Lilis Suryani
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan gerak dasar guru
dalam kategori baik, cukup dan kurang dan mendeskripsikan kemampuan guru dalam
mengajar gerak dasar kepada anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan temuan yang
tampak di lapangan, sesuai dengan fakta yang ada dan melihat dari berbagai sudut
pandang. Penelitian deskriptif melihat satu gejala atau satu variabel dan melihat
intensitasnya dari kuantitatif. Teknik survey bertujuan untuk melihat satu gejala yang
dominan muncul dari satu komunitas dalam ruang lingkup yang luas. Dengan mengukur
menggunakan instrumen yang disebar kepada responden, maka selanjutnya dihitung
prosentasenya dan kemudian diinterpretasikan hasilnya.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan guru dalam gerak dasar berada pada kategori cukup. Adapun
komponen evaluasi atau tes perkembangan motorik yang akan diukur adalah:
keterampilan lokomotor yang terdiri dari berjalan, berlari, galloping, naik turun tangga dan
memanjat, lompat loncat dan merangkak; keterampilan nonlokomotor yang terdiri dari
kelentukan, keseimbangan, dan menggantung; dan keterampilan manipulatif yang terdiri
dari melempar, menangkap, menendang, memukul, memantulkan bola, dan
menggelindingkan bola.Implikasi hasil penelitian ini adalah bahwa kemampuan gerak
dasar merupakan hal yang fundamental untuk dikuasai guru PAUD yang nantinya sangat
dibutuhkan untuk menstimulasi perkembangan motorik anak terkait dengan kemampuan
gerak dasar.
.
Kata kunci: Kemampuan gerak dasar, guru PAUD, penelitian survey
Abstract: The purpose of this study is to describe the teacher's learning abilities in good,
sufficient and less categories and to describe the teacher's ability to compile the first step
by time. The research method is descriptive descriptive. Descriptive research to describe
the findings that appear in the field, in accordance with the facts that exist and see the
various types. Descriptive research looks at one symptom or one variable and looks at it
rather than quantitatively. Survey techniques to see one dominant phenomenon from a
community in a wide scope. By measuring using instruments distributed to respondents,
the percentage was then calculated and then interpreted results. The results showed that
the ability in research was sufficient. The motor components or tests to be measured are:
locomotor skills which consist of walking, running, running, going up and down stairs and
climbing, jumping and crawling; non-locomotor skills consisting of kelancing, balance, and
sharing; and manipulative skills consisting of filling, hitting, kicking, hitting, bouncing balls,
and rolling balls. The implication of the results of this study is that basic motion skills are
fundamental to mastering PAUD teachers that are indispensable to stimulate children's
motor development related to basic motion capability.
PENDAHULUAN
Masa anak usia dini adalah masa perkembangan kognitif (intelektual),
golden age, masa di mana semua potensi perkembangan emosi, sosial, bahasa, fisik
sedang berkembang sangat pesat. Semua (motorik kasar dan motorik halus), dan
dimensi perkembangan anak, sedang perkembangan moral-agama. Anak memiliki
berkembang secara bersamaan, yaitu potensi kemampuan motorik kasar yang
1
El-Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN: 2654-7198
Volume 01, Nomor 01, Oktober 2018 e-ISSN: 2654-5349
baik, karena anak adalah individu yang aktif. sehingga tidak tercapai tujuan yang
Keaktifan anak ditandai dengan diharapkan.
perkembangan geraknya. Pada usia dini ini Untuk itu perlu dijajaki sejauh mana
anak sudah bisa bergerak seperti berjalan, kemampuan gerak dasar guru anak usia,
berlari, melempar, menangkap, memanjat, selanjutnya dari hasil penelitian ini
dan lain lain. Dengan gerakan gerakan ini diharapkan ada tindak lanjut berupa
anak melatih fungsi tubuhnya untuk pelatihan guru yang akan berdampak positif
mencapai kemampuan fisik, seperti kepada kemampuan gerak dasar anak.
kelincahan, kecepatan, ketahanan tubuh, Jakarta dijadikan tempat penelitian karena
kekuatan, ketepatan, keluwesan dan yang sebagai barometer daerah dan wilayah lain
terpenting adalah kesehatan. di Indonesia.
Kemampuan kemampuan gerak ini Masa anak usia dini disebut dengan
dinamakan gerak dasar. Bila anak istilah ”Golden age” atau masa emas. Pada
menguasai gerak dasar pada masa usia dini masa ini hampir seluruh potensi anak
dengan baik, maka perkembangan mengalami masa peka untuk pertumbuhan
geraknya akan menjadi bagus pada tahap dan berkembang secara cepat dan hebat.
usia selanjutnya, yang tentunya sangat Masa ini kerap disebut juga masa laten
berguna sebagai life-skillnya dalam bekerja dimana pengalaman masa usia sebelumnya
dan berkarya ketika dewasa kelak. Namun akan relatif menetap secara psikologis.
sebaliknya, bila kemampuan gerak dasar ini Masa Emas dalam membangun pondasi
tidak dikuasai dengan baik pada masa usia dari semua aspek fisik, sosial dan psikis.
dini, maka selanjutnya kemampuan Dengan berkembangnya otot-otot
geraknya akan buruk yang tentunya besar, terjadi pulalah perkembangan
mengurangi life-skillnya dalam bekerja dan kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak
berkarya ketika dewasa kelak. Sehingga laki-laki maupun perempuan. Antara usia 3
kemampaun gerak dasar perlu dilatih dan sampai 6 tahun terjadi peningkatan
dibentuk pada masa usia dini, agar kekuatan sampai mencapai lebih kurang
perkembangan fisiknya lebih optimal. 65%. Bagi anak usia dini aktivitas gerak fisik
Namun disayangkan, banyak anak dan pengalaman yang diperoleh didalamnya
anak usia dini tidak terasah optimal bukan hanya bermanfaat untuk
kemampuan geraknya dikarenakan kurang perkembangan fisik, perkembangan fungsi
dilatih oleh orang dewasa (guru dan orang organ-organ tubuh, perkembangan
tua), fasilitas yang kurang memadai, alat kemampun gerak, melainkan juga
alat permainan gerak yang kurang cukup, bermanfaat untuk perkembangan
ruang gerak yang terbatas dan motivasi dari intelektualnya.
orang dewasa yang kurang. Keterampilan motrik dasar pada anak
Dari hasil tinjauan di daerah DKI usia dini menjadi bekal awal untuk
Jakarta, banyak guru anak usia dini yang mendapatkan ketrampilan gerak yang
kurang mampu melatih kemampuan gerak efisien bersifat umum dan selanjutnya akan
dasar anak dengan baik. Hal ini dipergunakan sebagai dasar perkembangan
dikarenakan guru yang kurang menguasai ketrampilan motorik yang lebih
gerak dasar itu sehingga kesulitan ketika khusus.Berikut adalah keterampilan motorik
mengajarkannya. Tampak guru tidak yang seharusnya dapat dikuasai oleh anak
mengetahui gerakan gerakan dasar apa sampai usia 5 tahun, dinyatakan dalam
yang penting untuk dikuasai anak, dan bila delapan item, yaitu (Beaty: 2013, 202): (a)
tahu-pun kurang maksimal Berjalan dengan kaki selang seling, (b)
mengajarkannya. Seperti menangkap atau Berlari dengan kecepatan dan arah yang
melempar dengan gerakan yang kurang terkontrol, (c) Melompat dengan kedua kaki
tepat, tidak bisa menjaga keseimbangan, bersama, (d) Meloncat dengan satu kaki, (e)
terkesan asal, dan tidak bisa memberi Mendaki dan menuruni peralatan mendaki,
contoh gerakan, kurang lincah atau luwes, (f) Melempar, menangkap, dan menendang
bola, (g) Mengendarai sepeda roda tiga,
2
El-Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN: 2654-7198
Volume 01, Nomor 01, Oktober 2018 e-ISSN: 2654-5349
sepeda dan sekuter, dan (h) Melakukan motorik anak, (c) Dapat memberi contoh,
