Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur pendidikan informal

dan pendidikan formal. Pendidikan informal dapat diperoleh dari keluarga dan

lingkungan sekitar, sedangkan pendidikan formal dapat diperoleh dari sekolah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat menciptakan lulusan

yang baik dan berkompeten. Dalam hal ini maka sekolah perlu memberikan

pengajaran, baik dari pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Sikap merupakan

hal yang sangat penting dalam pembentukan generasi penerus bangsa yang baik.

Untuk itu sekolah perlu memberikan perhatian khusus terhadap pembentukan sikap

siswa, salah satunya melalui pendidikan karakter. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Lickona (2012:74) yang menjelaskan bahwa sekolah merupakan salah

satu lembaga pendidikan yang mengemban tugas mengembangkan nilai karakter.

Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membangun perkembangan

anak, baik lahir maupun batin. Pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan

baik buruk perilaku seseorang, melainkan juga penanaman kebiasaan mengenai hal-

hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak akan memiliki kesadaran dalam

berperilaku di kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter yang dicanangkan sesuai

dengan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Pasal 3 yang menyebutkan:

1
2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003:6).

Aspek-aspek yang terkandung dalam rumusan tujuan pendidikan tersebut,

harus dicapai secara utuh melalui proses pendidikan dalam berbagai jalur dan

jenjang. Pendidikan karakter yang ditanamkan pada jenjang sekolah dasar dapat

dilaksanakan mulai tingkat yang paling rendah. Di dalam berbagai kegiatan yang

dilakukan di sekolah, hal yang diharapkan pada suatu lembaga pendidikan yaitu

dapat menciptakan individu yang bukan hanya mengedepankan intelektual saja,

melainkan dapat membentuk karakter baik pada anak.

Karakter merupakan sifat yang ada pada diri manusia, hal tersebut yang

membedakan satu individu dengan individu lainnya. Karakter pada anak dapat

dibentuk melalui proses yang cukup panjang, yaitu dengan adanya proses

pembelajaran di lingkungan rumah maupun sekolah. Pembentukan karakter pada

anak sangat bergantung kepada orang yang berada di lingkungan sekitar anak yaitu

orang tua, keluarga, guru dan teman sebaya (Suyadi, 2013:5).

Penanaman karakter pada anak dapat dikembangkan secara optimal melalui

proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah. Namun, orang tua dan

keluarga juga berperan penting karena pembentukan karakter anak dilihat dari

bagaimana perilaku keluarga khususnya orang tua yang merupakan contoh bagi

anak-anaknya. Sehingga diharapkan guru maupun orang tua dapat bekerja sama

dalam mengawasi perkembangan karakter anak.

Fitri (2012:40), nilai-nilai karakter yang harus diajarkan di sekolah antara

lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa

ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/
3

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan

tanggung jawab. Dari beberapa karakter tersebut, salah satu karakter yang harus

dikembangkan adalah disiplin diri.

Disiplin merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki siswa agar muncul

karakter-karakter baik lainnya. Penanaman karakter disiplin dirasa penting

diterapkan untuk siswa khususnya siswa sekolah dasar. Hal tersebut dikarenakan

masih banyak ditemukan perilaku yang menyimpang dari kedisiplinan, antara lain

terlambat datang ke sekolah, tidak tertib dalam mengikuti upacara bendera,

membuang sampah sembarangan, tidak menggunakan seragam sesuai aturan, tidak

mengerjakan PR dan sebagainya. Terjadinya perilaku tidak disiplin tersebut

menunjukkan bahwa pengetahuan yang terkait dengan karakter hanya sebatas

pengetahuan saja dan belum berdampak pada perubahan perilaku siswa. Pada

dasarnya siswa mengetahui apa yang dilakukan adalah salah, namun ia belum

mampu membiasakan diri dalam menerapkan karakter disiplin tersebut ke dalam

kegiatan sehari-hari. Hal ini bisa saja terjadi karena penanaman karakter hanya

sebatas pengetahuan dan belum merasuk ke dalam jiwa siswa dan perilaku

berkarakter.

Sikap disiplin pada siswa akan meningkat apabila ditangani dengan baik

sesuai dengan tata tertib yang berlaku dan dilakukan pemantauan secara terus

menerus. Sikap disiplin memerlukan latihan-latihan, dibiasakan mengikuti,

mematuhi, menaati peraturan yang berlaku, terlebih pada siswa yang belum

tertanam sikap disiplin dalam dirinya. Kebiasaan tersebut lambat laun masuk ke

dalam kesadaran diri yang akhirnya menjadi bagian dari kepribadiannya. Sehingga

sikap disiplin telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Apabila sikap
4

disiplin tersebut telah tertanam pada diri siswa, maka akan tercipta kondisi yang

teratur dan dapat menunjang kelancaran berlangsungnya proses belajar mengajar di

sekolah.

