Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p-ISSN 2598-5973

11 November 2017, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta e-ISSN 2599-008X

Pelaksanaan dan Peran Kegiatan Ekstrakurikuler


dalam Pembinaan Karakter Disiplin Siswa
Yogi Nugraha1, Lusiana Rahmatiani2
1,2
Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang
Pos-el: yogi.nugraha@ubpkarawang.ac.id, lusiana.rahmatiani@ubpkarawang.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik
di SMP Negeri Se Kabupaten Karawang, dengan melihat dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peran kegiatan
ekstrakurikuler, dan faktor pendukung serta penghambatnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan
kedisiplinan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode yang digunakan yaitu metode studi kasus.
Penelitian dilaksanakan pada SMP Negeri Se Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang, dengan estimasi waktu penelitian
selama mulai dari Juni 2017 sampai dengan tanggal Oktober 2017. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh komponen
SMP Negeri Se Kabupaten Karawang, dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling
adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Sampel dalam penelitian ini adalah
SMPN 1 Karawang Barat, SMPN 1 Karawang Timur, SMPN 1 Cilamaya Wetan, SMPN 1 Banyusari dan SMPN 1 Jatisari. Hasil
yang didapat dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah: 1. Pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah cukup
baik, ditandai dengan peran sekolah yang mensupport baik secara moril maupun materil. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler
juga telah dilaksanakan di sekolah dan peserta didik dapat memilih kegiatan pengembangan diri sesuai minat dan bakatnya; 2.
Perubahan perilaku kea rah yang lebih baik dirasakan ketika peserta didik telah mengikuti keiatan ekstrakurikuler, seperti
prestasi belajar yang membaik, percaya diri, dan mereka yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terlihat lebih disiplin; 3. Faktor
pendukung kegiatan ekstrakurikuler diantaranya semangat peserta didik yang begitu besar sedangkan penghambatnya adalah
sarana dan prasarana yang belum begitu memadai, hanya di sekolah di perkotaan yang sarana prasarananya cukup memadai.
Kata kunci : Pembinaan karakter disiplin, peserta didik, ekstrakurikuler

Abstract
This research aims to describe the role of extracurricular activities in growing discipline of students in SMP district Karawang, with a
view of the implementation of extra-curricular activities, the role of extracurricular activities, and factors supporting and inhibiting the
implementation of extra-curricular activities in growing discipline students. This study used a qualitative approach with the method used
is the case study method. The experiment was conducted at SMP district Karawang, with an estimated study time for start of June 2017
until the date of October 2017. The target population in this study are all components of SMP district Karawang, and sampling using
purposive sampling techniques. Purposive sampling is intentional sampling in accordance with the requirements of sample is required.
The sample in this study is SMPN 1 Karawang Barat, SMPN 1 Karawang Timur, SMPN 1 Cilamaya Wetan, SMPN 1 and SMPN 1
Jatisari Banyusari. The results obtained from studies that have been implemented are: 1. Implementation of the program of
extracurricular activities at school is pretty good, marked by the role of schools that support both morally and materially. Extra curricular
activities have also been carried out in schools and learners can choose self-development activities according to their interests and talents;
2. Changes in behavior towards better perceived when learners have followed keiatan extracurricular, such as improved educational
achievement, confidence, and those who follow extracurricular activities look more disciplined; 3. Factors supporting extracurricular
activities such as spirit learners so great while inhibiting the infrastructure is not so adequate, only in the urban schools that adequate
infrastructure facilities.
Keywords: Coaching character discipline, students, extracurricular

Pendahuluan manusia-manusia terdidiklah bertumpu harapan-hara-


pan besar sebuah bangsa dan negara dalam mewujud-
Pendidikan merupakan sebuah upaya bagi sebuah
kan cita-citanya. Manusia-manusia terdidik ini tidaklah
bangsa untuk mempersiapkan generasi mudanya un-
cukup hanya dengan bermodalkan IQ tinggi dan
tuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara
pengetahuan yang luas, akan tetapi diperlukan sebuah
kelak di masa depan. Generasi muda menjadi peme-
keterampilan berperilaku baik dalam setiap langkah-
gang tongkat estafet harus meneruskan perjuangan
nya. Manusia-manusia terdidik diharapkan mampu
para pendahulu yang sudah menjalankan tugas suci
menularkan dan menebarkan benih-benih kecerdasan
mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ge-
bagi seluruh manusia Indonesia, agar mampu menera-
nerasi yang diharapkan mampu untuk berbuat dan
ngi setiap langkah bangsa dan Negara ini ke arah yang
berbakti lebih bagi bangsa dan negaranya seyogyanya
lebih baik. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
haruslah generasi yang terdidik. Maka di pundak
Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan

96
Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p-ISSN 2598-5973
11 November 2017, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta e-ISSN 2599-008X

bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan terencana bentukan karakter dan watak peserta didik. Oleh
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pem- karena itu diperlukan salah satu upaya dalam rangka
belajaran agar peserta didik secara aktif mengem- merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut.
bangkan potensi dirinya. Potensi inilah yang menjadi Salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu mengem-
tumpuan bagi setiap manusia Indonesia untuk mewu- bangkan pendidikan karakter. Namun, selama ini kita
judkan tujuan pendidikan nasional. belum sepenuhnya mengetahui tentang pendidikan
karakter tersebut. Karakter menurut Kamus Besar
Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20
Bahasa Indonesia (2002) berarti sifat-sifat kejiwaan,
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tuju-
akhlak, budi pekerti atau kepribadian yang terbentuk
an pendidikan nasional adalah mengembangkan po-
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (nilai, moral,
tensi peserta didik agar menjadi manusia yang
dan norma) yang diyakini dan digunakan sebagai
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
bertindak. Karakter merupakan luapan emosi jiwa
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
melalui nilai, moral, dan norma yang dimiliki manusia
serta bertanggung jawab. Pengertian pendidikan
yang menjadikan perilakunya berbeda dari manusia
tersebut secara umum mengatakan bahwa pendidikan
lainnya. Karakter terpancar dari dalam diri manusia
adalah sarana membangun manusia Indonesia sebagai
secara alami dan menjadikan manusia tersebut
insan paripurna.
berbeda dari manusia lainnya.
Tujuan nasional yang termaktub dalam Pembuka-
Pembentukan karakter manusia Indonesia sesuai
an Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dengan tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarga-
Tahun 1945 yang salah satunya adalah mencerdaskan
negaraan yaitu to be smart and good citizen. Hal ini
kehidupan bangsa tidaklah lepas dari usaha bersama
berarti selain cerdas manusia Indonesia dituntut un-
para founding father kita dalam menentukan arah cita-
tuk mempunyai kepribadian yang baik. Tanpa kepri-
cita Indonesia melalui Undang-Undang Dasar Negara
badian yang baik, kecerdasan manusia tidak akan
Republik Indonesia Tahun 1945. Cerdas yang dimak-
bermanfaat dan tidak membawa dampak baik bagi
sud dalam tujuan nasional tersebut pastilah bukan
lingkungan sekitarnya.
hanya cerdas dalam hal kognitif, akan tetapi kecerda-
san dalam bentuk afektif dan psikomotor. Karakter yang masih harus mendapat perhatian
lebih adalah karakter disiplin. Sering kita melihat peri-
Kemerdekaan Indonesia yang menginjak usia 72
laku disiplin sangatlah rendah pada individu-individu
tahun seharusnya menjadi perhatian bagi kita semua
manusia Indonesia. Hal ini sangat memprihatinkan
selaku warga negara. Dewasa ini banyak ditemukan
dan sangat memalukan bila kita membandingkan ting-
perilaku-perilaku yang tidak mencerminkan kepriba-
kat kedisiplinan kita dengan tingkat kedisiplinan di
dian bangsa yang beradab di Indonesia. Praktek-
negara lain. Contoh nyata bisa kita lihat di jalanan,
praktek perilaku menyimpang yang terjadi di sebuah
perkantoran, pasar tradisional, super market, taman
negara, merupakan pangkal dari kurangnya karakter
bermain, bahkan di sekolah dimana seharusnya
disiplin yang ditunjukkan oleh warga negara. Oleh
kedisiplinan itu menjadi sebuah kebutuhan. Diperlu-
karena itu negara perlu berbenah dalam menyikapi
kan sebuah cara agar mengembalikan tingkat kedisip-
masalah tersebut, dan seharusnya dimulai dari dunia
linan menjadi tinggi. Bahkan, kedisiplinan mungkin
pendidikan. Pendidikan karakter merupakan aspek
perlu dimulai ulang oleh setiap lapisan masyarakat
yang sangat penting dalam dunia pendidikan di Indo-
khususnya pada diri peserta didik di sekolah.
nesia. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum
dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun Karakter disiplin perlu ditanamkan dalam diri
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang manusia terutama pada saat berada di bangku seko-
berbunyi: lah. Kebiasaan berlaku disiplin akan membuat sese-
orang menjadi manusia yang disiplin kelak ketika de-
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
wasa nantinya. Karakter disiplin harus menjadi aspek
kemampuan dan membentuk watak serta per-
utama yang ditanamkan pada peserta didik di sekolah.
adaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
Penanaman karakter disiplin inilah yang dapat dilaku-
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
kan oleh kita sebagai upaya untuk menumbuhkan
berkembangnya potensi peserta didik agar men-
kembali karakter disiplin yang telah luntur. Penana-
jadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
man karakter disiplin tersebut dapat dialkukan dalam
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berbagai pembinaan kegiatan yang memupuk rasa ke-
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi war-
disiplinan. Pembinaan dan penanaman nilai karakter
ga negara yang demokratis serta bertanggung
tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan
jawab.
ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
Pernyataan tersebut mengindikasikan tujuan dilakukan untuk menambah wawasan dan pengalaman
pendidikan nasional bukan hanya untuk mencerdas- positif sekaligus sebagai pendamping kegiatan belajar-
kan kehidupan bangsa akan tetapi diperlukan pem- mengajar yang diselenggarakan di sekolah.