gerakan kreatif. peragaan, bimbingan dan pengembangan
Gerak dasar fundamental adalah anak dalam belajar untuk mencapai tujuan
gerakan-gerakan dasar yang pendidikan jasmani, (d) Dapat
berkembangnya terjadi sejalan dengan merencanakan, melaksanakan,
pertumbuhan tubuh dan tingkat kematangan mengendalikan, menilai dan mengoreksi
pada anak-anak.Kemampuan Gerak dasar dalam proses belajar jasmani, (e) Dapat
terdiri dari: (a) Gerak lokomotor, (b) Gerak menciptakan, mengembangkan dan
non lokomotor, dan (c) Gerak manipulatif. memanfaatkan lingkungan untuk mencapai
Fitts dan Posner mengemukakan tujuan pendidikan jasmani, (f) Dapat
bahwa proses belajar gerak keterampilan mengidentifikasi potensi anak dalam dunia
terjadi dalam tiga fase belajar yaitu: (a) olah raga, dan (g) Mampu menyalurkan hobi
Fase kognitif/pemahaman, (2)Fase anak dalam olah raga.
asosiatif/motor stage, (3) Fase otomatisasi.
Selain itu juga terdapat 3 tahap lainnya METODE
yaitu: (a) Tahap pemahaman konsep gerak Metode penelitian yang digunakan
(Kognitif) yang meliputi: tugas gerak bari, adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian
keterlibatan aspek kognitif dominan, dan deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
penampilan gerak kaku, kasar belum pasti, temuan yang tampak di lapangan, sesuai
timing gerak belum tepat; (b) Tahap gerak dengan fakta yang ada dan melihat dari
(Motor stage) yang meliputi: keterlibatan berbagai sudut pandang. Penelitian
aspek kognitif berkurang, engorganisasian deskriptif melihat satu gejala atau satu
pola gerak dalam penampilan dominan, variabel dan melihat intensitasnya dari
tingkat keterampilan mulai meningkat, kuantitatif. Teknik survey bertujuan untuk
keajegan dan efesiensi gerak meningkat, melihat satu gejala yang dominan muncul
ulai dapat merasakan dan memahami dari satu komunitas dalam ruang lingkup
kesalahannya sendiri, dan tahap ini yang luas. Dengan mengukur menggunakan
berlangsung lebih lama daripada tahap instrumen yang disebar kepada responden,
kognitif; (c) Tahap otonom yang meliputi: maka selanjutnya dihitung prosentasenya
program gerak sudah terbentuk sehingga dan kemudian diinterpretasikan hasilnya.
tidak terlalu membutuhkan waktu untuk Karena survey mencakup wilayah
berpikir, usaha fisik dan mental berkurang, yang cukup luas, dalam penelitian ini DKI
dan strategi permainan, bentuk dan Jakarta, maka digunakan teknik sampel
keindahan gerak mulai dikembangkan. cluster random sampling, yaitu mengambil
Jenis gerak dasar meliputi: (a) Gerak beberapa sampel secara acak dibagi
dasar lokomotor, yaitu gerak berpindah merdasarkan wilayah tertentu. Dalam
tempat. Contoh: merangkak, berjalan, penelitian ini sampel terdiri dari 26 orang
berlari, dan meloncat; (b) Gerak dasar non- guru PAUD yang berdomisili di daerah
lokomotor, yaitu gerak yang berporos pada Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta
sumbu persendian tubuh tertentu. Contoh: Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
menekuk lengan, menekuk kaki, Yang bertindak sebagai pengumpul data
membungkuk, memilin togok; (c) Gerak atau enumerator adaah mahasiswa sarjana
dasar manipulatif, yaitu gerak memainkan Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas
obyek tertentu menggunakan tangan, kaki, Negeri Jakarta yang terdiri dari 3 orang.
atau bagian tubuh lain. Contoh: menggiring Adapun komponen evaluasi atau tes
bola, memukul bola, melempar sasaran. perkembangan motorik yang akan diukur
Kemampuan mengajar gerak guru adalah: Berjalan, berlari, melompat,
anak usia dini memiliki karakteristik sebagai meloncat, galloping, skip, memanjat,
berikut: (a) Dapat membangkitkan dan meluncur, melempar, menendang,
memberi kesempatan anak untuk kreatif memukul, menangkap, mendrible/
dan aktif dalam belajar jasmani, (b) Dapat memantulkan, dan menggelindingkan bola.
mengembangkan potensi dan keterampilan
3
El-Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN: 2654-7198
Volume 01, Nomor 01, Oktober 2018 e-ISSN: 2654-5349
Deskripsi Data Kemampuan Gerak Dasar dasar yang diamati terdiri dari tiga
Guru Wilayah Jakarta Selatan keterampilan yaitu lokomotor, non
Data hasil penelitian terkait kemampuan lokomotor, dan manipulatif. Data
gerak dasar guru di wilayah Jakarta Selatan kemampuan gerak dasar guru dapat dilihat
diikuti oleh 6 orang guru. Kemampuan gerak pada tabel di bawah ini:
Deskripsi Data Kemampuan Gerak Dasar dasar yang diamati terdiri dari tiga
Guru Wilayah Jakarta Barat keterampilan yaitu lokomotor, non
Data hasil penelitian terkait kemampuan lokomotor, dan manipulatif. Data
gerak dasar guru di wilayah Jakarta Barat kemampuan gerak dasar guru dapat dilihat
diikuti oleh 4 orang guru. Kemampuan gerak pada tabel di bawah ini:
4
El-Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN: 2654-7198
Volume 01, Nomor 01, Oktober 2018 e-ISSN: 2654-5349
Deskripsi Data Kemampuan Gerak Dasar terdiri dari tiga keterampilan yaitu lokomotor,
Guru Wilayah Jakarta Pusat non lokomotor, dan manipulative. Data
Data hasil penelitian terkait kemampuan gerak dasar guru dapat dilihat
kemampuan gerak dasar guru di wilayah pada tabel di bawah ini:
Jakarta Pusat diikuti oleh 6 orang guru.
Kemampuan gerak dasar yang diamati
Deskripsi Data Kemampuan Gerak Dasar Kemampuan gerak dasar yang diamati
Guru Wilayah Jakarta Utara terdiri dari tiga keterampilan yaitu lokomotor,
Data hasil penelitian terkait non lokomotor, dan manipulatif. Data
kemampuan gerak dasar guru di wilayah kemampuan gerak dasar guru dapat dilihat
Jakarta Utara diikuti oleh 3 orang guru. pada tabel di bawah ini:
Deskripsi Data Kemampuan Gerak Dasar terdiri dari tiga keterampilan yaitu lokomotor,
Guru di DKI Jakarta non lokomotor, dan manipulatif. Data
Data hasil penelitian terkait kemampuan gerak dasar guru di DKI
kemampuan gerak dasar guru di seluruh Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah
DKI Jakarta diikuti oleh 26 orang guru. ini:
Kemampuan gerak dasar yang diamati
5
El-Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN: 2654-7198
Volume 01, Nomor 01, Oktober 2018 e-ISSN: 2654-5349
REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Fitts dan Posner. Learning Movement
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Process
Cipta. Hurlock, Elizabeth. 2005. Perkembangan
Beaty, Janice J. 2013. Observasi Anak. Jakarta : Erlangga.
Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.