Anda di halaman 1dari 15

Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.

) 82

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMP NEGERI 1


YOGYAKARTA

CHARACTER EDUCATION ON SCOUT EXTRACURRICULAR IN SMP NEGERI 1


YOGYAKARTA

Oleh: Anggatra Herucakra Aji, Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Email: anggatra@graphic-
designer.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan implementasi pendidikan karakter dalam
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta, mengkaji secara mendalam mengenai faktor
pendukung dan penghambat, serta strategi yang digunakan dalam mengatasi hambatan yang muncul
dalam implementasi kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, pembina Pramuka, dan siswa sebagai
dewan penggalang. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif melalui reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Proses dan implementasi pendidikan karakter dalam
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta menggunakan beberapa metode yaitu; a) metode
belajar interaktif progresif, b) sistem among, c) kiasan dasar. 2) Faktor pendukung yaitu UU No. 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka serta hasil dari Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka nomor: 11/Munas/2013 tentang AD/ART Gerakan Pramuka, fasilitas dan prasarana yang
lengkap, antusiasme peserta didik, pembina Pramuka yang profesional, kurikulum sekolah yang
mewajibkan ekstrakurikuler Pramuka, serta pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang sudah
baik. Faktor penghambat yaitu terbatasnya anggaran dana sekolah, masih ada beberapa siswa yang
menganggap Pramuka hanya sebatas melaksanakan kegiatan sekolah saja, ditambah lagi dengan
minimnya pengetahuan orang tua tentang kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. 3) Strategi sekolah dengan
cara mendapatkan dana dari pentas seni, persewaan gedung olahraga (GOR), Dana BOS dan bantuan dari
Dinas Pendidikan. Serta diadakannya pertemuan rutin maupun insidental dengan orang tua atau wali
murid.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Ekstrakurikuler Pramuka

Abstract

This study aimed to describe the process and implementation of character education on scout
extracurricular in SMP Negeri 1 Yogyakarta, elaborates on the supporting factors and obstacles, as well
as the strategies used in overcoming the obstacles that arise in the implementation of the policy. This
study used a qualitative approach with descriptive methods. Subjects in this study is the principal, teacher,
scoutmaster, and students as the penggalang board. Data collection methods used were observation,
interviews, and documentation. Analysis of data using qualitative descriptive technique through data
reduction, data presentation, and conclusion. Test the validity of the data using triangulation techniques
and resources. The results of this study show that: 1) Process and the implementation of character
education in extracurricular scout in SMP Negeri 1 Yogyakarta using several methods, namely; a)
progressive interactive learning methods, b) Sistem Among, c) basic tropes. 2) The supporting factors,
83 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)

namely Law No. 12 of 2010 on the Scout Movement as well as the results of the Decision of the
Conference of National Scout numbers: 11 / Munas / 2013 about AD / ART Scout Movement, facilities
and infrastructure, the enthusiasm of the students, scoutmaster professional, school curriculum which
requires extra scouts, and management of extracurricular activities that have a good scout. Inhibiting
factor is the limited budget of the school, there are still some students who consider scout merely
conducting school alone, coupled with lack of parental knowledge about extracurricular activities scouts.
3) Strategies schools by funding from the performing arts, sports hall rental, BOS and the assistance of
the Department of Education. As well as the holding of regular meetings and incidental to the parents of
the students.

Keywords: Character Education, Extracurricular Scouts

PENDAHULUAN Cerdas spiritual mengandung makna


mampu beraktualisasi melalui olah hati untuk
Pendidikan adalah hak setiap warga memperkuat keimanan, ketaqwaan dan akhlaq
negara, begitu maksud dari Pasal 31 Undang– mulia, termasuk budi pekerti luhur dan
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, berkepribadian unggul. Cerdas emosional dan
sehingga menjadi kewajiban negara untuk sosial mengacu pada kesanggupan beraktualisasi
memberikan pelayanan pendidikan bagi seluruh diri melalui olah rasa untuk meningkatkan
warga negara dengan menyelenggarakan suatu sensitivitas dan apresiativitas terhadap keindahan
sistem pendidikan nasional. Sebagai penjabaran seni dan budaya, mampu mengekspresikan, serta
dari pasal tersebut maka disahkanlah Undang– beraktualisasi diri melalui interaksi sosial.
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Cerdas intelektual diwujudkan dalam
Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa kemampuan beraktualisasi diri melalui olah pikir
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian
kemampuan dan membentuk watak serta dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Cerdas
peradaban bangsa yang bermartabat dalam kinestetis mengarah pada kemampuan
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, beraktualisasi diri melalui olah raga untuk
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya
didik agar menjadi manusia yang beriman dan tahan, sigap, terampil dan trengginas.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Keempat kecerdasan tersebut jelas
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mencerminkan sasaran pendidikan, yang
mandiri, dan menjadi warga negara yang menekankan pada pembentukan karakter bangsa.
demokratis serta bertanggungjawab. Namun dalam hal ini pembentukan karakter
Berdasarkan landasan tersebut, dapat bangsa masih sangat jauh dari harapan.
digarisbawahi bahwa secara konseptual Implementasi dalam pengembangan karakter
pendidikan kita telah diarahkan untuk siswa di sekolah tidak diimbangi dengan
membentuk karakter yang baik. Lebih lanjut pengembangan karakter siswa di lingkungannya.
ditegaskan dalam Renstra Kemendiknas tahun Lingkungan sangat mempengaruhi karakter
2010-2014, bahwa visi pendidikan adalah seseorang, bahkan sistem mikro keluarga pun
menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan berperan besar dalam pembentukan karakter.
kompetitif. Yang dimaksud dengan insan Individu yang berkarakter baik adalah
Indonesia yang cerdas adalah insan yang cerdas individu yang bisa membuat keputusan dan siap
komprehensif yaitu cerdas spiritual, cerdas mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan keputusan yang ia buat. Lebih lanjut dijelaskan
cerdas kinestetik (Kemendiknas, 2010). bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 84

Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, patuh kepada Negara Kesatuan Republik
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud Indonesia. Tugas pokok gerakan Pramuka adalah
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, kaum muda Indonesia agar menjadi generasi
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. yang lebih baik. Sedangkan fungsi gerakan
Masalah yang sedang dihadapi oleh Pramuka adalah sebagai lembaga pendidikan non
bangsa Indonesia saat ini adalah sistem formal sebagai wadah pembinaan dan
pendidikan yang ada sekarang terlalu berorientasi pengembangan kaum muda Indonesia.
pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan Seperti halnya di SMP Negeri 1
kurang memperhatikan pengembangan otak Yogyakarta telah memprogram kegiatan
kanan (afektif, empati, dan rasa). Disadari atau kepramukaan sebagai program ekstrakurikuler
tidak, bangsa Indonesia saat ini telah digiring unggulan dalam mengintegrasikan nilai-nilai
untuk membentuk anak menjadi manusia- karakter siswa. SMP Negeri 1 Yogyakarta
manusia instant yang sekali pakai dan tidak merupakan salah satu sekolah menengah pertama
bertahan lama. Hal ini makin terasa menjelang unggulan yang berada di Daerah Istimewa
akhir ujian nasional atau ujian akhir sekolah. Yogyakarta (DIY), Sekolah ini telah mendapat
Berdasarkan pada teori majemuk, potensi akriditasi A dari Badan Akriditasi Nasional
akademik hanyalah sebagian saja dari potensi- Pendidikan. Banyak prestasi yang telah diraih
potensi lainnya. oleh sekolah ini sebagai sekolah unggulan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu Dalam kegiatan kepramukaan di SMP Negeri 1
adanya kegiatan pembelajaran yang mengacu Yogyakarta lahir sejak SMP Negeri 1
pada pengembangan karakter siswa. Salah satu Yogyakarta berdiri, namun eksistensi kegiatan
bentuk pembelajaran tersebut adalah kegiatan Pramuka di sekolah ini muncul pada awal tahun
ekstrakurikuler. Karena, pengembangan karakter 1980-an seiring dengan keikutsertaan Regu
lebih berkaitan dengan dengan optimalisasi Garuda di Lomba tingkat V tahun 1982 yang
fungsi otak kanan (afektif, empati, dan rasa). pada akhirnya menjadi juara 1 dan mewakili
Banyak yang berpikir bahwa pendekatan Indonesia dalam Jambore Internasional di
pembelajaran sekarang ini cenderung kepada Canada pada Tahun 1983. Seiring berjalannya
aspek kognitif (otak kiri), sehingga telah waktu Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta
mengubah orientasi belajar para siswa menjadi terus berkembang dan selalu konsisten
semata-mata untuk meraih nilai tinggi. Oleh berprestasi di tingkat Daerah, tingkat Nasional,
sebab itu perlu dilaksanakan reformasi serta tingkat Internasional.
pendidikan ke arah yang lebih kondusif untuk Nilai-nilai kepramukaan adalah nilai-nilai
terciptanya kualitas SDM yang berkualitas, positif yang diajarkan dan ditanamkan kepada
terutama melalui pengenalan konsep pendidikan para anggota Pramuka. Nilai-nilai ini merupakan
holistik atau menyeluruh. nilai moral yang menghiasi perilaku anggota
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang Pramuka. Nilai-nilai kepramukaan bersumber
dapat membentuk karakter siswa dan berorientasi dari Tri Satya, Dasa Dharma, kecakapan dan
pada otak kiri dan kanan adalah kegiatan keterampilan yang dikuasai anggota Pramuka.
Pramuka. Gerakan Pramuka adalah nama Tri Satya merupakan kode janji yang
organisasi yang merupakan suatu wadah proses menunjukkan sikap nasionalisme dan sosialisme
pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia. dari anggota Pramuka. Dasa Dharma merupakan
Tujuan gerakan Pramuka adalah terwujudnya kode moral yang wajib dihafal dan diamalkan
kaum muda Indonesia menjadi manusia yang oleh anggota Pramuka agar anggota Pramuka
berwatak, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki kepribadian baik. Sedangkan
memiliki kepedulian terhadap sesama hidup, dan kecakapan dan keterampilan diajarkan dalam
85 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)

