Anda di halaman 1dari 26

PENERAPAN MEDIA KOLASE MENGUNAKAN BAHAN ALAM

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

ENI NURAENI
NIM : 194223030

PG PAUD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN

TAHUN 2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah manusia polos yang memiliki potensi yang masih harus
di kembangakan.Anak memiliki karakter listrik yang khas dan tidak sama dengan
orang dewasa,dan akan berkembang menjadi manusia yang seutuhnya.Anak juga
memiliki berbagai macam potensi yang harus di kembangkan,meskipun pada
umumnya anak memiliki pola perkembngan yang sama tetapi ritme perkembangan
akan berbeda satu dengan yamg lainya karena pada dasarnya anak bersifat
indivudual.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek
kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Konsekuensinya
lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan
berbagai aspek perkembangan seperti: kognitif, bahasa, sosial,emosi, fisik, dan
motorik. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan Anak Usia Dini,
penyelenggaraan pendidikan bagi Anak Usia Dini disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh Anak Usia Dini itu sendiri. Pendidikan anak Usia
Dini merupakan pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan upaya pembinaan yang terencana
dan sistematis diharapkan anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal.Tantangan yang dihadapi PAUD adalah bagaimana mendidik anak
usia dini agar potensinya berkembang, meliputi potensi fisikmotorik, intelektual,
moral, emosional, dan spiritual anak dengan memperhatikan faktor perkembangan
anak sebagai pembelajar yang unik.

2
Peranan lembaga PAUD terhadap kebutuhan pendidikan anak usia dini
sangatlah penting. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh para psikolog yang
menyatakan bahwa rentang usia 0-5 tahun merupakan masa the golden age. Karena
pada masa golden age fisik dan motorik anak berkembang dan bertumbuh dengan
cepat, baik perkembangan emosional, intelektual, maupun moral (budi pekerti).
Bahkan ada yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah
tercapai, dan 80% kecerdasan tercapai pada usia delapan tahun. Adalah hal lumrah
jika banyak pihak begitu memperhatikan perkembangan anak usia emas yang tak
akan pernah terulang lagi ini.
Pada masa ini, perkembangan dan pertumbuhan anak akan dapat
dimaksimalkan dengan pemberian stimulasi pendidikan yang tepat juga. Sebab, jika
anak-anak yang pada masa the golden age ini mendapatkan stimulasi yang baik,akan
memudahkan anak dalam proses pendidikan selanjutnya.Berbagai penelitian
menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat
mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan
produktivitas kerja dimasa dewasa. Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi
untuk menjadi lebih baik di masa mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat
berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan
yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Anak usia dini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.
Menurut Yudha M Saputra & Rudyanto (2005: 115) anak usia dini mengalami masa
peka yaitu masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon rangsangan dari lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan
dasar pertama dalam mengembangkan aspek fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, dan Nilai Agama Moral (NAM). Senada dengan Mulyasa (2012: 20-21)
anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik
tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Pada masa ini stimulasi seluruh aspek
perkembangan memiliki peran penting untuk tugas mengalami perkembangan yang
sangat pesat demikian halnya dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.

3
Aspek perkembangan terdiri dari aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial
emosional, dan NAM (Nilai Agama dan Moral). Masa usia dini merupakan waktu
yang sangat tepat untuk mempelajari dan melatih aspek-aspek perkembangan
tersebut. Aspek perkembangan yang membutuhkan pengendalian gerak tubuh dan
otak sebagai pusat gerakan adalah aspek fisik motorik. Aspek fisik motorik juga
membutuhkan keterampilan. Hal ini didukung oleh Ernawulan Syaodih (2005: 30-
31) perkembangan keterampilan motorik hendaknya dikuasai anak pada masa kanak-
kanak karena pada diri anak akan terbentuk rasa percaya diri, mandiri, dan
mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebanyaknya.
Pertumbuhan fisik pada anak usia dini memberikan pengaruh yang besar
terhadap kemampuan fisik motoriknya. Kemampuan fisik motorik pada anak usia
dini terbagi menjadi dua, yaitu kemampuan fisik motorik kasar dan kemampuan fisik
motorik halus. Pada kemampuan motorik kasar ini anak usia dini dapat melakukan
gerakan badan secara kasar atau keras seperti merangkak, berjalan, berlari,
melompat, melempar, dan berjongkok. Pada kemampuan motorik halus ini anak usia
dini dapat melakukan pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan mata dan
tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tangan.
Kemampuan motorik halus ini seperti menggenggam, memegang, merobek,
menggunting, melipat, mewarnai, menggambar, menulis, menumpuk mainan,dan
lainnya.Menurut susanto (2011: 164) motorik halus adalah gerakan halus yang
melibatkan bagaian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja,
karena tidak memerlukan tenaga. Namun begitu gerakan yang halus ini memerlukan
koordinasi yang cermat.
Gerakan yang menggunakan otot-otot halus disebut motorik halus cenderung
digunakan untuk aktivitas menggambar, meronce, menggunting, menempel, dan
melipat. Keterampilan motorik memiliki dua fungsi, yaitu memperoleh kemandirian
dan membantu mendapatkan penerimaan sosial. Sementara itu Sumantri (2005: 143)
motorik halus adalah kemampuan pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil
seperti jari-jemari dan tangan yang membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan

4
tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk
mengerjakan suatu objek.
Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot-otot dan syaraf.
Oleh karena itu, anak akan sulit menunjukkan suatu keterampilan motorik tertentu
bila yang bersangkutan belum mengalami kematangan. Masa kanak-kanak
merupakan masa kritis bagi perkembangan motorik. Oleh karena itu, masa kanak-
kanak merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan anak tentang berbagai
keterampilan mototrik. Terdapat berbagai cara anak belajar keterampilan motorik,
yaitu trial and error, meniru, dan pelatihan yang memberikan hasil yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang besar terhadap metode/cara yang
digunakan anak untuk belajar keterampilan motorik.Secara langsung dan tidak
langsung perkembangan fisik motorik anak akan tetapi memengaruhi konsep diri
dan perilaku anak sehari-hari yang kemudian terus dibawa di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang besar terhadap faktor-faktor yang diduga
kuat memiliki pengaruh terhadap perkembangan fisik dan motorik anak.
Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia
nomor 137 tahun 2014 tentang tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak
usia 4-5 tahun diantaranya adalah mengontrol gerakan tangan yang menggunakan
otot halus menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir,memilin,
memeras). Mengontrol gerakan tangan dalam pembelajaran PAUD dapat dilakukan
melalui kegiatan kolase. Kegiatan menempel atau kolase ini menarik minat anak-
anak karena mereka bisa meletakkan dan merekatkan sesuatu sesuka mereka
(Moeslichatoen, 2004 : 98). Senada dengan hal tersebut,Seedfeldt dan Wasik (2008)
menuturkan bahwa, kolase dengan produknya yang cepat dan bermotif, berefek tiga
dimensi adalah kesukaan anak-anak usia 3-5 tahun. Berbagai macam benda dapat
digunakan untuk membuat kolase. Bahan-bahan ringan bisa ditempelkan pada kertas
biasa atau karton.
Proses dalam kegiatan menempel atau kolase mempunyai tujuan motorik yang
sangat nyata, karena dalam menempel potongan gambar diperlukan ketelitian,
kesabaran, keterampilan dalam proses penempelan gambar. Pada tahap ini

5
memerlukan kemampuan tersendiri, karena kegiatan menempel bagi AUD bukan hal
yang mudah. Pendidik perlu membimbing dengan ikut melakukan penempelan,
bahkan ikut memegangi tangan anak bagaimana menempel, mengelem, agar tidak
sampai lem mengenai bagian lain yang mengakibatkan rusak atau terjadi hal yang
tidak diinginkan.
Dalam pembelajaran di Paud al huda1 anak di tuntut untuk bisa membuat
kolase,namun keyataanya anak-anak di paud al huda 1 dari jumalah siswa 43 orang
yang berhasil membuat kolase 11 anak ,75% anak masih sulit untuk mengikuti
kegiatan kolase. Terutama dalam mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot
halus khususnya dalam kegiatan kolase anak masih belum bisa,mengguting,
menempel bahan kolase dengan sempurna .Kasus tersebut mengidentifikasikan
bahwa anak Paud Al huda 1 mengalami Kesulitan dalam kemampuan motorik
halusnya.Dalam kegiatan bermain kolase memiliki tujuan melatih keterampilan jari-
jemari, anak sehingga saat menulis jari-jemari anak sudah lentur.Dengan bermain
kolase anak bisa mulai menggerakkan jari-jarinya, menyentuh, mencolek, menekan,
dll.
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa di Paud al huda 1 masih terdapat kesulitan pada anak usia 4-5 tahun dalam
melakukan kegiatan kolase. Untuk itu diperlukan adanya tindakan lebih lanjut dalam
menangani hal tersebut. Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya
perluasan pembahasan, maka perlu adanya pembatasan masalah.Dalam penelitian ini
dibatasi hal-hal berikut: kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun dan kegiatan
kolase. Sehingga peneliti memfokuskan pada kemampuan motorik halus anak usia 4-
5 tahun dengan mengambil judul “Penerapan Media Kolase Menggunakan Bahan
Alam Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak” di Paud al
huda 1 tahun 2020/ 2021.

