Anda di halaman 1dari 7

MODEL GERAK DASAR MANIPULATIF BERBASIS PERMAINAN

BOLA BESAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta untuk


Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Olahraga

Oleh :
MUHAMMAD IVAN FADILLAH
1605619038

PROGRAM STUDI OLAHRAGA REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak sekolah
dasar. Dengan bermain anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta
mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik. Pada dasarnya anak-anak
gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik dilakukan sendiri
maupun berkelompok. Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang
terjadi secara alamiah. Anak tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi
mereka akan memperoleh kesenangan, kenikmatan, informasi, pengetahuan,
imajinasi, dan motivasi bersosialisasi saat aktivitas bermain (Salman and Darsi
2020).
Bermain memiliki fungsi yang sangat luas, seperti untuk anak-anak tingkat
sekolah dasar, dengan bermain mereka dapat memahami karakter, jalan
pikiran, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan baik. Serta bermain dapat
mengembangkan fisik dan motorik anak, karena dengan bermain anak akan
melakukan aktivitas gerak yang merangsang perkembangan motorik sehingga
menjadi lebih baik.
Menurut (Salman and Darsi 2020) perkembangan motorik merupakan
proses atau tahapan tumbuh kembangnya kemampuan gerak anak. Selain itu
perkembangan motorik anak sangat penting bagi anak dikarenakan
perkembangan motorik adalah perkembangan kemampuan atau potensi fisik
yang dimiliki oleh anak untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Perkembangan gerak dimasa anak-anak sangat menonjol,terutama pada
kemampuan gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif (Hidayat 2017).
Aspek perkembangan motorik merupakan salah satu aspek perkembangan
yang dapat mengintegrasikan perkembangan aspek yang lain. Perkembangan
fisik motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Perkembangan fisik memiliki peran yang sangat
penting bagi kehidupan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung perkembangan fisik seorang anak akan menentukan
keterampilan anak dalam bergerak. Sementara secara tidak langsung,
pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi cara pandang anak
terhadap dirinya sendiri dan cara pandang anak terhadap orang lain,
perkembangan fisik berjalan seiring dengan perkembangan motoric
(Istiqomah and Suyadi 2019).
Penyempurnaan atau perbaikan gerak dasar terjadi pada masa anak-anak.
Menjelang masa remaja gerak yang makin kompleks bisa dikuasai dengan
kemampuan memanfaatkan keterampilan gerak sesuai dengan kebutuhannya.
Pada akhirnya masa awal dewasa berbagai organ tubuh mencapai puncak
perkembangan fungsi, dan fisik mencapai puncak kematangannya.
Menurut (A.Syahban, 2018) gerak dasar merupakan sebuah gerakan
pengulangan yang dilakukan dari kebiasaannya. Pengembangan gerak dasar
merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa
berkembang berdasarkan:
 Proses pengembangan syaraf dan otot ,
 Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya,
 Pengalaman gerak saat ini,
 Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu.
Di saat sebelum usia sekolah dasar, manusia sudah dapat
mengendalikan gerak kasar dan setelah pada usia sekolah dasar terjadi
perkembangan signifikan dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik
dan melibatkan otot yang lebih kecil atau yang disebut gerak halus. Pola
gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi
kedalam tiga bentuk gerak sebagai berikut:
1. Gerak Lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh
tertentu bergerak atau berpindah tempat. Misalnya berjalan, berlari,
melompat.
2. Gerak Non-Lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) dimana Sebagian
anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah
tempat. Misalnya mendorong, menarik, menekuk dan memutar.
3. Gerak Manipulatif dimana ada sesuatu yang digerakkan. Misalnya
melempar, menangkap, menyepak, memukul dan gerakan lain yang
berkaitan dengan melempar dan menangkap.
Pengembangan kemampuan motorik anak dapat ditingkatkan melalui
pemberian latihan fisik atau pengalaman gerak dengan pendekatan permainan
yang menuntut aktivitas fisik. Menurut (Muthmainnah, 2020) usia dini
merupakan masa terbaik untuk mempelajari metode hidup dengan latihan dan
pembiasaan yang benar dan hakiki. Kemampuan menangkap dan mengikuti,
serta kepekaan menerima ilmu masih sangat kuat pada masa itu.
Perkembangan fisik pada setiap anak tidak serupa, meskipun dengan usia
atau tingkat sekolah yang relatif serupa. Perbedaan ini terjadi mengingat latar
belakang tiap anak dari suku dan ras yang berbeda serta lingkungan tempat
mereka tumbuh. Hal ini disebabkan karena perbuatan orang tua kepada
anaknya, pola hidup, serta nutrisi anak yang diberikan berdasar dari status
ekonomi keluarganya. Anak dengan gizi yang baik akan nampak aktif, lincah,
serta bersemangat dalam menjalankan beragam kegiatan.
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Maka usia dini
merupakan masa keemasan dimana stimulasi seluruh aspek pengembangan
berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya, masa awal
kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang
anak Jamaris Martini (2002: 95).
Menurut (Rubiyatno 2014) usia dini merupakan usia dimana anak mulai
mengenal diri dan lingkungan di sekitarnya oleh karena itu pada masa ini anak
harus diberi berbagai stimulus atau rangsangan agar tumbuh kembangnya
menjadi baik. Stimulus tersebut dapat berupa pendidikan, dengan pendidikan
anak-anak menjadi lebih terarah khususnya dalam hal bermain anak akan
diarahkan oleh guru atau pembimbing untuk melakukan aktivitas-aktivitas
yang bermanfaat.bagi perkembangan fisik dan mentalnya. baik. Kebangkitan
bisa berupa kelas pendidikan jasmani atau permainan dengan aktivitas anak.
Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat
terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama.
Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu
saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami
maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda
Menurut Jamaris (2002: 45) beberapa hal menjadi alasan pentingnya
memahami karakteristik anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat
diuraikan sebagaimana berikut:
a. Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan
manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur
kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu
pendidikan dan pelayanan yang tepat.
b. Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan
akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping
itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu
perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
c. Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa,
dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami
80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu
stimulasi fisik dan mental.
Budaya hidup sehat dengan rutin berolaharaga tentunya harus menjadi
sebuah kebutuhan ataupun gaya hidup bagi setiap individu dalam segala usia
tidak terkecuali usia dini. untuk menerapkan budaya hidup sehat dengan
berolahraga tentunya harus dimulai dari keluarga khususnya orang tua dengan
mengajak anak sedini mungkin untuk berolahraga sehingga anak nantinya
akan terbiasa melakukan aktivitas jasmani yang dilakukan oleh orang tuanya,
karena apabila anak mempunyai gerak yang cukup tentunya perkembangan
motoriknya akan menjadi baik dan terhindar dari obesitas dan segala macam
penyakit.
Permasalahan saat ini, terutama di sekolah dasar yaitu kurangnya
mendesain suatu model permainan yang meminimalisir sarana prasarana
olahraga disekolah ataupun kurang mampu memodifikasi suatu permainan
untuk meningkatkan kemampuan aktivitas motorik. Bermain dianggap
membuang waktu dan memerlukan biaya, padahal banyak alat permainan
yang dapat dipergunakan anak seperti alat permainan dari lingkungan sekitar
dan dirancang untuk bermain anak. Tempat bermain pun sangat fleksibel,
dapat dilakukan didalam dan diluar kelas, yang terpenting lingkungan tersebut
aman dan kondusif, pelaksanaanya terencana dan terstruktur dan tersedianya
alat-alat permainan yang memadai. Bentuk-bentuk permainan seperti
permainan eksplorasi (penjelajahan), permainan energik, permainan
kemahiran dapat dilakukan diluar kelas dan juga memoodifikasi permainan
melalui cabang olahraga.
Permasalahan berikutnya, pada saat ini anak-anak di jaman sekarang
memiliki masa kecil yang berbeda. Mereka lahir di era teknologi. Gadged
seperti smartphone dan tablet sudah menjadi kawan sehari-hari. Hal ini
berdampak terhadap minat dan kebiasaan anak. Pada saat anak menginjak usia
emas, seharusnya anak lebih banyak melakukan aktivitas gerak seperti
bermain dan berolahraga. Akan tetapi anak-anak lebih memilih bermain
smartphone karena dianggap lebih menyenangkan. Dalam hal ini, peneliti
memilih membuat model permainan untuk anak sekolah dasar, agar anak lebih
merasa nyaman saat melakukan aktivitas gerak melalui model-model
permainan yang menyenangkan tentunya menggunakan alat yang diminati
anak-anak untuk dieksplorasi, seperti bola, cone, marker, dan alat lainnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut terlihat bahwa khususnya dalam aspek
perkembangan motorik anak sekolah dasar masih perlu dikembangkan. Model
permainan yang merangsang keterampilan gerak motorik anak sangat penting
dan berpengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Model
permainan yang baik adalah model permainan yang kegiatannya disenangi
anak, sehingga anak menerima perkembangan dengan perasaan tanpa beban.
Modifikasi dan variasi model gerak dasar manipulatif yang peneliti buat
adalah permainan aktivitas gerak. Peneliti menggunakan barang dan
permainan aman yang menyenangkan agar diminati anak-anak. Sekaligus
dilakukan gerakan manipulatif yang merangsang keterampilan gerak motorik
anak. Objek dimodifikasi seaman mungkin dan digunakan untuk melatih
gerakan manipulatif untuk merangsang keterampilan motorik. Serta
menggenggam dan menggerakan benda untuk merangsang keterampilan
motorik halus pada jari tangan. Selain itu, menerapkan permainan gerak yang
menyenangkan dan tepat sehingga anak merasa telah melakukan gerakan yang
benar. Dalam pengembangan model gerak dasar berbasis permainan tersebut,
perlunya dilakukan dan memvalidasikan produk pengembangan model gerak
dasar berbasis permainan sesuai dengan standar, aspek-aspek perkembangan
dan karakteristik pada siswa sekolah dasar. Dalam permasalahan ini
digunakan metode sebagai alat penelitian dan pengembangan media
permainan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut melalui metode penelitian
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menguji efektifitas
sebuah model aktivitas gerak dasar manipulatif menggunakan permainan
bola besar pada anak-anak di sekolah dasar.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, perumusan masalah skripsi ini
adalah bagaimana membuat model aktivitas gerak dasar manipulatif
berbasis permainan yang tepat untuk siswa sekolah dasar?

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai penambah pengetahuan tentang aktivitas gerak dasar yang
tepat untuk anak melalui model aktivitas gerak berbasis permainan.
b. Menjadi acuan aktivitas dalam pengembangan gerak dasar pada
anak usia dini agar berkembang dengan maksimal.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas gerak
motorik anak melalui model gerak berbasis permainan.
b. Dapat meningkatkan suasana bermain yang menyenangkan agar
anak lebih memilih melakukan aktivitas gerak.
Daftar Pustaka
BAB I
Hidayat, Arif. 2017. “Peningkatan Aktivitas Gerak Lokomotor, Nonlokomotor
Dan Manipulatif Menggunakan Model Permainan Pada Siswa Sekolah
Dasar.” Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga 2 (2): 21.
https://doi.org/10.17509/jpjo.v2i2.8175.
Istiqomah, Hascita, and Suyadi Suyadi. 2019. “Perkembangan Fisik Motorik
Anak Usia Sekolah Dasar Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Di Sd
Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta).” El Midad 11 (2): 155–68.
https://doi.org/10.20414/elmidad.v11i2.1900.
Muthmainnah, Herawati,. 2020. “Karakteristik Belajar Anak Usia Dini Dalam
Perspektif Islam.” Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak 5 (1): 1–23.
https://doi.org/10.22373/bunayya.v5i1.6379.
Rubiyatno. 2014. “Peranan Aktivitas Olahraga Bagi Tumbuh Kembang Anak.”
Jurnal Pendidikan Olahraga 3 (1): 54–64.
Salman, Erick, and Helvi Darsi. 2020. “Pengembangan Aktivitas Gerak Berbasis
Modifikasi Permainan Untuk Meningkatkan Kemampuan Keterampilan
Motorik Pada Anak Sekolah Dasar.” Gelanggang Olahraga: Jurnal
Pendidikan Jasmani Dan Olahraga (JPJO) 4 (1): 47–60.
https://doi.org/10.31539/jpjo.v4i1.1203.
(A.Syahban, 2018) Gerak Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
https://www.arhamsyahban.com/2015/12/gerak-dasar.html
BAB II

Anda mungkin juga menyukai