Penanaman karakter kedisiplinan selain melalui aturan atau tata tertib yang

harus ditaati oleh seluruh siswa juga dapat dibentuk melalui budaya yang ada di

sekolah atau melalui kegiatan lain seperti ekstrakurikuler. Hal ini sesuai dengan

Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:26) yang diterbitkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia:

Secara mikro pengembangan karakter dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan
belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan
budaya satuan pendidikan formal dan nonformal; kegiatan kokurikuler dan/atau
ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat
(Kemendikbud, 2010:26).

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan satuan pendidikan yang

bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran, seperti

kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), pencinta alam, olah raga, seni, dan lainnya

perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan dalam rangka

pengembangan karakter. SDN Landungsari 01 Dau merupakan salah satu sekolah

yang memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Polisi Cilik dan Pramuka

merupakan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah tersebut sebagai upaya

penanaman karakter kedisiplinan siswa.

Kegiatan Kepramukaan memiliki kode kehormatan yang merupakan suatu

norma dalam kehidupan Pramuka yang menjadi ukuran atau standar tingkah laku

Pramuka di masyarakat. Kode kehormatan tersebut terdapat pada Dasa Darma,

meliputi (1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Cinta alam dan kasih sayang

sesama manusia, (3) Patriot yang sopan dan kesatria, (4) Patuh dan suka

bermusyawarah, (5) Rela menolong dan tabah, (6) Rajin, terampil dan gembira, (7)
5

Hemat, cermat dan bersahaja, (8) Disiplin, berani dan setia, (9) Bertanggungjawab

dan dapat dipercaya, (10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan (Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka, 2014:38). Sedangkan pada Polisi Cilik sendiri salah

satu kegiatan pembinaan Polisi Cilik adalah pembinaan kedisiplinan. Pemberian

pembinaan karakter kedisiplinan pada Polisi Cilik dilakukan melalui kegiatan baris-

berbaris serta mengembangkan kemampuan intelegensi dan ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa (http:// polrestabanan.net).

Polisi Cilik merupakan salah satu ekstrakurikuler yang digagas oleh kepala

sekolah SDN Landungsari 01 Dau sejak tahun 2014. Ekstrakurikuler Polisi Cilik

hanya diperuntukan bagi siswa kelas 4 sampai dengan kelas 6. Sedangkan,

ekstrakurikuler Pramuka merupakan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh setiap

siswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Namun, untuk siswa kelas 6 sudah tidak

banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena dipersiapkan untuk mengikuti

berbagai ujian kelulusan sekolah.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01 Dau

tergolong baik, hal tersebut dibuktikan dengan beberapa prestasi yang didapat oleh

SDN Landungsari 01 Dau melalui kegiatan ekstrakurikuler Polisi Cilik, antara lain

danton terbaik, PBB kreasi terbaik serta ketepatan gerak dan lagu yang

diselenggarakan oleh SMP 20 Malang, juara 2 kostum terbaik, juara 1 ketepatan

gerak dan lagu, yel-yel terbaik serta juara 1 cerdas cermat se-Malang Raya yang

diselenggarakan oleh SMP 2 Malang, juara 1 Polisi Cilik mewakili Kabupaten

Malang di Polda dan juara 1 Polisi Cilik tingkat Kecamatan. Prestasi yang didapat

oleh ekstrakurikuler Polisi Cilik di sekolah tersebut tidak terlepas dari karakter

disiplin yang dimiliki oleh siswa SDN Landungsari 01 Dau. Selain itu
6

ekstrakurikuler Pramuka merupakan kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka

menumbuhkan sikap disiplin sesuai dengan rancangan dan tujuan yang dibuat oleh

pemerintah dalam pelaksanaan pendidikan Kepramukaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti memilih SDN Landungsari 01

Dau sebagai tempat yang akan digunakan untuk penelitian. Hal yang telah diuraikan

mengenai kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi yang didapat oleh SDN

Landungsari 01 Dau diperoleh berdasarkan hasil observasi awal yang penulis

lakukan pada 12 Desember 2016. Berdasarkan hal-hal tersebut maka peneliti

bermaksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait penanaman karakter

kedisiplinan siswa dengan judul “Analisis Penanaman Karakter Kedisiplinan Siswa

Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01 Dau, Kabupaten

Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan penanaman karakter kedisiplinan melalui kegiatan

ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01 Dau, Kabupaten Malang?

