PENDAHULUAN
laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai
anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
peserta didik. Pembinaan ini diarahkan terhadap pola pikir, olah rasa, dan olah
Dengan olah rasa manusia menjadi tercerdaskan emosinya, dan dengan olah jiwa
secara spiritual, manusia menjadi makhluk yang beriman dan bertakwa kepada
mempunyai kewenangan yang cukup kuat bagi kita sebagai rakyat untuk banyak
menentukan suatu dunia bagaimana kita inginkan dan bagaimana mencapai dunia
semacam itu. Tidak ada satu fungsi maupun jabatan di dalam masyarakat tanpa
1
yang berkaitan dengan apa yang seharusnya diketahui oleh setiap warga Negara.
kecakapan intelektual yang harus dimiliki. Dan 3), Civic Disposition (Watak
konstitusional.
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan serta
Makna yang dapat diambil dari amanat UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
watak, karakter, atau moral yang ada pada peserta didik agar menjadi manusia
yang mempunyai akhlak mulia serta dapat mewujudkan peradaban bangsa yang
peserta didik, ini sangat penting untuk menentukan kualitas moral generasi anak
2
konteks ini peran dari pendidikan kewarganegaraan (PPkn) sangat penting bagi
bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi dapat warga Negara yang
bahwa tujuan pembelajaran PPkn yaitu; (1), Ilmu pengetahuan, yang mencangkup
pada kesimpulan yang baik dari berpikir kritis sampai pada berpikir kreatif. (3),
Sikap, meliputih nilai, kepekaan, dan perasaan. Dan (4), ketrampilan sosial.
sekolah melalui pembelajaran PPkn. Hal ini dengan tujuan untuk dan kemajuan
seseorang dapat terbentuk karena dari kebiasaan yang dia lakukan, baik sikap
maupun perkataan yang sering ia lakukan kepada orang lain. Sementara Wibowo
(2013:12) menyatakan bahwa karakter merupakan sifat yang alami dari jiwa
manusia yang menjadi ciri khas dari seseorang dalam bertindak dan berinteraksi
dikeluarga dan dimasyarakat. Salah satu karakter yang harus terus dikembangkan
yaitu berasal dari akar kata bahasa latin yang sama (discipulus) yang dengan kata
discipline mempunyai makna atau arti yang sama yaitu mengajari atau mengikuti
3
suatu tindakan yang sangat mutlak di dalam kehidupan manusia, karena seorang
manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-sendi kehidupannya, yang
akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya, bahkan alam sekitarnya (Hani
(2008:17).
berlangsung pada bulan Januari 2022. Pada observasi awal berlangsung, peneliti
bahwa di SMP Kristen Adodo Fordata tiap harinya semua siswa diharuskan rutin
melakukan apel pagi, mengucapkan janji pelajar, kemudian berbaris rapi berjalan
menuju kelas masing-masing. Siswa juga dituntut untuk harus bisa menaati setiap
aturan yang ada di sekolah seperti; tidak terlambat masuk sekolah, berseragam
sesuai aturan sekolah, dilarang bolos sekolah, dan bila keluar kelas harus memberi
ijin gurunya. Kepala sekolah juga mengatakan bahwa di SMP Kristen Adodo
dari penanaman karakter saja melainkan terdapat juga peraturan tertulis mengenai
aspek kedisiplinan siswa. Peraturan tersebut dibuat bersama dengan semua guru
di sekolah dan telah disepakati bersama. Peraturan yang dibuat selalu mengalami
kemajuan dari sikap disiplin pada siswa. Peraturan tertulis yang sudah dibuat dan
4
Namun kenyataan yang terjadi berdasarkan observasi awal yang dilakukan
peneliti, terlihat bahwa karakter kedisiplinan dari siswa di SMP Kristen 4 Tanut
sangat mengalami penurunan. Pada saat observasi awal, peneliti telah menemukan
bahwa semakin banyaknya siswa yang tidak menaati aturan sekolah yang telah
dibuat misalnya seperti; terlihat bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat
masuk sekolah, tidak berseragam sesuai dengan aturan sekolah, siswa sering bolos
sekolah, bahkan diketahui bahwa siswa bila keluar kelas tidak memberi izin
kedisiplinan menurut Rahman (2011:25) adalah suatu syarat yang harus dipenuhi
antara lain yaitu: (1), ketaatan terhadap peraturan dalam hal peraturan sekolah.
