau anak didik menurut djamarah (2011) adalah subjek utama dalam
pendidikan setiap saat. Sedangkan menurut daradjat (dalam
djamarah.2011) murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang
mempunyai potensi dan mengalami berkembang. Dalam proses
berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan
coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri. Dalam
suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
Berdasarkan uraian diatas. Murid atau anak didik adalah salah satu
komponen manusiswi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar
mengajar yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal.
3. Pengertian Terlambat
10

Salah satu peraturan tata tertib sekolah yang paling sering dilanggar
oleh siswa adalah terlambat. Terlambat adalah datang tidak tepat pada
waktunya. Terlambat ini merupakan kebiasaan siswa yang sangat sulit
untuk dihilangkan. Ketetapan jam masuk sekolah, yaitu jam 06.30 dan
12.30 membuat banyak siswa di SMAN 10 Tangerang banyak yang
terlambat. Ada berbagai siswa yang datang terlambat, mulai dari kelas 10
yang baru duduk di bangku SMAN 10 Tangerang, kelas 11, maupun kelas
12 yang sudah tiga tahun duduk di SMAN 10 Tangerang.
4. Penyebab Siswa Yang Sering Datang Terlambat
a.Terlambat sengaja
Kebanyakan siswa menlanggar terlambat sengaja dikarenakan;
mereka malas berbaris, mereka belum sempat merokok, karena ada mata
pelajaran pertama yang mereka tidak suka atau dengan alasan yang tidak
sesuai dan tidak bisa diterima alasan yang rasional.
b. Terlambat tidak sengaja
Kemungkinan siswa yang mempunyai rumah lebih jauh dengan
lingkungan sekolah kemungkinan besar terjadi mereka akan terlambat
namun hal ini tidak termasuk terlambat sengaja, siapa tahu dengan
keterlambatannya itu ada beberapa hal tidak diduga olehnya seperti:
Tidak ada kendaraan (karena sopir angkot mogok kerja), bis yang
mereka tumpangi bannya bocor sehingga terlambat, kemungkinan hujan
lebat atau dengan alasan yang rasional. Tempat tinggal yang jauh menjadi
kendala kedisiplinan waktu. Memang ada sebagian dari mereka yang
rumahnya sangat jauh dari sekolah bahkan tidak ada transportasi yang
mendukung.Untuk sampai pada jalan besar mereka harus jalan berkilo-
kilo yang memakan waktu lama. Sehingga pada saat sampai di sekolah
sudah terlambat.
5. Faktor-faktor Penyebab Siswa Sering Datang Terlambat
Keterlambatan siswa disebabkan Bimbingan dan Konselingan oleh
beberapa faktor, faktor pribadi yang bersumber dari diri sendiri yang
malas dan tidak disiplin, faktor keluarga: misalnya disuruh orang tua
untuk mengantarkan ke pasar atau ke rumah sakit, dan lingkungan juga
sangat mempengaruhi. Kerjasama untuk menghasilkan sebuah
11