Pramuka agar nantinya dapat berguna ketika Penelitian ini menggunakan pendekatan
hidup di masyarakat dan di alam. kualitatif. Penelitian kualitatif mendeskripsikan
Berdasarkan hasil observasi awal yang dalam bentuk kata-kata dan bahasa mengenai
dilakukan peneliti di Sekolah Menengah Pertama apa yang dialami oleh subjek penelitian
(SMP) Negeri 1 Yogyakarta, kegiatan misalnya perilaku, persepsi, dan tindakan dalam
ekstrakurikuler Pramuka wajib dilaksanakan oleh konteks alamiah dengan metode alamiah.
seluruh siswa kelas VII dan VIII. Secara umum, Penelitian ini mendeskripsikan pendidikan
disiplin siswa mengenai kegiatan Pramuka sangat karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka di SMP
tinggi. Setiap kejuaraan kegiatan kepramukaan Negeri 1 Yogyakarta. Penelitian ini mencakup
dalam lingkup daerah maupun nasional, SMP mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan
Negeri 1 Yogyakarta selalu mendapat predikat penilaian implementasi pendidikan karakter
juara. Beberapa siswa yang menjadi dewan dalam ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1
penggalang, mampu mengatur waktu dengan Yogyakarta. Penelitian ini juga akan
baik antara kegiatan pendidikan formal mendeskripsikan faktor penghambat dan
(akademik) maupun pendidikan non formal (non pendukung yang dihadapi sekolah pada proses
akademik). Terbukti bahwa siswa tersebut selalu pelaksanaan dan implementasi pendidikan
berprestasi dalam proses pembelajaran walaupun karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka di SMP
sering tertinggal karena mengikuti kejuaraan Negeri 1 Yogyakarta.
Pramuka.
Disisi lain ada beberapa siswa yang B. Waktu dan Tempat Penelitian
menganggap kegiatan Pramuka adalah hal yang Penelitian mengenai Pendidikan Karakter dalam
biasa-biasa saja, bahkan ada yang menganggap Ekstrakurikuler Pramuka ini dilaksanakan di
terkadang kegiatan Pramuka membebani siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta pada bulan
untuk fokus di bidang akademik. Padahal September sampai dengan Desember 2015.
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka merupakan
salah satu dalam pembelajaran pendidikan C. Subjek dan Objek Penelitian
karakter. Peneliti memilih subjek penelitian yang terdiri
Maka dari itu peneliti tertarik dan dari Pramuka penggalang, pembina Pramuka,
terdorong mengungkap dan mempelajari lebih guru, dan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1
jauh implementasi pendidikan karakter dalam Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler
1 Yogyakarta. Apakah melalui kegiatan Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta.
ekstrakurikuler Pramuka benar-benar berperan
dalam proses pembentukan karakter siswa? D. Teknik Pengumpulan Data
Sehingga pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Data yang digunakan dalam penelitian ini
kehidupan yang baik (terpuji) tidak hanya merupakan data kualitatif. Sumber data yang
melalui proses pembiasaan dan pencantuman diperoleh berupa data primer dan sekunder. Data
nilai-nilai dalam program kegiatan belajar primer didapatkan langsung dari hasil observasi
mengajar semata, melainkan dilaksanakan secara partisipan, wawancara mendalam. Sedangkan
holistik, termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sekunder didapatkan dari hasil
Pramuka. dokumentasi, atau dokumen.

METODE PENELITIAN E. Instrumen Penelitian


Instrumen pembantu yang digunakan dalam
A. Pendekatan Penelitian penelitian ini adalah lembar observasi, lay out
wawancara, pedoman analisis dokumen, dan
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 86

didukung dengan alat tulis, perekam, kamera b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
serta data atau dokumen dari sekolah. Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
Tentang Pembinaan Kesiswaan Pasal 3
F. Teknik Analisis Data 1) Pembinaan kesiswaan dilaksanakan
Teknik analisis data menggunakan tiga tahap melalui kegiatan ekstrakurikuler dan
yaitu : kokurikuler;
1. Reduksi Data (Data Reducition) 2) Materi pembinaan kesiswaan meliputi :
2. Penyajian Data (Data Display) a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ Tuhan Yang Maha Esa;
verification) b) Budi pekerti luhur atau akhlak mulia;
c) Kepribadian unggul, wawasan
G. Keabsahan Data kebangsaan, dan bela negara;
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi d) Prestasi akademik, seni, dan/atau
untuk menguji kredibilitas data. Peneliti olahraga sesuai bakat dan minat;
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi e) Demokrasi, hak asasi manusia,
teknik untuk mengecek data dari para informan. pendidikan politik, lingkungan hidup,
kepekaan dan toleransi sosial dalam
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN konteks masyarakat plural;
f) Kreativitas, keterampilan, dan
A. Hasil Penelitian kewirausahaan;

1. Payung Hukum Kebijakan tentang c. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan


Ekstrakurikuler Pramuka Pramuka Nomor: 11/Munas/2013 Pasal 4
SMP Negeri 1 Yogyakarta melaksanakan 1) Manusia yang memiliki :
kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka a) Kepribadian yang beriman dan bertakwa
berdasarkan peraturan sekolah yang mengacu kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pada: berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi
a. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 nilai-nilai luhur bangsa;
tentang Gerakan Pramuka Pasal 5 b) Kecakapan hidup sebagai kader bangsa
Pendidikan kepramukaan dilaksanakan dalam menjaga dan membangun Negara
berdasarkan pada nilai dan kecakapan dalam Indonesia;
upaya membentuk kepribadian dan kecakapan c) Jasmani yang sehat dan kuat; dan
hidup Pramuka yang mencakup pada Pasal 8 d) Kepedulian terhadap lingkungan hidup.
dan Pasal 9: 2) Warga negara Republik Indonesia yang
1) Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Yang Maha Esa; Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
2) Kecintaan pada alam dan sesama manusia; menjadi anggota masyarakat yang baik dan
3) Kecintaan pada tanah air dan bangsa; berguna, yang dapat membangun dirinya
4) Kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan; sendiri secara mandiri serta bersama-sama
5) Tolong-menolong; bertanggungjawab atas pembangunan
6) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; bangsa dan negara.
7) Jernih dalam berpikir, berkata, dan berbuat;
8) Hemat, cermat, dan bersahaja; dan
9) Rajin dan terampil.
87 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)

d. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan menggunakan beberapa metode yang digunakan


Pramuka Nomor: 11/Munas/2013 Pasal 8 seperti:
a. Metode interaktif dan progresif
Pendidikan Kepramukaan dijelaskan bahwa: b. Sistem Among
1) Pendidikan kepramukaan adalah proses c. Kiasan Dasar
pembentukan kepribadian, kecakapan
hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui 3. Faktor pendukung dan faktor penghambat
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai implementasi pendidikan karakter dalam
kepramukaan. ekstrakurikuler Pramuka
2) Pendidikan kepramukaan merupakan a. Faktor pendukung
pendidikan nonformal dalam sistem Implementasi pendidikan karakter dalam
pendidikan sekolah yang dilakukan di alam ekstrakurikuler Pramuka kepada siswa selalu
terbuka dalam bentuk kegiatan yang dihadapakan dengan faktor pendukung dan
menarik, menantang, menyenangkan, sehat, faktor penghambat. Faktor pendukung yang
teratur, dan terarah, dengan menerapkan umumnya karena dalam
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode mengimplementasikan sudah di dukung oleh
Kepramukaan, agar terbentuk kepribadian UU nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan
dan watak yang berakhlak mulia, mandiri, Pramuka dan Keputusan Musyawarah
peduli, cinta tanah air, serta memiliki Nasional Gerakan Pramuka Nomor:
kecakapan hidup. 11/Munas/2013 tentang Anggaran Dasar dan
3) Pendidikan kepramukaan merupakan Anggaran Rumah Tangga.
proses belajar mandiri yang progresif bagi b. Faktor penghambat
kaum muda untuk mengembangkan diri Faktor penghambat merupakan faktor
pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, yang umumnya dihadapi dalam segala
emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik program pendidikan. Untuk itu Sekolah harus
sebagai individu maupun sebagai anggota memiliki kiat-kiat ataupun cara untuk
masyarakat. mengatasi hambatan tersebut. Hambatan-
4) Pendidikan kepramukaan merupakan hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan
proses pembinaan dan pengembangan jalur birokrasi dengan pemerintah ataupun
potensi kaum muda agar menjadi juga dapat diselesaikan dengan secara
warganegara yang berkualitas serta mampu internal melalui musyawarah sekolah
memberikan sumbangan positif bagi bersama komite sekolah.
kesejahteraan dan kedamaian masyarakat Secara eksternal dapat dilakukan
baik nasional maupun internasional. dengan cara membuat proposal yang nantinya
5) Pendidikan kepramukaan secara luas akan diajukan kepada Dinas Pendidikan,
diartikan sebagai proses pembinaan yang sedangkan secara internal yaitu dengan cara
berkesinambungan bagi kaum muda, baik membuat program-program yang kreatif
sebagai individu maupun sebagai anggota seperti adanya pentas musik ataupun
masyarakat. pagelaran budaya ataupun dikeluarkannya
dana dari dana BOS sehingga program
2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka dapat dijalankan
Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 dengan baik.
Yogyakarta
Agar implementasi kegiatan Pramuka dapat
menumbuhkan karakter yang berkualitas pada
siswa maka di SMP Negeri 1 Yogyakarta
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 88

4. Strategi yang dilakukan oleh pihak sekolah tugas, berupa melatih keterampilan dan
dalam menangani hambatan pengetahuan, riang gembira dalam
Strategi merupakan suatu cara untuk menjalankan tugas menghadapi kesulitan
mengatasi sebelum terjadinya suatu masalah maupun tantangan; bertindak dan hidup
untuk itu sebelumnya dilakukan penerapan secara hemat, teliti dan waspada dengan
program ekstrakurikuler Pramuka perlu adanya membiasakan hidup secara bersahaja;
perencanaan, koordinasi antar instansi dan juga Mengendalikan dan mengatur diri, berani
perlu adanya pengawasan serta adanya evaluasi menghadapi tantangan dan kenyataan,
untuk mengetahui seberapa jauh hasil dari berani mengakui kesalahan, memegang
kegiatan Pramuka dalam hubungannya untuk teguh prinsip dan tatanan yang benar dan
memberikan pendidikan karakter kepada siswa. taat terhadap aturan / kesepakatan;
Tanpa adanya kesiapan yang matang suatu Membiasakan diri menepati janji dan
program kegiatan tidak berhasil secara maksimal, bersikap jujur; Memiliki daya pikir dan
sehingga perlu adanya kerjasama yang baik antara daya nalar yang baik, dalam gagasan,
instansi, kerjasama internal dalam sekolah sendiri. pembicaraan dan tindakan. Untuk
pengamalan nilai-nilai tersebut semua
B. Pembahasan sudah tercantum dalam buku SKU
(Syarat Kecakapan Umum) dan SKK
1. Proses dan Implementasi Pendidikan (Syarat Kecakapan Khusus) Pramuka
Karakter dalam Ekstrakurikuler penggalang. Sehingga setiap mengikuti
Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di
SMP Negeri 1 Yogyakarta siswa-siswi
a. Metode belajar interaktif dan selalu mengisi buku SKU yang di test
progresif oleh kakak Pembina Pramuka.
Metode belajar interaktif dan 2) Belajar sambil melakukan
progresif di SMP Negeri 1 Yogyakarta Kegiatan pendidikan kepramukaan
menerapkan kegiatan Pramuka seperti dilakukan melalui praktek secara
adanya: praktis sebanyak mungkin,
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka mengarahkan perhatian peserta didik
yang dilaksanakan dengan menjalankan untuk melakukan kegiatan nyata, serta
ibadah menurut agama dan kepercayaan merangsang rasa keingintahuan
masing-masing; membina kesadaran terhadap hal-hal baru dan keinginan
berbangsa dan bernegara; mengenal, untuk berpartisipasi dalam segala
memelihara dan melestarikan lingkungan kegiatan.
berserta alam seisinya; memiliki sikap 3) Kegiatan berkelompok, bekerjasama,
kebersamaan; hidup secara sehat jasmani dan berkompetisi;
dan rohani; bersikap terbuka, mematuhi Sistem beregu dilaksanakan agar
kesepakatan dan memperhatikan siswa memperoleh kesempatan belajar
kepentingan bersama, membina diri memimpin dan dipimpin
untuk bertutur kata dan bertingkah laku berorganisasi, memikul
sopan, ramah dan sabar; membiasakan tanggungjawab, mengatur diri,
diri memberikan pertolongan, menempatkan diri, bekerja sama
berpartisipasi dalam kegiatan dalam kerukunan (gotong royong).
bakti/sosial, dan mampu mengatasi Siswa dikelompokkan dalam satuan
tantangan tanpa mengenal sikap putus gerak yang dipimpin oleh mereka
asa; kesediaan dan keikhlasan menerima sendiri, dan merupakan wadah
89 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)