Peraturan mengatakan kepada anak apa yang harus dan mesti dilakukan, dan apa
yang tidak boleh dilakukan anak sewaktu berada di lingkungan sekolah seperti
harus memakai seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan. (2), kepedulian
terhadap lingkungan. Keadaan dari suatu lingkungan dalam hal ini adalah ada atau
disiplin juga bisa berupa perilaku yang harus dapat ditunjukkan seseorang yang
keterlibatannya pada proses belajar mengajar. Hal ini dapat berupa absen dan
hadir setiap kegiatan tepat pada waktunya, bertanya dan menjawab pertanyaan
dari guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan tepat waktu, serta tidak
membuat suasana gaduh dalam setiap kegiatan belajar. (4), kepatuhan menjauhi
larangan. Pada sebuah peraturan yang dibuat juga terdapat berbagai larangan yang
5
harus dipatuhi siswa. Dalam hal ini larangan yang ditetapkan bertujuan untuk
kedisiplinan siswa. Guru memikul tugas serta tanggung jawab yang sangat berat,
yaitu di samping guru harus mampu dan bisa membuat pandai muridnya secara
akal (mengasah secara IQ) guru juga harus dapat menanamkan nilai-nilai iman
dan akhlak yang mulia bagi siswa. Untuk itu semua guru harus memahami peran
mengatasinya. Guru juga harus mempunyai sifat-sifat yang positif dan menjauhi
sifat-sifat negatif agar guru juga bisa sepenuhnya memainkan peranannya dalam
atau keberadaan seorang guru harus selalu menjadi model maupun contoh yang
baik bagi masyarakat dan lingkungannya terutama bagi peserta didik. Guru harus
bisa memberi contoh yang baik tidak cuma untuk peserta didik tapi juga harus
dapat dicontohi oleh masyarakat sekitar. Misalnya di kelas guru memiliki peran
yang sangat penting, bersikap tegas dan juga mendidik para peserta didik menjadi
Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang berarti guru, tetapi
arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar yang mempunya tugas yang
berat pada suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Di dalam masyarakat, dari yang
6
paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting,
guru merupakan komponen penting dari pendidikan karakter itu sendiri. Menjadi
seorang guru, harus bisa melakukan pendekatan secara individu dan emosional
kepada setiap siswa yang bermasalah baik di dalam sekolah, maupun di luar
sekolah, guru harus berperan di dalam menangani pelanggaran siswa yang sering
terlambat masuk sekolah, sering bolos sekolah bahkan siswa yang sering tidak
Eksitensi atau keberadaan guru memiliki peran yang sangat besar di dalam
pada saat ini tidak hanya sebagai pengajar semata, akan tetapi guru juga sebagai
pengajar karakter, moral, dan serta budaya bagi siswanya. Guru haruslah menjadi
teladan, seorang model sekaligus mentor bagi anak didiknya dalam mewujudkan
membentuk karakte siswa adalah guru yang sudah paham benar mengenai konsep
dan aplikasi pendidikan karakter, sarana dan prasarana sekolah yang menunjang
dalam proses pembelajaran dan proses pendidikan karakter. Teknik yang dapat
dilaksanakan guru dalam pendidikan karakter juga harus sudah sesuai. Dan faktor
7
Sementara penelitian dari Iskkandar Agung (2017), menyimpulkan bahwa
berbudi pekerti luhur, dan juga berkeadaban, tetapi juga kemampuan di dalam
lingkungan global.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitin
8
2. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi oleh guru di dalam meningkatkan
D. Manfaat Penelitian
simpulkan bahwa manfaat yang diambil dari peneitian ini terdiri dari:
1. Manfaat Teoritis
Disposition siswa.
Disposition siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
b. Guru
c. Siswa
9
E. Penjelasan Istilah
1. Eksitensi Guru
Eksitensi guru yang dimaksud adalah peran guru dalam mendidik, membina
dan membimbing sikap atau tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik.
2. Civic Desposition
Pendidikan.
3. Karakter
Karakter merupakan ciri khas dari suatu individu atau sekelompok orang yang
4. Kedisiplinan
manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Kewarganegaraan
sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi warga negara yang partisipatif
berkaitan dengan isi atau apa yang hendak dan harus Warga Negara ketahui. Civic
skills merupakan keterampilan apa yang seharusnya dimiliki oleh Warga Negara
civic disposition berkaitan dengan karakter privat dan publik dari warga negara
sasaran pada pembentukan pribadi Warga Negara. Warga Negara yang memiliki
percaya diri (civic confidence), Warga Negara yang memiliki pengetahuan dan
competence), Warga Negara yang memiliki sikap dan juga memiliki keterampilan
11
1. Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)
Dispotision) merupakan isyarat pada karakter publik maupun privat yang penting
perlahan sebagai akibat dari pada yang dipelajari dan dialami oleh seseorang di
konstitusional. Secara singkat karakter publik dan privat itu dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
publik dan privat yang mendasari demokrasi, dalam jangka panjang, mungkin
lebih merupakan dampak dari pengetahuan atau kecakapan yang dikuasai Warga
Negara. Hakim Learned Hand dalam pidatonya di New York (1994) dalam
Branson, dkk (1999:26) bahwa sangat penting watak kewarganegaraan ini dalam
12
“Kebebasan terletak pada hati manusia, baik pria maupun wanita. Bila ia
sirna maka tak ada konstitusi, hukum, dan pengadilan yang dapat
menyelamatkannya. Bahkan konstitusi, hukum, dan pengadilan tak dapat
berbuat apa-apa. Namun bila ia masih di sana, maka tak diperlukan lagi
konstitusi, hukum, dan pengadilan untuk menjaganya.”
kedaulatan rakyat.
Sebagai pendidikan nilai atau pendidikan karakter maka salah satu dari
(value based approach). Sikap salah satu ranah amat menentukan keberhasilan
13
para siswa memiliki satu kesempatan untuk bisa mengembangkan berbagai watak
2009:21).
khas dari seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kebiasaan yang dia lakukan, baik dari sikap dan perkataan maupun perbuatan
sifat yang alami dari jiwa manusia yang menjadi ciri khas dari seseorang dalam
karakter juga diungkapkan oleh Samani dan Hariyanto (2013:41) sebagai sesuatu
yang khas dari seseorang sebagai cara berfikir dan di dalam perilaku untuk hidup
dan juga bekerjasama dalam hubungannya dengan sesama yang dapat membuat
untuk dikembangkan di dalam setiap individu itu sendiri yang akan menerminkan
14
ciri khasnya sendiri.
b. Sistem Karakter
ditinggalkan.
kesalahan.
Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, hal ini di ungkapkan oleh
2) Fungsi untuk penguatan dan juga untuk perbaikan: Menguatkan peran keluarga,
supaya masyarakat dapat memilah budaya bangsa sendiri dan dapat menyaring
15
budaya dari bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan juga
sebagai berikut:
1) Menguatkan perilaku yang sudah baik dan dapat memperbaiki perilaku yang
kurang baik.
2) Membantu untuk dapat menyaring budaya asing yang kurang sesuai dengan
nilai pancasila.
pengembangan potensi dasar perilaku baik seseorang, lalu potensi itu dikuatkan
dan diperbaiki.
d. Nilai-Nilai Karakter
B. Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan
tentang kata disiplin yang dalam bahasa inggris discipline, berasal dari akar kata
bahasa latin yang sama (discipulus) yang dengan kata discipline mempunyai
17
makna yang sama yaitu mengajari atau mengikuti pemimpin yang dihormati.
yang sangat mutlak dalam kehidupan manusia, karena seorang manusia tanpa
disiplin yang kuat akan dapat merusak sendi-sendi kehidupannya, yang akan
pendorong terbaik dalam membantu individu untuk melakukan sesuatu yang lebih
baik. Dan salah satu prinsip untuk membentuk disiplin adalah dengan mengajari
seseoarang untuk melakukan hal yang benar agar bisa memperoleh perasaan yang
nyaman yang hakiki saat melakukan sesuatu dan memberikan kontribusi kepada
masyarakat.
berasal dari kata latin yaitu “discipulus” yang berarti siswa atau murid. Dalam
perluasan arti. Diantaranya arti dari kata disiplin yaitu adalah ketaatan, metode
pengajaran, mata pelajaran, dan perlakuan yang cocok bagi seseorang murid atau
perkembangan, latihan fisik, latihan mental, serta kapasitas moral dari seorang
anak.
Disiplin juga merupakan suatu kondisi yang dimana akan tercipta, dan
juga terbentukn melalui proses dari serangkaian perilaku yang dapat menunjukkan
dengan dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama
sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya
18
sendiri.
2. Aspek-Aspek Kedisiplinan
a. Sikap mental (mental attitude) merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil
dan standar yang sedemikan rupa, sehingga pemahaman tersebut akan dapat
suatu syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat dikategorikan mempunyai
Peraturan merupakan suatu pola yang dapat ditetapkan untuk tingkah laku. Pola
tersebut dapat ditetapkan oleh para orang tua, guru, pengurus atau teman
yang disetujui dalam situasi tertentu. Dalam hal peraturan sekolah misalnya,
peraturan mengatakan pada anak apa yang harus dan apa yang tidak boleh
19
Keadaan suatu lingkungan dalam hal ini adalah ada atau tidaknya sarana-sarana
Partisipasi disiplin juga bisa berupa perilaku yang ditunjukkan seseorang yang
keterlibatannya pada proses belajar mengajar. Hal ini dapat berupa absen dan
datang dalam setiap kegiatan tepat pada waktunya, bertanya dan menjawab
Dalam hal ini larangan yang ditetapkan bertujuan untuk membantu mengekang
1. Pengertian Guru
Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru,
tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar yang memberikan
suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pada pendidik
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Di dalam masyarakat, dari yang
paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting,
anak didiknya. Orang tersebut mungkin berpredikat sebagai ayah atau ibu, guru,
ustadz, pendeta, dosen, ulama dan lain sebagainya. Guru merupakan unsur penting
20
dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Djamarah (2015:28), guru adalah
seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik atau tenaga
guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik dan memberikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga dia dapat menjadikan
orang lain menjadi orang yang cerdas. Pendidik merupakan tenaga profesional
pelatihan.