6
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan dan penelitian masalah yang diidentifikasi yaitu:

1) Anak masih sulit dalam mengontrol gerak tanggan yang menggunakan otot halus
dalam kegiatan kolase
2) Anak masih mengalami kesulitan dalam kegiatan mengunting bahan untuk kolase
3) Anak masih mengalami kesulitan dalam kegiatan menempel bahan kolase dengan
sempurna
4) Anak masih kesulitan ketika memengang pensil
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya perluasan pembahasan,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini dibatasi hal-hal
berikut: kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun dan kegiatan kolase.
Sehingga peneliti memfokuskan pada kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, Peneliti
menetapkan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan motorik halus anak di Paud al huda 1 sebelum diterapkan
media kolase?
2. Bagaimana kemampuan motorik halus anak di Paud al huda 1 sesudah diterapkan
media kolase?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan motorik halus anak di paud al huda 1
sebelum dan sesudah diterapkanya media kolase?
E.Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan dari


penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keterampilan motorik halus pada anak di paud al huda 1


sebelum diterapkannya media bermain kolase.

7
2. Untuk mengetahui keterampilan motorik halus pada anak di paud al huda 1
sesudah diterapkannya media bermain kolase.
3. Untuk mengetahui pengaruh media bermain kolase terhadap keterampilan motorik
halus pada anak di paud al huda 1.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan karena kegiatan ini memiliki mnfaat bagi:

1. Peserta didik
Penggunakan media kolase di harapkan dapat meningkatkan perkembngan motori
halus
2. Pendidik
Dapat menggambil manfaat dari hasil penelitian ini untuk digunakan dalam
rangka mengembangkan motorik halus anak pada masa mendatang.
3. Sekolah
Dapat memiliki data hasil penelitian-penelitian yang selanjutnya dapat di
kembngkan untuk penelitian-penelitian sejenis pada waktu yng akan datang.

8
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian perkembngan motorik

Masa lima tahun adalah merupakan masa pesatnya perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya perkembangan ini sejalan dengan kematangan saraf dan
otot.

Menurut Bambang dkk, (2012:1.12) “Perkembangan motorik adalah proses


seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh”. Hal yang sama
juga dinyatakan oleh Santrock (2007:218) “perkembangan motorik adalah
penggunaan tangan, pilihan menggunakan satu tangan tertentu dan bukan lainnya.”

Menurut Rini dkk, (2014:3.12) menyatakan bahwa “Perkembangan motorik


adalah perubahan secara progresif pada kontrol dan kemampuan untuk melakukan
gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor genetik (bawaan) dan
kematangan (maturation) serta latihan/pengalaman (experiences) selama kehidupan
yang dapat dilihat melalui perubahan/ pergerakan yang dilakukan”.

Menurut Emdang Rini Sukamti (200:15) bahwa perkembangan motorik adalah


sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk
bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan
proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakan tubuhnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik adalah proses
seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh dan proses
berkembang sejalan dengan kematangan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot otot.

9
2. Motorik Halus

a. Pengertian Motorik Halus

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik halus
adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan
oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik halus tidak
membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang cermat serta teliti.
( Depdiknas:2007)

Menurut Dini P dan Daeng Sari (1996:72) motorik halus adalah aktivitas
motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut
koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang
memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.

Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 118) menjelaskan bahwa motorik halus
adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus
(kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan
memasukkan kelereng. Sedangkan menurut Kartini Kartono (1995: 83) motorik
halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta
penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah. Pendapat lain yang dikemukakan oleh
Astati (1995 : 4) bahwa motorik halus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-
otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi
gerak dan daya konsentrasi yang baik.

Elizabeth B. Hurlock (1998:39) mengemukakan bahwa perkembangan motorik


anak adalah suatu proses kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial
bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah
gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang
menjadikan seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya ( tangan, kaki, dan
anggota tubuhnya).

10
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, maka pengertian motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang
sering membutuhkan kecermatan koordinasi mata dan tangan.

b. Tujuan peningkatan motorik halus


1. Tujuan Peningkatan Motorik Halus Saputra dan Rudyanto (2005:115)
menjelaskan tujuan pengembangan motorik halus anak yaitu:
a) Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b) Mampu mengkoordinasi kecepatangan tangan dengan mata.
c) Mampu mengendalikan emosi.
2. Menurut MS. Sumantri (2005:146), tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-
6 tahun yaitu:
a) Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan
dengan keterampilan gerak kedua tangan.
b) Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
c) Mampu mengerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari
jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda
d) Mampu mengendalikan emosi dengan beraktivitas motorik halus

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan peningkatan


motorik halus ini diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus khususnya jari tangan dan optimal
kearah yang lebih baik. Dengan anak mampu mengembangkan kemampuan motorik
halus jari tanganya dan mamapu mengkoordinasikan indra matanya.

c. Indikator Kemamapuan Motorik Halus

Menurut Ahmad susanto (2011:164) ketrampilan motorik halus yang dapat


dilakukan anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut : 1). Memegang pensil; 2).
Menggunting, melipat, menempel; 3). Menebalkan gambar; 4). Membuat garis; 5).
Menganyam, membuat lingkaran; 6). Meremas, mencocok.