kedisiplinan antara diri sendiri (siswa). Keluarga dan lingkungan


memegang peranan penting. Siswa yang terlambat tentunya tidak dapat
dibiarkan begitu saja, meminta tanda tangam kepada wali kelas dan surat
izin masuk kepada kepala sekolah sebagai hukuman tidak akan membuat
mereka bosan untuk terlambat. Begitu pula dengan membersihkan kamar
mandi, menyapu halaman sekolah, namun hukuman itu pun ialah salah
satu usaha meminimalisir angka ke terlembatan tiap harinya. Lalu,
hukuman apa yang membuat siswa jera dan tidak terlambat lagi :
1. Tingkatkan peranan kontrak belajar yang menitik beratkan pada
keterlambatan siswa lengkap dengan hukumannya.
2. Tanamkan sikap disiplin, sikap pada satpam sekolah untuk tidak
membukakan gerbang sekolah setelah bel berbunyi.
3. Setiap siswa yang datang melebihi waktu yang di tentukan harus
membuat karya( seperti lukisan, hiasan dinding, tempat sampah,
poster, dan lain sebagainya). Hal yang terpenting adalah karya yang
dibuat tersebut bermanfaat.
4. Membuat karya tulis ( artikel, puisi, cerpen, bahkan makalah),
hukuman ini membuat jera siswa yang sering datang tidak tepat waktu,
selain memuat jera siswa hukuman ini pun bisa melatih keterampilan
siswa, pihak sekolah pun juga mendapat keuntungan mendapatkan
keuntungan jika ada lomba karya tulis.
5. Setiap siswa yang terlambat dikumpulkan jadi satu untuk menerima
intruksi menjadi petugas upacara sebagai hukuman. Memberikan
beban dan tanggung jawab dapat melatih siswa untuk menyelesaikan
tugasnya tepat waktu sehingga tidak datang terlambat datang lagi.
Hukuman tersebut diatas hanya beberapa pilihan untuk siswa yang
sering datang tidak tepat waktu, digunakan cara tersebut supaya hukuman
yang tidak bermanfaat dan tidak mendidik bisa di rubah menjadi hukuman
yang lebih postif dan mendidik.
Kedisiplinan bisa diatasi dengan cara mengatur waktu dengan baik.
Bagi mereka yang harus mengantar orang tuanya pergi berkerja atau yang
harus mengantar adiknya sekolah kita beri pengertian kepada orang tuanya
bahwa dia mempunyai kewajiban yang dilakukan berulangkali akan
menggangu konsentrasi belajar si anak tersebut karena ketinggalan sebagian
banyak materi yang diajarkan. Pengertian seperti ini disampaikan pihak
12

sekolah kepada orang tua siswa kemudian dibuat semacam kesepakatan


formal yang disetujui kedua belah pihak.
Disiplin merupakan kunci keberhasilan proses penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Dalam konteks ini, disiplin dapat diletakan dengan
baik sebagai alat maupun materi pendidikan. Sebagai alat pendidikan, fungsi
disiplin adalah untuk menjamin kelancaran proses pembelajaran yang
merupakan inti proses dari pendidikan. Sebagai materi pendidikan, disiplin
merupakan sikap mental yang perlu ditanamkan agar para siswa terbiasa
berlaku tertib dan rajin sehingga kelak menjadi anggota masyarakat yang baik.

6. Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Disiplin Siswa


1. Peraturan dan tata tertib sekolah perlu senantiasa disosialisasikan
melalui setiap kesempatan dapat pada media yang dapat dimanfaatkan,
misalnya: majalah dinding, upacara penaikan bendera pada saat
mengajar dan lain-lain.
2. Pembina disiplin secara individual oleh wali kelas maupun secara
kelompok oleh guru Bimbingan dan Konseling.
3. Administrasi piket perlu ditindak lanjuti. Data-data yang dikumpulkan
seperti angka keterlambatan, ketidak hadiran dapat ditabulasikan atau
dibuat grafik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk
mengevaluasi sejauh mana keberhasilan Pembina disiplin.
7. Akibat Bila Siswa Datang Terlambat
Akibat dari siswa yang terlambat sendiri sangat banyak, yaitu
mereka tidak bisa mengikuti pelajaran dari jam pertama, harus
menanggung malu karena mendapatkan sanksi dari guru piket pada hari
itu, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, dipandang tidak baik oleh
para guru, dan masih banyak lain sebagainya.
8.Cara Meningkatkan Kedisiplinan
Tata tertib yang diberikan kepada peserta didik ditanamkan
secara terus menerus untuk membentuk kebiasaan. Peserta didik
yang dibiasakan mematuhi tata tertib yang berlaku, maka akan
memberikan kesadaran dalam diri peserta didik dalam bersikap disiplin.
13

Pembiasaan perilaku disiplin yang diterapkan kepada peserta didik juga


dilengkapi dengan pengawasan dan kontrol untuk terus memantau perilaku
peserta didik yang masih mudah terpengaruh oleh situasi tertentu. Shoehib
(Tololiu, 2005: 16) menjelaskan bahwa disiplin siswa merupakan proses belajar
dan perlu ada upaya untuk mendidik, yakni:
1) Melatih,
2) Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan
acuan moral,
3) Ada kontrol diri untuk mengembangkannya.
14

B. Kerangka Berpikir
1.Kerangka Konsep Penelitian

PENGARUH JAM MASUK KEDISIPLINAN SISWA


SEKOLAH

INDIKATOR:
INDIKATOR: 1.TAAT ATURAN
1.DATANG TEPAT WAKTU 2.TIDAK TAAT ATURAN
2.TERLAMBAT DATANG KE SEKOLAH 3.ADA REWARDS

4.ADA SANKSI
15

2.kerangka teori
Jam masuk sekolah memiliki pengaruh besar bagi kedisiplinan siswa karena
pada dasarnya tata tertib yang telah di tetapkan oleh sekolah masih banyak dan sering
dilanggar oleh peserta didik. Hal tersebut menjadi tugas bagi pihak sekolah untuk
melakukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan disiplin tata tertib di sekolah
salah satunya jam kedatangan siswa yang masih sering kali terjadi.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak sekolah, seperti yang telah
dibahas sebelumnya bahwa upaya meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa adalah
mengembangkan kontrol diri dan berusaha secara sadar tentang itikad baik dan rasa
tanggung jawab dalam mematuhi semua peraturan yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari. Upaya dalam meningkatkan kontrol diri, kesadaran dan rasa tanggung
jawab siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan hukuman yang bermanfaat,
menegur dengan cara yang baik dapat melatih para siswa untuk memantau atau
mencatat perilaku yang dilakukan dengan sendirinya dan dilakukan pengawasan oleh
orang tua dan guru. Hal tersebut akan membuat siswa bertanggung jawab atas
perilaku yang telah dilakukan nya meskipun tanpa pengawasan langsung dari orang
tua maupun guru.
Untuk guru, peran yang dilakukan adalah memberikan contoh datang pagi
kepada siswanya agar tidak terlambat, karena bagaimana bisa siswa datang tepat
waktu kalau gurunya saja banyak yang datang terlambat. Lalu guru dapat
memberikan sanksi, pemberian sanksi ini bisa memberikan efek jera kepada siswa
yang datang terlambat.
Peran orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi siswa terlambat,
contohnya dengan membangunkan anaknya lebih pagi, mengingatkan jangan bertele-
tele, dan lain sebagainya. Yang paling penting untuk mengatasi siswa yang terlambat
adalah kesadaran siswa itu sendiri untuk terbiasa mendisiplinkan diri. Karena tidak
ada gunanyamemberikan sanksi, kalau siswa itu sendiri tidak ada kesadaran dan
kemauan untuk datang tepat waktu.
16

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian dilakukan di SMAN 10 Tangerang yang berlokasi di jalan KH.
Hasyim Ashari, kampung sasak, kecamatan cipondoh, kota Tangerang. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan Juli 2018 s.d November 2018. Ada pun perincian waktu
penelitian ini sebagai berikut.

Waktu Pelaksanaan Juli – Nov 2018


Kegiatan
No Juli Agust Sept Okt Nov
.
Persiapan Penelitian
1.1 Mengajukan Judul √
1.2 Penyusunan BAB 1 – 3 √ √
1
1.3 Penyusunan Instrumen √
1.4 Bimbingan BAB 1-3 & Instrumen √
Pelaksanaan Penelitian
2.1 Pengujian Instrumen √
2
2.2 Pengumpulan Data √
2.3 Analisis data & bimbingan BAB 3-

4
Penyelesaian Penelitian
3.1 Penulisan Laporan √
3 3.2 Bimbingan Hasil dan

pembahasan
3.3 Revisi/Editing √
17

3.4 Ujian Kartul √

Tabel 3.1 : Perincian waktu penelitian

B. Metode Penelitian

1. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku,
jurnal papers, arikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya
ilmiah lainya. Kajian pustaka memiliki tujuan untuk membantu peneliti dalam
penyelesaian masalah penelitianya dengan mengacu pada teori dan hasil-hasil
penelitian yang relevan yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Kajian
pustaka berfungsi sebagai referensi teori penelitian dan sebagai dasar dari
penyelesaian masalah penelitian.
a. Media elektronik
Media elektronik merupakan media seperti internet, televise, dll. Yang
menjadi referensi tambahan dalam penelitian.
b. Angket dan kuisioner
angket dan kuisioner merupakan alat komunikasi yang tidak langsung dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data atau informasi dari responden
yang dapat dipertanggung jawabkan. Angket yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sejumlah daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk
memperoleh data apakah jam masuk sekolah berpengaruh terhadap kedisplinan siswa.
Apakah dengan datang tepat waktu dapat meningkatkan kedisiplinan siswa.
C. Populasi dan sempel
Populasi adalah keseluruhan unit yang akan diteliti sedangkan sampel adalah
bagian dari populasi. Teknik yang digunakan dalam penngambilan sampel random
sampling maksudnya bahwa pengambilan sampel dilakukan secara acak. Ketentuan
pengambilan sampel menurut suharsini arikunto, besarnya sampel dapat ditentukan
sebagai berikut: sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai subjek dalam populasi,
maka sampel di tentukan sebesar 15-30%
18

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 134 siswa kelas XII IPS maka sampelnya
diambil sebesar 15% dari 134 siswa yaitu 20 siswa

No Kelas Jumlah Responden


1 XII IPS 1 5
2 XII IPS 2 5
3 XII IPS 3 5
4 XII IPS 4 5
JUMLAH 20

D. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan teknik
pengumpulan data dimana penulis membagikan questioner kepada sejumlah sampel
dari populasi.

E. Variabel penelitian
Variabel penelitian menurut Suharsimi Arikunto adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian terbagi menjadi dua,
yakni variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel
terikat.
Variabel bebas (X) adalah variabel penelitian yang mempegaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Sedangkan variabel terikat (Y) adalah variabel penelitian yang dipengaruhi atau
merupakan akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian kali ini, jam masuk sekolah
merupakan variabel bebas sedangkan kedisplinan siswa merupakan variabel terikat
- Variabel bebas
19

Jam masuk sekolah


- Variabel terikat
Kedisipinan siswa

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,


memeriksa, menyelidika suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah,
menganalisis dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket
dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden mengenai apakah jam masuk sekolah dapat erpengaruh
terhadap kedisiplinan siswa, apakah jam masuk sekolah dapat meningkatkan
kedisplinan siswa. Instrumen lainya dapat dilihat dalam lampiran.

G. Teknik Analisis Data


Menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan :

1. Distribusi Frekuensi
Ditribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai individual atau nilai data
yang sudah dikelompokkan ke dalam interval tertentu) yang disertai dengan nilai
frekuensi yang sesuai.
2. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif (frekuensi yang di
jumlahkan). Distribusi frekuensi kumulatif memiliki kurva yang disebut ogif. Ada
dua macam distribusi frekuensi kumulatif yaitu distribusi frekuensi kumulatif kurang
dari dan distribusi frekuensi lebih dari.
20

3. Grafik
Grafik adalah gambaran pasang surutnya suatu keadaan atau data yang ada
dengan garis atau gambar. Grafik dibedakan menjadi tiga macam yaitu grafik batang,
grafik garis, dan grafik lingkaran

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah
dilakukan, yaitu berupa perhitungan statistik data yang diperoleh dari hasil
penyebaran instrument penelitian berupa angket kepada responden.
21
22
23

JML JML
No Nama Responden PREDIKAT PREDIKAT
SKOR X SKOR Y
1 Widya ardelia 12 Tinggi 10 Signifikan
2 Dina sulistiawati 9 Rendah 9 Signifikan
3 Shintia anahdi 14 Tinggi 11 Signifikan
4 Dina rosa 10 Tinggi 10 Signifikan
5 Rizka 11 Tinggi 11 Signifikan
6 Rika tiara citra 13 Tinggi 11 Signifikan
7 Difa 11 Signifikan 10 Signifikan
8 Sri nurjanah 9 Rendah 9 Signifikan
9 Luthfiyyah jannatin 9 Rendah 11 Signifikan
10 Ghina Nabila 14 Tinggi 9 Signifikan
11 Desi putri 12 Tinggi 10 Signifikan
12 Mega widia 11 Tinggi 11 Signifikan
13 Devi monika N 14 Tinggi 14 Signifikan
14 Shelly maulidina S 10 Tinggi 10 Signifikan
15 Gabrielle R.P 15 Tinggi 12 Signifikan
16 Widya dwi N 11 Tinggi 11 Signifikan
17 M. hilmy al khairy 14 Tinggi 9 Signifikan
18 Ica nurajizah 11 Tinggi 10 Signifikan
24