97
Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p-ISSN 2598-5973
11 November 2017, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta e-ISSN 2599-008X

Menurut Pasal 1 ayat (1) Permendikbud Nomor 1. Peneliti memulai dengan suatu deskripsi penuh
62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pa- mengenai mengalaman pribadinya tentang feno-
da Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang mena tersebut;
dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler adalah ke-
2. Peneliti kemudian menemukan pernyataan-per-
giatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di
nyataan, tentang bagaimana orang memahami to-
luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
pik yang diteliti, membuat daftar pertanyaan yang
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan
signifikan dan memperlakukan semua data secara
satuan pendidikan.
sama;
Hal tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan eks-
3. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dikelom-
trakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang di-
pokkan ke dalam unit-unit makna, peneliti mem-
selenggarakan oleh sekolah di luar jam pelajaran.
buat daftar unit-unit dan kemudian menulis
Kegiatan yang diselenggarakan dalam kegiatan ekstra-
sebuah deskripsi;
kurikuler dapat bermacam-macam sifatnya, baik eks-
trakurikuler yang bersifat kegiatan ilmiah, kepramu- 4. Peneliti kemudian melakukan refleksi pada
kaan, pecinta alam, maupun keolahragaan. Kegiatan deskripsi pribadinya dan menggunakan variasi
ekstrakurikuler dapat dilakukan didalam ataupun di imajinatif atau deskripsi struktural, mencari
luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas semua makna;
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan meng-
5. Peneliti kemudian menyusun suatu deskripsi
internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta
menyeluruh dari makna dan esensi dari
norma-norma sosial baik lokal, nasional maupun glo-
pengalaman tersebut.
bal untuk membentuk insan paripurna.
Partisipan dalam penelitian ini adalah Kepala
Metode Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Pembina Ekstra-
kurikuler, Pelatih Ekstrakurikuler, Alumni, Ketua
Desain penelitian atau rancangan penelitian
Ekstrakurikuler, Siswa peserta ekstrakurikuler, Wali
merupakan suatu rancangan yang dapat menuntun
Kelas, dan orang tua yang anaknya mengikuti kegiatan
peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap per-
ekstrakurikuler di sekolah.
tanyaan penelitian. Desain penelitian yang digunakan
adalah dengan pendekatan kualitatif dan metode yang Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. menggunakan purposive sampling. Purposive sampling
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai
(1975:5) dalam Moleong (2013:4) “prosedur peneliti- dengan persyaratan sampel yang diperlukan (Hidayati,
an yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- 2014:52).
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perila-
Sekolah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
ku yang dapat diamati”. Senada dengan hal tersebut,
yaitu SMPN 1 Karawang Barat, SMPN 1 Karawang
Denzim dan Lincoln (1987) dalam Moleong (2013:5)
Timur, dan SMPN 6 Karawang Barat mewakili pusat
mengemukakan penelitian kualitatif adalah “penelitian
perkotaan dan SMPN 1 Cilamaya Wetan, SMPN 1
yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
Banyusari, serta SMPN 1 Jatisari mewakili daerah.
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
ada”. Masih senada dengan di atas, Sugiyono dengan menggunakan observasi, wawancara, doku-
(2009:15) menyimpulkan, mentasi. Pengujian keabsahan data penulisan dilaku-
kan dengan cara perpanjangan pengamatan dan tri-
Penelitian kualitatif adalah suatu metode peneli-
angulasi.
tian yang berlandaskan pada filsafat post-
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kon- Triangulasi dilakukan dengan cara memanfaatkan
disi objek yang alamiah dimana peneliti adalah metode, ini berarti peneliti mengadakan pengecekan
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian bebe-
sumber data dilakukan secara purposive, teknik rapa teknik pengumpulan data dan pengecekan dera-
pengumpulan dengan triangulasi, analisis data jat kepercayaan beberapa sumber data dengan meto-
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian de yang sama.
kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan
analisis proses siklus yang interaktif, menurut Miles
Creswell (1998:147-150) menyebutkan langkah- dan Huberman (1992: 16-18) dengan tahapan sebagai
langkah yang sering dipakai dalam penelitian kualitatif berikut:
adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
2. Penyajian data
3. Reduksi Data

98
Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p-ISSN 2598-5973
11 November 2017, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta e-ISSN 2599-008X

4. Penarikan Kesimpulan sebagai kota pangkal perjuangan, Karawang juga


dikenal dengan kota lumbung padi Jawa Barat karena
Hasil dan Pembahasan di kota ini terdapat banyak persawahan yang meng-
hampar luas yang menghasilkan padi sebagai pemasok
Kabupaten Karawang berdiri sejak 14 September
beras Jawa Barat maupun nasional
1633 dan merupakan salah satu kabupaten di Jawa
Barat. Kabupaten Karawang berada di bagian utara Selain sebagai kota lumbung padi, Karawang saat
Provinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak ini menjelma sebagai sebuah kota Industri yang sangat
antara 107002’ – 107040’ BT dan 5056 – 6034’ LS, besar dan terus maju secara pesat
termasuk daerah yang mempunyai dataran rendah
Sampai saat ini pengembangan kegiatan industri di
dengan ketinggian wilayah antara 0-1.279 meter di
Kabupaten Karawang dialokasikan pada bagian sela-
atas permukaan laut. Temperatur udara di Kabupaten
tan, tepatnya di Kecamatan Klari, Cikampek, Teluk-
Karawang rata-rata 270C dan mempunyai curah hujan
jambe Barat, Telukjambe Timur, Purwasari, Kara-
tahunan berkisar 1.100-3.200 mm/tahun.
wang, Jatisari, Pangkalan dan Cikampek. Walaupun
Terdiri dari 30 (tiga puluh) kecamatan topografi begitu tidak semuanya berkembang, terutama yang
di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk diperuntukan untuk Kawasan Industri terpadu di
dataran yang relatif rendah berkisar antara 25 meter Kecamatan Telukjambe Barat seluas kurang lebih 743
di atas permukaan laut. Wilayah yang tergolong ha, 2400 ha fungsinya sudah dikembalikan pada
mempunyai topografi rendah diantaranya Kecamatan semula sebagai lahan Perhutani. Lambatnya perkem-
Pakisjaya, Kecamatan Cilebar, Kecamatan Batujaya, bangan kegiatan industri tersebut diakibatkan terjadi-
Kecamatan Tirtajaya, Kecamatan Pedes, Kecamatan nya krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak
Rengasdengklok, Kecamatan Kutawaluya, Kecamatan tahun 1997. Kegiatan industri yang relatif berkem-
Cibuaya, Kecamatan Banyusari, Kecamatan Kota- bang diantaranya Kota Industri di bagian timur (Kota
baru, Kecamatan Purwasari, Kecamatan Tempuran, Bukit Indah City) Kecamatan Cikampek, Kawasan
Kecamatan Cilamaya Wetan, Kecamatan Cilamaya Industri (Kecamatan Telukjambe Timur dan Pang-
Kulon, Kecamatan Rawamerta, Kecamatan Telaga- kalan), Zona Industri (Kecamatan Telukjambe Timur,
sari, Kecamatan Lemahabang, Kecamatan Jatisari, Klari, Cikampek dan Karawang). Berdasarkan
Kecamatan Klari, Kecamatan Karawang Barat, Keppres Nomor 53 Tahun 1989 tentang Pengem-
Kecamatan Karawang Timur, Kecamatan Tirtamulya, bangan Kawasan Industri, Kabupaten Karawang telah
Kecamatan Telukjambe Barat, Kecamatan Teluk- ditetapkan sebagai daerah pengembangan kawasan
jambe Timur, Kecamatan Jayakerta, Kecamatan Maja- industri. Jumlah industri Besar dan Industri Kecil
laya, Kecamatan Cikampek, dan Kecamatan Ciampel. sampai dengan tahun 2013 Sebanyak 9.979 industri.
Selain beberapa wilayah yang mempunyai topografi
Industri di Kabupaten Karawang dikembangkan di
yang relatif rendah, beberapa wilayah di Kabupaten
lahan seluas 13.718 Ha atau 7,85% dari luas Kabupa-
Karawang juga mempunyai topografi dataran yang
ten Karawang, terdiri atas :
tinggi diantaranya Kecamatan Pangkalan dan Keca-
matan Tegalwaru yang mempunyai ketinggian + 1.270 1. Kawasan Industri Khusus seluas 6.757,5 Ha
m dpl. (terdiri atas Kecamatan Telukjambe Barat,
Telukjambe Timur, Ciampel, Klari dan Kecama-
Kabupaten Karawang mempunyai luas wilayah
tan Cikampek).
1.753,27 km2 atau 175.327 Ha, dan luas tersebut
merupakan 4,72% luas Provinsi Jawa Barat. Kabupa- 2. Kawasan Industri Terpadu seluas 743 Ha di
ten Karawang juga memiliki luas laut 4 mil x 84,23 km Kecamatan Telukjambe Barat.
di sebelah utara Kabupaten Karawang. Kabupaten
3. Kawasan Industri seluas 1.000 Ha di Kecamatan
Karawang berbatasan dengan beberapa wilayah di
Cikampek.
Jawa Barat. Diantaranya, di sebelah utara berbatasan
dengan Laut Jawa, di sebelah timur berbatasan dengan 4. Zona Industri seluas 5.117,6 Ha (Kecamatan
Kabupaten Subang, di sebelah tenggara berbatasan Klari, Kecamatan Purwasari, Kecamatan Cikam-
dengan Kabupaten Purwakarta, di sebelah selatan pek, Kecamatan Kotabaru, Kecamatan Ciampel,
berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Kecamatan Pangkalan, Kecamatan Telukjambe
Cianjur, dan di sebelah barat berbatasan dengan Barat, Kecamatan Karawang Barat, Kecamatan
Kabupaten Bekasi. Karawang Timur, Kecamatan Rengasdengklok).
Kabupaten Karawang merupakan kota penuh Sebagai kota industri, Kabupaten Karawang terus
dengan sejarah perjuangan karena di kota ini gagasan dibanjiri oleh para pendatang yang ingin bekerja di
mengenai perjuangan untuk merebut kemerdekaan Karawang. Memperhatikan terus berkembangnya
Indonesia dari tangan penjajah muncul tepatnya di Kabupaten Karawang dalam berbagai aspek, maka
Rengasdengklok pada peristiwa penculikan Bung yang harus menjadi perhatian adalah perkembangan
Karno ke Rengasdengklok, oleh karena itu Karawang Sumber Daya Manusia di Kabupaten Karawang. Salah
juga dikenal sebagai kota pangkal perjuangan. Selain

