Pramuka
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan non formal, bersifat
sukarela, non politik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras,
suku bangsa dan agama. Gerakan ini dibentuk berdasarkan Keppres No 238
Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 melalui fusi lebih dari 60 organisasi kepanduan
di Indonesia. Pada saat ini dasar hukum Gerakan Pramuka telah lebih diperkuat
yakni dengan keluarnya UU No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Pendidikan kepramukaan adalah pendidikan non formal yang diperkaya dengan
pendidikan nilai-nilai kepramukaan dan diselenggarakan menurut metoda
kepramukaan. Nilainilai kepramukaan yang dimaksud disini adalah Satya dan
Darma. Sedangkan metoda kepramukaan yang dimaksud disini adalah belajar
interaktif dan progresif dialam terbuka dengan bimbingan orang dewasa. Adapun
tujuan pendidikan kepramukaan ialah :
Membentuk karakter kaum muda sehingga memiliki watak, keperibadian
dan akhlak mulia
Menanamkan semangat kebangsaan agar kaum muda cinta tanah air dan
memiliki semangat bela Negara
Membekali kaum muda dengan berbagai kecakapan dan keterampilan.
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Secara konstitusional, pendidikan
nasional: berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Karakter
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati,
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak. Karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior),
motivasi (motivation), dan keterampilan (skill). Menurut John Sewey
merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan watak
(karakter) merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di
sekolah.
Disiplin
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan dengan jenis
deskrptif karena menggambarkan sebuah fenomena pada saat ini dengan
berangkat dari kerangka teori, pendapat para ahli, ataupun penelitian terdahulu
yang relevan yang kemudian dikembangkan untuk memperoleh kebenaran (Lexy,
2006, p. 177). Peneliti berperan sebagai pengamat peran serta yang artinya
pengamat yang diketahui oleh umum secara terbuka (Arikunto, 1998, p. 146).
Peneliti turut hadir di lokasi penelitian dan pada saat kegiatan yaitu kegiatan
pramuka kelas V di SD N 01 Sugih Waras. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan desember 2022. Subjek penelitian ini antara lain : 1) Pembina pramuka SD
N 01 Sugih Waras karena mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan pramuka dan kunci dari kegiatan kepramukaan. 2) Siswa SD N 01 Sugih
Waras, siswa merupakan pelaku dan mengenai nilai karakter disiplin dari kegiatan
pramuka. 3) Kepala sekolah SD N 01 Sugih Waras, sebagai seseorang yang
memiliki pengaruh terhadap penelitian dan akan mencari informasi mengenai
penanaman nilai kedisplinan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan informasi antara lain: 1) Observasi mengenai pelaksanaan
dan dampak dari kegiatan pramuka, 2) Wawancara kepada para narasumber, 3)
Dokumentasi , dengan mendokumentasikan mengenai profil SD N 01 Sugih
Waras, data guru dan siswa, sarana prasarana dan kegiatan ekstrakurikuler
pramuka itu sendiri (Sugiyono, 2015, p. 231). Setelah data didapatkan
selanjutnya data dianalisa menggunakan tiga tahap yaitu 1) mereduksi data agar
data yang didapat memeberikan gambaran yang jelas, 2) Penyajian data yang
telah diperoleh dalam bentuk narasi maupun bagan, 3) Menarik kesimpulan
terhadap masalah yang diteliti (Sugiono, 2008, pp. 82–83)
Damanik, Saipul Ambri (2014) Pramuka Ekstrakurikuler Wajib Di
Sekolah. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13 (02). pp. 16-21.
H Gunawan - Bandung: alfabeta, 2012 - academia.edu