2. Bagaimana bentuk nilai karakter kedisiplinan yang ditanamkan melalui

kegiatan ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01 Dau, Kabupaten Malang?

3. Bagaimana strategi yang digunakan dalam menanamkan karakter kedisiplinan

siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01 Dau,

Kabupaten Malang?
7

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan karakter

kedisiplinan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01

Dau, Kabupaten Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penanaman karakter kedisiplinan melalui

kegiatan ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01 Dau, Kabupaten Malang.

2. Untuk mendeskripsikan bentuk nilai karakter kedisiplinan yang ditanamkan

melalui kegiatan ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01 Dau, Kabupaten

Malang.

3. Untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam menanamkan karakter

kedisiplinan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di SDN Landungsari 01

Dau, Kabupaten Malang.

4. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam

menanamkan karakter kedisiplinan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di

SDN Landungsari 01 Dau, Kabupaten Malang.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian dapat

memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan sumbangan ilmu terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu pendidikan dalam penanaman karakter kedisiplinan siswa

melalui kegiatan ekstrakurikuler.


8

b. Menjadi bahan kontribusi ilmiah dan sumbangan informasi bagi yang

melakukan penelitian lebih jauh mengenai penanaman karakter

kedisiplinan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih terhadap

pelaksanaan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan karakter

kedisiplinan siswa SDN Landungsari 01 Dau serta dapat meningkatkan

pelaksanaan ekstrakurikuler khususnya ekstrakurikuler Polisi Cilik dan

Pramuka.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refleksi dalam

pelaksanaan penanaman karakter kedisiplinan siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang telah dilaksanakan.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadi bahan

acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian terkait penanaman

karakter kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler.

E. Batasan Penelitian

SDN Landungsari 01 Dau memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler

antara lain kegiatan ekstrakurikuler wajib yang meliputi Pramuka dan TIK, serta

kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang meliputi Polisi Cilik, Bela diri Karate,

Qiro’ah, Qosidah, Sepak Bola, PMR dan Seni Tari.


9

Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler Polisi Cilik dan Pramuka dalam menanamkan karakter kedisiplinan

siswa, bentuk nilai karakter kedisiplinan yang ditanamkan melalui kegiatan

ekstrakurikuler Polisi Cilik dan Pramuka, strategi yang digunakan dalam

menanamkan karakter kedisiplinan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Polisi

Cilik dan Pramuka serta faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan

karakter kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler Polisi Cilik dan Pramuka.

Pelaksanaan penanaman karakter kedisiplinan siswa dilakukan melalui kegiatan

pada saat di dalam lingkup sekolah dan di luar lingkup sekolah bagi ekstrakurikuler

Pramuka dan kegiatan pada saat latihan maupun pada saat bertugas bagi

ekstrakurikuler Polisi Cilik. Pada penelitian ini ekstrakurikuler Pramuka dibatasi

pada anggota Penggalang kelas 4 dan 5, serta anggota Polisi Cilik kelas 4 dan 5.

F. Definisi Operasional

1. Karakter

Karakter merupakan sifat manusia yang membedakan seseorang dengan orang

yang lainnya dan diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata untuk melakukan

hal yang baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

2. Penanaman Karakter

Penanaman karakter adalah proses pengajaran kepada siswa untuk melakukan

berbagai perilaku baik yang dapat diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata

yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

3. Kedisiplinan
10

Kedisiplinan merupakan tindakan atau perilaku seseorang yang menunjukkan

ketaatan dan kepatuhan pada peraturan di dalam segala aspek kehidupan yang

dilakukan dengan senang hati, bukan karena paksaan.

4. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran

di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah yang bertujuan untuk

mengembangkan dan mengekspresikan bakat dan minat siswa agar dapat

bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Ekstrakurikuler pada penelitian ini

yaitu ekstrakurikuler Polisi Cilik dan Pramuka.

5. Ekstrakurikuler Polisi Cilik

Ekstrakurikuler Polisi Cilik merupakan kegiatan yang dilakukan siswa sekolah

dasar sebagai upaya untuk membentuk karakter anak sejak dini yang meliputi

pembentukan karakter kedisiplinan, karakter kepemimpinan dan karakter etika

dan moral dalam membangun perilaku pada anak sehingga tidak mudah

terjerumus kepada sesuatu yang negatif.

6. Ekstrakurikuler Pramuka

Ekstrakurikuler Pramuka merupakan kegiatan yang berlangsung di luar jam

pelajaran di bawah pengawasan sekolah yang dilakukan dalam bentuk kegiatan

yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah serta

mampu memberikan pengalaman-pengalaman karakter positif yang dapat

diterapkan siswa pada perilakunya sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai