) 82
Oleh: Anggatra Herucakra Aji, Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Email: anggatra@graphic-
designer.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan implementasi pendidikan karakter dalam
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta, mengkaji secara mendalam mengenai faktor
pendukung dan penghambat, serta strategi yang digunakan dalam mengatasi hambatan yang muncul
dalam implementasi kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, pembina Pramuka, dan siswa sebagai
dewan penggalang. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif melalui reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Proses dan implementasi pendidikan karakter dalam
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta menggunakan beberapa metode yaitu; a) metode
belajar interaktif progresif, b) sistem among, c) kiasan dasar. 2) Faktor pendukung yaitu UU No. 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka serta hasil dari Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka nomor: 11/Munas/2013 tentang AD/ART Gerakan Pramuka, fasilitas dan prasarana yang
lengkap, antusiasme peserta didik, pembina Pramuka yang profesional, kurikulum sekolah yang
mewajibkan ekstrakurikuler Pramuka, serta pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang sudah
baik. Faktor penghambat yaitu terbatasnya anggaran dana sekolah, masih ada beberapa siswa yang
menganggap Pramuka hanya sebatas melaksanakan kegiatan sekolah saja, ditambah lagi dengan
minimnya pengetahuan orang tua tentang kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. 3) Strategi sekolah dengan
cara mendapatkan dana dari pentas seni, persewaan gedung olahraga (GOR), Dana BOS dan bantuan dari
Dinas Pendidikan. Serta diadakannya pertemuan rutin maupun insidental dengan orang tua atau wali
murid.
Abstract
This study aimed to describe the process and implementation of character education on scout
extracurricular in SMP Negeri 1 Yogyakarta, elaborates on the supporting factors and obstacles, as well
as the strategies used in overcoming the obstacles that arise in the implementation of the policy. This
study used a qualitative approach with descriptive methods. Subjects in this study is the principal, teacher,
scoutmaster, and students as the penggalang board. Data collection methods used were observation,
interviews, and documentation. Analysis of data using qualitative descriptive technique through data
reduction, data presentation, and conclusion. Test the validity of the data using triangulation techniques
and resources. The results of this study show that: 1) Process and the implementation of character
education in extracurricular scout in SMP Negeri 1 Yogyakarta using several methods, namely; a)
progressive interactive learning methods, b) Sistem Among, c) basic tropes. 2) The supporting factors,
83 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)
namely Law No. 12 of 2010 on the Scout Movement as well as the results of the Decision of the
Conference of National Scout numbers: 11 / Munas / 2013 about AD / ART Scout Movement, facilities
and infrastructure, the enthusiasm of the students, scoutmaster professional, school curriculum which
requires extra scouts, and management of extracurricular activities that have a good scout. Inhibiting
factor is the limited budget of the school, there are still some students who consider scout merely
conducting school alone, coupled with lack of parental knowledge about extracurricular activities scouts.
3) Strategies schools by funding from the performing arts, sports hall rental, BOS and the assistance of
the Department of Education. As well as the holding of regular meetings and incidental to the parents of
the students.
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, patuh kepada Negara Kesatuan Republik
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud Indonesia. Tugas pokok gerakan Pramuka adalah
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, kaum muda Indonesia agar menjadi generasi
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. yang lebih baik. Sedangkan fungsi gerakan
Masalah yang sedang dihadapi oleh Pramuka adalah sebagai lembaga pendidikan non
bangsa Indonesia saat ini adalah sistem formal sebagai wadah pembinaan dan
pendidikan yang ada sekarang terlalu berorientasi pengembangan kaum muda Indonesia.
pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan Seperti halnya di SMP Negeri 1
kurang memperhatikan pengembangan otak Yogyakarta telah memprogram kegiatan
kanan (afektif, empati, dan rasa). Disadari atau kepramukaan sebagai program ekstrakurikuler
tidak, bangsa Indonesia saat ini telah digiring unggulan dalam mengintegrasikan nilai-nilai
untuk membentuk anak menjadi manusia- karakter siswa. SMP Negeri 1 Yogyakarta
manusia instant yang sekali pakai dan tidak merupakan salah satu sekolah menengah pertama
bertahan lama. Hal ini makin terasa menjelang unggulan yang berada di Daerah Istimewa
akhir ujian nasional atau ujian akhir sekolah. Yogyakarta (DIY), Sekolah ini telah mendapat
Berdasarkan pada teori majemuk, potensi akriditasi A dari Badan Akriditasi Nasional
akademik hanyalah sebagian saja dari potensi- Pendidikan. Banyak prestasi yang telah diraih
potensi lainnya. oleh sekolah ini sebagai sekolah unggulan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu Dalam kegiatan kepramukaan di SMP Negeri 1
adanya kegiatan pembelajaran yang mengacu Yogyakarta lahir sejak SMP Negeri 1
pada pengembangan karakter siswa. Salah satu Yogyakarta berdiri, namun eksistensi kegiatan
bentuk pembelajaran tersebut adalah kegiatan Pramuka di sekolah ini muncul pada awal tahun
ekstrakurikuler. Karena, pengembangan karakter 1980-an seiring dengan keikutsertaan Regu
lebih berkaitan dengan dengan optimalisasi Garuda di Lomba tingkat V tahun 1982 yang
fungsi otak kanan (afektif, empati, dan rasa). pada akhirnya menjadi juara 1 dan mewakili
Banyak yang berpikir bahwa pendekatan Indonesia dalam Jambore Internasional di
pembelajaran sekarang ini cenderung kepada Canada pada Tahun 1983. Seiring berjalannya
aspek kognitif (otak kiri), sehingga telah waktu Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta
mengubah orientasi belajar para siswa menjadi terus berkembang dan selalu konsisten
semata-mata untuk meraih nilai tinggi. Oleh berprestasi di tingkat Daerah, tingkat Nasional,
sebab itu perlu dilaksanakan reformasi serta tingkat Internasional.
pendidikan ke arah yang lebih kondusif untuk Nilai-nilai kepramukaan adalah nilai-nilai
terciptanya kualitas SDM yang berkualitas, positif yang diajarkan dan ditanamkan kepada
terutama melalui pengenalan konsep pendidikan para anggota Pramuka. Nilai-nilai ini merupakan
holistik atau menyeluruh. nilai moral yang menghiasi perilaku anggota
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang Pramuka. Nilai-nilai kepramukaan bersumber
dapat membentuk karakter siswa dan berorientasi dari Tri Satya, Dasa Dharma, kecakapan dan
pada otak kiri dan kanan adalah kegiatan keterampilan yang dikuasai anggota Pramuka.
Pramuka. Gerakan Pramuka adalah nama Tri Satya merupakan kode janji yang
organisasi yang merupakan suatu wadah proses menunjukkan sikap nasionalisme dan sosialisme
pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia. dari anggota Pramuka. Dasa Dharma merupakan
Tujuan gerakan Pramuka adalah terwujudnya kode moral yang wajib dihafal dan diamalkan
kaum muda Indonesia menjadi manusia yang oleh anggota Pramuka agar anggota Pramuka
berwatak, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki kepribadian baik. Sedangkan
memiliki kepedulian terhadap sesama hidup, dan kecakapan dan keterampilan diajarkan dalam
85 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)
Pramuka agar nantinya dapat berguna ketika Penelitian ini menggunakan pendekatan
hidup di masyarakat dan di alam. kualitatif. Penelitian kualitatif mendeskripsikan
Berdasarkan hasil observasi awal yang dalam bentuk kata-kata dan bahasa mengenai
dilakukan peneliti di Sekolah Menengah Pertama apa yang dialami oleh subjek penelitian
(SMP) Negeri 1 Yogyakarta, kegiatan misalnya perilaku, persepsi, dan tindakan dalam
ekstrakurikuler Pramuka wajib dilaksanakan oleh konteks alamiah dengan metode alamiah.
seluruh siswa kelas VII dan VIII. Secara umum, Penelitian ini mendeskripsikan pendidikan
disiplin siswa mengenai kegiatan Pramuka sangat karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka di SMP
tinggi. Setiap kejuaraan kegiatan kepramukaan Negeri 1 Yogyakarta. Penelitian ini mencakup
dalam lingkup daerah maupun nasional, SMP mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan
Negeri 1 Yogyakarta selalu mendapat predikat penilaian implementasi pendidikan karakter
juara. Beberapa siswa yang menjadi dewan dalam ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1
penggalang, mampu mengatur waktu dengan Yogyakarta. Penelitian ini juga akan
baik antara kegiatan pendidikan formal mendeskripsikan faktor penghambat dan
(akademik) maupun pendidikan non formal (non pendukung yang dihadapi sekolah pada proses
akademik). Terbukti bahwa siswa tersebut selalu pelaksanaan dan implementasi pendidikan
berprestasi dalam proses pembelajaran walaupun karakter dalam ekstrakurikuler Pramuka di SMP
sering tertinggal karena mengikuti kejuaraan Negeri 1 Yogyakarta.