Menurut Habel (2015:15), peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau
status. Apabila seseorang dapat menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti halnya guru dan
peserta didik, guru memiliki peranan yang penting di dalam dunia pendidikan
khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya peserta
21
didik memerlukan seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan
diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Tanpa adanya
bimbingan dan arahan dari guru mustahil jika seorang peserta didik bisa dapat
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran
manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang
1) Korektor
Guru menilai serta dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah, dan
2) Inspirator
Guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar yang baik.
3) Informator
Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang telah
4) Organisator
5) Motivator
Guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa memiliki
6) Inisiator
22
Guru menjadi pencetus akan ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan juag
pengajaran.
7) Fasilitator
8) Pembimbing
9) Demonstrator
Guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis,
Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat
11) Mediator
Guru harus dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses
12) Supervisor
Guru harus dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis proses
13) Evaluator
Guru juga dituntut untuk mampu menilai produk pembelajaran serta proses
pembelajaran.
Guru memikul tugas serta tanggung jawab yang berat, di samping guru
23
harus mampu membuat pandai muridnya secara akal (mengasah secara IQ) guru
juga harus dapat menanamkan nilai-nilai iman dan nilai akhlak yang mulia bagi
peserta didik. Untuk itu guru harus memahami peran dan tugasnya, memahami
dalam dunia pendidikan eksitensi atau keberadaan guru harus menjadi contoh
yang sangat baik bagi masyarakat dan lingkungannya terutama bagi peserta didik.
Guru harus bisa memberi contoh yang baik tidak cuma untuk peserta didik tapi
juga harus dapat dicontohi oleh masyarakat sekitar. Misalnya di kelas guru
memiliki peran yang sangat penting, bersikap tegas dan mendidik para peserta
Eksitensi guru harus memiliki peran yang besar dalam menentukan dan
membentuk, mengembangkan karakter peserta didik. Eksitensi guru pada saat ini
tidak hanya cukup sebagai pengajar semata, akan tetapi selain sebagai pengajar
akademis guru juga sebagai pengajar karakter, moral, dan budaya bagi peserta
didiknya. Guru haruslah menjadi teladan, seorang model sekaligus mentor bagi
nilai-nilai moral seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, peduli sosial, dan
toleran.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe pada penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskripsi dan akan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar dari pada angka. Dalam
1. Lokasi Penelitian
diketahui di SMP Kristen 4 Tanut, karakter kedisiplinan dari siswa saat ini sangat
menurun. Terlihat bahwa banyak siswa yang tidak menaati aturan sekolah yang
dibuat seperti; sering terlambat masuk sekolah, tidak berseragam sesuai aturan
25
sekolah, sering bolos sekolah, dan keluar kelas sering tidak memberi ijin gurunya
di kelas.
2. Subjek Penelitian
subjek penelitian sebagai benda, hal ataupun orang tempat data untuk variabel
penelitian ini adalah siswa di SMP Kristen 4 Tanimbar Utara dengan jumlah
yang akan digunakan sebagai subjek dalam penelitian ini dan juga 5 guru. Sebaran
C. Desain Penelitian
dari awal sampai akhir penelitian. Adapun rancangan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
diteliti.
26
5. Penyusunan BAB II mengenai kajian teori.
11. Membuat pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, kemudian menarik
Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai
dengan fokus penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 225) bila dilihat dari sumber
datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data dan sumber sekunder yaitu sumber yang tidak langsung
memberikan data.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer dan data
sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi
data primer adalah data yang diperoleh dari hasil interview (wawancara) dan
Data sekunder adalah data yang dapat diperoleh secara tidak langsung dari
27
sumber penelitian. Adapun sumber data sekunder yang akan dibutuhkan yaitu
Teknik Analisis data yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya.
2. Angket/Kuesioner
teknik pengumpulan data yang sangat praktis karena dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dan
waktu yang singkat. Kelemahan dari kuesioner ini yaitu responden sering tidak
teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati dan tidak dijawab,
3. Dokumentasi
28
Dokumentasi merupakan suatu catatan dari peristiwa yang sudah berlalu.
seseorang.
data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik,
buruk, pandai, dan sebagainya. Menurut Miles dan Hubberman (2014: 37), ada
1. Reduksi Data
diperoleh kesimpulan.
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses yang didasarkan pada data yang
telah diperoleh pada reduksi data dan penyajian data kemudian dirangkum
29