kerukunan diantara mereka. Kegiatan c) menemukan kembali cara hidup


ini mempermudah penyampaian pesan yang menyenangkan dalam
di alam terbuka, dan mengurangi kesederhanaan,
rentang kendali (spend of control). d) membina kerja sama dan rasa
4) Kegiatan yang menarik dan memiliki.
menantang; 6) Kehadiran orang dewasa yang
Kegiatan ekstrakurikuler memberikan bimbingan, dorongan,
kepramukaan bersifat kreatif, inovatif dan dukungan;
dan rekreatif yang mengandung Pembina Pramuka di SMP Negeri 1
pendidikan. Kegiatan dilaksanakan Yogyakarta berfungsi sebagai
secara terpadu, pendidikan dalam perencana, organisator, pelaksana,
Gerakan Pramuka dilaksanakan dalam pengendali, pengawas, dan penilai;
tahapan peningkatan bagi kemampuan serta bertanggungjawab atas
dan perkembangan induvidu maupun pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
kelompok (beregu). Materi kegiatan Pramuka. Siswa mendapatkan
kepramukaan disesuaikan dengan usia pendampingan dan pembinaan dari
dan perkembangan jasmani dan rohani Pembina Pramuka; sebelum
peserta didik. Kegiatan melaksanakan kegiatan, Dewan
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Penggalang berkonsultasi dahulu
Negeri 1 Yogyakarta mengusahakan dengan anggota dewasa.
agar dapat mengembangkan bakat, 7) Penghargaan berupa tanda kecakapan
minat dan emosi siswa serta yaitu tanda kecakapan diberikan
menunjang dan berfaedah bagi kepada peserta didik sebagai
perkembangan diri pribadi, pengakuan terhadap kompetensi
masyarakat dan lingkungannya. peserta didik melalui penilaian
5) Kegiatan di alam terbuka; terhadap perilaku dalam pengamalan
Kegiatan di alam terbuka memberikan nilai serta uji kecakapan umum dan
pengalaman adanya saling uji kecakapan khusus sesuai dengan
ketergantungan antara unsur-unsur jenjang pendidikan kepramukaan.
alam dengan kebutuhan untuk 8) Satuan terpisah antara putra dan putri.
melestarikannya, selain itu Satuan Pramuka puteri dibina oleh
mengembangkan suatu sikap pembina puteri, satuan Pramuka
bertanggungjawab akan masa depan putera dibina oleh Pembina putera.
yang menghormati keseimbangan Jika kegiatan diselenggarakan dalam
alam. Kegiatan di alam terbuka bentuk perkemahan harus dijamin dan
memotivasi peserta didik untuk ikut dijaga agar tempat perkemahan Puteri
menjaga lingkungannya dan setiap dan tempat perkemahan putera
kegiatan hendaknya selaras dengan terpisah. Perkemahan puteri dipimpin
alam. Kegiatan di alam terbuka dapat: oleh Pembina puteri dan perkemahan
a) mengembangkan kemampuan diri putera dipimpin oleh Pembina putera.
mengatasi tantangan yang
dihadapi, b. Sistem among
b) membangun kesadaran bahwa Sistem Among merupakan proses
tidak ada sesuatu yang berlebihan pendidikan kepramukaan yang
di dalam dirinya, membentuk peserta didik agar berjiwa
merdeka, disiplin, dan mandiri dalam
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 90

hubungan timbal balik antarmanusia. memiliki tujuan untuk membentuk


SMP Negeri 1 Yogyakarta menerapkan (Kwarnas, 2014: 7):
sistem among dari pembina Pramuka dan 1) Kepribadian yang beriman, bertaqwa,
dewan penggalang, serta dari dalam jiwa berakhlak mulia, berjiwa patriotik,
para pimpinan regu baik putra maupun taat hukum, disiplin, menjunjung
putri. Dewan penggalang merupakan tinggi nilai-nilai luhur bangsa,
siswa pilihan yang sudah dilatih secara berkecakapan hidup, sehat jasmani,
intensif selama beberapa bulan. Sistem dan rohani;
Among dilaksanakan dengan 2) Menjadi warga negara yang berjiwa
menerapkan prinsip kepemimpinan: Pancasila, setia dan patuh kepada
1) di depan menjadi teladan; Negara Kesatuan Republik Indonesia
2) di tengah membangun kemauan; serta menjadi anggota masyarakat
3) di belakang mendorong dan yang baik dan berguna, yang dapat
memberikan motivasi membangun dirinya sendiri secara
kemandirian. mandiri serta bersama-sama
Selain untuk memberikan bertanggungjawab atas pembangunan
karakter pada siswa, juga dapat bangsa dan negara, memiliki
memberikan pengajaran seperti kepedulian terhadap sesama hidup dan
kecakapan umum dan kecakapan khusus. alam lingkungan. Gerakan Pramuka
Kegiatan pendidikan kepramukaan mempunyai tugas pokok
dilaksanakan dengan menggunakan menyelenggarakan pendidikan
sistem among dengan menerapkan kepramukaan bagi kaum muda guna
prinsip kepemimpinan seperti menjadi menumbuhkan tunas bangsa agar
teladan, membangun kemauan dan menjadi generasi yang lebih baik,
mendorong dan memberikan motivasi bertanggungjawab, mampu membina
kemandirian (UU Nomor 12 Tahun 2010 dan mengisi kemerdekaan serta
Pasal 8). membangun dunia yang lebih baik.
Untuk memimpin kegiatan Pembina Pramuka di SMP
latihan kepramukaan di SMP Negeri 1 Negeri 1 Yogyakarta berperan aktif
Yogyakarta, pembina Pramuka dalam metode sistem among ini,
memberikan mandat kepada dewan mereka memperhatikan
penggalang. Pembina Pramuka secara perkembangan siswa dan dewan
kemitraan memberi semangat, dorongan penggalang secara pribadi agar
dan pengaruh yang baik. perhatian terhadap pembinaannya
Gerakan Pramuka dapat dapat dilaksanakan sesuai dengan
memberikan pendidikan karakter karena tujuan dan fungsi kepramukaan.
gerakan Pramuka dilandasi oleh
Keputusan Presiden RI Nomor 238 c. Kiasan Dasar
Tahun 1961 yang memuat ideologi Penyelenggaraan pendidikan
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, kepramukaan dikemas dengan
Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara menggunakan kiasan dasar yang
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan bersumber dari sejarah perjuangan dan
adanya asas Pancasila maka gerakan budaya bangsa. Kiasan dasar adalah
Pramuka dapat memberikan pendidikan simbol-simbol yang digunakan dalam
karakter karena gerakan Pramuka penyelenggaraan pendidikan
kepramukaan. Penggunaan kiasan dasar,
91 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)

sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan
pendidikan kepramukaan, dimaksudkan sebagai berikut (Asep Herry H, dkk,
untuk mengembangkan imajinasi, sesuai 2006: 12-16):
dengan usia dan perkembangan, yang 1) Memperluas, memperdalam
mendorong kreatifitas, dan keikutsertaan pengetahuan dan kemampuan atau
peserta didik dalam setiap kegiatan kompetensi yang relevan dengan
pendidikan kepramukaan. Kegiatan program kurikuler.
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri Dalam konteks ini, kegiatan
1 Yogyakarta dikemas dalam kiasan ekstrakurikuler diharapkan dapat
dasar yang disesuaikan dengan minat, memperkaya dan menambah wawasan
kebutuhan, situasi, dan kondisi peserta pengetahuan siswa serta dapat
didik. Kiasan dasar disusun dan mempertajam kompetensi atau
dirancang untuk mencapai tujuan dan kemampuan siswa sesuai dengan
sasaran pendidikan kepramukaan untuk materi yang diajarkan dalam program
setiap golongan yang pelaksanaannya kurikuler, yang dalam memiliki
tidak memberatkan. Kiasan dasar keterbatasan waktu dan program
meliputi kegiatan ekstrakurikuler kegiatan.
diantaranya adalah seperti yang 2) Memberikan pemahaman terhadap
tercantum dalam Surat Keputusan hubungan antar mata pelajaran
Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/O/, dalam Dalam kegiatan kurikuler, siswa
lampiran tersebut dijelaskan bahwa hampir tidak pernah diberikan
kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kesempatan untuk menangkap esensi
di luar jam pelajaran biasa dan pada hubungan antarmata. Kajian materi
waktu libur sekolah yang dilaksanakan pelajaran sering diberikan secara
baik di sekolah ataupun di luar sekolah. terpisahpisah. Padahal, seluruh materi
Tujuan program kegiatan ekstrakurikuler pelajaran itu diarahkan untuk
adalah untuk memperdalam dan membentuk kemampuan dan
memperluas pengetahuan siswa, kepribadian yang utuh. Kemampuan
mengenal hubungan antara berbagai dan kepribadian yang utuh itu hanya
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, mungkin diperoleh manakala siswa
serta melengkapi upaya pembinaan mampu menangkap hubungan antara
manusia seutuhnya. berbagai pengetahuan dan
Dari pengertian tersebut nampak pengalaman. Dalam rangka itulah
jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang dilaksanakan di diprogramkan.
luar jam pelajaran. Sebagai upaya untuk 3) Menyalurkan minat dan bakat siswa.
membentuk manusia seutuhnya sesuai Sekolah sebagai suatu lembaga
dengan tujuan pendidikan nasional, pendidikan formal tidak hanya
kegiatan ekstrakurikuler dapat berfungsi untuk memberikan
berhubungan dengan kegiatan kurikuler pengetahuan dan kemampuan kepada
seperti untuk memperluas pengetahuan siswa seperti yang diprogramkan
atau dapat juga kegiatan yang diarahkan dalam kegiatan kurikuler, akan tetapi
untuk mengembangkan minat dan bakat juga berfungsi untuk mengembangkan
siswa, yang pelaksanaannya tidak kemampuan sesuai minat dan bakat
terbatas hanya di lingkungan sekolah, siswa, baik minat dan bakat yang
akan tetapi juga dapat di luar sekolah. secara langsung berhubungan dengan
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 92

upaya membekali keterampilan hiup Nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan


atau pengembangan minat dan bakat Pramuka dan hasil Keputusan Munas
yang terbatas hanya sekedar hobi Gerakan Pramuka tahun 2013. Selain itu
siswa. Semua itu diperlukan untuk faktor pendukung lainnya mencakup:
mencari keseimbangan pribadi yang 1) Perserta didik yang terdiri dari
utuh. Pramuka penggalang dari kelas VII
4) Mendekatkan pengetahuan yang dan VIII yang diwajibkan mengikuti
diperoleh dengan kebutuhan dan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.
tuntutan masyarakat atau lingkungan 2) Kurikulum Sekolah yang mewajibkan
Sekolah berfungsi untuk siswa-siswi mengikuti kegiatan
mempersiapkan anggota masyarakat ekstrakurikuler Pramuka di luar jam
agar dapat hidup di masyarakat. Oleh pelajaran
sebab itu, pelajaran yang diberikan di 3) Pembina Pramuka yang profesional
sekolaha harus relevan dengan dan bersertifikasi lengkap dibantu
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. oleh Dewan Penggalang sebagai
Program kegiatan ekstrakurikuler teladan untuk siswa lainnya.
dikembnagkan sebagai jembatan 4) Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
untuk mendekatkan dan mengaitkan Pramuka terorganisir dengan baik
antara program kurikuler dengan sesuai dengan Anggaran Dasar dan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Anggaran Rumah Tangga gerakan
5) Melengkapi upaya pembinaan Pramuka.
manusia seutuhnya.
Pembinaan manusia seutuhnya tidak b. Faktor Penghambat
mungkin dapat dicapai oleh kegiatan Dalam penerapan pendidikan
kurikuler karena keterbatasan, karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka
misalnya waktu dan tempat. Oleh di SMP Negeri 1 Yogyakarta tidak selalu
sebab itu, program ekstrakurikuler berjalan dengan sesuai rencana.
diarahkan untuk membantu Beberapa faktor yang menghambatnya
mengembangkan manusia seutuhnya. yaitu sebagai berikut:
1) Dalam kegiatan ekstrakurikuler
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat Pramuka di SMP Negeri 1
implementasi pendidikan karakter dalam Yogyakarta permasalahan timbul pada
ekstrakurikuler Pramuka pendanaan
Dalam mengimplementasikan 2) Masih ada beberapa siswa yang
pendidikan karakter pada siswa ada faktor menganggap kegiatan Pramuka adalah
pendukung dan faktor penghambat dalam hanya kegiatan ektrakurikuler di
menjalankan ekstrakurikuler Pramuka. sekolah dan hal itu yang menjadikan
siswa dalam mengikuti kegiatan
a. Faktor Pendukung Pramuka hanya sebatas melaksanakan
Dalam penerapan pendidikan kegiatan sekolah saja
karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka 3) Mayoritas siswa mempunyai sifat
di SMP Negeri 1 Yogyakarta diperlukan pemalu dan takut terutama pada kelas
suatu dukungan untuk mencapai VII, sehingga mereka tidak mau
tujuannya. Faktor pendukung penerapan menunjukkan bakat mereka di depan
pendidikan karakter dalam umum
ekstrakurikuler Pramuka berdasarkan UU
93 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)

4) Tingkat pengetahuan orang tua yang kegiatan berkemah, pembelajaran materi


relatif rendah tentang kegiatan Pramuka di ruang terbuka maupun kelas
Pramuka sehingga orang tua kurang setiap minggunya, melakukan permainan
memotivasi anak untuk aktif games yang menarik dan menyenangkan,
mengikuti kegiatan Pramuka. serta melakukan pengembaraan.
SMP N 1 Yogyakarta menggunakan
3. Strategi yang Dilakukan oleh Pihak beberapa metode pelaksanaan yang
Sekolah dalam Menangani Hambatan diterapkan pada ekstrakurikuler Pramuka,
Strategi yang dapat digunakan oleh SMP salah satunya dengan sistem among yang
Negeri 1 Yogyakarta dalam menangani memberikan pengajaran mengenai bagaimana
hambatan yaitu dengan menggunakan orang yang menjadi panutan ataupun teladan,
landasan pada undang-undang nomor 12 bagaimana agar timbul motivasi ataupun
tahun 2010 tentang gerakan Pramuka dan adanya semangat dalam diri siswa. Selain itu
hasil keputusan musyawarah nasional dengan Kiasan Dasar, kegiatan
gerakan Pramuka tahun 2013. Strategi yang ekstrakurikuler Pramuka digunakan untuk
dapat digunakan untuk menangani hambatan memberikan pendidikan karakter siswa agar
yaitu dengan berdasarkan pada UU Nomor memiliki semangat perjuangan dan memiliki
12 Pasal 43, bahwa keuangan kegiatan corak budaya yang jelas. Hal ini dilakukan
Pramuka dalam upaya pendidikan karakter di agar siswa memiliki karakter yang cinta
dapat dari: terhadap tanah air dengan mengembangkan
a. Iuran anggota sesuai dengan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa
kemampuan. Indonesia.
b. Sumbangan masyarakat yang tidak
mengikat. 2. Faktor pendukung dan faktor penghambat
c. Sumber lain yang tidak bertentangan implementasi pendidikan karakter dalam
dengan peraturan perundang-undangan. ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1
Keuangan yang menjadi hambatan Yogyakarta
namun hambatan tersebut dapat diselesaikan a. Faktor pendukung dari adanya gerakan
dengan cara pemerintah. Pemerintah daerah ekstrakurikuler Pramuka karena adanya
dapat memberikan dukungan dana dari undang-undang nomor 12 tahun 2010
anggaran pendapatan dan belanja negara. tentang gerakan Pramuka dan adanya
keputusan munas gerakan Pramuka tahun
KESIMPULAN DAN SARAN 2013. Dengan adanya dua kebijakan ini
A. Kesimpulan Sekolah tidak ragu dalam menjalankan
Berdasarkan hasil penelitian dan kegiatan Pramuka karena sudah ada
pembahasan mengenai pendidikan karakter payung hukum yang memperkuat
dalam ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 program ekstrakurikuler Pramuka. Selain
Yogyakarta maka dapat ditarik kesimpulan itu faktor pendukung lainnya dari fasilitas
sebagai berikut: dan prasarana sekolah yang lengkap,
peserta didik yang antusias dalam
1. Implementasi Pendidikan Karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka,
Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri pembina Pramuka yang profesional,
1 Yogyakarta kurikulum sekolah yang mewajibkan
Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di ekstrakurikuler Pramuka bagi kelas VII
SMP Negeri 1 Yogyakarta menggunakan dan VIII, serta pengelolaan kegiatan
metode belajar interaktif dan progresif seperti ekstrakurikuler Pramuka yang sudah baik.
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 94

b. Hambatan yang dihadapi untuk difokuskan kepada sistem metode


menjalankan program ekstrakurikuler pembelajaran interaktif progresif, sistem
yaitu masalah pada pendanaan, masih ada among dan kiasan dasar.
beberapa siswa yang menganggap b. Diharapkan SMP Negeri 1 Yogyakarta
kegiatan Pramuka adalah hanya kegiatan dapat melakukan kegiatan untuk
ektrakurikuler di sekolah dan hal itu yang mendapatkan dana bagi program
menjadikan siswa dalam mengikuti kegiatan Pramuka dalam upaya
kegiatan Pramuka hanya sebatas memberikan pendidikan karakter.
melaksanakan kegiatan sekolah saja, c. Pihak sekolah hendaknya menjalin
kurangnya pengetahuan orang tua tentang komunikasi yang efektif dengan orang
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka tua/wali murid agar turut memperhatikan
sehingga kurang memotivasi anak untuk perkembangan anaknya di sekolah
aktif mengikuti kegiatan Pramuka. maupun di rumah.
2. Bagi Guru
3. Strategi yang dilakukan oleh pihak a. Diharapkan guru dapat memantau
sekolah dalam menangani hambatan yang kegiatan Pramuka, yang mana hasilnya
ditemui pada implementasi pendidikan akan terlihat sewaktu siswa di dalam
karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka kelas.
di SMP Negeri 1 Yogyakarta b. Diharapkan kegiatan Pramuka dalam
Strategi untuk mengatasi hambatan upaya memberikan pendidikan karakter
yang dihadapi oleh Sekolah yaitu dengan kepada siswa, guru selalu memberikan
cara mendapatkan dana dari pentas seni yang pendampingan pengembangan karakter,
diadakan oleh pihak Sekolah, persewaan baik di dalam maupun diluar kegiatan
gedung olahraga (GOR) dan selain itu Dana belajar mengajar.
yang didapat dari Dana BOS dan bantuan
dari Dinas Pendidikan. Lalu diadakannya 3. Bagi Orang Tua
pertemuan rutin maupun insidental dengan Memberikan dukungan serta perhatian
orang tua atau wali murid. Hal tersebut agar peserta didik termotivasi untuk
bertujuan untuk membahas progress program mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
sekolah dalam hal pembelajaran maupun dalam upaya pengembangan karakter siswa.
perkembangan siswa. Melalui pertemuan
tersebut diharapkan muncul pemahaman bagi DAFTAR PUSTAKA
wali murid untuk mengerti pentingnya
ekstrakurikuler Pramuka bagi siswa. Abdullah Munir. 2010. Pendidikan Karakter:
Membangun Karakter Anak sejak dari
B. Saran Rumah. Yogyakarta: Pedagogia.
Berdasarkan hambatan yang timbul
Ajat Sudrajat. 2011. Mengapa Pendidikan Karakter.
dalam pendidikan karakter dalam
Jurnal Pendidikan Karakter (Nomor 1 tahun
ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 1
1). Hlm. 47-58.
Yogyakarta maka peneliti mengajukan beberapa
saran sebagai berikut: Akhmad Muhaimin Azzet. 2011. Urgensi
1. Bagi Sekolah Pendidikan Karakter di Indonesia.
a. Diharapkan SMP Negeri 1 Yogyakarta Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
khususnya dalam ekstrakurikuler
Pramuka lebih meningkatkan metode Andri Bob Sunardi. 2006. Boyman Ragam Latihan
pembelajaran pendidikan karakter dan Pramuka. Bandung: Nuansa Muda.
95 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)

Azzumardi Azra. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi. Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Jakarta: Kompas. Pembinaan Kesiswaan.
Cahyoto. 2001. Budi Pekerti Dalam Perspektif Rohinah M Noor. 2012. The Hidden Curriculum
Pendidikan. Malang: Depdiknas Membangun Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.
Heri Gunawan. 2011. Pendidikan Karakter Konsep
dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan
Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah
Kemendikbud. 2004. Buku I Pedoman Umum dan
Praktis. Jakarta: Erlangga.
Nilai Budi Pekerti untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jendral Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak
Pendidikan Menengah Peran Moral Intelektual, Emosional, dan
Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan
Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara.
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Puskur- Balitbang, Kemdiknas Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kementerian pendidikan nasional direktorat jenderal
Bandung: Alfabeta.
pendidikan dasar direktorat pembinaan SMP.
2011. Pembinaan Pendidikan Karakter di _______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.
Sekolah Menengah Pertama. Bandung: Alfabeta.
http://www.psmp.web.id/download/category/
56-pendikar diunduh tanggal 11 Mei 2015, Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian.
jam 19.25 WIB Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2014. Sunyoto. 2011. Pendidikan Karakter dalam
Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan perspektif teori dan praktik. Yogyakarta:
Pramuka Nomor: 11/munas/2013 Tentang UNY Press.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka. Jawa Tengah: Teuku Ramli Zakaria. 2001. Pendekatan-
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka. Pendekatan Pendidikan Nilai dan
Implementasi dalam Pendidikan Budi
Lickona, Thomas. 1992. Education for Character: Pekerti.
How Our Schools can Teach Respect and (http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2001
Responsibility. New York: Bantam Books. /08/31/0141.html) diakses pada tanggal 5 Mei
2015, jam 14.05 WIB
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Tim Pendidikan Karakter Kemendiknas. 2010.
Offset. Grand Desain Pendidikan Karakter-Menara
Peninsula 24-25 Feb 2010.
Naufan Ardy Wiyani. 2012. Pendidikan Karakter http://dikdas.kemdiknas.go.id/application/me
dan Kepramukaan. Yogyakarta: PT Citra Aji dia/file/Policy%20Brief%20Edisi%204.pdf
Parama. diunduh tanggal 25 Mei 2015, jam 18.40
Nurul Zuriah. 2007. Pendidikan Moral & Budi WIB
Pekerti Dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aksara Undang-undang No. 12 tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka.
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 96

Windham, Douglas. M. 1988. Improving The Yahya Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis
Efficiency and Educational System: Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing.
Indicators of educational effectiveness and
efficiency. Tallahassee, FL: IEES Project. Zainal Aqib & Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi
Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama
Widya.

Anda mungkin juga menyukai