Pramuka.
Disisi lain ada beberapa siswa yang B. Waktu dan Tempat Penelitian
menganggap kegiatan Pramuka adalah hal yang Penelitian mengenai Pendidikan Karakter dalam
biasa-biasa saja, bahkan ada yang menganggap Ekstrakurikuler Pramuka ini dilaksanakan di
terkadang kegiatan Pramuka membebani siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta pada bulan
untuk fokus di bidang akademik. Padahal September sampai dengan Desember 2015.
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka merupakan
salah satu dalam pembelajaran pendidikan C. Subjek dan Objek Penelitian
karakter. Peneliti memilih subjek penelitian yang terdiri
Maka dari itu peneliti tertarik dan dari Pramuka penggalang, pembina Pramuka,
terdorong mengungkap dan mempelajari lebih guru, dan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1
jauh implementasi pendidikan karakter dalam Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler
1 Yogyakarta. Apakah melalui kegiatan Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta.
ekstrakurikuler Pramuka benar-benar berperan
dalam proses pembentukan karakter siswa? D. Teknik Pengumpulan Data
Sehingga pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Data yang digunakan dalam penelitian ini
kehidupan yang baik (terpuji) tidak hanya merupakan data kualitatif. Sumber data yang
melalui proses pembiasaan dan pencantuman diperoleh berupa data primer dan sekunder. Data
nilai-nilai dalam program kegiatan belajar primer didapatkan langsung dari hasil observasi
mengajar semata, melainkan dilaksanakan secara partisipan, wawancara mendalam. Sedangkan
holistik, termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sekunder didapatkan dari hasil
Pramuka. dokumentasi, atau dokumen.
didukung dengan alat tulis, perekam, kamera b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
serta data atau dokumen dari sekolah. Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
Tentang Pembinaan Kesiswaan Pasal 3
F. Teknik Analisis Data 1) Pembinaan kesiswaan dilaksanakan
Teknik analisis data menggunakan tiga tahap melalui kegiatan ekstrakurikuler dan
yaitu : kokurikuler;
1. Reduksi Data (Data Reducition) 2) Materi pembinaan kesiswaan meliputi :
2. Penyajian Data (Data Display) a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ Tuhan Yang Maha Esa;
verification) b) Budi pekerti luhur atau akhlak mulia;
c) Kepribadian unggul, wawasan
G. Keabsahan Data kebangsaan, dan bela negara;
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi d) Prestasi akademik, seni, dan/atau
untuk menguji kredibilitas data. Peneliti olahraga sesuai bakat dan minat;
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi e) Demokrasi, hak asasi manusia,
teknik untuk mengecek data dari para informan. pendidikan politik, lingkungan hidup,
kepekaan dan toleransi sosial dalam
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN konteks masyarakat plural;
f) Kreativitas, keterampilan, dan
A. Hasil Penelitian kewirausahaan;
4. Strategi yang dilakukan oleh pihak sekolah tugas, berupa melatih keterampilan dan
dalam menangani hambatan pengetahuan, riang gembira dalam
Strategi merupakan suatu cara untuk menjalankan tugas menghadapi kesulitan
mengatasi sebelum terjadinya suatu masalah maupun tantangan; bertindak dan hidup
untuk itu sebelumnya dilakukan penerapan secara hemat, teliti dan waspada dengan
program ekstrakurikuler Pramuka perlu adanya membiasakan hidup secara bersahaja;
perencanaan, koordinasi antar instansi dan juga Mengendalikan dan mengatur diri, berani
perlu adanya pengawasan serta adanya evaluasi menghadapi tantangan dan kenyataan,
untuk mengetahui seberapa jauh hasil dari berani mengakui kesalahan, memegang
kegiatan Pramuka dalam hubungannya untuk teguh prinsip dan tatanan yang benar dan
memberikan pendidikan karakter kepada siswa. taat terhadap aturan / kesepakatan;
Tanpa adanya kesiapan yang matang suatu Membiasakan diri menepati janji dan
program kegiatan tidak berhasil secara maksimal, bersikap jujur; Memiliki daya pikir dan
sehingga perlu adanya kerjasama yang baik antara daya nalar yang baik, dalam gagasan,
instansi, kerjasama internal dalam sekolah sendiri. pembicaraan dan tindakan. Untuk
pengamalan nilai-nilai tersebut semua
B. Pembahasan sudah tercantum dalam buku SKU
(Syarat Kecakapan Umum) dan SKK
1. Proses dan Implementasi Pendidikan (Syarat Kecakapan Khusus) Pramuka
Karakter dalam Ekstrakurikuler penggalang. Sehingga setiap mengikuti
Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di
SMP Negeri 1 Yogyakarta siswa-siswi
a. Metode belajar interaktif dan selalu mengisi buku SKU yang di test
progresif oleh kakak Pembina Pramuka.
Metode belajar interaktif dan 2) Belajar sambil melakukan
progresif di SMP Negeri 1 Yogyakarta Kegiatan pendidikan kepramukaan
menerapkan kegiatan Pramuka seperti dilakukan melalui praktek secara
adanya: praktis sebanyak mungkin,
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka mengarahkan perhatian peserta didik
yang dilaksanakan dengan menjalankan untuk melakukan kegiatan nyata, serta
ibadah menurut agama dan kepercayaan merangsang rasa keingintahuan
masing-masing; membina kesadaran terhadap hal-hal baru dan keinginan
berbangsa dan bernegara; mengenal, untuk berpartisipasi dalam segala
memelihara dan melestarikan lingkungan kegiatan.
berserta alam seisinya; memiliki sikap 3) Kegiatan berkelompok, bekerjasama,
kebersamaan; hidup secara sehat jasmani dan berkompetisi;
dan rohani; bersikap terbuka, mematuhi Sistem beregu dilaksanakan agar
kesepakatan dan memperhatikan siswa memperoleh kesempatan belajar
kepentingan bersama, membina diri memimpin dan dipimpin
untuk bertutur kata dan bertingkah laku berorganisasi, memikul
sopan, ramah dan sabar; membiasakan tanggungjawab, mengatur diri,
diri memberikan pertolongan, menempatkan diri, bekerja sama
berpartisipasi dalam kegiatan dalam kerukunan (gotong royong).
bakti/sosial, dan mampu mengatasi Siswa dikelompokkan dalam satuan
tantangan tanpa mengenal sikap putus gerak yang dipimpin oleh mereka
asa; kesediaan dan keikhlasan menerima sendiri, dan merupakan wadah
89 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. V Tahun (2016)
sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan
pendidikan kepramukaan, dimaksudkan sebagai berikut (Asep Herry H, dkk,
untuk mengembangkan imajinasi, sesuai 2006: 12-16):
dengan usia dan perkembangan, yang 1) Memperluas, memperdalam
mendorong kreatifitas, dan keikutsertaan pengetahuan dan kemampuan atau
peserta didik dalam setiap kegiatan kompetensi yang relevan dengan
pendidikan kepramukaan. Kegiatan program kurikuler.
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri Dalam konteks ini, kegiatan
1 Yogyakarta dikemas dalam kiasan ekstrakurikuler diharapkan dapat
dasar yang disesuaikan dengan minat, memperkaya dan menambah wawasan
kebutuhan, situasi, dan kondisi peserta pengetahuan siswa serta dapat
didik. Kiasan dasar disusun dan mempertajam kompetensi atau
dirancang untuk mencapai tujuan dan kemampuan siswa sesuai dengan
sasaran pendidikan kepramukaan untuk materi yang diajarkan dalam program
setiap golongan yang pelaksanaannya kurikuler, yang dalam memiliki
tidak memberatkan. Kiasan dasar keterbatasan waktu dan program
meliputi kegiatan ekstrakurikuler kegiatan.
diantaranya adalah seperti yang 2) Memberikan pemahaman terhadap
tercantum dalam Surat Keputusan hubungan antar mata pelajaran
Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/O/, dalam Dalam kegiatan kurikuler, siswa
lampiran tersebut dijelaskan bahwa hampir tidak pernah diberikan
kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kesempatan untuk menangkap esensi
di luar jam pelajaran biasa dan pada hubungan antarmata. Kajian materi
waktu libur sekolah yang dilaksanakan pelajaran sering diberikan secara
baik di sekolah ataupun di luar sekolah. terpisahpisah. Padahal, seluruh materi
Tujuan program kegiatan ekstrakurikuler pelajaran itu diarahkan untuk
adalah untuk memperdalam dan membentuk kemampuan dan
memperluas pengetahuan siswa, kepribadian yang utuh. Kemampuan
mengenal hubungan antara berbagai dan kepribadian yang utuh itu hanya
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, mungkin diperoleh manakala siswa
serta melengkapi upaya pembinaan mampu menangkap hubungan antara
manusia seutuhnya. berbagai pengetahuan dan
Dari pengertian tersebut nampak pengalaman. Dalam rangka itulah
jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang dilaksanakan di diprogramkan.
luar jam pelajaran. Sebagai upaya untuk 3) Menyalurkan minat dan bakat siswa.
membentuk manusia seutuhnya sesuai Sekolah sebagai suatu lembaga
dengan tujuan pendidikan nasional, pendidikan formal tidak hanya
kegiatan ekstrakurikuler dapat berfungsi untuk memberikan
berhubungan dengan kegiatan kurikuler pengetahuan dan kemampuan kepada
seperti untuk memperluas pengetahuan siswa seperti yang diprogramkan
atau dapat juga kegiatan yang diarahkan dalam kegiatan kurikuler, akan tetapi
untuk mengembangkan minat dan bakat juga berfungsi untuk mengembangkan
siswa, yang pelaksanaannya tidak kemampuan sesuai minat dan bakat
terbatas hanya di lingkungan sekolah, siswa, baik minat dan bakat yang
akan tetapi juga dapat di luar sekolah. secara langsung berhubungan dengan
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 92
Azzumardi Azra. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi. Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Jakarta: Kompas. Pembinaan Kesiswaan.
Cahyoto. 2001. Budi Pekerti Dalam Perspektif Rohinah M Noor. 2012. The Hidden Curriculum
Pendidikan. Malang: Depdiknas Membangun Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.
Heri Gunawan. 2011. Pendidikan Karakter Konsep
dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan
Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah
Kemendikbud. 2004. Buku I Pedoman Umum dan
Praktis. Jakarta: Erlangga.
Nilai Budi Pekerti untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jendral Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak
Pendidikan Menengah Peran Moral Intelektual, Emosional, dan
Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan
Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara.
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Puskur- Balitbang, Kemdiknas Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kementerian pendidikan nasional direktorat jenderal
Bandung: Alfabeta.
pendidikan dasar direktorat pembinaan SMP.
2011. Pembinaan Pendidikan Karakter di _______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.
Sekolah Menengah Pertama. Bandung: Alfabeta.
http://www.psmp.web.id/download/category/
56-pendikar diunduh tanggal 11 Mei 2015, Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian.
jam 19.25 WIB Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2014. Sunyoto. 2011. Pendidikan Karakter dalam
Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan perspektif teori dan praktik. Yogyakarta:
Pramuka Nomor: 11/munas/2013 Tentang UNY Press.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka. Jawa Tengah: Teuku Ramli Zakaria. 2001. Pendekatan-
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka. Pendekatan Pendidikan Nilai dan
Implementasi dalam Pendidikan Budi
Lickona, Thomas. 1992. Education for Character: Pekerti.
How Our Schools can Teach Respect and (http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2001
Responsibility. New York: Bantam Books. /08/31/0141.html) diakses pada tanggal 5 Mei
2015, jam 14.05 WIB
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Tim Pendidikan Karakter Kemendiknas. 2010.
Offset. Grand Desain Pendidikan Karakter-Menara
Peninsula 24-25 Feb 2010.
Naufan Ardy Wiyani. 2012. Pendidikan Karakter http://dikdas.kemdiknas.go.id/application/me
dan Kepramukaan. Yogyakarta: PT Citra Aji dia/file/Policy%20Brief%20Edisi%204.pdf
Parama. diunduh tanggal 25 Mei 2015, jam 18.40
Nurul Zuriah. 2007. Pendidikan Moral & Budi WIB
Pekerti Dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aksara Undang-undang No. 12 tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka.
Pendidikan Karakter dalam…. (Anggatra H.A.) 96
Windham, Douglas. M. 1988. Improving The Yahya Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis
Efficiency and Educational System: Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing.
Indicators of educational effectiveness and
efficiency. Tallahassee, FL: IEES Project. Zainal Aqib & Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi
Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama
Widya.