19 Ismi badiah 16 Tinggi 11 Signifikan


20 Ahmad faishal 10 Tinggi 9 Signifikan
Setelah data dihimpun dan dilanjutkan dengan pengolahan data, baik secara data hasil
uji coba instrument maupun data hasil penelitian sesungguhnya. Maka berikut adalah
hasil pengolahan data dari angket yang telah diberikan kepada responden

Dari data diatas dihitung presentase keseluruhan pengaruh jam masuk sekolah
terhadap kedisiplinan siswa kelas XII IPS SMAN 10 TANGERANG
Total skor semuaresponden
% Total= x 100 %
skor total semua responden

444
= x 100%
800
= 55.5%

Jadi pengaruh jam masuk sekolah terhadap kedisiplinan siswa kelas XII IPS SMAN
10 TANGERANG adalah 55.5%
25

B.Pembahasan
Berdasarkan pengolahan data hipotesis dapat diterima yang menyatakan
bahwa hampir rata-rata siswa siswi kelas XII IPS SMAN 10 TANGERANG
mematuhi pengaruh jam masuk sekolah terhadap kedisiplinan siswa.
Namun masih ada beberapa yang belum mematuhi atau kurang memahami secara
detail mengenai pengaruh jam masuk sekolah terhadap kedisiplinan siswa.
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil data menggunakan data table distribusi kelompok.
1. Berdasarkan hasil total keseluruhan pengaruh jam masuk sekolah terhadap
kedisiplinan siswa cukup tinggi dengan total ≥ 50 % yaitu dengan jumlah keseluruhan
55.5%
2. Berdasarkan hasil total keseluruhan nilai semua responden terhadap pengaruh
literasi dalam meningkatkan minat membaca dengan % total ≥ 50 % maka secara
keseluruhan pengaruh kegiatan literasi di sekolah terhadap minat membaca siswa
siswi cukup tinggi.
26

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian dapat


disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh jam masuk sekolah
terhadap kedisiplinan siswa kelas XII IPS SMAN 10 TANGERANG. Jam masuk
sekolah pada jam 06.30 membuat banyak nya siswa kelas XII IPS SMAN 10
TANGERANG sering datang terlambat. Selain terjebak macet, bangun kesiangan.
Jam masuk tersebut juga menjadi alasan beberapa siswa yang datang terlambat.
Berbagai macam sanksi yang diberikan kepada siswa yang terlambat, misalnya
menyapu area sekolah, surat panggilan orang tua. Namun hal tersebut belum
sepenuhnya mampu mengatasi siswa terlambat yang semakin banyak ini.

Siswa yang telambat pun mempunyai pengaruh yang sangatlah besar terhadap
prestasi belajarnya, karena dapat mempengaruhi konsentrasi belajar terutama pada
jam pelajaran pertama.

B. Saran

Diharapkan kesadaran untuk setiap siswa datang tepat waktu,diharapkan juga


siswa mematuhi tata tertib yang ada di sekolah, dan diharapkan juga penelitian
lanjutan demi penyempurnaan karya tulis ini.
27

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber buku

Paul, A. H. (2008). Konseling psikoterapi anak. Depok: Dea Publishing

Farida, I.dan Gusniarti, W. F. 2014.Profil Ketrampilan Argumentasi Siswa


padaKonsep Koloid yang Dikembangkan melalui Pembelajaran
InkuiriArgumentatif. Edusains. Vol. VI. No. 01. Hal. 36

Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar.
Jakarta: Grasindo

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

B. Sumber internet
http://wijayanoventa.blogspot.com/2014/04/karya-tulis-ilmiah-tentang-
seringnya.html
http://irawaneri.blogspot.com/2014/04/contoh-makalah-tentang-
keterlambatan.html
http://repository.ump.ac.id/404/3/Irvana%20Deda%20Pratama%20BAB
%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai