Anda di halaman 1dari 7

13

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA


MATA PELAJARAN PKN DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KREATIVITAS BELAJAR SISWA (STUDI ANALITIS DESKRIPTIF
SISWA SMA NEGERI 1 PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG

Oleh:
ABDULLAH
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MUHAMMAD AKBAL
Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui penerapan model


pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1
Patampanua Kab. Pinrang. Dan 2) Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh guru dalam penerapan model pembelajaran berbasis portofolio pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Patampanua Kab.
Pinrang. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan
menggunakan Metode Survei dengan obyek penelitian siswa SMA Negeri 1
Patampanua, dengan populasi sebanyak 205 siswa dengan menggunakan teknik
Random Sampling untuk menentukan sampel kelas yaitu Kelas X MIPA 1 dengan
34 responden. Semua data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan model
pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1
Patampanua Kab. Pinrang, ini terlihat dari keterampilan berpikir lancar,
keterampilan berpikir luwes (Fleksibel), keterampilan berpikir rasional,
keterampilan memperinci atau mengelaborasi, keterampilan menilai, rasa ingin
tahu, imajinatif, merasa tertantang, sifat berani mengambil resiko, dan sifat
menghargai siswa, pada umumnya terdapat pada setiap tindakan siswa dalam
proses pembelajaran model portofolio berlangsung. Dan Hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh guru dalam penerapan model pembelajaran berbasis portofolio
pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara lain keterbatasan waktu,
minimnya biaya serta keterbatasan tenaga siswa dan pengajar.

Kata Kunci: Model Portofolio, Kreativitas dan hambatan-hambatan guru.

13
14

PENDAHULUAN juga diperlukan siswa dalam mencapai prestasi


Pendidikan mempunyai peran yang belajar. Namun kenyataannya kreativitas siswa
sangat penting dalam menentukan perkembangan sekarang ini berkembang lambat dan frekuensi
dan perwujudan warga negara yang cerdas, belajar siswa yang kurang. Hal ini dikarenakan
kreatif, dan beradab dalam pembangunan bangsa sistem pendidikan yang senantiasa bergantung
dan negara. Khususnya di Indonesia, pendidikan pada pendidik. Akibatnya siswa kurang
yang berdasar pada Pancasila dan Undang- bersemangat untuk mencapai prestasi belajar
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang tinggi. Siswa kurang memiliki tingkah laku
1945 (UUD NRI Tahun 1945) yang fungsi dan yang kritis bahkan cara berfikir untuk
tujuannya tertuang dalam Pasal 3 Undang- mengeluarkan ide-ide yang sifatnya inovatif pun
undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem terkesan lambat. Dulu orang biasanya
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa : mengartikan “orang berbakat” sebagai orang
yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang
“Pendidikan nasional berfungsi tinggi. Namun, sekarang makin disadari bahwa
mengembangkan kemampuan dan yang menentukan keberbakatan bukan hanya
membentuk watak serta peradaban inteligensi (kecerdasan) melainkan juga
bangsa yang bermartabat dalam rangka kreativitas untuk berprestasi. Renzulli
mencerdaskan kehidupan bangsa, menyatakan bahwa kreativitas dan daya cipta
bertujuan untuk berkembangnya potensi memungkinkan munculnya penemuan-penemuan
peserta didik agar menjadi manusia yang baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta
beriman dan bertakwa kepada Tuhan dalam semua bidang usaha manusia lainnya2.
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan salah satu mata pelajaran yang memfokuskan
menjadi warga negara yang demokratis pada pembentukan diri sebagai warga negara
serta bertanggung jawab”1. yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan negara Indonesia yang cerdas, kreatif, dan
tersebut, tentunya pendidikan harus berkarakter.
menyediakan lingkungan yang memungkinkan Pendidikan Kewarganegaraan sangat
peserta didik untuk mengembangkan bakat dan penting untuk mendidik generasi bangsa untuk
kemampuannya secara optimal, sehingga peserta secara sukarela meningkatkan diri pada norma
didik atau siswa dapat mewujudkan dan atau nilai-nilai moral. Sebagai bidang studi
memenuhi kebutuhan pribadinya dan yang ada di ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat
dalam masyarakat. Setiap orang mempunyai interdisipliner (antar bidang), karena kumpulan
bakat dan kemampuan yang berbeda beda, oleh pengetahuan yang membangun ilmu
karena itu membutuhkan pendidikan yang kewarganegaraan ini diambil dari berbagai
berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung disiplin ilmu, seperti ilmu politik, ilmu hukum,
jawab untuk mengidentifikasi, membina serta ekonomi, psikologi, sosiologi, administrasi
mengembangkan, meningkatkan bakat, negara, tata negara, sejarah, filsafat dan berbagai
kecerdasan dan kreativitas yang ada pada peserta bahan kajian lainnya yang berasal dari nilai budi
didik atau siswa. pekerti, hak-hak asasi manusia dengan
Melalui usaha pendidikan, diharapkan penekanan kepada hubungan antar warga-negara,
kualitas generasi muda yang berbakat dan hubungan antara warga dengan pemerintahan,
cerdas. Selain bakat dan kecerdasan, kreativitas serta hubungan antar negara.

1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem 2. Munandar Utami. Kreativitas dan Keberbakatan. (Jakarta:
Pendidikan Nasional PT. Gramedia Pustaka Utama.2002) Hal. 4
15

Dalam menciptakan warga negara yang berperanserta dalam kegiatan antarsiswa,


baik mengerti akan ideologi Pancasila dan UUD antarsekolah, dan antaranggota masyarakat3.
NRI Tahun 1945, Pendidikan Kewarganegaraan Model Pembelajaran berbasis Portofolio
merupakan mata pelajaran yang wajib dilaksana merupakan teori belajar konstruktivisme, yang
di sekolah-sekolah berdasarkan Pasal 37 pada prinsipnya menggambarkan bahwa belajar
Undang-undang No 20 tahun 2003 Tentang membentuk atau membangun pengetahuannya
Sistem Pendidikan Nasional. Dan Peraturan melalui interaksinya dengan lingkungan di
Menteri Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar sekitarnya. Teori belajar konstruktivisme dititik
Isi bahwa Pendidikan Kewarganegaraan beratkan pada bagaimana proses belajar itu
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan terjadi, tidak hanya hasil yang dicapai4.
wawasan peserta didik akan status, hak, dan Hal ini berarti bahwa dalam menerapkan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, pembelajaran berbasis portofolio, anak didik
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan diajak untuk menggalih informasi dan
kualitas dirinya sebagai manusia. pengetahuan secara lebih leluasa tanpa harus
Berdasarkan karakteristik dan tujuan dibatasi oleh materi yang monoton. Anak didik
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat menuangkan ide-ide atau gagasan mereka
tersebut di atas, jelas bahwa mata pelajaran secara leluasa dan mengembangkan ide tersebut,
Pendidikan Kewarganegaraan bukan merupakan sehingga anak didik memiliki daya kritis dan
mata pelajaran yang mengedepankan teori dalam kreativitas dalam menanggapi berbagai masalah
pembelajaran, para siswa harus diajak untuk sosial di sekitarnya sekaligus mempunyai
berwarganegara dengan cara mengenal berbagai keterampilan untuk memecahkan masalah sosial
kenyataan dan peristiwa sosial. Atas dasar tersebut.
kenyataan tersebut, maka pembelajaran Penerapkan model berbasis pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan perlu portofolio sangat memperhatikan dan melakukan
menggunakan model yang inovatif, yakni model suatu pemecahan masalah dengan cara isu atau
pembelajaran yang mampu menempatkan siswa masalah sosial yang muncul dalam lingkungan
sebagai subjek belajar, peristiwa dan masalah sekitar atau yang sedang menjadi sorotan
sosial sebagai sumber belajar, sedangkan guru digunakan sebagai dasar pembahasan, diskusi
bertindak sebagai director of learning, yakni dan investigasi kegiatan di dalam atau di luar
pihak yang mengkondisikan dan memotivasi kelas.
siswa untuk belajar. Dengan demikian, siswa dapat
Salah satu model pembelajaran yang meningkatkan daya kritis dan kreativitas. Isu-isu
mampu mengembangkan hal-hal tersebut adalah masalah sosial yang berkembang di masyarakat
Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Model tersebut perlu dianalisis dan hasil analisis ini
pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu merupakan alternatif tindakan dan atau kebijakan
bentuk dari praktik belajar kewarganegaraan, baru yang lebih baik. Siswa dalam proses ini
yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang ditempatkan dan diperlakukan sebagai subjek,
untuk membantu peserta didik memahami teori yang harus secara aktif berperan dalam proses
secara mendalam melalui pengalaman belajar pembelajaran, sehingga siswa akan menemukan
praktek-empirik. Praktek belajar ini dapat kebermaknaan belajar. Kebermaknaan belajar
menjadi program pendidikan yang mendorong akan diperoleh apabila siswa mencari,
kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi
peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi
kebijakan umum, memberanikan diri untuk
3. Budimansyah, Dasim. Model Pembelajaran dan Penilaian
Portofolio.(Bandung : PT. Genesindo.2002) Hal. 3
4 . Fajar, Arnei. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS.
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2004). Hal . 43.
16

menemukan dan mengalami sendiri berbagai hal Pada Mata Pelajaran PKn dalam Upaya
yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa.
Perlu diketahui bahwa siswa di SMA Penelitian ini menggunakan pendekatan
Negeri 1 Patampanua memiliki karakter, kualitatif. Pendekatan kualitatif yang digunakan
motivasi, kreativitas dan mata pelajaran apa yang dalam penelitian ini adalah dengan
diminati tentu berbeda. Hal tersebut tentu menggunakan metode survei. Dalam penelitian
berpengaruh pada proses pembelajaran, survei, peneliti memilih responden sebagai
berdasarkan hasil observasi awal peneliti sampel, dan memberikan mereka kuesioner yang
diperoleh bahwa siswa yang memiliki kreativitas sudah baku (standar) 5 . Jadi penelitian survei
tinggi yaitu 4 siswa (11,76%), yang memiliki dibatasi pada penelitian yang datanya
kreativitas sedang yaitu 9 siswa (26,47%) dan dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk
yang mamiliki kreativitas rendah yaitu 21 siswa mewakili seluruh populasi.
(61,76%). Data ini menunjukkan bahwa siswa di Peneliti menyamakan persepsi variable
kelas X SMA Negeri 1 Patampanua Kab Pinrang dan permasalahan yang dikaji agar memudahkan
pada umumnya memiliki kreativitas yang dalam pengukuran variable penelitian, maka
rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya dikemukakan secara operasional sebagai berikut:
keaktifan siswa selama proses pembelajaran a. Pembelajaran berbasis portofolio adalah
yang berlangsung di dalam kelas, dalam pembelajaran yang memakai model
pembelajaran PKn saat guru menerangkan tidak portofolio yaitu suatu model
ada umpan balik dari para siswa, mereka pembelajaran yang mengumpulkan
cenderung pasif, saat diberi pertanyan hanya ada pekerjaan siswa dengan maksud tertentu
beberapa siswa saja yang menjawab. dan terpadu yang diseleksi menurut
Sehubungan dengan uraian tersebut, panduan-panduan yang ditentukan untuk
penulis bermaksud mengangkat permasalahan ini mengetahui peningkatan kreativitas
dalam penelitian berjudul Implementasi belajar siswa di SMA Negeri 1
Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Mata Patampanua.
Pelajaran PKn Dalam Upaya Meningkatkan b. Kreativitas belajar adalah suatu proses
Kreativitas Belajar Siswa. (Studi Analitis mental individu yang melahirkan
Deskriptif siswa SMA Negeri 1 Patampanua gagasan, proses, metode, ataupun produk
Kab. Pinrang). baru yang efektif bersifat imajinatif,
Dengan tujuan penelitian yaitu untuk 1). rasional, dan sikap saling menghargai
Mengetahui penerapan model pembelajaran yang berdaya guna dalam berbagai
berbasis portofolio dapat meningkatkan bidang untuk pemecahan masalah. Dan
kreativitas belajar siswa dalam proses sebagai Indikator kreativitas dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di penelitian ini yaitu keterampilan berpikir
SMA Negeri 1 Patampanua Kab. Pinrang. 2) lancar, keterampilan berpikir luwes
Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi (Fleksibel), keterampilan berpikir
oleh guru dalam penerapan model pembelajaran rasional, keterampilan memperinci atau
berbasis portofolio pada pembelajaran mengelaborasi, keterampilan menilai,
Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 rasa ingin tahu, imajinatif, merasa
Patampanua Kab. Pinrang. tertantang, sifat berani mengambil resiko,
dan sifat menghargai siswa.
METODE PENELITIAN c. Mata pelajaran Pendidikan
Penelitian ini mengkaji suatu variable Kewarganegaraan (PKn) adalah satu
yang menjadi inti dari penelitian yaitu
Implementasi Pembelajaran Berbasis Portofolio 5. Marissan. Metode Penelitian Survei,(Jakarta:
Kencana.2012) Hal. 165
17

mata pelajaran yang terfokus pada kelas yaitu kelas X MIPA 1 dengan jumlah 34
pembentukan diri yang beragam dari segi siswa.
agama, sosial, kultural, bahasa, usia dan Dalam penelitian ini, pengumpulan data
suku bangsa untuk menjadi warga negara dilakukan melalui Angket, Observasi dan
Indonesia yang cerdas terampil dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan
berkarakter. dalam penelitian ini yaitu teknik analisis secara
deskriptif dan tabulasi data. Kelompok data yang
Populasi adalah wilayah generalisasi sifatnya kualitatif dipaparkan secara deskriptif
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
kualitas dan karakteristik tertentu yang Sedangkan kelompok data kuantitatif diskor
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dalam bentuk tabulasi dan dianalisis dengan
kemudian ditarik kesimpulannya6. Jadi populasi menggunakan teknik persentase dengan rumus8,
pada penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X sebagai berikut :
SMA Negeri 1 Patampanua Kabupaten Pinrang
pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa
Kelas X yang aktif belajar di SMA Negeri 1 Keterangan :
Patampanua pada tahun pelajaran 2013-2014 P = Persentase
sebanyak 205 siswa. F = Frekuensi yang dicari persentasenya
Siswa N = Jumlah responden
Kelas Jumlah
Perempuan Laki-laki
X MIPA PEMBAHASAN
26 8 34 Bapak Ilyas mengemukakan bahwa sumber
1
X MIPA daya siswa kelas X MIPA 1 sebelum
26 10 36 diterpakannya model pembelajaran portofolio
2
X MIPA memiliki kreativitas cukup rendah hal ini terlihat
22 11 33 saat guru menerangkan tidak ada umpan balik
3
X IPS 1 22 13 35 dari para siswa, mereka cenderung pasif,
motivasi dan kreativitas belajar rendah, saat
X IPS 2 17 17 34
diberi pertanyaan hanya beberapa siswa saja
X IPS 3 19 14 33 yang menjawab, tidak ada kerja sama kelompok
Jumlah 132 73 205 yang baik, hanya siswa tertentu yang aktif, siswa
Sumber Data : Data base siswa SMA Negeri 1 kurang berani mengemukakan pendapat, lambat
Patampanua dalam menganalisa masalah dan membuat
keputusan. Setelah diterapkannya model
Sampel adalah sebagian dari jumlah pembelajaran berbasis portofolio kreativitas
populasi yang dipilih untuk sumber data 7 . siswa mengalami peningkatan yang cukup
Sejalan dengan pengertian tersebut dapat signifikan.
disimpulkan bahwa sampel merupakan Pembelajaran portofolio mendekatkan
perwakilan dari populasi yang diambil oleh siswa kepada obyek yang dibahas, dan
peneliti dengan teknik Random Sampling. pengajaran yang menjadikan materi yang
Adapun sampel yang dimaksud penulis dalam dibahas langsung dihadapkan kepada siswa atau
penelitian ini adalah sebahagian jumlah populasi siswa secara langsung mencari informasi tentang
hal yang dibahas di lingkungan masyarakat
6 . Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan sekitarnya. Dengan model pembelajaran
Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: ALFABETA CV. 2011). Hal.
119
8. Tito, M. Arif. Dasar-dasar Statistika. (Makassar : UNM
7. Sugiyono. Ibid, Hal. 120 Press.2004) Hal. 242
18

portofolio peserta didik diberdayakan mampu portofolio dokumen sebagai publikasi yang
berbuat untuk memperkaya pengalaman belajar menarik serta mempresentasikannya dengan
dan juga dapat meningkatkan interaksi dengan membuat portofolio tayangan. Selain itu
lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, siswa mendapatkan wawasan substansial
maupun budaya. seperti pemahaman tentang kebijakan
Siswa tidak hanya mendapatkan publik, belajar tentang masalah-masalah
pengetahuan melalui pemaparan atau ceramah yang ada di masyarakat, memahami
guru saja, namun mereka langsung ke bagaimana memecahakan masalah,
lingkungan sekitar untuk mencari informasi. menyadari kelompok-kelompok masyarakat
Dengan adanya interaksi dengan lingkungan yang memiliki perhatian terhadap masalah
siswa dapat membangun pengetahuan dan yang ada dimasyarakat. Semua itu
kepercayaan diri. Melalui interaksi dengan menjadikan belajar benar-benar bermakna.
berbagai individu dan kelompok yang beragam
membentuk kepribadian siswa memahami 3. Meningkatkan Kreativitas
kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif Model pembelajaran berbasis
dan toleran terhadap keanekaragaman dan portofolio mampu mengajak siswa untuk
perbedaan hidup. Jadi model pembelajaran praktek sebagai warga negara yang cerdas,
portofolio merupakan : terampil, kritis dan kreatif dalam
menangggapi masalah yang ada di
1. Proses Pembelajaran Menarik masyarakat sekitar. Mereka belajar untuk
Pembelajaran portofolio pada mata memecahkan masalah yang ada di
pelajaran pendidikan kewarganegaraan masyarakat bahkan mereka mencari,
(PKn) menjadi pembelajaran yang cukup mengumpulkan informasi atau data langsung
menarik. Dalam pembelajaran Siswa tidak dari sumbernya. Pembelajaran portofolio
hanya di kelas, tetapi juga ikut turun melatih siswa untuk berani tampil di muka
langsung ke lapangan mencari data dan umum menyampaikan pendapat dan
informasi, siswa dapat leluasa menuangkan bertanya. Selain itu, pada saat diskusi siswa
ide dan pendapatnya jadi siswa menjadi mampu membuat kebijakan-kebijakan
aktif, kritis dan kreatif terhadap masalah alternatif yang dapat dijadikan masukan
yang dikaji. Siswa mendapatkan ruang yang kepada pemerintah. Dengan lembar
cukup luas untuk berapresiasi dan berkreasi, pengamatan, yang mencakup keterampilan
dengan demikian kegiatan-kegiatan dalam berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes
pembelajaran portofolio memberi tantangan (Fleksibel), keterampilan berpikir rasional,
tersendiri bagi siswa karena siswa terlibat keterampilan memperinci atau
langsung, mencari, mengalami, bahkan mengelaborasi, keterampilan menilai, rasa
menemukan kebermaknaan belajar dan ingin tahu, imajinatif, merasa tertantang,
mendapatkan pengalaman berharga yang sifat berani mengambil resiko, dan sifat
tidak didapatkan dalam kelas. menghargai siswa. Guru mengetahui siswa
yang memiliki tingkat kreativitas yang
2. Kebermaknaan Belajar tinggi dan yang rendah sehingga dapat
Pembelajaran berbasis portofolio, memotivasi siswa. Pembelajaran portofolio
siswa memperoleh banyak pengalaman di SMA Negeri 1 Patmpanua khususnya
belajar yang sangat bermakna. Pengalaman kelas X MIPA 1 berjalan cukup sukses dan
tersebut antara lain pengalaman sosial dalam berhasil meningkatkan kreativitas siswa.
kerja kelompok, pengalaman akademik
melalui pemecahan masalah, menyusun
19

PENUTUP Winarno. 2013. Pembelajaran Pendidikan


Berdasarkan hasil penelitian dan Kewarganegaraan : Isi, Strategi, dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal Penilaian, Jakarta: Bumi Aksara.
sebagai berikut : Sapriya, dan Winataputra, Udin. 2003.
1. Penerapan model pembelajaran berbasis Pendidikan Kewarganegaraan: Model
portofolio dapat meningkatkan kreativitas Pengembangan Materi dan Pembelajaran,
belajar siswa dalam proses pembelajaran Bandung: Laboratorium Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri Kewarganegaraan FPIPS UPI.
1 Patampanua Kab. Pinrang, ini terlihat dari Sapriya, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan
keterampilan berpikir lancar, keterampilan Kewarganegaraan, Bandung:
berpikir luwes (Fleksibel), keterampilan Laboratorium Pendidikan
berpikir rasional, keterampilan memperinci Kewarganegaraan FPIPS UPI.
atau mengelaborasi, keterampilan menilai, Rosada, Dede, dkk, 2005. Pendidikan
rasa ingin tahu, imajinatif, merasa tertantang, Kewarganegaraan (Civic Education):
sifat berani mengambil resiko, dan sifat Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan
menghargai siswa, pada umumnya terdapat Masyarakat Madani, Jakarta: Kencana.
pada setiap tindakan siswa dalam proses Rachmawati, Yeni & Kurniati, Euis. 2010.
pembelajaran model portofolio berlangsung. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
dalam penerapan model pembelajaran Kencana.
berbasis portofolio pada pembelajaran Munandar Utami, 2002. Kreativitas dan
Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri Keberbakatan. Jakarta: PT. Gramedia
1 Patampanua Kab. Pinrang antara lain Pustaka Utama.
keterbatasan waktu, minimnya biaya serta Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
keterbatasan tenaga siswa dan pengajar. Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: ALFABETA CV.
Marissan, 2012. Metode Penelitian Survei,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Kencana.
Fajar, Arnei. 2004. Portofolio Dalam Tito, M. Arif. 2004. Dasar-dasar Statistika.
Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Makassar : UNM Press
Rosdakarya. Redaksi Indonesia Tera, 2009. UUD NRI 1945
Budimansyah, Dasim. 2002. Model dan Perubahannya plus. Struktur
Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Ketatanegaraan, Jakarta: TrasMedia
Bandung: PT. Genesindo. Pustaka.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Undang-undang No. 20 tahun 2003 Tentang
Inovatif Progresif: Konsep Landasan, dan Sistem Pendidikan Nasional.
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang
Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Standar Isi
Kencana. Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentnag
Sayodih, Nana. 2005. Landasan Psikologi Standar Kompetensi Lulusan.
Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wahab, Azis & Sapriya, 2011. Teori dan
Landasan Pendidikan Kewarganegaraan,
Bandung: ALFABETA CV.

Anda mungkin juga menyukai