11
Senada dengan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun
2014 tentang tingkat pencapain perkembngan fisik motorik halus anak usia 4-6 tahun
adalah sebagai berikut : Menggunakan alat tulis dengan benar,menggunting sesuai
pola,menempel gambar dengan tepat,menggambar sesuai pola.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa dalam motorik halus anak dapat
dilakukan dengan meliputi; Memegang pensil, menebalkan gambar sesuai pola,
menggunting sesuai pola, menggambar sesuai contoh, dan menempel gambar sesuai
pola.
d. Fungsi Perkembangan Motorik Halus

Sumantri (2010: 146) menyatakan bahwa fungsi perkembangan motorik halus


anak adalah untuk mendukung perkembangan aspek lain yaitu bahasa, kognitif dan
sosial emosional karena satu aspek dengan aspek perkembangan lain saling
mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan.

Hurlock (1978: 163) mengemukakan bahwa fungsi-fungsi pengembangan


motorik halus adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan untuk membantu diri sendiri


2. Keterampilan bantu sosial
3. Keterampilan bermain
4. Keterampilan sekolah. 

Berdasarka pendapat di atas dapat di tari kesimpulan bahwa Perkembangan


motorik halus tidak mungkin dapat berdiri sendiri tetapi dipengaruhi dan
mempengarhi aspek perkembangan lain. Mendukung aspek perkembangan bahasa
dikarenakan pengembangan aspek motorik halus perlu dioptimalkan untuk
kematangan otot-otot kecil pada jari-jemari, pergelangan tangan serta koordinasi
mata tangan yang berguna untuk kemampuan kesiapan menulis anak. Aspek emosi
karena saat mewarnai anak dilatih kesabaraannya ada anak yang mewarnai dengan
cepat dan hasilnya rapi, ada anak yang mewarnai membutuhkan waktu yng lama

12
hasilnya juga rapi, ada anak yang mewarnai cepat tetapi hasilnya tidak rapi, dan ada
anak yang lama membutuhkan waktu lama hasilnya tidak rapi.

3. Media Kolase

a. Definisi Media Pembelajaran

Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
informasi dari suatu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan pembelajaran,
media diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi berupa materi ajar dapi pendidik kepada peserta didik,
sehingga peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu "Coller" yang berarti lem / tempel,
jadi bisa dikatakan Kolase adalah sebuah teknik menempel unsur-unsur yang berbeda
(bisa berupa kain, kertas, kayu, dan lain-lain) ke dalam sebuah frame sehingga
menghasilkan sebuah karya seni yang baru. Secara umum kolase adalah teknik
menggabung beberapa objek menjadi satu. Tidak hanya asal jadi, tapi objek –objek
itu harus mampu bercerita untuk menciptakan kesan tertentu. Kolase merupakan
perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Di mana pada awal abad ke-20 para
perupa sering menambahkan (menempelkan) unsur-unsur yang berbeda ke dalam
lukisan mereka seperti potongan-potongan kain, kayu ataupun kertas koran, namun
memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara seni kolase dan seni
lukis.Kolase ialah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang
ditempel.

Sadiman (2008: 7) menjelaskan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang


dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam
hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin. Menurut Arief Sadiman (2008:
7) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.

13
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase adalah alat
untuk menyampaikan pembelajaran melalui kegiatan menempel supaya lebih mudah
untuk dipahami oleh peserta didik dan media pembelajaran adalah alat bantu yang
digunakan oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Dalam interaksi pembelajaran,
guru menyampaikan pesan ajaran berupa materi pembelajaran kepada siswa

b. Pengertian Kolase

Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu "Coller" yang berarti lem / tempel, jadi
bisa dikatakan Kolase adalah sebuah teknik menempel unsur-unsur yang berbeda
(bisa berupa kain, kertas, kayu, dan lain-lain) ke dalam sebuah frame sehingga
menghasilkan sebuah karya seni yang baru. Secara umum kolase adalah teknik
menggabung beberapa objek menjadi satu. Tidak hanya asal jadi, tapi objek –objek
itu harus mampu bercerita untuk menciptakan kesan tertentu.

Menurut Susanto M. (2002:63) menyatakan bahwa kata kolase yang dalam


bahasa Inggris disebut “collage” berasal dari kata “coller” dalam bahasa Perancis
yang berarti “merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni
menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit
telur dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak)
atau teknik lainnya.

Menurut Budiono MA (2005:15) mengartikan “kolase sebagai komposisi artistik


yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kolase adalah


kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah ditentukan.

c. Kelebihan kolase

Adapun kelebihan melalakukan kegiatan kolase diantaranya adalah: melatih


konsentrasi, mengenal warna, mengenal bentuk.

14
1) Melatih konsentrasi kegiatan menempel ini membutuhkan konsentrasi serta
koordinasi mata dan tangan. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang
pertumbuhan otak dimasa pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Mengenal warna Kolase terdiri dari berbagai warna seperti: merah, kuning, hijau,
putih dan lain-lain, anak dapat belajar mengenal warna melalui kegiatan kolase.
3) Mengenal bentuk. Selain warna, beragam bentuk pada kolase bermacam macam
seperti bentuk geometri, hewan, tumbuhan, kendaraan dan lain sebagainya.
Dengan kegiatan seperti ini anak akan lebih mudah dalam mengenal bentuk.

Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase dapat
digunakan untuk meningkatkan motorik halus peserta didik

d. Bahan-bahan yang perlu digunakan dalalam membuat kolase


Adapun bahan-bahan yang perlu digunakan dalam pembuatan kolase seperti:
kertas lipat, biji-bijian, daun, kapas, ampas kelapa.
1. Kertas lipat

Kertas lipat jenisnya,banyak ukuran dan warnanya, sebelunya kertas lipat harus
di gunting kecil-kecil terlebih dahulu supaya dalam penempenya tertata rapih.

2. Biji-bijian

Biji-bijian ini banyak jenisnya, bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Biji-bijian
(jagung, kacang hijau, kacang merah, kedelai,ketumbar) ini hendaknya dikeringkan
terlebih dahulu supaya teksturnya tidak berubah.

3. Daun
Daun meimiliki banyak jenis dalam penelitian ini peneliti menggunakan daun
pisang, sebelum digunakan daun pisang dikeringkan terlebih dahulu supaya mudah
untuk di tempel ke pola yang sudah disiapkan.
4. Kapas

15
Kapas adalah serat halus yang menyelubungi beberapa jenis biji, sebelum kapas
digunakan untuk pembelajaran kapas-kapas tersebut dibentuk menjadi lingkaran
supaya anak mudah untuk menempelkan.
5. Ampas kelapa

Ampas kelap adalah sisa dari kelapa yang sudah diampil santannya,
menggunakan ampas kelapa ini sebelumya di keringkan terlebih dahulu supaya tidak
berbau dan mudah untuk ditempel.

e. Langkah-lagkah pembuatan kolase

Adapun tahapan pembuatan kolase diantaranya sebagai berikut

1. Siapkan pola bergambar


2. Siapkan beberapa bahan yang ingin di tempelkan kepola tersebut seperti
kapas,kerta lipat, biji-bijian, ampas kelapa dan lain-lain.
3. Berikan lem pada pola yang yang telah disediakan kemudian rekatkan bahan
yang telah disiapkan ke pola tersebut.

Tahapan pembuatan media kolase sangatlah sederhana dan mudah untuk


dilakukan dengan tahapan seperti di atas maka kegiatan ini sangat cocok untuk anak
usia pra sekolah.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Hasil penelitian Sutari ( 2018), yang berjudul “Penggunaan Media Kolase
Dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini”
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat di simpulkan mengenai
Penggunaan Media Kolase Dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus
Anak Di RA Baiturrahman Rejomulyo Jati Agung Lampung Selatan bahwa
gurumemang sudah menerapkan langkah-langkah dalam penggunaan inedia kolase
dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak sesuai dengan teori yang
mereka pahami, dimana guru menyiapkan atau merencanakan gambar yang akan
dibuat, guru menyiapkan atau menyediakan bahan atau alat-alat yang akan

16
digunakan, guru memberikan materi dan mengenalkan nama alat-alat yang akan
digunakan, guru membimbing anak untuk menempel pola gambar pada gambar
dengan cara member perekat dengan menggunakan lem secukupnya, guru
menjelaskan posisi untuk menempel pol a gambar yang benar sesuai dengan ben uk
gambar dan mendemonstrasikan, dan guru melakukan evaluasi kembali terhadap
anak, tetapi gurti sudah mengantisipasi setiap kelemahan di dalam langkah-langkah
kegiatan menempel kolase sehingga motorik halus anak berkembang secara
maksimal.
2. Hasil penelitian Neti pamilian (2019) ,yang berjudul “Penerapan Media Kolase
Dalam Meningkatkan Motorik Halus Kelompok A di TK PKK Mulyojati
16C Metro Barat Kota Metro”
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data hasil karya,observasi dan
dokumentasi. Hasil karya digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran kolase bahan alam. Kemudia observasi digunakan
untuk mengetahui perkembangan motorik halus. Sedangkan dokumentasi membantu
peneliti dalam memperoleh informasi tertulis maupun dokumen, serta menangkap
kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “dengan menerapkan media kolase
dapat meningkatkan moorikalus peserta didik kelompok A di TK PKKMulyojati 16
C Metro Barat Kota Metro Tahun pelajaran 2019/2020. hasil penelitian, menunjukan
peningkatan kemampuan motorik halus peserta didik TK PKK Mulyojati pada siklus
I peserta didik yang mendapatkan kriteria berkembang sesuai harapan (BSH)
sejumlah 8 peserta didik pada siklus ke II meningkat menjadi 11 peserta didik.
4. Hasil penelitian Niamul istiqomah (2018),yang berjudul ” Pengaruh Kegiatan
Kolase Dengan Menggunakan Media Bahan Alam Terhadap Keterampilan
Motorik Halus Pada Anak Kelompok B Diraudhatulathfal Perwanida 1
Bandar lampung tahun pelajan 2017/2018”
Hasil penelitian diketahui N = 27 pada taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%),
dengan Df = n-2 maka nilai r sebesar 0,396. yang dilakukan dengan uji liliefors dan
uji produck moment dengan bantuan program SPSS 17 diperoleh bahwa data hasil

17
tes dari kedua kelompok tersebut normal dan homogen, sehingga untuk pengujian
hipotesis dapat digunakan uji-t yaitu diperoleh uji t sampel berpasangan sebesar
-17.731. dimana dalam nilai t tersebut terdapat minus (-) yang mana merupakan
tanda bahwa antara kedua kelompok terdapat perbedaan. Dilihat dari nilai Sig. (2-
tailed) sebesar 0,000 sesuai dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi <
0,05 (5%), maka H ditolak dan H diterima. Dapat disimpulkan bahwa Terdapat
pengaruh yang signifikan antara kegiatan kolase dengan menggunakan media bahan
alam terhadap perkembangan motorik halus anak kelompok B di RA Perwanida 1
Bandar Lampung.
C. Definisi Oprasional

1. Kemampuan Motorik Halus


Kemampuan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu difokuskan pada
kemampuan motorik halus. Perkembangan kemampuan motorik halus yang ingin
dicapai yaitu keterampilan anak menggunakan jari dalam aktivitas membuat kolase.
Menurut Ahmad susanto (2011:164) ketrampilan motorik halus yang dapat
dilakukan anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut : 1). Memegang pensil; 2).
Menggunting, melipat, menempel; 3). Menebalkan gambar; 4). Membuat garis; 5).
Menganyam, membuat lingkaran; 6). Meremas, mencocok
Senada dengan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun
2014 tentang tingkat pencapain perkembngan fisik motorik halus anak usia 5-6 tahun
adalah sebagai berikut : Menggunakan alat tulis dengan benar,menggunting sesuai
pola,menempel gambar dengan tepat,menggambar sesuai pola.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa dalam motorik halus anak dapat
dilakukan dengan meliputi; Memegang pensil, menebalkan gambar sesuai pola,
menggunting sesuai pola, menggambar sesuai contoh, dan menempel gambar sesuai
pola.
2. Media Kolase

Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
informasi dari suatu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan pembelajaran,

18
media diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi berupa materi ajar dapi pendidik kepada peserta didik,
sehingga peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu "Coller" yang berarti lem / tempel,
jadi bisa dikatakan Kolase adalah sebuah teknik menempel unsur-unsur yang berbeda
(bisa berupa kain, kertas, kayu, dan lain-lain) ke dalam sebuah frame sehingga
menghasilkan sebuah karya seni yang baru. Secara umum kolase adalah teknik
menggabung beberapa objek menjadi satu. Tidak hanya asal jadi, tapi objek –objek
itu harus mampu bercerita untuk menciptakan kesan tertentu. Kolase merupakan
perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Di mana pada awal abad ke-20 para
perupa sering menambahkan (menempelkan) unsur-unsur yang berbeda ke dalam
lukisan mereka seperti potongan-potongan kain, kayu ataupun kertas koran, namun
memangada perbedaan yang sangat signifikan antara seni kolase dan seni
lukis.Kolase ialah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang
ditempel.
D. Kerangka berfikir

Perkembangan anak usia dini merupakan pengetahuan yang penting untuk


diketahui agar kita dapat memahami perkembangan anak dan menyiapkan berbagai
strategi untuk menstimulasinya, sehingga perkembangan anak menjadi optimal.
Beberapa perkembangan anak usia dini, yaitu: perkembangan agama dan moral,
sosial emosional, perkembangan kognitif.Salah satunya adalah perkembangan
motorik halus.