99
Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p-ISSN 2598-5973
11 November 2017, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta e-ISSN 2599-008X

satu cara yang perlu dilakukan adalah meningkatkan Korelasi antara kegiatan ekstrakurikuler dengan
SDM di Kabupaten Karawang dalam hal pendidikan. pembinaan karakter. Ekstrakurikuler mengajarkan
kepada siswa tentang keseimbangan antara otak kiri
Sektor pendidikan merupakan salah satu program
dan otak kanan sehingga pada akhirnya otak kanan
prioritas pembangunan di Kabupaten Karawang, ka-
yang lebih dominan terhadap perkembangan karakter
rena kondisi tingkat pendidikan masyarakat masih
dapat dibentuk dengan sempurna. Banyak kegiatan
relatif rendah. Dilain pihak, kualitas Sumber Daya
pembinaan nilai karakter yang dapat dibentuk, di-
Manusia (SDM) masyarakat merupakan faktor penen-
antaranya dengan bidang pramuka, gerakan baca,
tu dalam keberhasilan pembangunan. Hal ini sesuai
sekolah ramah anak, evaluasi diri masing-masing anak,
dengan Visi dan Misi Kabupaten Karawang yang terus
pelatihan baris-berbaris dan lain-lain.
digalakkan untuk direalisasikan sehingga terbangun
masyarakat Karawang yang unggul dalam hal SDM. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler salah satunya
Visi Kabupaten Karawang adalah “Karawang Sejah- membentuk karakter yang baik bagi siswa, dan mem-
tera Berbasis Pembangunan Berkeadilan Dilandasi berikan ruang bagi siswa dalam mengembangkan
Iman dan Taqwa”. Visi tersebut coba direalisasikan bakatnya sehingga lebih berprestasi. Ekstrakurikuler
dengan Misi Kabupaten Karawang yaitu: dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa, juga
kedisiplinan akan terpupuk secara rutin.
1. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang
cerdas, sehat, berbudaya, dan religius yang har- Nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler sa-
monis. ngat terbentuk. Siswa dilatih untuk memperkuat ka-
rakternya terutama karakter disiplin, ini dapat ber-
2. Penguatan struktur dan kelembagaan ekonomi
pengaruh terhadap kegiatan siswa ketika di kelas.
daerah.
Kedisiplinan yang dapat terbentuk jika siswa rutin
3. Meningkatkan pelayanan ketersediaan infrastruk- berlatih”.
tur wilayah
Peran Kegiatan Ekstrakurikuler
4. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan
Perbedaan yang mencolok antara siswa yang me-
5. Meningkatkan daya dukung dan daya tampung
ngikuti kegiatan ekstrakurikuler dan yang tidak me-
lingkungan hidup
ngikuti ekstrakurikuler adalah siswa berprestasi lebih
Sesuai dengan misi Kabupaten Karawang di atas, dominan memang mereka yang mengikuti kegiatan
untuk membangun masyarakat Karawang yang cerdas ekstrakurikuler sangat aktif. Siswa yang mengikuti
program pendidikan ditempatkan pada posisi per- kegiatan ekstrakurikuler lebih terampil dan lebih se-
tama dalam hal membangun Kabupaten Karawang mangat dalam belajar.
dan dapat ditarik kesimpulan bahwa sektor pendi-
Belum di temukan kendala yang berarti pada pe-
dikan memang dijadikan prioritas utama dalam hal
laksanaan kegiatan ekstrakurikuler di setiap sekolah.
pembangunan di Kabupaten Karawang.
Pendanaan untuk kegiatan ekstrakurikuler memang
agak sedikit sulit untuk dialokasikan karena masih ter-
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
bentur dengan keperluan sekolah lain yang juga mem-
Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini mene- butuhkan pembiayaan.
mukan bahwa Pelakontribusi sekolah dalam kegiatan
Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler dapat membuat
ekstrakurikuler sudah ada upaya yang memang
siswa merasa gembira, karena kegiatan ekstrakuri-
dilaksanakan sejak dahulu yaitu berupa support moril
kuler sesuai dengan kemampuan dan bakat yang di-
maupun materil. Sekolah selalu mengupayakan doro-
miliki siswa tersebut, selain itu ekstrakurikuler mem-
ngan kepada peserta ekstrakurikuler untuk ber-
buat siswa lebih terampil ketika di rumah.
prestasi di tingkat lokal, nasional maupun inter-
nasional. Berbagai kontribusi sekolah terhadap kegia- Bagi siswa/i yang serius mengikuti kegiatan ekstra-
tan ekstrakurikuler adalah dengan dukungan terhadap kurikuler biasanya mereka lebih disiplin dan ber-
segala kegiatan atau even yang diikuti oleh setiap tanggjung jawab. Siswa memiliki rasa tanggung jawab,
bidang ekstrakurikuler dan dengan memperhatikan disiplin yang tinggi dan bahkan memiliki rasa hormat
serta pengembangan seluruh kegiatan ekstrakuri- yang tinggi kepada guru juga kepada temannya atau
kuler. Setiap sekolah mempunyai kegiatan ekstrakuri- bisa dikatakan memiliki rasa saling menghormati. Ter-
kuler yang berbeda, diantaranya: Kaligrafi, Qosidah, lihatnya perbedaan siswa yang mengikuti kegiatan
Marawis, Matematika, IPS, IPA, Bahasa Inggris, Drum ekstrakurikuler dari segi tanggung jawab dan disiplin,
Band, Angklung, Degung, Paduan Suara, Seni Tari, contohnya anak-anak paskibra pramuka sangat
Mading/Jurnalistik, Paskibra, Pramuka, Senbid (Seni terlihat sekali kedisiplinannya, disiplin waktu maupun
Bela Diri), Basket, Bola Volly, PMR, Band, Futsal, disiplin berpakaian, berbeda dengan anak-anak yang
Kabaret, Robotic,, Matematika, dan Literasi. tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terkadang
mereka belum bisa mentaati peraturan karena tidak
tertanam tanggung jawab yang bisa mereka lakukan.

100
Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p-ISSN 2598-5973
11 November 2017, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta e-ISSN 2599-008X

Kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi bekal pen- prestasi tersebut baik diraih baik di tingkat lokal,
ting bagi peserta didik untuk masa depan mereka, dan nasional maupun internasional.
terlihat adanya perubahan sikap perilaku dalam ke-
Karakter disiplin dapat dibentuk dengan penera-
disiplinan untuk mentaati tata tertib sekolah. Dilihat
pan ekstrakurikuler di setiap sekolah. Peserta didik
dari perkembangannya, sangat relevan dan menunjang
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih mem-
sekali dalam proses mengikuti Kegiatan Belajar
punyai karakter disiplin lebih baik daripada peserta
Mengajar.
didik yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Kedisiplinan siswa yang mengikuti kegiatan eks- Kegiatan ekstrakurikuler membuat siswa lebih per-
trakurikuler menjadi lebih baik karena dalam kegiatan caya diri, lebih rajin, lebih bertanggung jawab, dan
ekstrakurikuler dibina kedisiplinan dan karakter lebih merasa disiplin.
lainnya
Ucapan terima kasih
Adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang tentu- Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
nya kedisiplinan siswa ikut terbentuk dengan adanya karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami bisa
kegiatan ekstrakurikuler menjadi lebih baik karena menyelesaikan makalah dengan judul “Pembinaan
dalam kegiatan ekstrakur ikut terbina kedisiplinan dan Karakter Disiplin Peserta Didik Melalui Kegiatan
karakter lainnya Ekstrakurikuler Di Sekolah” dalam waktu sesuai
dengan target yang dijadwalkan. Laporan kemajuan
Terdapat perubahan yang para siswa rasakan se-
penelitian ini kami buat dalam rangka hibah yang kami
telah mengikuti kegiatan ekstakurikuler, mereka
dapatkan pada tahun pelaksanaan 2017 dari DRPM
menjadi lebih mengerti pelajaran ketika di kelas kare-
Kemenristekdikti.
na mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bahasa
Inggris contohnya. Kemudian mereka merasa lebih Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada:
percaya diri. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi;
Dr. H. Dedi Mulyadi, SE., MM., selaku Rektor
Para siswa merasakan adanya rasa kebersamaan
Universitas Buana Perjuangan Karawang; Dr.
dan solidaritas yang tinggi, menambah wawasan dan
Sungkono, SE., MM., selaku ketua LPPM UBP
pengetahuan dan mempererat silaturahmi, adanya pe-
Karawang; H. Tarpan Suparman, S. Pd., M. Pd., selaku
rubahan sikap menjadi lebih disiplin dalam kehidupan
Dekan FKIP UBP Karawang; Para Kepala Sekolah
di lingkungan sekolah dalam berbagai hal, seperti
SMP Negeri sampel penelitian; Keluarga penulis; dan
berpakaian rapih, hormat pada guru, menghargai se-
Teman-teman Dosen dan mahasiswa yang tidak bisa
sama dan masuk sekolah tepat waktu.
penulis sebutkan satu persatu.
Setelah para siswa mengikuti kegiatan ekstra-
kurikuler seperti pramuka, para siswa menjadi pribadi Daftar Pustaka
yang mandiri, sopan, jujur, berani dan disiplin untuk
Arifin. (2012). Implementasi Nilai Nilai Budaya
mentaati tata tertib sekolah maupun tata tertib pada
Sekolah Dalam Mewujudkan Sekolah Berkualitas.
kegiatan ekstrakurikuler pramuka itu sendiri.
Jurnal FIP Universitas Gorontalo, 3 (4) 43-51.
Banyak diantara para siswa merasa senang karena
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pende-
dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kemudian
katan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
ilmu pengetahuan mereka bertambah, wawasan me-
luas dan juga bangga bisa menyumbangkan prestasi Creswell, J. W. (1998). Qualitative inquiry and research
untuk sekolah. Mereka mempunyai banyak teman design: choosing among five tradition. London: Sage
tidak hanya teman satu sekolah tetapi juga teman di Publication.
sekolah lain.
Hidayati, N. (2014) Peran Kegiatan Ekstrakurikuler
Kemudian, mereka menjadi disiplin, karena takut Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa di SMA
terkena hukuman kalau datang terlambat pada saat Negeri 5 Tangerang. Skripsi, Ilmu Tarbiyah dan
latihan. Setelah ditanya ternyata mereka merasa su- Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidaya-
dah disiplin, dimana kegiatan ekstrakurikuler seperti tullah Jakarta.
pramuka dilaksanakan setiap hari jumat setiap ming-
gunya dan mereka selalu mengikutinya. Jogiyanto, H. M. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis.
Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Kesimpulan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Lickona, T. (1991). Educating For Character. Jakarta:
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan Bumi Aksara.
oleh sekolah sudah cukup baik. Ini dibuktikan dengan
beberapa prestasi yang sudah dihasilkan. Prestasi- Miles, M. B dan Huberman, A. (1992). Qualitative Data
Analysis. Alih bahasa Tjejep Rohendi Rohidi.

101
Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p-ISSN 2598-5973
11 November 2017, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta e-ISSN 2599-008X

Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas


Indonesia.
Moleong, Lexy J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif.
Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muzamil, A. (2015). Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Karate BKC Pada Siswa
MI Nurussibyan. Skripsi, Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
Nawawi, Hadari. (1993). Metode Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 Tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
Soemarmo. (1996). Gerakan DisiplinNasional. Jakarta:
CV. Mini Jaya Abadi.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, S. N. (2009). Metode Penelitian Pendi-
dikan. Bandung: Rosdakarya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Yanti, N. (2016) Pelaksanaan Kegiatan Ekstra-
kurikuler dalam Rangka Pengembangan Nilai-nilai
Karakter Siswa untuk Menjadi Warga Negara
yang Baik di SMA Korpri Banjaran. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 6 (11) 963-970.

102

Anda mungkin juga menyukai