Menurut Yusuf Syamsu (2001 : 15),perkembngan adalah perubhahan-perubhan


yang di alami oleh individu atou organisme menuju tingkat kedewasaanya atau
kematanganya (maturation) yang berlangsung secra sisitematis,progresif dan
kesinambungan,baik menyangkut psikis (rohani).

Perkembangan motorik halus merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia
dini. Perkembangan kemampuan motorik halus pada anak memungkinkannya untuk

19
melakukan lebih banyak kegiatan yang memerlukan keterampilan jari-jemari
tangannya. Keterampilan motorik halus anak memainkan peran yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari untuk kegiatan seperti: menulis, makan, memekai
pakaian sendiri, menyikat gigi, yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan.
Salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak adalah
kegiatan kolase. Peningkatkan kemampuan motorik halus anak usiadini melalui
kegiatan kolase dengan berbagai media merupakan suatu tekhnik melatih
kemampuan koordinasi motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak
kedua tangan, serta mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan. Dengan
kegiatan kolase tersebut diharapkan kemampuan motorik halus anak dapat meningkat
dan berkembang secara optimal.

Suryana (2018:159) mendeskripsikan perkembangan motorik anak khususnya


motorik halus usia 4-5 adalah sebagai berikut; 1) Menggambar sesuatu yang berarti
bagi anak; 2) Menggunakan gerakan jemari selama permainan jari; 3) Menjiplak
gambar kotak; 4) Mewarnai dengan garis-garis; 5) Memotong bentuk-bentuk
sederhana seperti geometri. Perkembangan motorik halus pada anak usia ini akan
dapat berpengaruh pada kreativitas anak tersebut.

Menurut Susanto (2011:164) motorik halus adalah gerakan halus yang


melibatkan bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja,
karena tidak memerlukan tenaga tetapi motorik halus memerlukan koordinasi yang
cermat dan tepat dengan penuh kesabaran serta konsentrasi. Dengan semakin baik
perkembangan motorik halusnya, anak semakin dapat berkreasi, seperti menggunting
kertas dengan hasil guntingan yang lurus maupun zig zag, menggunakan klip untuk
menyatukan dua lembar kertas,menjahit pola, menganyam kertas-kertas. Namun,
tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap
yang sama.

Berkaitan dengan perkembangan kemampuan motorik halus yang sering kali


terjadi pada anak usia dini khususnya taman kanak-kanak bahwa anak masih

20
mengalami kesulitan dalam menggerakkan jari-jarinya untuk kegiatan seperti
menggunting, mengambar, melipat,dan mengisi pola dengan nempelkan benda-benda
kecil, dll. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya
permasalahan tersebut seperti media yang terbatas, anak belum bisa memegang
gunting dengan benar, belum bisa menempel sesuai pola, maupun metode dan
strategi yang kurang tepat dalam pembelajaranny.

Media kolase adalah komposisi artistik yang di buat dari berbagai bahan dalam
bahasa Inggris disebut “collage” berasal dari kata “coller” dalam bahasa Perancis
yang berarti “merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni
menempel berbagai macam materi selain cat,seperti kertas,kain,kaca,logam dan lain
sebagainya kemudian dikombinasikan dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik
lainnya. Kolase merupakan teknik membuat lukisan dengan cara menutup sebagian
atau seluruh bidang yang dilukisi dengan potongan-potongan kertas dengan cara
rekatan . Kolase adalah penyusunan berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang
diatur (Syakir Muharrar, Sri Verayanti R, 2013, hlm. 8).

Muharam E, 2003, hlm. 84 bahwa kolase adalah teknik melukis dan


mempergunakan warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang
ditempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun
kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.

Bahan- bahan yang akan peneliti gunakan dalam kegiatan kolase adalah bahan
alam dari biji bijian seperti,biji kacang,biji padi,biji jagung.Dan alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan kolase adalah gunting dan lem perekat.Teknik pembuatan
kolase ini dengan teknik menggunting dan menempel / merekat.

1. Langkah-langkah Pembuatan Kolase ini adalah:


1) Guru menyiapkan pola gambar sesuai ukuran yang diinginkan,
2) Guru menyiapkan bahan yang akan ditempelkan,seperti :bahan alam dari biji
bijian, lem dan peralatan lainnya.

21
3) Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari, menyiapkan bahan
yang akan ditempelkan, memberi lem pada bahan yang akan ditempelkan dan
cara menempelkan bahan yang telah diberi lem sampai menjadi kolase.
4) Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dapat melakukannya
dengan tertib dan setelah selesai merapikan/membersihkan tempat belajarnya.
Berdasarkan kegiatan diatas,diharapkan dalam kegiatan kolase pendidik
merancang kegiatan kolase menjadi semenarik mungkin untuk anak paud,agar anak
seusia paud lebih kreatif dan lebih maju .Karena penerapan kegiatan kolase sangat di
senangi oleh anak,dapat memberikan kebebasan kepada anak untuk berimajinasi dan
memeberikan kesenangan.kegiatan kolase juga dapat meningkatkan kemampuan
anak dalam aspek menempelkan bahan kolase kedalam pola,kreativitas
anak,mengkombinasi warna,dan kemampuan anak menghasilkan sesuatu yang baru.

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan diatas,
peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut dengan
menerapkan media kolase dapat meningkatkan motorik halus peserta didik
kelompok di PAUD AL HUDA 1.

22
BAB III

METOLOGI PENELITIAN

A. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan


kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen,penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tindakanya akibat dai “sesuatu”
yng di kenal dengan subjek eksperimen.Penelitian ini mengunakan desain
eksperimen Quasi Experimental Design atau desain eksperimen semu.Dan pada
penelitian ini terdapat satu kelas control dan satu kelas eksperimen di beri pelakuan
dengan model pembelajran menempel.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Dalam penelitian ini adalah anak yang usia 4-5 thun di paud al huda 1 dengna
jumlah anak 43 anak.
2. Sampel

Dalam penelitian diambil dari seluruh populasi dengan jumlah 43 anak teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling artinya sampel diambil dari
seluruh populasi.

Tabel.1, Populasi & Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah
1 Kontrol 23
2 Eksperimen 20
3 Jumlah 43

C Instrumen Penelitian

23
Berikut ini instrumen yang dipakai untuk mengukur tingkat kemampuan motorik
halus anak di paud al huda 1 melalui kegiatan kolase yang mengacu pada tingkat
pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun menurut Ahmad
Susanto (2011:164). Dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Berikut pedoman observasi dengan kisi-kisi
instrumennya:
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kemampuan

Variabel Indikator Deskriptor


Kemampuan -Memegang pencil 1.Anak sudah dapat memegang
Motorik pencil dengan sempurna
Halus 2.Anak sudah bisa
menggambar dengan meniru
contoh
1.Anak sudah bisa menebalkan
garis sesuai pola
-Menebalkan garis
2.Anak sudah bisa menebalkan
gambar
1.Anak dapat memegang
gunting dengan benar
2.Anak sudah bisa
-Menggunting pola
menggunting pola sesuai
gambar

1.Anak dapat menuangkan


lem / perekat pada gambar
-Menempel bahan 2.Anak dapat menempel bahan
kolase kolase sesuai pola

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah bentuk penerimaan data yang dilakukan
dengancara merekam kejadian, menghitungnya, mengukur dan mencatatnya. Teknik

24
pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah: diamati
muncul. check list merupakan pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua
aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda cek (√)
mengenai aspek yang akan diamati.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap kemampuan
motorik halus anak. pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi (cheklist) yang telah disiapkan dengan menggunakan skor jika hal yang
diamati muncul.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan suatu data dengan melihat atau mencatat
laporan yang sudah tersedia. Dokumentasi merupakan catatan suatu peristiwa yang
sudah terjadi yang berupa tulisan, gambar-gambar atau video yang direkam oleh
seseorang dan digunakan sebagai data sebagai hasil pengamatan. Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto ketika anak melakukan kegiatan dan
foto-foto ketika penelitian berlangsung. Dokumentasi dilakukan saat observasi,
pengambilan foto-foto tersebut bertujuan agar data yang diperoleh yakni berupa
fakta-fakta peristiwa proses pembelajaran dapat optimal, sehingga dapat dijadikan
sebagai bukti.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunkan dua yaitu:
1. Uji Prasyarat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan uji t pada masing-masing kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang akan diukur, namun sebelum dilakukan analisis
uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang harus dipenuhi dalam uji t yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, digunakan uji normalitas
dengan menggunakan perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan cara
memilih menu :Analyze – Nonparametric Test – Legacy Dialog – 1 Sampel K-S

25
b. Uji Honogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu perhitungan uji Lavene Statistik.
c. Uji T
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan skala gutmant. Tehnik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji T
independent dengan menggunakan program bantuan SPSS (Statistical Product
and Service Solution) versi 17.

2. Uji Hipotesis
H1 : Ada pengaruh signifikan kegiatan kolase dengan menggunakan media bahan
alam terhadap perkembangan motorik halus anak di paud al huda 1
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan kegiatan kolase dengan menggunakan media
bahan alam terhadap perkembangan motorik halus anak di paud al huda 1.
Adapun kriteria pengujian adalah :
Dalam pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan
a = 0,05 (5%). Jika nilai signifikansi < 0,05 (5%), maka H0 diterima ditolak, dan
sebaliknya jik nilai signifikansi > 0,05 (5%), maka H0 di terima.

26

Anda mungkin juga menyukai